Sukses ya mbak sugi!

Sukses ya mbak sugi!

Sugiyati, adalah asisten dirumah yang sudah menemani keluarga kami selama hampir 6 tahun. Dia datang beberapa hari sebelum ulang tahun Rafa yang pertama. Tujuannya datang ke Jakarta, sebenarnya hanya ingin ‘kabur’. Orang tua menjodohkan Sugi dengan seorang pria di kampung. Karena merasa tidak cocok, Sugi memilih pergi ke Jakarta untuk bekerja.

Sugi ada ketika Rafa masih belajar jalan sampai masuk sekolah dasar. Sugi juga dengan telaten menggantikan perban luka bekas operasi punggung saya. Sugi pun merawat Fayra dari lahir sampai kemarin.

Ya, kemarin adalah hari terakhir Sugi dirumah kami. Akhirnya dia menerima panggilan pulang dari keluarga dikampung yang berniat menikahkan Sugi tahun ini. Umur Sugi hanya beda setahun dengan saya, orang tua sugi pun sudah berumur hampir 80 tahun. Permintaan yang wajar, karena tinggal Sugi – anak perempuan yang belum menikah di keluarganya.

Sugi sering menemai saya di larut malam saat saya berubah menjadi bakul kue. Dia yang membereskan semua peralatan yang telah saya gunakan. Maklum saya kan cuma kaya slogan di warung reparasi pinggir jalan ‘terima bongkar pasang tinggal’. Jadi Sugi hafal benar dengan semua peralatan baking.

Ketika saya tanyakan “kamu mo hadiah kenang-kenangan apa dari ibu?”

Sugi menjawab “aku pingin punya mixer bu. Biar aku bisa bikin bronis. Dikampung ku belum ada yang pernah makan bronis. Siapa tau aku bisa jualan bronis nanti

Jadilah sebuah hand mixer saya berikan sebagai ‘modal’ pertama supaya sugi bisa menjadi bakul kue. Wiken kemarin pun dia minta diantar ke sebuah ITC untuk membeli handphone. Semoga dia bisa menjadi pebisnis beneran dan bisa lebih sukses baking daripada saya.

Bahkan di hari terakhir masa baktinya, sugi sudah bisa membuat 2 loyang black forrest untuk ulang tahun 2 orang teman dekat saya. Dikantor saya menerima telpon “bu, kuenya udah jadi. udah dibelah dan saya kasih krim + blek ceri. ada di kulkas, tinggal ibu hias aja nanti. saya boleh bikin bronis utk oleh2 orang rumah kan bu?

Jadi gak tau deh tuh rasa dan dalamnya kaya apa. Gak sempat liat penampakan dalamnya dan gak nyicip juga. Buka kulkas udah liat kue diselimuti whiped cream, dengan alas triplek silver.

wah enak deh, tinggal pasang pager coklat (yang kata maki cuma kliatan kaya bekas ompol di sprei hahahaha), tempelin edible plus nanem rumput di skitarnya. Jadilah penampakan bekas ompolnya kek gini:

Betapa bahagianya saya mengetahui Sugi sudah memiliki keahlian baru. Setidaknya hampir 6 tahun menjadi asisten, ada yang dia pelajari dari saya. Semoga bisa menjadi bekal kehidupannya di masa datang.

Terimakasih Mbak Sugi sudah menemani kami selama ini. Terima kasih juga karena sudah bersedia memberikan training untuk penggantinya. Semoga mendapatkan jodoh yang bisa memimpin keluarga. Semoga pernikahannya barokah.

Semoga sukses mbak!

Share this...
Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0

11 thoughts on “Sukses ya mbak sugi!

  1. yg di poto itu… kue untuk akuuuuuuuuuuuuuuuu…
    sepatu boot aku tuuhhhhh…. *seneng mode on*
    trima kasih yah De dan kolaborasinya dgn yg laen tmasuk Sugi…
    hebat udah melakukan transfer ilmu…. jadi inget saat kita ngembangin transfer pulsa dulu..
    hehehehee….

    temen2ku suka ama kuenya dan beberapa khawatir utk memakan entu foto nya…
    hihihiihhiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii

  2. Wuih hebat si de, menciptakan orang yang berbakat.
    terharu bacanya, asisten dirumah juga setelah 5 tahun kerja, akhirnya berhenti karena menikah. Semoga sukses buat mbak sugi.

  3. Wew.. si mbak di rumah dah 4 tahun ikut ama aku. Tapi teteb ajah dia gak bisa masak. Hahaha ^_* Dah diajarin, teteb ajah susaaaaah… huhuhuh. Akhirnya aku “banting stir”, De. Aku ikutin kursus2 buat bekal dia nanti. :p

    Moga-moga bisa buat “modal” dia kalo dah gak ikut aku.

  4. Memang, pemberdayaan itu mulai dari lingkup yang terdekat yah, bu 😀 Nggak nyesel insyallah ngelepas-nya karena udah punya kapabilitas dan’confidence’ baru.

    Alhamdulillah, kampret ireng disini juga setealh ngikut lebihdari 2 tahun hingga saat ini – kalau dikata dia buka warteg ala nusantara di Liberia – menu dasar dan umum sebuah warteg bisa dibuka di negeri ini dengan pengetahuan masak yang sudah diberikan lisensinya 😉

  5. berat juga ya tanggung jawab kita klo punya asisten.
    Sukses buat mbak sugi, beruntung punya ‘guru’ seperti De..

    wah de mah gak bisa disebut ‘guru’ lah…maish gak ada ilmunya nih

  6. Baru terasa kehilangan mbak sugi ya mbak? Semoga mendapat pengganti yang lebih baik ya.
    Meski merasa kehilangan tapi puas kan bisa memberi sesuatu pengalaman dan pembelajaran yang tak ternilai. Sesuatu yang insya Allah menjadi modal bagi mbak sugi, yang semoga bernilai pahala juga buat mbak sekeluarga.

    Selamat berbahagia juga deh buat mbak sugi…. 🙂

    amin…makasih do’a nya

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *