Browsed by
Category: Jalan-jalan

Katara Cultural Village

Katara Cultural Village

Di Qatar, tanggal 25 Desember dan 1 Januari bukan hari libur seperti halnya di negara lain. Tetapi karena bertepatan dengan winter holiday anak sekolah (20 Dec – 5 Jan) dan suami menghabiskan cuti yang tidak bisa carry-over ke tahun berikutnya (kalo gak diambil akan hangus), kami menghabiskan waktu bersama untuk menjelajah Qatar. Playing Tourist kalo bahasa anak sekarang sih.

Salah satu tempat yang kami kunjungi yaitu Katara Cultural Village, yang lokasinya hanya 13 KM dari rumah dengan waktu tempuh kurang dari 20 menit. Lebih tepatnya di antara Westbay dan The Pearl.

Sudah 2x kami kesini, tetapi selalu saja belum puas karena tempat ini masih dalam tahap pembangunan dan selalu saja ada yang baru. Sudah dibuka untuk umum sejak tahun 2010 dan seluruh pembangunan ditargetkan akan selesai di tahun 2021 .

KATARA adalah sebutan bagi negara Qatar di abad ke 18. Nama tersebut digunakan lagi untuk menjunjung tinggi nilai warisan para leluhur dan untuk menghormati posisi terhormat Qatar sejak awal sejarah negara ini berdiri.

Photo Credit : @KataraQatar

Kenapa disebut Cultural Village?

Karena Katara dibangun sebagai pusat kebudayaan yang multidimensi. Tempat ini diharapkan menjadi pusat dimana pengunjung bisa merasakan berbagai kebudayaan dunia. Di sini terdapat beberapa kantor komunitas Qatari antara lain: Qatar Fine Art Society, Visual Art Centre, Qatar Photographic Society, Childhood Cultural Centre, Qatari Society for Engineers, Theatre Society, Brooq Magazine, Doha Film Institute dan Qatar Music Academy.

Dalam kawasan Katara terdapat:

  • Beberapa aula konser
  • Beberapa ruang pameran seni
  • Beberapa ruang teater
  • Opera House
  • Amphitheater
  • Youth Hobby Center
  • Arab Postal Museum
  • Hotel and Beach Club
  • Planetarium
  • Berbagai restoran
  • Pusat perbelanjaan (masih dalam pembangunan)
  • Masjid
  • Berbagai fasilitas seperti toilet, ATM dan perpustakaan
  • Taman dan pantai

Bentuk bangunan di dalam area Katara tidak ada yang biasa. Semua bangunan bentuknya berbeda satu sama lain. Kawasan ini mempertemukan semua bentuk kesenian baik dari seni pertunjukan, literatur, seni visual, musik sampai berbagai konvensi seni.

Hampir setiap hari disajikan berbagai pertunjukan kesenian di sini. Tapi yang paling meriah tentunya menjelang akhir tahun dimana bertepatan dengan Hari Nasional Qatar dan libur sekolah pada musim dingin. Gak kebayang kalo harus jalan-jalan di kawasan ini saat musim panas yang suhunya bisa mencapai 50°C.

Di dalam kawasan ini terdapat 2 masjid:

  1. The Big Masjid dimana diselenggarakan sholat Jumat
  2. Golden Masjid dimana kita bisa sholat 5 waktu seperti biasa

Dua kali kami ke sini, hanya merasakan sholat di GOLDEN MASJID. Karena memang belum pernah ke sini Jumat siang sih. Seperti masjid lain di Qatar, karpet tebal nan harum sudah pasti kita temui di dalamnya. Design masjid ini sangat indah di setiap detilnya.

Tempat wudhu berada di bangunan yang terpisah dari masjid dan menjadi kesatuan dengan toilet tentunya. Karena orang sini terbiasa sholat tepat waktu, maka begitu adzan berkumandang jamaah akan memadati masjid hingga untuk rukuk dan sujud saja membutuhkan kelenturan badan karena keterbatasan tempat. 20 menit kemudian kita baru bisa sholat dengan leluasa karena jumlah jamaah mulai berkurang.

Photo Credit : @KataraQatar

Di sebelah masjid terdapat PIGEON TOWER. Bangunan yang berbentuk silinder ini menjadi ikon ciri khas Qatar. Biasanya memiliki ukuran diameter 10-22 meter dengan tinggi 18 meter atau bahkan lebih. Dibangun dari batu bata yang terbuat dari lumpur dan plester perpaduan dari kapur dan gipsum.

Benteng silinder ini menjadi tempat berkumpulnya burung merpati yang banyak sekali kami temui di Qatar. Lubang-lubang sengaja dibuat sesuai ukuran tubuh merpati, sehingga burung besar yang menjadi predatornya seperti burung elang, gagak dan burung hantu tidak akan bisa masuk ke dalam.

Photo Credit : Google

Kenapa pemerintah Qatar membuat banyak Pigeon Tower dengan berbagai ukuran?

Karena burung merpati membawa semacam simbol status dan sangat dihormati dalam Islam. Pada jaman dahulu burung merpati juga digunakan sebagai pengantar pesan dengan kertas yang diikat pada kakinya.

Gedung berbentuk kado ini adalah CHILDREN’S MALL, salah satu projek yang masih dalam tahap pembangunan di Katara Cultural Village.

Children’s Mall ini akan disambungkan ke gedung yang ada di belakangnya, yaitu Katara Plaza, pusat perbelanjaan di dalam kompek Katara.

Gak cuma bentuk bangunannya yang unik, tapi Children’s Mall ini nantinya bertujuan untuk memenuhi semua kebutuhan anak-anak dari mulai pakaian, mainan, peralatan sekolah, cemilan anak, salon anak, parfum khusus anak, kerajinan tangan, aksesoris anak, aneka hiburan sampai pendidikan.

Di dalam bangunan ini akan diselenggarakan banyak kegiatan anak-anak yang seru, interaktif dan mendidik. Junior Lab dan Robotic Lab merupakan bagian yang akan ada di dalamnya.

Gak sabar deh nunggu tempat ini dibuka.

Owh iya … kami juga menemukan banyak sekali kotak yang menyerupai Phone Booth (kotak telepon umum jaman dulu) bertuliskan FREE BOOKS. Rupaya ini merupakan perpustakaan gratisan dimana pengunjung bisa menyumbang dan menaruh buku yang sudah tidak dibaca di rumah dan bisa mengambil buku yang ingin dibaca yang terdapat dalam kotak ini. Kejujuran menjadi pondasi dasar perpustakaan tentunya.

Kawasan Katara juga memiliki taman loh!

Gak tanggung-tanggung … luasnya 32.700 meter persegi yang dipenuhi lebih dari 200an jenis tanaman.

Bentuknya dibuat berbukit-bukit dengan rumput yang cukup tebal. Dari atas bukit ini kita bisa memandang seluruh kawasan Katara sampai ke laut di depannya. Indah banget!

Karena musim dingin orang-orang biasa piknik, kali ini Katara juga menyiapkan puluhan tenda dengan ornamen detil sesuai ciri khas Qatar. Setiap tenda dilengkapi dengan kursi majelis, meja, karpet, bantal-bantal sampai ada hiasan dinding juga. Pokoknya kita tinggal bawa makanan sendiri aja. Atau kalo gak mau repot, bisa beli makanan di berbagai restoran yang ada di kawasan ini sih.

Bangunan yang paling besar ada di kawasan ini adalah AMPHITHEATER. Bentuknya merupakan perpaduan antara teater Yunani klasik dengan ornamen-ornamen Islam. Selesai dibangun tahun 2008, tetapi baru dibuka untuk umum tahun 2011. Dengan luas bangunan 3.275 meter persegi, amphitheater ini bisa menampung sampai dengan 5 ribu penonton.

Photo Credit : Katara

Sebenarnya periode tanggal 18 Oktober 2018 sampai 9 Maret 2019 di Katara sedang diselenggarakan festival seni dengan tema “Cultural Diversity“. Ada 18 negara yang berpartisipasi dalam acara yang berlangsung setiap jam 7:30 sampai 9:30 malam, yaitu India, Oman, China, Ghana, Macedonia, Mexico, Turkey, Spain, Czech Republic, Iran, Kazakhstan, Singapore, Bulgaria, Morocco, Serbia, Sri Lanka, Bosnia dan Russia.

3 foto kanan milik @KataraQatar

Sayangnya anak-anak salah kostum hari itu. Mereka pakai sweater, tetapi kurang cukup tebal untuk menahan angin laut yang mulai dingin. Kebetulan suhu beberapa hari ini sekitar 16-18°C. Mereka tidak sanggup menonton acara yang dimulai jam 8 malam dalam ruangan terbuka menghadap ke laut.

Insya Allah kami akan balik lagi ke Katara di awal Januari 2019 untuk mengunjungi PLANETARIUM yang kemarin saat kami kesana masih ditutup. Ternyata pertunjukan di planetarium tidak ada setiap hari. Dan pertunjukan yang berbahasa Inggris juga hanya diselengarakan 2-3x dalam sebulan. Sayangnya informasi belum disajikan secara lengkap di website Katara. Jadi harus tanya ke petugas di dalam dan mencatat baik-baik untuk kunjungan berikutnya.

Insya Allah saya update lagi setelah balik ke Katara, ya!

Sebelum lupa … KATARA BISA DIKUNJUNGI SECARA GRATIS termasuk planetariumnya.

Ini salah satu keuntungan #merantaudidoha … banyak fasilitas gratis yang bisa kami nikmati di Qatar.

Liburan dan akhir pekan tidak harus dihabiskan di pusat perbelanjaan. Di Qatar, mall jadi gak menarik lagi … kecuali kalau bendera merah bertuliskan SALE mulai berkibar! Hahahaha

Keluarga Dimanja Qatar

Keluarga Dimanja Qatar

Sejak ditemukannya minyak dan gas bumi, Qatar mendadak menjadi negara kaya raya. Padahal sebelumnya penghasilan penduduk negeri ini kebanyakan dari nelayan dan ternak mutiara. Menurut Dana Moneter Internasional (IMF), pendapatan per kapita negara sudah mencapai lebih dari US$100,000.

Dengan pendapatan tersebut, Qatar menjadi negara yang sangat ‘meRAJAkan’ penduduknya. Setiap Qatari yang lahir, sudah mendapat jaminan dari pemerintah untuk asuransi, rumah dan pendidikan. Mereka bebas mau sekolah ke belahan dunia manapun karena biaya dan uang sakunya ditanggung oleh pemerintah. Begitu selesai SMA, berapapun nilai yang mereka peroleh, tetap diterima di universitas negeri yang tersedia di Qatar. Begitu lulus, pemerintah pun menjamin mereka untuk bekerja di bidang apapun sesuai minatnya. Kalau mereka menikah sesama Qatari, maka pemerintah akan memberikan rumah beserta pembantu dan supir. Untuk laki-laki, mereka diijinkan memiliki maksimal 4 orang istri.

Beda banget sama kita yang beli motor bebek aja boleh nyicil ya. Mereka mah gak kenal KPR. Hahaha

Pemerintah Qatar juga bisa dibilang meMANJAkan para pendatang yang mendominasi lebih dari 70% total penduduk. Setahun tinggal di sini, kami bisa menikmati berbagai museum tanpa tiket masuk, aneka hiburan gratisan (Fireworks, Airshow, Lightshow, dll), perpustakaan mewah tanpa ada biaya pinjam buku, masjid yang dilengkapi dengan karbet tebal nan harum dengan AC yang dingin, berbagai fasilitas umum yang bersih dan terawat, juga asuransi kesehatan yang murah dengan peralatan RS yang canggih.

Kadar manja yang diberikan, berbeda antara penduduk yang sudah berkeluarga dan yang masih sendiri (single). Seperti antrian saat saya mendaftar Hamad Card, selain dipisahkan antara antrian pria dan wanita …. ternyata sampai di dalam ruangan masih dipisah lagi antrian untuk yang berkeluarga dan yang belum menikah. Teman saya sempat nyeletuk “wah gw sebagai jomblo merasa terdiskriminasi nih“, ketika dia harus masuk ke loket yang berbeda.

Saya menemukan beberapa SIGNAGE yang menunjukan betapa KELUARGA DIMANJA di Qatar, diantaranya:

  • KURSI TUNGGU

Kita bisa menjumpai kursi bertuliskan FAMILY SEATING di berbagai ruang publik seperti bandara, lembaga pemerintah, rumah sakit, dll. Biasanya setiap 4 kursi diberi batas sebuah meja.

Jika saya pergi tanpa suami, saya memilih duduk di bagian ini kalau memang tidak ada ruang tunggu khusus wanita. Karena biasanya yang paling banyak duduk di kursi ini adalah ibu dan anak-anak.

  • TOILET

Toilet untuk pria dan wanita sudah pasti dipisah, bahkan lokasi keduanya kadang juga cukup jauh. Tidak seperti di Indonesia yang biasanya pintu toilet pria dan wanita bersebelahan.

Selain itu di Qatar juga ada plang toilet untuk keluarga. Ukuran toilet ini jauh lebih besar dari bilik toilet biasa, karena dilengkapi dengan besi untuk pegangan bagi orangtua atau penyandang keterbatasan diri, ditambah meja untuk mengganti pakaian bayi. Jadi untuk bapak yang sedang pergi berdua dengan putri kecilnya (atau ibu dengan putranya), gak perlu bingung harus membawa anaknya ke toilet pria atau wanita … cukup masuk ke toilet keluarga saja.

  • TEMPAT PARKIR

Tanda parkir untuk kendaraan yang membawa keluarga ini saya dapatkan ketika ke Ikea beberapa waktu lalu. Kebetulan saya kesana bersama ibu-ibu lain yang membawa bayi dan balita.

Enaknya slot parkir untuk kendaraan keluarga ini biasanya tidak jauh dari pintu masuk.

  • TEMPAT MAKAN

Kalau restoran dengan nama yang sudah terkenal di dunia, misalnya ayam goreng tepung atau burger yang semua orang tau itu, ruang makan mereka standar sih. Gak ada sekat atau ruang khusus untuk keluarga.

Tetapi kalo kita datang ke restoran makanan timur tengah, biasanya mereka memiliki ruangan tertutup untuk keluarga. Tidak tertutup rapat yang dindingnya sampai menyentuh langit-langit bangunan … tapi pembatas ruangnya cukup tinggi yang setidaknya saat kita duduk di dalam ruangan, tidak terlalu terlihat oleh orang yang lalu lalang di luar ruangan.


Owh iya … mobil di Qatar tidak bisa sembarangan menambah kegelapan kaca film seperti yang bisa kita lakukan di Indonesia, tinggal datang ke bengkel atau toko onderdil mobil terdekat. Kita bahkan bisa pasang kaca film dengan kegelapan 80%.

Sementara standar kegelapan kaca mobil di Qatar hanya 20%.

Jika kita mau pasang yang lebih gelap, kita harus minta surat pengantar dari kantor kepolisian. Yang diijinkan hanya mobil keluarga milik pribadi. Jika kita sudah menikah dan memiliki keluarga di Indonesia, tapi terdaftar tinggal di negara ini sebagai Single … maka kita tidak bisa mengajukan ijin menggelapkan kaca mobil.

Yang boleh dibuat lebih gelap pun hanya kaca bagian samping belakang saja. Sementara kaca bagian setir dan sebelahnya, harus tetap terang. Begitu pun kaca paling depan dan paling belakang harus tetap terang. Saat datang ke kantor polisi, mobil kita juga harus lulus tes fisik sebelum mereka menerbitkan surat ijin bikin gelap kaca.


Yang kami rasakan kemewahan sebagai keluarga yaitu saat acara Qatar National Day beberapa hari lalu. Jadi saat kami jalan kaki dari arah Souq Waqif ke daerah Corniche, taman di seberang penuh dengan kaum lelaki. Awalnya kami mengira bahwa mereka tertahan tidak bisa menyebrang ke arah Corniche karena jalanan sudah ditutup oleh polisi.

Ternyata yang boleh menyebrang hanya rombongan keluarga!

Anak-anak kami yang sudah remaja dan memiliki badan dewasa, kami minta untuk jalan bergandengan. Khawatir kalau mereka sedikit jauh dari kami, polisi akan mengira mereka jalan sendiri tanpa keluarga sehingga mereka bisa tertahan di taman yang sama.

Begitu juga ketika pulangnya kami menyebrang lewat lorong bawah jalan raya, yang boleh naik lift hanya keluarga!

Sementara para bujangan diminta naik tangga atau eskalator saja.

Rombongan keluarga boleh lewat jalur cepat, sementara para bujangan diminta melalui jalur lain yang agak sedikit memutar. Lebih jauh jalan kakinya.


Tuh … keluarga dimanja kan di Qatar.

Jadi gimana mblo, apa gak pingin cepat berkeluarga jadinya?

Setahun Pertama Sekolah Di Qatar

Setahun Pertama Sekolah Di Qatar

Alhamdulillah kekhawatiran akan proses adaptasi anak-anak terutama di sekolah, sudah mulai mengikis.

Banyak orang yang bilang “tenang aja, orang Asian pasti unggul lah di sekolah internasional”.

Mungkin kalo masih di bawah kelas 6 SD iya, proses adaptasi anak akan lebih mudah.

Tapi untuk remaja, terutama Rafa yang pindah kelas 2 SMA (grade 11) … butuh usaha lebih keras untuk penyesuaian proses belajar di sekolah.

Alhamdulillah bulan Juni 2018 … raport pertama Rafa mendapat penghargaan nilai tinggi di kelas, sementara Fayra dapat penghargaan nilai tinggi di kelas sekaligus di angkatannya.

Penghargaan ini biasa diberikan sekolah berkurikulum Amerika dengan ketentuan:

  • Principal’s Honor Roll

Seluruh mata pelajaran harus memiliki nilai minimal A- (90).

  • High Honor Roll

Setiap mata pelajaran harus memiliki nilai minimal B (83) dan nilai rata-rata seluruh pelajaran minimal A- (90).

—-

Bulan September 2018, merupakan tahun ajaran baru di Qatar.

Untuk tingkat High School, sekolah menerapkan kelas Honor dimana semua murid dengan nilai terbaik di sekolah dikumpulkan. Kalau di Indonesia, kita mengenalnya sebagai Kelas Unggulan.

Karena 1 angkatan hanya ada 3 kelas (A-B-C), maka kelas A dibuat sebagai Honor Class.

Ketika pertama kali masuk sekolah ini, Rafa dimasukkan ke dalam kelas C untuk Grade 11. Pihak sekolah memantau perkembangan Rafa selama 6 bulan pertama. Begitu raport Rafa menunjukkan nilai yang cukup tinggi, maka untuk Grade 12 Rafa dimasukkan ke dalam kelas A (Honor Class).

Sebulan pertama di kelas ini, Rafa lumayan kewalahan. Ternyata kelas ini memang luar biasa. Pelajaran  yang diberikan untuk Honor Class memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dari kelas lain, oleh karena itu bobot nilai yang diberikan juga berbeda:

  • Regular Class
    • A = 4 points
    • B = 3 points
    • C = 2 points
    • D = 1 poin
    • F = 0
  • Honor Class
    • A = 5 points
    • B = 4 points
    • C = 3 points
    • D = 2 poin
    • F = 0

Ada beberapa anak yang minta keluar dari Honor Class, dan pindah ke kelas sebelah (B atau C). Mereka merasa kesulitan dengan pelajaran yang diberikan di Honor Class dan memilih berada di Regular Class.

Rafa memutuskan untuk bertahan di kelas ini dengan berusaha lebih keras lagi. Alhamdulillah sampai saat ini Rafa masih berada di Honor Class dengan nilai yang terus meningkat.

—-

Bulan Desember 2018, seperti biasa kami menerima Monthly Newsletter dari sekolah. Ini semacam koran sekolah yang dibuat secara digital dan dikirim ke orangtua murid melalui email setiap bulannya.

Kami menemukan karya Fayra sebagai 3 gambar terbaik di kelas seni, sementara nama Rafa tertulis sebagai murid terbaik bulan Desember 2018.

Student of The Month tidak hanya diberikan untuk siswa dengan nilai terbaik, tapi penghargaan ini diberikan untuk siswa yang dianggap bisa menjadi contoh bagi murid lain baik secara akademik maupun secara sosial.

Kebetulan sebulan terakhir memang Rafa sibuk menjadi panitia acara sekolah yaitu School Fair 2018. Dimana Rafa bertugas mencari partner yang bersedia menjadi sponsor di acara sekolah (salah satu diantara yang berhasil mereka dapatkan adalah perusahaan eskrim ternama Baskin Robbins). Rafa juga bekerja sama dengan teman-temannya untuk membuat website dan berbagai material promosi acara ini. Alhamdulillah acara berjalan lancar, pengunjung berlimpah … dan kami (papa mamanya) sampai kesulitan menemui anak ini karena dia sibuk mondar mandir sebagai panitia acara.

—-

Kami memahami bahwa proses adaptasi mereka tentu tidak mudah, tapi masya Allah kami sungguh terharu dengan kerja keras anak-anak selama setahun pertama sekolah di Qatar.

Alhamdulillah ya Allah.

Keep making yourself proud, kiddos … and we will be more proud of you! 😘😘

Sholat Di Mana Saja Tanpa Melepas Sepatu

Sholat Di Mana Saja Tanpa Melepas Sepatu

Ketika adzan berkumandang, seketika itu juga orang-orang merapatkan barisan dan menjalankan kewajiban sebagai mahluk ciptaan.

Qatar, seperti negara jazirah Arab lain, merupakan negara yang menjalankan syariat Islam sebagai dasar hukumnya.

Sarana tempat ibadah disediakan pemerintah berupa masjid maupun ruangan mushola di berbagai tempat publik. Dibeberapa taman besar, ada benda berbentuk silinder yang menyerupai sosis raksasa. Ternyata itu tempat gulungan alas sholat yang bisa ditarik keluar menjadi seperti karpet masjid untuk sholat berjamaah di atas rumput taman.

Photo credit : @SandraSukriya

Meskipun ada masjid dan mushola, orang-orang di sini terbiasa sholat tanpa mencari tempat khusus seperti yang biasa dilakukan di Indonesia.

Kami terbiasa melihat orang-orang sholat berjamaah di taman, di padang pasir, ataupun di jalanan seperti yang dilakukan jajaran keamanan dan petugas medis saat mereka bertugas. Kami juga pernah melihat ibu-ibu yang sholat di salah satu ruang contoh Ikea. Takjub dengan mereka yang selalu menjaga wudhu, sehingga mereka langsung sholat begitu mendengar adzan berkumandang.

Alhamdulillah di negeri ini, anak-anak kami belajar dari melihat contoh di sekitar mereka … bahwa sholat bisa dilaksanakan di mana saja. Tidak harus menunggu sampai ketemu masjid atau mushola. Tidak harus menggelar sajadah sebagai alasnya.

Yang penting secara sunah, kita disarankan untuk menggunakan sutroh, yaitu penanda sedang sholat supaya tidak ada yang lewat di depannya. Bisa menggunakan tas, kursi, menghadap ke pohon atau seperti yang dilakukan komunitas orang Indonesia saat Qatar National Day kemarin yaitu menggunakan bendera Indonesia – Qatar di depan imam.

Anak-anak juga belajar bagaimana menggunakan hanya segelas air untuk memenuhi rukun wudhu sesuai QS 5:6 yaitu:

  • Wajah
  • Kedua tangan sampai siku
  • Sebagian kepala
  • Kedua kaki sampai mata kaki

Maklum karena di Indonesia kita terbiasa dengan air yang berlimpah, jadi wudhu selalu lengkap. Anak-anak kami belum pernah berada dalam kondisi dimana air sangat susah ditemui, walau hanya untuk wudhu. Anak-anak pernah terpaksa tayamum, karena sholat di dalam pesawat perjalanan Jakarta ke Doha dan sebaliknya.

Photo Credit : @Zenobia

Di negara ini anak-anak juga belajar bagaimana sholat tanpa melepas sepatu, yang sebelumnya diawali dengan wudhu tanpa melepas sepatu yang dalam istilah fiqih sering disebut dengan al-mashu ‘ala al-khuffain, atau mengusap khuff.

Khuff itu boleh dibilang alas kaki seperti sepatu dan sejenisnya. Praktek ini sebagai ganti dari mencuci kaki pada saat wudhu.

Cukup membasahkan tangan dengan air kemudian mengusapkan tangan basah tsb ke bagian atas sepatu dan mengusapnya dari depan ke belakang pada bagian atas.

Syarat mengusap kuff:

  • Berwudhu sebelum menggunakan sepatu
  • Sepatu menutup telapak hingga mata kaki
  • Sepatu tidak kena najis
  • Sepatu tidak bolong
  • Sepatu tidak tembus air

Mengusap khuff merupakan bentuk keringanan yang diberikan oleh Allah kepada umat Islam dalam keadaan safar maksimal 3 hari.

Wallahu a’lam bishshawab

Qatar National Day 2018

Qatar National Day 2018

Tanggal 18 Desember merupakan hari nasional Qatar yang dirayakan untuk menandai tanggal yang sama di tahun 1878 di mana Sheikh Jassim bin Mohammed Al Thani menggantikan ayahnya sebagai emir dan memimpin negara ini menuju persatuan.

Pada hari ini seluruh sekolah dan kantor diliburkan. Pusat-pusat perbelanjaan memberikan potongan harga. Seluruh bangunan dan tanaman di jalan berhias dengan nuansa yang sesuai dengan warna bendera Qatar yaitu putih dan merah marun. Berbagai tempat wisata menyuguhkan pertunjukan beberapa hari sebelum dan sesudahnya. Bahkan beberapa ruas jalan utama ditutup karena akan dilalui parade kenegaraan.

Ada 2 foto di atas milik ibu Cathy

Tahun lalu, 2017, di tanggal yang sama … saya pulang ke Indonesia untuk menjemput anak-anak yang baru selesai ujian semesteran sekolah. Kami cuma menikmati laporan dan foto-foto paksuami saja. Alhamdulillah tahun 2018 bisa ber4 melihat secara langsung parachutes parade, air show sampai fireworks yang spektakular. Karena sudah masuk musim dingin, cuaca beberapa hari ini sangat menyenangkan. Meski matahari tetap pamer sinar yang mentereng, tapi udara sangat sejuk dengan tiupan angin yang mulai dingin.

Tanggal 17 Desember 2018 kami berkumpul di Aspire Park. Perayaan Qatar National Day dimulai dengan parade persahabatan di taman ini. Seluruh bangsa yang tinggal di Qatar, melakukan pawai dengan atribut negara masing-masing. Mereka menunjukan kecintaannya terhadap negara ini sebagai rumah kedua tempat menjemput rezeki. Komunitas warga negara Indonesia pun tidak ketinggalan, anak-anak kecil menggunakan pakaian daerah sementara yang dewasa menggunakan batik dan membawa bendera merah putih.

Setelah matahari terbenam, pengunjung taman bisa menikmati layar tancep versi modern yang diselenggarakan oleh Doha Film Institute. Barisan kursi lipat di depan layar LED berukuran jumbo dengan sound system yang membuat pengunjung bisa menikmati tontonan dengan nyaman. Film yang disungguhkan tentunya hasil karya anak negeri dengan dialog dalam bahasa Arab tetapi dilengkapi dengan narasi bahasa Inggris.

Di sisi lain taman, ada barisan tenda-tenda para penjual makanan dan minuman. Ada bilik pemerintah yang menjual berbagai cindera mata Qatar. Selain itu ada juga beberapa orang yang menawarkan jasa melukis tangan menggunakan henna yang dalam bahasa Indonesia kita kenal sebagai Pacar Kuku.

Acara malam 17 Desember di Taman Aspire ini ditutup dengan pertunjukan kembang api dalam berbagai bentuk dan warna tepat di atas danau yang posisinya memang di tengah-tengah taman. Hanya 15 menit tetapi berhasil memukau semua pengunjung yang datang.

Tanggal 18 Desember 2018 banyak jalan utama yang ditutup, setelah sholat dzuhur di rumah kami memutuskan naik taxi dan turun di dekat pasar tradisional terbesar di Qatar. Tidak kebayang kalau membawa mobil, harus cari lokasi parkir yang lumayan jauh kemudian jalan kaki menuju area Corniche. Belum lagi macet saat pulang karena semua orang bubar di saat yang bersamaan.

Setelah makan siang di Souq Waqif, kami berjalan kaki menuju area pinggir laut. Kami sempat kaget melihat kumpulan manusia yang luar biasa banyaknya di taman seberang pasar. Ternyata yang boleh menyeberang ke arah pinggir laut hanya keluarga. Anak-anak kami yang sudah memiliki badan dewasa, kami ingatkan untuk jalan bergandengan supaya kami bisa dikenali sebagai satu kesatuan keluarga. Alhamdulillah kami diijinkan menyebrang jalan oleh polisi dan memasuki kawasan Corniche yang sebelumnya dipisahkan oleh Security Checking karena memang barisan untuk pengunjung pria dan wanita tidak sama.

Untuk menikmati Parade Kenegaraan ini, disediakan 20 ribu kursi pengunjung di daerah Corniche. Tetapi kami memilih duduk di dekat pembatas laut. Ada 5 layar LED berukuran jumbo yang diletakkan di beberapa titik dalam Al Bidda Park dan Souq Waqif supaya penduduk bisa tetap menikmati acara meski dari kejauhan. Selain toilet umum, pemerintah juga menyebar 26 ambulan untuk berjaga-jaga jika dibutuhkan tindakan medis dalam lokasi ini. Kami juga melihat beberapa mobil tengki berisi air, dimana orang-orang berbaris mengambil wudhu saat adzan berkumandang.

Saya bilang acara parade Qatar National Day ini sebagai ajang pamer negara kepada seluruh penduduknya. Bagaimana tidak? Seluruh kendaraan aset negara dikeluarkan. Berbagai macam bentuk motor, mobil, tank, kapal laut, dan pesawat berbaris rapi saling beriringan.

Mulai dari kendaraan milik kepolisian, angkatan bersenjata sampai tim medis juga memamerkan berbagai bentuk ambulan yang bisa digunakan di jalan biasa, padang pasir , laut juga dalam bentuk helikopter.

Barisan prajurit angkatan bersenjata dari berbagai kesatuan juga turun ke jalan dengan seragam masing-masing. Pasukan wanita, pasukan berkuda dan unta juga tidak ketinggalan unjuk gigi. Mereka sangat gagah dan berwibawa.

foto credit : @nd.qatar

Kami tidak tau akan berapa lama diberi kesempatan untuk bisa tinggal di Qatar. Karena itu kami berusaha mendokumentasikan kejadian menarik di negara ini. Sayangnya pertunjukan kemarin berbarengan antara parade di darat, laut dan udara. Saya jadi tidak fokus berlari kesana kemari. Selain itu keterbatasan kemampuan kamera juga menjadi kendala tersendiri.

Sebenarnya parade parasut yang membentuk motif tertentu, membawa bendera Qatar dan bendera bergambar pemimpin negara sangat menarik dilihatnya. Tetapi kamera kami tidak berhasil menangkap secara jelas penampilan mereka. Belum lagi atraksi paralayang di udara yang sangat memukau. Jadi maaf kalau hanya tersimpan menjadi kenangan dalam otak kami saja, tidak bisa ditampilkan dalam blog ini.

Setelah sholat magrib, kami memutuskan jalan kembali ke pasar supaya saat pertunjukan kembang api selesai … kami tidak terjebak di tengah keramaian manusia. Anak-anak juga mulai kelaparan, sehingga kami beristirahat sejenak untuk minum jus dan menikmati cemilan di pasar, sebelum pertunjukan dimulai.

Fireworks Show di Corniche hanya berlangsung 10 menit, tapi jauh lebih spektakuler dibanding malam sebelumnya di Aspire Park. Untuk lebih jelasnya bisa lihat videonya di instagram @punyade aja ya.

Selamat hari nasional Qatar!

Semoga negara ini selalu diberkahi Allah SWT dan penduduknya bisa terus menikmati keamanan juga kemakmuran di bawah kemimpinan HH The Emir Sheikh Tamim Bin Hamad Al Thani.

‘As long as it was proven by our deeds … Qatar will remain free’