Rafa Masuk SMA
Sebelumnya saya cerita di sini, kalau Rafa sudah diterima di Boarding Program salah satu sekolah swasta ternama di Jakarta Selatan yang proses seleksi masuknya juga tidak gampang.
Ketika hasil UN keluar, Rafa merasa nilainya cukup tinggi untuk bisa masuk ke sekolah negeri favorit se-Tangerang Selatan. Jadi lah saya dan pak suami sibuk browsing mencari informasi tentang sekolah tersebut.
Saya sampai menghubungi beberapa teman dan tetangga yang anaknya sekolah di situ. Saya juga menyempatkan diri untuk ngobrol langsung dengan anak seorang teman, yang saya tau sangat berprestasi di sekolahnya.
Iya sebut saja saya sebagai emak posesip, segitunya cari informasi tentang sekolah anak. Tidak hanya melihat dari web sekolah, reputasi dan prestasi sekolah, bertanya ke orangtua murid, saya juga mewawancara anaknya untuk mendengar pengalaman dan sudut pandang siswa terhadap sekolah tersebut.
Sebelum mendaftar online, saya dan pak suami mengajak diskusi Rafa. Kami menjelaskan pro dan kontra antara sekolah swasta dan sekolah negeri. Kami menjabarkan konsekuensi yang harus Rafa hadapi di masing-masing sekolah tersebut. Kami juga menyampaikan apa harapan kami jika Rafa masuk di salah satu sekolah tersebut, serta apa hasil yang harus Rafa capai ketika keluar dari sekolah itu.
Akhirnya Rafa memutuskan untuk mencoba sekolah negeri. Setidaknya dia sudah paham apa yang akan dihadapi dan konsekuensinya. Kami menghargai keputusan Rafa, dan akhirnya mendaftarkan secara online.
Saat itu kami baru tau rasanya 3 hari deg-degan memantau situs PPDB, karena setiap ada pendaftar baru dengan nilai lebih tinggi maka posisi anak bisa melorot hanya dalam hitungan detik. Alhamdulillah Rafa berhasil menempati posisi 41 dari kapasitas 90 murid yang diterima melalui jalur reguler (murni berdasarkan NEM). Dan Rafa memutuskan untuk memilih sekolah ini.
Di sisi lain, saya dan pak suami harus ikhlas melepas uang masuk sekolah swasta yang sudah dibayarkan beberapa bulan yang lalu. Hangus! Gak bisa balik sepeserpun karena mengundurkan diri dengan alasan apapun. Padahal nominalnya bisa untuk biaya umroh 2 orang tuh *elap jidat*. Etapi dengan masuk ke sekolah negeri, biaya operasionalnya juga jauh lebih murah kan. Alhamdulillah meringankan pengeluaran bulanan keluarga kami selama 3 tahun ke depan.
Kalau dilihat dari segi fasilitas, sekolah negeri ini tidak kalah dengan sekolah swasta loh. Absennya menggunakan mesin sidik jari di gerbang sekolah, masjid besar berdiri tegak di tengah area sekolah, ada mobil operasional sekolah, fasilitas lab lengkap, kondisi sekolah juga terjaga kebersihannya (saya keliling cek setiap sudut sekolah sampai ke toiletnya). Program-program di sekolah ini bisa dibilang luar biasa. Disiplinnya juga gak kasih kendor. Murid-muridnya rajin menorehkan prestasi di kompetisi tingkat nasional dan internasional. Wajar kalo setiap tahun beberapa PTN dan universitas swasta menyodorkan undangan maupun beasiswa untuk puluhan siswa berprestasi dari sekolah ini.
Seminggu pertama saat masa orientasi sekolah, kelihatan kalau Rafa menghadapi culture shock. Di sekolah sebelumnya, kegiatan belajar mengajar semuanya well-managed dan well-informed. Di sekolah negeri ini, setiap siswa dituntut untuk mandiri dan aktif mencari informasi. Kalau sekolah sebelumnya ada mas dan mbak ISS untuk membersihkan semua sudut sekolah, baru sekarang Rafa merasakan bawa sapu lidi ke sekolah dan harus ikut kerjabakti membersihkan sekolah. Alhamdulillah Rafa cepat menyesuaikan diri dan mampu beradaptasi.
Semua anak yang masuk melalui jalur REGULER dimasukkan dalam 2 kelas khusus, tidak dicampur dengan anak yang masuk melalui jalur MANDIRI. Jadi bisa dipastikan Rafa tidak boleh main-main dalam berkompetisi dengan teman sekelasnya. Saingannya anak luar biasa semua, 90 anak pemilik nilai paling tinggi dari 500an yang mendaftar secara online.
Minggu ini mas Rafa mulai mengenakan seragam putih-abu nya. Seminggu sebelumnya selama masa orientasi, murid diminta menggunakan seragam dari SMP asal. Walo Rafa tidak menemukan 1 orang pun yang menggunakan seragam SMP yang sama selain dirinya, tapi alhamdulillah Rafa sudah bisa memiliki teman seru-seruan sekarang.
It’s your life,
It’s your choice,
It’s your responsibility.
We appreciate it and will always support you, mas.
Enjoy high schooler life and have fun!
Dengan ini saya resmi menjabat MAHMUD ABAS … mamah muda yang anaknya baru SMA ^_*
16 thoughts on “Rafa Masuk SMA”
menyapa ..
hai2 mahmud abas, makin kece aja niy
Hadeuh Mas Rafa selamat2 yaa dah masuk SMA pilihannya, keren ituh absennya pake finger kaya dikerjaan aja.
Selamat belajar ya Mas Rafa 😀
selamat ya udah diterima masuk sma favorit…
kalo anaknya udah sma berarti mahmud adas dong bukan abas. hahaha.
Ahhh Rafaaaaa
Selamat yahhh.. Semoga lancar pendidikan nya ☺️
Buat kakaknya Rafa yg disebelahnya, udah selesai blm kuliahnya
selamat ya ma Raffa
keren sekolahnya euyy
Welcome to the real world, De 🙂
Di Yogya juga, sekolah negerinya nggak kalah bagus dari swasta, malah ada beberapa yang di atas sekolah swasta.
Btw, gue yang nggak tahan dengan sekolah negeri itu, jam pulangnya nggak tentu 🙁 Terbiasa di sekolah swasta yang jadwalnya pasti, ini dua anak di sekolah negeri, dua-duanya hancur lebur jam pulangnya.
bukannya di Jogja yang jadi favorit malah sekolah negeri mak injul? SMA 3 Jogja terfavorit dari segala sisi kan?
Aaaaah Mbak De, kok malah aku merinding banget ya baca part ini. Wondering nanti jaman anakku gimana..huhu..
selamat Mas Rafaaa.. SMA itu seruuuu! 🙂
wuiihh rafa hebaat… selamat ya mas rafa..
semoga pendidikannya lancar dan ilmu nya bisa berguna…
sekolah nya walau negeri, fasilitas nya bagus ya mba..
Yang penting Mas Rafa bisa nyaman dimanapun sekolahnya ya, De.
Wah selamat Deeeee!
Selamat juga buat mas Rafa 🙂
Selamat menikmati masa SMA dan cinta monyet yah bhahahaha…
Barakallah mas Rafa…. toss sama Dzaky, masuk ke dunia nyata, hehehehe. Dzaky juga masuk SMP Negeri De.. dan sekarang juga masih agak shock culture gitu
Mba, kalo boleh tahu itu SMA apa ya mba…
Lg persiapan juga nih nyari SMA fav di tangerang selatan buat si sulung tahun depan…
Thanks…
Liat di sini aja mba:
http://www.bobobibi.com/daftar-sma-terbaik-di-indonesia-versi-kemendikbud-2015/
Mbak Deeee, kok aku hampir pingsan biaya masuk 2 sejumlah 2 orang umroh itu hanguuuuus, tapi ya memang harus ikhlas ya, yg penting mas Rafa ganteng happy belajarnya
bagaimanapun minat dan pilihan anak memang layak dipertimbangkan karena mereka yang akan menjalani dan mengukir masa depannnya nanti, orang tua hanya mampu mensupport semaksimal mungkin.
yang hangus ituh moga diganti sama allah, anggap aja sedekah ama sekolah swasta ekekkeke