Berburu Spot Foto Keluarga Di Bandung
Bosan gak sih beberapa waktu terakhir posting di blog ini selalu cerita tentang Qatar? Ya memang gak bisa dihindari sih ya, secara yang punya blog sekarang tinggal di negara tersebut.
Kali ini mau flashback cerita 1,5 tahun lalu ah, sebelum kami pindah ke Qatar. Kami sempat berburu spot foto keluarga di Bandung. Baru ingat kalo belum pernah diceritakan di blog ini.
Sebenarnya tujuan kami ke Bandung awal bulan Juli 2017 itu bukan sekedar liburan, tetapi kami mengurus dokumen di kampus PakSuami sebagai syarat mengajukan visa kerja Qatar. Walau tujuan utamanya ke kampus PolTek ITB untuk legalisir ijasah dan transkrip nilai, kami memanfaatkannya juga untuk membawa anak-anak liburan mumpung papanya mengajukan cuti kantor 2 hari. Kebetulan mereka yang lebih update sama tempat-tempat yang lagi hits saat itu dan mereka mengusulkan untuk berburu spot foto keluarga.
Berikut 3 Spot Foto Keluarga Di Bandung yang diusulkan anak-anak:
Upside Down World
Setelah urusan di kampus PakSuami beres, kami langsung menuju lokasi pertama yang diusulkan anak-anak yaitu Upside Down World yang terletak di daerah Dipati Ukur.
Tempat ini unik banget dan sangat instagramable. Bentuknya dari luar seperti rumah biasa, tetapi di dalamnya banyak ruangan dengan tema yang berbeda-beda dalam kondisi terbalik. Ada ruang keluarga, ruang makan, kamar tidur, dapur sampai kamar mandi. Semua benda yang diletakan secara terbalik ini sudah terjamin keamanannya, jadi gak perlu khawatir akan kejatuhan sesuatu yang bisa menimpa tubuh kita.
Di setiap ruangan ada petugas yang akan membantu kita untuk mengambil foto menggunakan kamera atau henpon milik kita sendiri. Mereka sudah paham banget angle terbaik untuk posisi kamera dan orang-orang yang akan difoto. Bahkan mereka juga yang membantu mengarahkan gaya kita. Pokoknya tinggal nurut dan nyengir aja deh.
Ini salah satu hasil foto kami berempat di Upside Down World:
The Lodge Maribaya
Hari berikutnya kami pergi menuju Lembang. Kalau sebelumnya kami asyik foto di dalam ruangan, kali ini kami mencari spot foto outdoor. Yang lagi ramai diupload di berbagai media sosial kala itu, apa lagi kalo bukan The Lodge Maribaya.
Meskipun kami ke sana hari Selasa (bukan akhir pekan), tapi karena masih musim liburan kenaikan kelas … pengunjung yang datang ke tempat ini sangat berlimpah. Untuk 1 spot foto saja, kami harus antri berbaris lebih dari 1 jam. Di setiap spot foto kita harus membayar sekitar 15-25 ribu per orang. Di sana ada petugas yang siap dengan kamera profesionalnya untuk membidik pose terkece kita. Begitu selesai kita bisa mengunduh file foto tersebut dengan aplikasi ShareIt. Tentunya ada biaya yang harus kita bayar lagi, kalo gak salah 10 ribu per foto deh.
Alhamdulillah berhasil juga dapat foto kece di Mountain Swing alias ayunan yang bikin deg-degan:
Taman Hutan Raya IR. H. Juanda (TAHURA)
Sebenarnya saat di Maribaya, Fayra minta kami untuk foto di hammock. Tapi mas Rafa keberatan karena males berdiri antri lebih dari sejam lagi. Akhirnya kami pindah lokasi ke Taman Hutan Raya Juanda yang lebih sedikit pengunjungnya. Kebetulan di sana pun ada tempat foto di atas hammock.
Yang ingin duduk dalam hammock posisi teratas, diminta naik duluan. Kami diminta melepas sepatu karena harus memanjat pohon dengan menaiki tali-tali yang diikat di antara 2 pohon. Fayra minta duluan karena mau paling atas. Saya mengalah ambil posisi terakhir mengingat kondisi badan yang sudah tidak bisa selentur jaman muda. Posisi paling bawa pun ketinggiannya lebih dari 3 meter. Jadi masih lumayan juga naiknya.
https://www.instagram.com/p/BWIX7-TFknQ/?utm_source=ig_share_sheet&igshid=s6p9y79bcw2l
Selain petugas yang membantu memasang peralatan pengaman ke tubuh kita, ada juga petugas yang mendampingi kita saat manjat pohon dan ada petugas lain yang siap mengabadikan dibawah dengan kamera henpon kita. Petugas-petugas ini yang mengarahkan kemana kita harus menghadapkan badan, dimana kita harus meletakan kaki juga tangan dan mereka juga akan mengecek apakah hasil foto di kamera sudah cukup bagus atau kita harus mengulang lagi. Setelah selesai, kami turun satu-persatu dimulai dari yang posisi paling bawah.
Lucu juga kalo ingat betapa mendadaknya liburan kami ke Bandung ini.
Awalnya PakSuami cuma bilang “ma, besok pagi aku harus ke Bandung untuk legalisir ke kampus”
Eh anak-anak nyeletuk di belakang “ikut dong pa … kita kan udah lama gak liburan ke Bandung”
Akhirnya PakSuami bilang “ya udah sana cari hotel di Bandung deh”
Saya langsung buka web PegiPegi untuk mencari penginapan saat itu juga. Tinggal masukkan ‘Bandung’ di kota tujuan, kemudian masukkan ‘tanggal check-in dan check-out’, lanjut menulis angka 4 pada kolom ‘jumlah tamu’ dan angka 1 pada kolom ‘jumlah kamar’ dan klik CARI. Langsung deh keluar hotel-hotel yang memiliki kamar berukuran besar yang bisa digunakan untuk 4 orang tanpa tambahan kasur (extra bed).
Anak-anak kami memang sudah besar (usia 12 dan 17 tahun), harusnya memang sudah bisa pesan kamar terpisah di hotel. Tapi kami malas membawa beberapa tas dan toiletries, karena itu kami memilih 1 kamar tapi yang muat untuk berempat. Yang canggihnya … web PegiPegi sangat membantu kami dalam hal ini. Pesan malam untuk pergi besok pagi pun gak masalah.
Alhamdulillah urusan dokumen berjalan lancar, anak-anak berasa liburan, dan kami jadi punya stok foto keluarga baru deh.