Browsed by
Tag: traveling

Elephant Village – Bangkok D3

Elephant Village – Bangkok D3

Rabu, 24 Feb 2010

Hari ke 3 di Bangkok kami habiskan dengan mengikuti “One Day tour to Elephant Village and Floating Market” yang letaknya agak keluar dari kota Bangkok. Sebelumnya kami membandingkan biaya yang harus dibayar jika kami sewa mobil + supir dibandingkan dengan mengikuti tour dari travel agent. Ternyata lebih murah ikut tour dari hotel yang memang udah kerjasama dengan travel agent terdekat.

Kami membayar THB 1,750 per orang, untuk paket:

  • 1 day Tour dari jam 7 pagi sampai jam 5 sore.
  • Mobil berukuran besar yang memuat 10 org wisatawan + 1 tour guide + 1 supir
  • Mengunjungi 5 tempat wisata
  • Gratis makan siang
  • Antar jemput ke hotel

Saat kami dijemput jam 6.30 pagi, mobil kami langsung berangkat dan masuk ke jalan tol. Kami sempat heran “mana peserta lain?” ternyata karena hari Rabu gak ada peserta lain. Biasanya kalo akhir pekan (sabtu-minggu) baru pesertanya banyak. Lumayan deh berasa ikut private tour, 1 mobil sebesar itu hanya kami ber4. Rafa dan Fayra bisa tiduran di bangku tengah dan belakang dengan leluasa.

SALT FARM

Perjalanan jarak kurang lebih 100KM ditempuh dalam waktu 1 jam ke arah luar Bangkok. Kami melewati tempat pembuatan garam (SALT FARM) di sepanjang pinggir jalan tol. Kalo mobil yang berisi wisatawan barat dan timur tengah, mereka berhenti untuk melihat proses pembuatan garam. Kami memilih untuk terus melanjutkan perjalanan, yang kaya gitu aja sih bisa ditemukan disepanjang perjalanan rute PANTURA (pantai utara) pulau Jawa.

COCONUT FARM

30 menit setelah itu mobil berhenti di sebuah halaman parkir yang luas. Kami sempat bingung, tempat apa karena kami cuma melihat pohon kelapa di sekitar tempat parkir. Tour guide nya jelasin “owh here we come in Orchid and Coconut Farm. You can see the process of sugar-making” ealah… objek wisata nya cuma POHON KELAPA ama cara pembuatan gula jawa/merah doang. Akhirnya kami bilang ke tour guide “kita lanjut aja ke tempat lain, kalo cuma kaya gini di Indonesia juga banyak

Mungkin untuk wisatawan barat yang gak punya pohon kelapa dikampungnya, tempat kaya gitu menarik. Tapi untuk kita … biasa aja karena dikampung halaman juga banyak banget. hehehe

ELEPHANT VILLAGE

Karena 2 objek wisata kami lalui begitu saja, kami kepagian ketika sampai di daerah Damnoen Saduak. Gak bisa langsung ke pasar terapung karena masih tutup. Akhirnya kami belok ke Kampung Gajah yang jaraknya cuma 5 menit dari pasar terapung.

Daftar tarif naik gajah di Elephant Village

Tarif untuk naik gajah THB 600 per orang. Karena Rafa udah mulai menjulang, dikenakan tarif yang sama dengan dewasa. Sementara Fayra bayar setengahnya aja. Total ber 3 bayar THB 1,500 untuk naik ke 1 ekor gajah.

Untuk naik gajah, kami harus naik ke sebuah rumah panggung yang tinggi nya sekitar 2,5 meter. Disana sudah menunggu seorang petugas wanita yang akan membantu kita naik ke atas gajah. Ibu itu membantu menggendong Fayra, karena Rafa dan saya sudah duduk dulu diatas gajah. Saat selesai keliling, ibu petugas membantu kita turun juga memberikan air minum dan tisu basah.

Mayan agak deg-degan juga sih. Kalo naik kuda kan maksimal berdua Fayra, nah ini ada 4 orang diatas seekor gajah. Trus takut berat saya melebihi berat Rafa+Fayra, ngeri miring sebelah gitu hahaha. Tapi setelah beberapa menit mulai terbiasa dan bisa menikmati. Gak tegang pegangan besi muluw.

Saat ngobrol dengan pawang gajah, saya bertanya berapa lama kira-kira tracking nya. Ternyata 30 menit ajah. huaaaa kembali khawatir, kirain cuma 5-10 menit. Udah gitu kami tidak cuma melewati jalan setapak kecil yang sudah disemen, tapi kami masuk-masuk ke perkampungan kecil yang agak mirip hutan juga ke sungai kecil.

Karena masih pagi (sekitar jam 9), gajah kami kelaparan. Setiap melihat pohon dengan daun yang cukup lebat, gajah ini berhenti untuk makanin daun-daun. Setiap kepala nya menunduk untuk ambil daun dan rumput/ilalang, kami pun berasa naik rollercoaster. Ngeri jatuh! Pawang gajah ribut nenangin saya dan Fayra “it’s ok madaaaammm. he is just hungry

Gak jauh dibelakang kami ada wisatawan lain dengan gajah yang berukuran lebih besar. Setiap mendengar suara gajah dibelakang kami, gajah yg kami tunggangi langsung berhenti. Menanti gajah tersebut sampai dekat, lalu jalan bareng dengan bergandengan buntut-belalai. Sang pawang menjelaskan, kalau gajah yang dibelakang itu ibunya gajah yang kami tunggangi. Pantesssss akrab dan sayang banget.

Ketika sampai di penghujung tracking, sang pawang mengeluarkan aneka cindera mata yang bisa dibeli oleh pengunjung. Ada berbagai liontin kalung yang terbuat dari gading gajah. Terima kasih tapi kami tidak mau membeli, ngebayangin gajah-gajah yang dibunuh untuk diambil gadingnya … kami gak tega. Selain itu saya dan Fayra memang tidak suka perhiasan juga.

Kemana kah Masguh saat kami berkeliling dengan gajah?

Dibalik semak-semak sibuk motret kami! huahahahaha

Setelah sampai ke tempat pemberhentian, kami turun dan melanjutkan perjalanan ke objek wisata lainnya. Liat dipostingan berikutnya yah.

Semua posting tentang Bangkok bisa dilihat disini

Siam Ocean World – Bangkok D2

Siam Ocean World – Bangkok D2

Selasa, 23 Feb 2010

Setelah 1/2 hari kami mengunjungi Grand Emerald Palace & Wat Pho, kami melanjutkan ke Siam Paragon yaitu sebuah mall terbesar dan termegah dipusat kota Bangkok. Naik taxi dari Wat Pho ke Siam, kami membayar THB110. Sampai di Siam Paragon kami langsung menuju food court untuk makan siang. Sistem pembayarannya menggunakan kartu khusus yang dapat dibeli di pintu masuk foodcourt. Kalo di Jakarta, sistem seperti ini diterapkan di Urban Kitchen, Bellagio Aprt dan beberapa food court lain. Jika nilai kartu tidak mencukupi untuk membeli makanan, kita tinggal balik ke kasir untuk reload aja. Kalau sudah selesai dan masih ada nilai di kartu tsb, kita bisa redeem atau mencairkan sisa dana yang kita miliki.

Karena belanja tidak ada dalam agenda dan isi dompet kami, selesai makan kami pun langsung menuju basement ke Siam Ocean World. Ini merupakan akuarium terbesar di Asia Tenggara yang terdiri dari 2 lantai.


Sebelum masuk, kami diminta memilih beberapa paket. Setelah dibanding-bandingkan, kami memutuskan untuk membayar Family Package senilai THB 3,000 untuk 2 dewasa + 2 anak. Harga tsb sudah termasuk:

  1. Tiket masuk 2 dewasa + 2 anak
  2. Tiket masuk bioskop 4D untuk 4 org
  3. Tiket masuk Glass Bottom Boat untuk 4 org
  4. Fish Spa di “Happy Fish Happy Feet” untuk 4 orang
  5. Tiket masuk Back of House tour untuk 4 orang
  6. 4 gelas Pepsi + 4 bungkus popcorn

Masuk ke dalam, ada petugas foto yang langsung meminta kita untuk berpose foto keluarga dengan layar polos berwarna hijau. Katanya foto bisa diambil dipintu keluar GRATIS. Ternyata ketika dipintu keluar, foto yang gratisnya itu cuma berukuran 4x4cm dengan latar belakang gambar ikan. Kalau mau nyetak foto dengan ukuran lebih besar, harus membayar THB 300-600. Hahahaha bisa aja yang cari uang.

Didalam Siam Ocean World, banyak sekali akuarium dengan isi bermacam-macam binatang laut.  Dilantai B1 aja, akuarium dikelompokan sebagai berikut:

  • Weird & Wonderful: Berisi berbagai binatang laut yang aneh
  • Deep Reef: Berisi bermacam-macam batu karang
  • Living Ocean: Berisi binatang yang menyerupai udang/lobster tapi dengan ukuran badan yang jauh lebih besar dan bentuk yang lebih aneh.
  • Rain Forrest: Berisi binatang air yang hidup dalam hutan tropis
  • Rocky Shore: Berisi pinguin
  • Open Ocean: Berupa kolam besar dengan terowongan ditengahnya. Kita bisa melihat aneka hiu, ikan pari dan ikan besar lainnya yang berenang diatas kita.
  • Sea Jellies: Berisi berbagai ubur-ubur (jelly fish).

Semua informasi tentang ikan, dipampang dalam poster yang berada disamping akuarium. Sangat informatif dan terdiri dari 2 tulisan (Thai dan Inggris).

Karena paket yang kami bayar sudah termasuk tiket naik Glass Bottom Boat, kami langsung antri di depan pintu Behind The Scenes. Kami diberikan rompi pelampung dan diminta menaruh stroller di depan pintu kaca. Kemudian kami naik ke sebuah perahu yang lantai tengahnya berupa kaca. 1 perahu maksimal 6 orang penumpang dengan ditemani 1 guide. Kami mengelilingi akuarium besar, dimana dibawahnya terdapat terowongan yang dilalui pengunjung. Dengan lantai kaca, Rafa-Fayra bebas melihat ikan-ikan yang lalu lalang dibawah perahu. Guide terus mengingatkan penumpang perahu untuk tidak mencelupkan tangan ke dalam air. Karena dikolam ini terdapat hiu, ikan pari dan ikan besar-besar lainnya. Guide juga memberikan alat peraga berupa gigi ikan, diberikan penjelasan jenis makanan ikan dilihat dari bentuk giginya. Jadi walaupun ukuran tubuh ikan kecil, bisa jadi makanannya daging … seperti piranha.

Ini tempat yang paling dicari Fayra … akuarium berisi PINGUIN. Selama ini Fay melihat animal planet dan film Happy Feet dengan tokoh utama Pinguin. Fay pingin banget melihat bentuknya langsung. Walau udah foto bareng dengan patung pinguin kecil di Snow World Malaysia, tetap aja begitu lihat patung pinguin … gatel minta foto. Tepat didepan akuarium Pinguin ada stand Pepsi+PopCorn. Kami tinggal menunjukan tiket masuk dan langsung mendapatkan 2 gelas pepsi + 2 bungkus popcorn. Memang harusnya dapat 4, tapi takut gak abis … sayang aja gitu. Ada 1 pinguin yang lucu banget dan ngikutin kemana bungkus popcorn Fayra diarahkan. Mungkin karena bungkusnya berwarna kuning, jadi menarik perhatian pinguin. Ama Fay malah dijadikan bahan untuk bikin pinguinnya berenang ke kanan kiri sesuai arah popcorn. Usil banget deh!

Saking luasnya tempat ini, anak-anak puas banget hilir mudik didalam melihat berbagai macam ikan. Papanya mah asyik-asyik motoin anak-anak. Sementara mamanya nungguin stroller dan tas di kursi. Banyak kursi disepanjang lorong. Jadi kalo udah capek, cari kursi untuk leyeh-leyeh sejenak. Selain akuarium ada tempat bermain anak juga loh. Arena bermain anak usia 2-5 tahun yang berisi perosotan dan mandi bola, tepat berada di depan Fish Spa.

Fish Spa udah mulai menjamur di Jakarta. Di mall atau ITC biasanya dibuka dengan tarif Rp60rb per 30menit. Disini karena paket kami sudah termasuk tiket Fish Spa dan kebetulan Fayra lagi asyik mandi bola, saya dan Rafa mencoba merasakan nikmatnya Fish Spa. Ketika masuk petugas langsung menghampiri dengan membawa baskom berisi air hangat juga handuk. Kita diminta membuka sepatu, menyimpannya ke dalam laci yang tersedia kemudian kaki kita dibasuh didalam baskom tsb. Setelah dikeringkan dengan handuk, kita bebas duduk diantara 2 kolam. Saya dan Rafa langsung mencelupkan kaki kami ke dalam kolam, dan langsung ketawa kegelian begitu ikan-ikan kecil merubungi kaki kami. Cocok banget dinamakan “Happy Fish Happy Feet”, karena ikan-ikan kecil ini memakan kulit mati kita. Jadi ikan-ikan ini senang, kita pun senang karena kaki kita menjadi bersih. Sebagian orang menyatakan gigitan ikan-ikan kecil ini, dianggap seperti refleksi dan bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Tapi kalo kami merasanya yah geli aja hehehe. Kami cuma berhasil bertahan 10 menit aja, gak kuat geli banget telapak kaki kami dicocol-cocol ikan. hahahaha

Didalam Siam Ocean World, ada beberapa pertunjukan yang bisa kita saksikan. Diantaranya:

  • Pemberian makan Hiu
  • Pemberian makan Pinguin
  • Pemberian makan Engle Ray
  • Pemberian makan tikus laut dan berang-berang

Yang lucunya, akuarium disana tidak hanya berupa sebuah ruangan yang dikelilingi kaca. Tetapi ada berbagai akuarium yang menggunakan benda-benda yang biasa kita temukan sehari-hari. Ada mobil, microwave, kulkas, tv, dan beberapa benda lain yang keliatannya biasa aja … tapi pas kita dekati, ternyata berisi ikan yang lagi asyik berenang. Keren banget! Gak tau deh itu cara bikinnya gimana, yang pasti idenya sangat menarik.

Dilantai B2, kita bisa masuk ke dalam terowongan seperti yang terdapat di Ocean World Ancol. Ada juga kolam dimana kita bisa menyentuh berbagai macam bintang laut dan kura-kura. Setelah selesai keliling, kami langsung menuju studio 4 dimensi. Filmnya tentang perjuangan kura-kura mencari tempat hidup yang nyaman. Didalam studio kita menonton dengan menggunakan kacamata 3 dimensi, kursi yang bergerak-gerak, kita juga merasakan tiupan angin dan semburan air sepanjang film. Jadi kita seperti merasakan apa yang dialami tokoh utama dalam film. Setiap semburan air keluar, fay selalu teriak “SANGAT SANGAT TIDAK LUCU! aku tidak suka huahahaha untung penonton lain gak ada yang ngerti omelan Fay dalam bahasa indonesia ini.

Setelah puas kami langsung melanjutkan perjalanan menuju Platinum Fashion Mall. Letaknya gak jauh dari Siam Paragon Mall. Kami naik tuk-tuk kesana dan membayar THB 10. Lumayan mahal, tapi karena bertepatan dengan jam orang pulang kerja … macet banget.

Platinum Fashion Mall ini merupakan mall besar berisi berbagai macam barang fashion. Dari baju, jeans, tas sampai aksesoris dijual disini. Begitu datang kami langsung menuju lantai paling atas ke Food Court. Makanannya enak-enak banget dan murah. Hati-hati membaca papan counter, kami berhasil menemukan 1 counter yang hanya menjual seafood. PadThai (mie goreng ala thai), nasi goreng seafood, es green tea langsung ludes dalam sekejap. Setelah itu kami turun kebawah sambil liat-liat barang yang dijual. Tapi karena seharian udah jalan-jalan, anak-anak rewel dan minta pulang. Padahal saya tergiur melihat harga yang dipampang di semua toko. Baju wanita dewasa yang biasa di ITC jakarta dijual dengan harga Rp 150-200rb, disana cuma dijual THB 100-250 … yang kalau di rupiahin, cuma 30-75rb ajah. Mungkin lain kali kalo kesananya gak bawa krucil, bisa diniatin belanja hehehehe.

Karena udah pada kecapekan dan ngantuk, kami langsung naik taxi ke hotel untuk tidur. Besok akan dilanjutkan dengan perjalanan yang lebih jauh. Nantikan posting selanjutnya yah!

Semua posting tentang Bangkok bisa dilihat disini