Browsed by
Category: Gambar Fayra

Menemukan Dan Mengembangkan Bakat Anak

Menemukan Dan Mengembangkan Bakat Anak

Sejak saya rajin update dan posting tentang perkembangan Fayra dalam dunia fashion, beberapa pertanyaan diajukan ke saya:

Bagaimana cara menemukan bakat anak?

Kemudian bagaimana cara mengolah atau mengembangkan bakat anak?

Dengan pengalaman menjadi orangtua dari 2 orang anak selama 15 tahun yang masih terus belajar ilmu parenting, saya akan berbagi dan menulisnya di sini. Berharap semoga apa yang saya sampaikan bisa bermanfaat bagi orangtua lain atau bahkan bagi para calon orangtua.

Ini yang saya dan suami lakukan sebagai orangtua, saya ambil contoh 1 anak saja yaitu Fayra:

1. Observasi minat anak

Awalnya kami pikir Fayra hanya ikut-ikutan mas Rafa corat-coret kertas dengan aneka alat menggambar. Kami baru sadar bahwa anak ini ada minat gambar ketika Fayra ikut lomba mewarnai di sebuah sekolah swasta ternama di BSD. Fayra terpilih menjadi 2 anak perwakilan sekolah dari hampir seratus murid angkatannya. Fayra masih berusia 4 tahun saat itu.

Di setiap kesempatan, Fayra memilih untuk corat-coret kertas daripada bermain boneka. Setiap diajak pergi, Fayra cukup dibekali alat gambar … dijamin anteng.

Saat Fayra sakit, gampang mendeteksi kalo sudah membaik … yaitu saat tangannya sudah mulai menorehkan warna lagi ke lembaran kertas bersih.

2. Gali informasi minat dengan bertanya pada anak

Ketika kita sudah mengetahui kegiatan yang disukai anak, coba konfirmasi dengan bertanya ke anak

kamu suka menggambar yah?

kamu paling suka menggambar bentuk apa?

Kita juga bisa minta penjelasan ke anak tentang apa yang sedang dilakukannya.

ini gambar apa, nak?

Perhatikan binar di mata anak ketika menjelaskan hasil karyanya.

Anak yang memiliki minat, akan bersungguh-sungguh dan memancarkan binar dimata ketika diminta menjelaskan apa yang mereka sukai.

3. Penuhi kebutuhan anak

Supaya minat anak tersalurkan, kita penuhi kebutuhan anak berupa alat menggambar yaitu kertas, buku gambar, alat tulis, pensil warna, krayon, cat atau media lain. Semakin berkembang kemampuan anak, maka anak akan membutuhkan tantangan baru.

Yang awalnya menggambar hanya di kertas putih dengan menggunakan pensil warna, mereka akan merasa bosan dan mulai minta krayon atau spidol warna. Berikan apresiasi ke anak dengan memajang hasil karyanya. Saya pernah membeli tempat minum yang bisa diisi kertas dan minta Fayra melukisnya. Saya bisa melihat sinar bangga di matanya ketika saya pakai tempat minum tersebut.

Saya juga mengumpulkan kertas-kertas gambar Fayra dan menyimpannya dalam bingkai yang dipajang di ruang keluarga. Setiap ada tamu datang, Fayra dengan semangat menjelaskan kalo barisan lukisan itu merupakan hasil karyanya.

gambarfay52

Anak yang sudah merasakan gambar di kertas atau buku sketsa, akan mulai minta dibelikan kanvas atau mungkin kain polos. Kenalkan anak dengan aneka cat, mulai dari cat air, cat akrilik sampai cat minyak. Biarkan anak mencoba berbagai material tersebut.

Begitu juga dengan Fayra, yang semakin aneh permintaannya. Fayra pernah minta buku sketsa tapi bukan dari kertas warna putih. Alhamdulillah kami menemukannya di sebuah toko buku, sebuah buku sketsa dari kertas warna coklat (seperti kertas daur ulang).

Kami juga memberikan alat menggambar digital yang dapat dihubungkan ke komputer. Dengan alat tersebut, Fayra merasa seperti menggambar manual dengan pensil/pulpen tapi hasilnya bisa dilihat secara digital di layar dan semua file gambar tersimpan rapih dalam memori komputer.

Tak jarang Fayra menggambar manual di kertas, kemudia di-scan dan retouch di komputer. Hasilnya seperti yang bisa dilihat pada foto di atas ini.

Semakin banyak coretan anak, kita bisa melihat polanya. Kita harus jeli menangkap apa yang paling dominan digambar anak. Untuk Fayra sendiri, makin lama coretannya berupa gambar seorang perempuan.

Fayra terlihat asyik ketika menggambar seorang wanita dengan bentuk baju yang beraneka ragam. Bahkan kita bisa melihat detil jahitan di samping celana yang biasa kita temukan pada celana jeans. Saya tidak menyangka imajinasi Fayra yang saat itu berusia 6 tahun bisa sedemikian detilnya.

4. Cari mentor

Karena saya dan suami berlatar belakang teknis dalam dunia telekomunikasi, bukan pecinta seni, kami merasa butuh seorang guru untuk bisa mengarahkan minat Fayra. Kami mencari mentor yang memang ahli di bidangnya.

Umur 5 tahun, kami masukan Fayra ke tempat les gambar. Hanya bertahan 3 bulan, Fayra merasa bosan karena ditempat gambar tersebut kegiatan yang dilakukan cuma mewarnai. Sementara bentuk gambar sudah disiapkan oleh lembaga tsb. Kami pun tidak bisa memaksakan Fayra.

Pernah saat merasa tidak mood, Fayra memberikan gambar ini:

Umur 6 tahun, kami masukan Fayra ke tempat les gambar yang membebaskan anak untuk menggambar bentuk apapun yang disukai. Anak pun diberikan kebebasan untuk menggunakan material (krayon, spidol atau cat air) yang disediakan. Di sini sungguh terlihat kemajuan Fayra. Sebenarnya lembaga ini suka menyelenggarakan pameran, sayangnya Fayra kami berhentikan les sebelum menampilkan karyanya dalam pameran, karena jadwal les bentrok dengan jadwal pertandingan bola kakaknya yang kebetulan saat itu hampir setiap minggu ada lomba.

Prioritas Fayra dikalahkan, tapi Fayra tetap menggambar dengan youtube sebagai gurunya. Cukup gunakan kata kunci “how to draw …”,

Saya selalu upload hasil coretan Fayra ke media sosial, sampai akhirnya seorang teman mengusulkan agar saya membuat akun khusus untuk menampilkan hasil karya Fayra. Banyak pujian yang Fayra terima, dan akhirnya Fayra merasa bahwa ini mungkin bakatnya. Sampai ditulis dalam essay saat pelajaran Bahasa Indonesia di sekolahnya.

Umur 8 tahun kami masukan Fayra ke Digital Art School. Di sini coretan Fayra makin terarah. Kami juga tidak repot lagi menyetok 1 rim kertas A4 setiap bulan. Walau resikonya Fayra minta bawa laptop dan pen tablet supaya bisa menggambar di manapun.

gambarfay54

Fayra sempat mengikuti beberapa lomba digital drawing dan berhasil meraih Juara 2.

gambarfay53

Awalnya saya pikir gambar Fayra yang didominasi bentuk seorang perempuan dengan aneka pakaian itu terinspirasi dari komik Jepang. Apalagi sekarang lagi tren film animasi. Sempat mengira gambar Fayra ke arah Manga. Tapi ternyata Fayra kesulitan menggambar anatomi manusia secara proporsional. Fayra lebih fokus ke gambar pakaiannya. Fayra juga lebih suka buku-buku menggambar yang berhubungan dengan dunia fashion.

Seorang teman menginformasikan ada les fashion untuk anak -anak. Umur 9 tahun ini lah Fayra mulai bergabung ke sekolah fashion.

5. Ajak anak ke lingkungan yang sesuai dengan minat

Ketika Fayra berkumpul dengan teman yang mempunyai minat sama, terlebih ada guru yang bisa menjadi mentornya, maka kemampuan Fayra makin terasah.

Perkembangan Fayra terlihat maju pesat begitu Fayra masuk sekolah Fashion. Melihat teman sekelasnya menghasilkan karya menakjubkan, Fayra pun mengerahkan kemampuannya untuk bisa bersaing dengan mereka.

fayfashion35

Rasa percaya diri Fayra juga semakin meningkat. Suaranya makin terdengar lantang saat presentasi, penjelasan akan rancangannya juga semakin detil. Fayra juga bisa menerjemahkan gambarnya ke tukang jahit dan mengarahkan sesuai dengan apa yang ada di kepalanya.

Rasa bangga terhadap diri sendiri terpancar ketika Fayra melihat coretannya mewujud pakaian yang bisa dikenakannya sendiri.

fayfashion36

Mohon dicatat, tidak semua anak yang jago menggambar sosok perempuan dengan aneka pakaian berarti anak tersebut memiliki minat di bidang fashion.

Dan tidak semua anak yang memiliki minat dibidang fashion, akan jago dalam hal corat coret di kertas. Fashion itu luas dan banyak jurusannya, ada stylish, penjahit, fashion writer, dll.

Sekali lagi: observasi kegiatan anak, gali informasi minat anak, bawa anak ke orang yang ahli di bidang tersebut jika orangtua memang tidak bisa mengarahkan dan mengasah kemampuan anak.

6. Cari role model

Sebagai orangtua, kami tidak membatasi langkah Fayra di dunia fashion. Kami cuma mengarahkan dan berpesan ke Fayra:

Kamu boleh menjadi seorang fashion designer. Tapi sebagai seorang muslim, kamu harus bisa menjadi duta Islam yang baik. Jadi lah fashion designer yang merancang pakaian yang sesuai dengan syariat Islam

fayfashion37

Restu Anggraini yang menjadi pembicara workshop di sekolahnya, menjadi contoh nyata bagi Fayra bahwa seorang muslim designer bisa berkarya di dunia internasional. Fayra jingkrak-jingkrak kegirangan melihat notifikasi IG pada hape yang menampilkan kak Etu follow akun Fayra.

Demi anak, dengan membuang rasa malu, saya tegur Dian Pelangi yang tidak sengaja bertemu di sebuah mall. Saya kenalkan Fayra padanya, dan ceritakan bahwa Fayra ingin mengikuti jejaknya. Dukungan Dian menjadi penyemangat Fayra.

Saya berharap Fayra bisa menjadikan orang-orang ini sebagai panutan dalam berkarya.

7. Selalu SIAGA (siap antar jaga) dengan kegiatan yang mendukung bakatnya

Selain jeli melihat minat anak, kita juga harus lihai melihat kesempatan yang terbuka untuk perkembangan anak misalnya dengan  mengikuti mereka ke berbagai kompetisi yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Daftarkan dan temani anak dalam mengikuti berbagai ajang bergengsi atau sekedar melihat pertunjukan/pameran supaya anak bisa melihat bahwa banyak orang hebat di dunia yang ditekuninya.

Dengan demikian anak akan terpacu untuk mengerahkan yang terbaik yang mereka bisa, agar bisa menjadi seperti orang-orang lain yang dilihatnya.

Di sekolah fashion, Fayra paling kecil di kelasnya. Tapi hal itu justru membuat Fayra terpacu untuk bisa berkarya setara mereka.

fayfashion41

Fayra juga sangat percaya diri ketika diminta mempresentasikan hasil rancangannya dalam acara fashion show di mall besar di Jakarta.

Saya dan suami tidak percaya produk instan, apalagi dalam membesarkan dan mendidik anak-anak. Ada proses yang harus dilakukan dalam mempersiapkan masa depan anak. Ada perjuangan yang harus ditempuh anak, dalam meraih cita-cita mereka. Ada pengorbanan yang harus dicurahkan orangtua, demi kemajuan sang buah hati.

Tidak bisa kita cuma bertanya ke anak, “kalau besar mau jadi apa, nak?

Tanpa bimbingan dan dukungan kita dengan menyediakan sarana bagi mereka dalam meraih cita-citanya, jawaban anak akan pertanyaan tersebut akan menjadi sia-sia. Dan ini lah PR terbesar kita sebagai orangtua.

Collaboration Project

Collaboration Project

Saya baru tau beberapa waktu terakhir kalo seorang TemanBaik ternyata hobi menjahit. Beliau bahkan sudah menerima order aneka pouch makeup dan case untuk gadget. Karena beliau juga tau kalau anak saya suka menggambar, maka diajaknya Fayra untuk ikut bergabung dalam projek kolaborasi “Pouch Bergambar” … duh maaf saya gak paham bahasa kerennya apa.

faypouch1

Awalnya Tiwi mengirim 1 buah pouch ke rumah. Sebelum paket datang, Fayra sudah membeli spidol khusus textile di toko buku. Jadi begitu paket sampai di tangannya, langsung dicoret-coret dong. Gak cuma 1 sisi, tapi 2 sisi penuh!

faypouch2

Saya upload ke sosial media, eh dapat komentar dari Pipitta yang tertarik pesan 4 pieces. Untuk nyetok kado kalau teman anaknya ada yang ulangtahun, katanya. Pembicaraan berlanjut via WA untuk tau lebih detil gambar yang diinginkan. Saya juga mengirimkan foto sketsa yang dibuat Fayra di kertas ke Pipit, sebelum Tiwi mengirimkan pouch untuk digambar oleh Fayra. Dan ini lah hasil akhir gambar Fayra pada pouch yang dipesan Pipit:

faypouch3Saya unggah lagi ke media sosial, makin banyak teman yang tertarik untuk ikutan pesan. Saat saya nyetir mengantar jemput ke sekolah, Fayra suka membajak henpon saya untuk follow-up pesanan teman-teman saya. Jiwa bisnis mengalir deras ya, nak! Hahahaha

faypouch4Dibawah ini adalah pesanan seorang teman kantor saya, pouch untuk make-up dan yang satunya untuk alat tulis anaknya. Fayra cari ide sendiri bentuk gambar, sesuai dengan permintaan pemesan. Fayra juga yang memberikan instruksi ke tante Tiwi, kombinasi warna seperti apa yang diinginkan pemesan sampai deadline juga diperhatikan. Cukup detil sih untuk anak umur 9 tahun yang baru belajar bisnis.

faypouch5

 

Fayra juga menambah material yang digunakan (beli krayon khusus kain yang gak luntur saat dicuci), belanja dari uang yang didapat dari bagi hasil dengan tante Tiwi. Tak hanya itu, Fayra juga meminta saya untuk membeli plastik pembungkus supaya pouch yang sudah digambar tidak kotor dan amplop untuk mengirim pouch ke pemesan. Fayra juga ikut setiap saya pergi ke JNE, jadi dia tau benar bahwa hasil karyanya sudah dikirimkan.

Fayra sudah paham dasar konsep bisnis:

  • marketing (upload gambar ke sosmed)
  • menghitung cashflow (tau harga jual, modal, profit dan hasil keuntungan bagiannya)
  • pentingnya packaging (kepikiran untuk membungkus plastik dan amplop sesuai ukuran pouch)
  • berpikiran customer oriented (diskusi langsung dengan pemesan untuk menggali detil jenis pesanan, gambar yang diinginkan, kombinasi warna, dll)
  • memperhatikan timeline (mencatat tanggal pesanan masuk, minta Tiwi menjahit dan mengirim pouch, menyelesaikan gambar dan mengirimkan tepat waktu)

Kadang hari libur sekolah pun digunakan Fayra untuk menyelesaikan pesanan yang masuk. Gak mau diajak jalan-jalan demi ngejar setoran. Hahahaha

faypouch6

Udah tau enaknya hobi yang dibayar nih. Kesukaannya menggambar bisa menghasilkan uang yang digunakan untuk beli alat gambar lagi. Gitu aja Fayra udah seneng banget.

Dibawah ini pesanan dari tante Yeye berupa gambar kuda Fluttershy dari film seri kartun My Little Pony, pesanan dari bekas walikelas Fayra berupa gambar dirinya sedang mengajar di depan kelas, pesanan dari teman kantor papanya berupa gambar fashion icon, pesanan dari teman sekolahnya berupa gambar siluet dirinya.

faypouch7

Saya sempat menghentikan pesanan yang masuk, saat Fayra menghadapi ujian mid semester di sekolah. Kebetulan saat itu Tiwi juga lagi ada projek besar di kantornya yang membuatnya sibuk luar biasa dan kewalahan untuk menjahit di sela waktunya mengurus keluarga dengan 2 orang anak di rumah.

Duh sungguh saya tidak menyangka mendapat respon yang begitu luar biasa dari teman-teman semua. Terima kasih atas komentar berupa penyemangat untuk Fayra sampai pesanan yang dilayangkan. Saya mohon maaf kalau produk yang dihasilkan kurang memuaskan. Tapi saya menghargai usaha Fayra dalam mengimplementasikan bisnis yang setiap tahun dipelajari di sekolah saat Entrepreneurship Day. Terima kasih juga untuk Tiwi yang sudah mengajak Fayra dalam projek iseng-iseng menyenangkan ini.

Semoga ini sebagai awal langkah Fayra menuju cita-citanya menjadi seorang designer.

Bisa ikut mengaminkan doa saya?

My Future Designer

My Future Designer

Saya sudah pernah cerita di sini kan yah, kalo Fayra suka banget menggambar?

Sebagai orangtua, saya dan suami sebisa mungkin menyalurkan minat anak supaya berkembang menjadi lebih baik. Karena kami berdua merasa tidak ada bakat di bidang menggambar, kami memberikan kursus supaya Fayra bisa belajar dari yang lebih ahli di bidangnya. Kami juga memberikan buku-buku yang sekiranya bermanfaat untuk memperdalam hobi Fayra ini.

Sejak umur 7 tahun, arah coretan Fayra lebih ke postur seorang wanita dengan aneka pakaian yang ada dalam pikirannya. Katanya sih, Fayra sudah keliatan minat ke dunia Fashion. Tak heran jika teman-teman saya suka memberi hadiah berupa buku yang berhubungan dengan hal tersebut untuk Fayra. Saya juga tidak kuasa melarang ketika Fayra memilih menghabiskan sebagian uang yang diperoleh dari keluarga besar saat lebaran, untuk membeli buku import fashion yang harganya bikin saya ngekepin dompet lebih kenceng. Hahahaha.

fayfashion

Seperti foto di atas ini lah Fayra kalo lagi asyik di toko buku. Panik melihat aneka macam buku fashion dari luar negeri, dan merajuk untuk borong semua. Dengan uang miliknya sendiri, Fayra percaya diri jalan ke kasir untuk melakukan pembayaran. Mbak kasir heran dan bertanya ke saya, apa benar buku ini untuk anak kecil yang berdiri di hadapannya sambil membuka dompet pink Barbie dan mengeluarkan beberapa lembar ratusan ribu rupiah. Saya cuma mengangguk sambil tersenyum.

fayfashion1

Suatu hari seorang sahabat di kantor lama mengirimkan foto di atas. Fayra diundang untuk mengikuti kelas percobaan di sebuah sekolah fashion untuk anak berusia 8-12 tahun. Saya dengan semangat menelpon dan diminta datang esok hari jam 10 pagi. Ketika saya ceritakan kepada Fayra, tentu saja jawaban yang spontan keluar dari mulutnya adalah MAU BANGET, MA!

fayfashion2

Begitu sampai di lokasi, mata Fayra berbinar-binar bahagia melihat seluruh ruangan sekolah ini. Fayra diberikan selembar kertas yang sudah ada gambar manekin, dan diminta melengkapi gambar tersebut. Hasil coretan tangan Fayra seperti tampak pada foto di atas. Sesi wawancara dilakukan oleh kepala sekolah, guru fashion style dan guru pola selama 10 menit, di sini Fayra menjelaskan gambar tersebut dengan detil. Berikutnya giliran saya yang dipanggil untuk wawancara dan kepala sekolah menyampaikan “ini anak di sekolahin di Eropa aja deh, keren banget sih!

Fayra dinyatakan lulus dan boleh bergabung dengan anak-anak berbakat lainnya. Tidak semua anak bisa masuk, kepala sekolah akan menolak anak yang terlihat dipaksakan oleh orangtua hanya karena si anak terlihat JAGO gambar tetapi tidak memiliki passion di bidang fashion.

Saya diskusi dengan papa Fayra melalui WAcall, dan beliau menyetujui Fayra untuk ikut sekolah ini setiap Sabtu walau resikonya tempat ini sangat jauh dari rumah kami. Saya dan  suami memang bertekad untuk mendukung kegiatan anak-anak yang positif yang sekiranya bisa membantu mereka untuk mewujudkan masa depannya. Setiap anak itu unik dan memiliki kelebihan maupun kekurangan tersendiri. Daripada ribut mikirin kekurangan anak, akan lebih baik kalo kami habis-habisan explore dan fokus pada kelebihan plus minat anak. Ya kan?

fayfashion3

Saat wawancara Fayra sempat bilang “jadi designer gak harus bisa jahit kan? aku gak suka menjahit

Kepala sekolahnya bilang “wah gak bisa Fay, semua designer harus bisa menjahit. Supaya kita bisa menjelaskan design lebih detil ke penjahit, untuk meminta mereka mau dijahit dengan teknik jenis apa.Saat fashion show pun, kalau baju rancangan kita ada kerusakan maka kita harus bisa memperbaiki sendiri saat itu juga

fayfashion4

2 minggu pertama kepala sekolah memberikan kelas menjahit untuk Fayra. Pertemuan pertama Fayra diajarkan menggunakan mesin jahit. Cuma sekedar menjahit garis lurus dan bergelombang saja. Pertemuan ke 2 Fayra diminta menjahit manual, mengikuti gambar yang dibuat di sehelai kain. Akhirnya sekarang Fayra jadi suka menjahit deh. Bahkan ke sekolah pun Fayra membawa kain, jarum dan benang … saat nunggu saya menjemput, Fayra asyik membuat gambar di kain dan menjahit mengikuti garis gambarnya.

fayfashion5

Pertemuan ke 3 Fayra diminta membuat MOOD BOARD sebagai alat untuk mengumpulkan inspirasi sebelum membuat rangkaian design baju. Sehelai karton hitam ditempel aneka gambar dan kain yang Fayra suka. Dari moodboard ini, Fayra langsung kebayang design pakaian seperti apa yang akan dibuatnya.

fayfashion6

Pertemuan ke 4 Fayra mulai membuat design pakaian. Tidak hanya 1 jenis, tapi serangkaian yang disebut 1 seri. Fayra diminta menuliskan penjelasan di samping gambarnya seperti jenis kain apa yang ingin digunakan serta model detilnya.

fayfashion7

Pertemuan ke 5 Fayra diajarkan untuk membuat pola dengan ukuran manekin 16″ yang dibagikan ke setiap murid saat melakukan pendaftaran. Fayra mengukur badan boneka, membuat pola sesuai ukuran tsb dan menggunting polanya.

fayfashion8

Pertemuan ke 6 Fayra diajak ke toko kain untuk belajar mengenali berbagai nama, jenis dan tekstur kain. Setelah tau perbedaan tiap jenisnya, Fayra diminta memilih kain yang akan digunakan sesuai gambar designnya.

fayfashion9

Karena Fayra itu anaknya sangat detil, dalam rancangan pertamanya ini Fayra membuat 4 pieces: outer / long jacket denim, kemeja katun, rok denim, dan bawahnya berhiaskan renda juga dasi katun. Belanjaan Fayra paling banyak dan jadi mahal deh, sementara murid lain yang mendesign 1 piece pakaian cuma beli 1-2 jenis kain saja.

fayfashion10

Pertemuan ke 7 Fayra diminta menggunting kain yang sudah dibeli sesuai dengan pola yang dibuat sebelumnya. Kemudian setiap bagian dihubungkan dengan jahitan dasar/jelujur. Pertemuan ke 8 baru deh dijahit menggunakan mesin, dibantu oleh guru terutama di bagian yang sulit seperti sambungan lengan baju.

fayfashion11

Pertemuan ke 9 Fayra diminta mempersiapkan presentasi yang menjelaskan design nya ini: apa nama/tema rancangannya, jenis kain yang digunakan, target pemakainya, photo session dengan background seperti apa yang akan digunakan untuk pakaian ini, bagaimana make-up foto modelnya, dll.

fayfashion12

Pertemuan ke 10 Fayra menggunakan pakaian yang sama dengan manekin kecilnya dan melakukan presentasi di hadapan murid lain, orangtua dan guru-guru. Tujuannya adalah supaya mereka siap menjelaskan rancangannya untuk klien atau pun jurnalis saat mereka sudah terkenal nantinya.

Berikut cuplikan video saat hari presentasi Fayra:

Inspirasi baju ini dari Hatsune Miku dan seragam sekolah Jepang”, begitu penjelasan Fayra tentang design bajunya.

Setelah presentasi, Fayra berjalan di atas catwalk.

Dengan berakhirnya presentasi ini, maka Fayra dinyatakan lulus modul DreamDress 1 dan siap untuk melanjutkan ke kelas berikutnya. Total ada 10 modul yang bisa diambil dengan rentang waktu 2-3 bulan per modul.

Saya terharu melihat perkembangan Fayra dalam 2 bulan terakhir. Fayra semakin menikmati proses menjadi seorang designer. Setiap ke mall, pasti minta masuk ke butik-butik merk terkenal hanya sekedar melihat trend pakaian yang sedang in saat ini. Diperhatikan detil bentuknya, dipegang kainnya sambil berbisik “untuk bahan inspirasi design berikutnya, ma

fayfashion14

Tidak hanya itu, kamar tidurnya pun dirubah sesuai dengan ide yang ada di kepalanya. Semua hiasan kamar Fayra berhubungan dengan dunia fashion. Gambar pink dengan frame putih itu merupakan hasil coretan Fayra di Digital Art School yang diprint oleh gurunya dan diberikan ke saya beberapa waktu lalu. Mesin jahit kecil itu sebenarnya music box, tempat menyimpan aksesoris kecil yang saat tuas diputar maka musik mulai berdenting dan jarum jahit bergerak naik turun layaknya mesin jahit sedang bekerja. Manekin kecil tempat menaruh gelang/kalung, juga manekin seukuran badan Fayra juga lengkap di dalam kamarnya. Tas gambar merak itu juga diwarnai oleh Fayra sendiri loh. Saya hanya menambahkan hiasan tembok berupa pesan bertuliskan:

MY SUCCESS IS ONLY BY ALLAH

fayfashion15

Saya kaget juga saat Fayra menyodorkan kertas seperti tampak pada foto di atas. Dengan cover berupa gambar menara Eiffel, di dalamnya ada gambar runaway dan halaman belakang bertuliskan target hidupnya:

  • I want to go to Paris
  • I want to have my own fashion catwalk
  • I want to have my own boutique

fayfashion13

Ketika bertemu secara tidak sengaja dengan idolanya, tante Dian Pelangi, alhamdulillah beliau mendukung langkah Fayra. Semoga Fayra bisa mengikuti jejak beliau .. Amin

She’s only 9 years old, but has done a great job in the last 2 months. She knows her passion well and even have her life target. We’re so proud of her!

fayfashion16

Dear Fayra,

May Allah be with you at every step you take

May Allah guide you in each decision you make

May Allah help you when life gets rough

May Allah bless you with more than enough

May Allah protect you when you fall

May Allah hear you when you call

May Allah grant you success as a world-class muslim fashion designer

Amin ya Rabb

*tisu mana tisu*

Gambar Fayra 4

Gambar Fayra 4

Sudah lebih dari 3 bulan Fayra mengikuti Digital Art School seperti yang pernah saya ceritakan di sini. Fayra masih imbang antara menggambar di kertas maupun di komputer.

gambarfay43

Buku sketsa masih terus diisi dengan gambar-gambar baru yang makin beragam. Apapun yang ada di pikiran, selalu dituangkan ke dalam kertas.

gambarfay44

Kemampuan menggambar di komputer juga semakin meningkat. Berikut beberapa hasil gambar yang sempat saya abadikan melalui kamera henpon. Sisanya disimpan di komputer di tempat lesnya.

gambarfay45

Tempat les nya mengadakan lomba di salah satu mall di Karawaci akhir bulan Agustus. Fayra sudah semangat untuk ikut serta. Saya sudah mengisi form pendaftaran dan melakukan pembayaran. Tema nya saat itu adalah “cerita dongeng nusantara”. Fayra berlatih 2 minggu sebelumnya dengan menggambar seperti di bawah ini:

gambarfay46

Sayangnya saat hari perlombaan, Rafa dan Fayra kompak sakit di rumah. Dengan demam yang cukup tinggi, saya tidak mengijinkan Fayra untuk ikut lomba. Sedih sih, tapi insya Allah akan datang kesempatan lain untuk Fayra.

gambarfay49

Gambar di atas diberi judul “Me and My Brother“. Kata Fayra “look at his skin color, ma” … menurut Fayra memang mas Rafa berkulit lebih gelap darinya. Padahal aslinya mah beda tipis doang. Hahahaha

gambarfay47

Di hari Sabtu, sepertinya Fayra adalah murid paling kecil di kelas nya. Teman-teman sekelas rata-rata berusia >10 tahun. Wajar kalo gambar mereka jauh lebih bagus dari Fayra. Meski demikian, Fayra tidak berkecil hati. Malah makin semangat untuk bisa gambar lebih bagus lagi karena terpacu melihat gambar orang lain. Teman-teman sekelas suka memuji hasil gambar Fayra. Awalnya mereka mengira Fayra hanya melakukan tracing (mengikuti gambar yang telah dibuat dengan garis putus-putus, jadi hanya menebalkan saja), tapi kakak pengajar memberitahu mereka kalau Fayra benar-benar menggambar dari halaman kosong.

gambarfay48

Saat Rafa dirawat di RS akibat demam berdarah, Masguh yang mengantar jemput Fayra ke tempat les. Fayra mengirimkan gambar melalui Line dan meminta pendapat saya. Begitu pun saat saya harus dinas ke luar kota/negeri, saya masih terus menerima gambar Fayra.

gambarfay50

Semakin kesini saya melihat banyak kemajuan yang diperoleh Fayra. Menggambar manusia tidak hanya dari depan, melainkan belajar juga dari sisi yang lain. Fayra makin menikmati dan mulai mantab dengan hobinya. Netbook yang biasa digunakan Fayra untuk menggambar di rumah, sudah tidak bisa mengakomodasi kebutuhannya lagi. Selain karena speed processor nya kurang untuk digunakan aktivitas grafis seperti ini, kebetulan softwarenya sempat bermasalah juga. Akhirnya saya membeli laptop baru untuk menunjang kegiatan Fayra.

gambarfay51

Saya terharu saat melihat hasil ulangan pelajaran Bahasa Indonesia, Fayra menuliskan puisi tentang hobinya. Semoga hobi ini bisa menjadi passion Fayra, yang bisa digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidupnya kelak.

Keep doing great job, Fayra!

Gambar Fayra 3

Gambar Fayra 3

Saya sudah cerita sebelumnya kalau Fayra makin suka gambar kan yah?

Sampai saya pun membuat account IG dan kategori posting khusus di blog ini. Semakin kesini, saya dan suami mulai mengakui kalau ini bukan semata Fayra ikut-ikutan mas Rafa yang memang lebih dulu suka gambar … tapi bakat itu mengalir juga dalam darahnya.

gambarfay30

Fayra pernah tanya ke saya “apa gak ada sekolah design untuk anak umur 7 tahun, ma? aku bosan sekolah SD biasa, mau sekolah design aja

Saya coba cari informasi tentang sekolah design, dan murid paling muda yang diterima adalah usia 15 tahun. Sabar dulu ya, sayang. Lanjut sekolah paling enggak sampai SMA dulu, nanti pilih deh mau kuliah design di mana.

Akhirnya saya mengalihkan dengan memberikan buku Style Me Up, dimana di dalam buku ini ada template gambar manusia dengan aneka gaya tetapi tanpa warna. Jadi Fayra bisa mencoba menggambar pakaian sesuai dengan design yang ada di kepalanya. Dan di bawah ini beberapa hasilnya:

gambarfay38

Yak, mama baru tau arti TY girl *manggut-manggut*.

Dari 1 pose, Fayra bisa menuangkan ide beberapa pakaian seperti contoh di bawah ini:

gambarfay37

Fayra girang banget waktu dapat kiriman dari Tante Dessy di Singapore, yang membelikan buku Fashion Doodles. Dalam beberapa hari tangannya tidak berhenti coret-coret buku ini sampai semua halaman penuh. Terkadang suka asyik sampai tengah malam.

gambarfay32

Saya geleng-geleng loh lihat betapa detil Fayra menggambarkan celana jeans, sampai tak lupa memberikan garis putus-putus seperti pinggiran jahitan celana jeans pada umumnya. Kok kepikiran yah?

gambarfay41

Suatu hari saat libur sekolah, Fayra ikut saya ke kantor. Seorang teman yang tau Fayra suka gambar berkata “gambarin tante dong, Fay. Tapi dibuat kurusan yah

Fayra dengan santai menjawab “tapi dibayar yah

Setelah gambar selesai, eh beneran Tante Dian membayar hasil seni Fayra ini. Lumayan untuk beli pensil warna ya, nduk. Hihihihi

gambarfay33

Seperti anak kecil lainnya, Fayra masih tergantung mood. Kalau disuruh, biasanya hasilnya gak maksimal. Kalau keinginan sendiri, dia bisa lupa waktu saking memberikan sentuhan yang sangat detil pada tiap gambarnya.

gambarfay39

Fayra masih berguru pada Youtube, juga masih suka mencontoh hasil karya orang lain melalui Instagram. Alirannya belum jelas, kadang sangat Manga atau Anime … kadang kartun western.

gambarfay40

Alat gambar dan mewarnai yang diminta juga makin beragam. Dari mulai pensil warna, krayon, cat air sampai spidol khusus design merk Copic yang harganya 50rb/pc dan tentunya belum kami ijinkan (pake snowman aja bisa dapat selusin, Fay).

Beberapa waktu lalu Fayra minta buku sketch yang warna kertasnya bukan putih. Katanya biar pensil warna putihnya bisa kepakai. Kalau kertasnya putih, maka Fayra tidak bisa pake pensil warna putih. Sebelum mama nya bikin buku sketch sendiri dari kertas coklat atau karton hitam, untungnya nemu juga buku sketch dengan kertas coklat di Gramedia.

Semoga makin aneh dan susahnya permintaan kamu ini, sebanding dengan meningkatkan skill gambar kamu ya, nak.

gambarfay34

Seorang teman yang berprofesi sebagai design graphis, menyarankan supaya Fayra masuk Digital Art School di BSD. Saat dites, Fayra diterima di kelas Anak-anak tapi level Advance. Kalau anak lain seumurannya masih berlatih “tracing“, yaitu gambar mengikuti garis putus-putus … sementara Fayra sudah bisa menggambar object sendiri.

Fayra ikut les ini setiap Sabtu pagi selama 1,5 jam setiap pertemuan. Hanya butuh 2x masuk kelas, Fayra sudah terbiasa menggunakan alat Graphics Tablet. Di pertemuan berikutnya, Fayra sudah mulai belajar mewarnai. Setelah sebulan, Fayra mulai bermain warna gradasi. Hasilnya seperti di bawah ini:

gambarfay35

Fayra sekelas sama anak-anak SMA. Jadi dia makin terpacu kalau liat anak lain gambarnya bagus-bagus. Melihat peningkatan Fayra yang sangat drastis, papa nya mendukung dengan membelikan alatnya supaya Fayra bisa terus berlatih sendiri di rumah.

gambarfay42

Fayra masih suka gambar ‘manual‘ juga di rumah. Guru les Fayra ternyata ikut memantau IG nya, dan meminta Fayra untuk membawa kertas gambarnya ke tempat les. Di sana gambar-gambar tsb di scan, dan Fayra diminta untuk ‘retouch‘ gambar tsb. Supaya waktu 1,5 jam di kelas bisa lebih maksimal untuk Fayra.

gambarfay36

Contohnya gambar di atas. Sampai ditempat les Fayra diminta memperbaiki kesalahannya. Seperti komposisi wajah, Fayra diajarkan bagaimana gambar wajah dari berbagai angle. Jarak antara kedua mata, sampai diminta memperbaiki posisi bibir yang harusnya lebih ke atas.

Kami masih terus memantau perkembangan skill Fayra. Nantinya guru di Digital Art School ini akan membantu mengarahkan Fayra sesuai keinginannya, ada beberapa pilihan:

  • Fashion Design
  • Anime / Manga Design
  • Graphic Design
  • Architecture Design

Semoga akan mempermudah Fayra nantinya untuk memilih pendidikan resmi dengan tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan keinginan dan kemampuannya.

Mama Papa akan selalu mendukung setiap langkah kebaikan yang kalian tempuh, nak. Sekuat tenaga kami, semampu kami. Just do your best and make yourself proud!