Browsed by
Category: Padang

10 Tempat Wisata di Sumatera Barat

10 Tempat Wisata di Sumatera Barat

Berikut ini 10 tempat wisata di wilayah Sumatera Barat yang kami kunjungi bulan Desember 2015:

1. Air Terjun Lembah Anai – Padang

padang8

Dalam perjalanan kami dari airport Minangkabau di kota Padang menuju Bukittinggi, di kiri jalan tampak banyak kendaraan yang melambatkan laju dan beberapa memilih untuk parkir. Ternyata hanya dengan jarak beberapa meter dari bahu jalan raya, kita bisa melihat keindahan air terjun Lembah Anai setinggi 35 meter.

Yang kami lihat ini ternyata air terjun paling bawah, masih ada 6 tingkat air terjun lagi jika kita mau tracking selama kurang lebih 2 jam menyusuri cagar alam Lembah Anai. Kami memilih untuk melanjutkan perjalanan ke arah Bukittinggi.

2. Danau Maninjau

padang9

Setelah melewati jalan menurun dengan 44 kelokan yang lumayan curam sepanjang kurang lebih 10 KM, kami berhenti sejenak untuk memanjakan mata dengan pemandangan Danau Maninjau.

Dengan luas permukaan danau 99,5 KM persegi dan berada pada ketinggian 461 meter dari permukaan laut, Danau Maninjau dikelilingi oleh bukit yang menyerupai bentuk dinding. Puncak tertinggi diperbukitan sekitar Danau Maninjau dikenal dengan nama Puncak Lawang. Danau ini tercatat sebagai danau terluas kesebelas di Indonesia.

3. Jam Gadang – Bukittinggi

Kata orang, belum bisa dibilang berkunjung ke Bukittinggi jika kita belum foto di depan Jam Gadang. Karena itu lah, kami berhenti sejenak untuk mengambil foto keluarga dengan latar belakang ikon kota Bukittinggi ini.

padang4

Menara jam Gadang memiliki jam dengan diameter berukuran 80cm di empat sisinya sehingga dinamakan Jam Gadang, dari bahasa Minang yang berarti “jam besar”. Dibangun tahun 1926 saat penjajahan Belanda dan jam besar tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam. 4 jam ini digerakkan secara mekanik oleh mesin yang hanya dibuat 2 unit di dunia, yaitu Jam Gadang itu sendiri dan Big Ben di London.

Menara Jam Gadang setinggi 26 meter dibuat dari material kapur, pasir putih dan putih telur sebagai perekatnya. Bandul yang terletak di tingkat paling atas menara, sempat patah akibat gempa bumi tahun 2007 dan sudah diganti. Renovasi terakhir dilakukan tahun 2010 oleh Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) dengan dukungan pemerintah kota Bukittinggi dan Kedutaan Besar Belanda.

4. Ngarai Sianok- Bukittinggi

padang10

Ngarai Sianok merupakan lembah curam yang berada di tengah Kota Bukittinggi. Untuk bisa masuk ke dalam Ngarai Sianok, kita harus membeli tiket dengan harga 4ribu rupiah. Lembah curamnya mempunyai kedalaman 100 m dengan panjang kurang lebih 15 KM dan lebar 200 m. Meskipun sebagian dindingnya runtuh akibat gempa tahun 2007, Ngarai Sianok tetap cantik mempesona.

padang11

Sebenarnya ada goa Jepang di sekitar Ngarai Sianok yang digunakan sebagai tempat pertahanan tentara Jepang sekitar tahun 1942-1945. Goa buatan ini memiliki panjang terowongan mencapai 1,5 KM dengan lebar sekitar 2 meter, tetapi saat ini hanya sepanjang 750 meter yang boleh dimasuki wisatawan. Untuk akses masuk ke Goa, ada 132 anak tangga yang harus kita tempuh. Karena anak tangga ini, diputuskan tidak masuk ke dalamnya karena ada uti akung dalam rombongan kami.

5. Prasasti Batusangkar

padang22

Prasasti Batusangkar merupakan sebuah prasasti zaman Adityawarman, yang sekarang terletak di depan rumah dinas bupati kabupaten Tanah Datar.

Isi Prasasti Pagaruyung secara garis besar adalah puji-pujian akan keagungan dan kebijaksanaan Adityawarman sebagai raja yang banyak menguasai ilmu pengetahuan, khususnya di bidang keagamaan, serta Adityawarman dianggap sebagai cikal bakal keluarga Dharmaraja.

padang23

Hal lain yang cukup menarik dari Prasasti Pagaruyung adalah disebutnya swarnnabhumi sebagai nama wilayah kerajaan Adityawarmman. Swarnnabhumi mempunyai arti “tanah emas”, yang memberikan petunjuk bahwa daerah tersebut mempunyai tambang emas. Akan tetapi dimanakah lokasi atau ibu kota kerajaan Adityawarman belum dapat diketahui secara pasti.

6. Istana Pagaruyung – Batusangkar

padang13

Saya cekikikan mendengar celetuk seorang anak kecil saat memasuki komplek Istana Pagaruyung

warung padangnya gede banget, pa!

Pasti anak kecil ini datang dari Jakarta juga deh. Bentuk tanduk pada atap bangunan Istana Pagaruyung, memang sering digunakan pada kebanyakan rumah makan Padang ternama di Jakarta.

padang12

Istana ini merupakan replika dari bangunan istana asli yang terletak di Batu Patah, sayangnya terbakar pada tahun 1804. Walau sudah dibangun kembali, istana ini kembali terbakar pada tahun 1966.

Replika Istana Pagaruyung di Batusangkar ini pun pernah terbakar tahun 2007 akibat petir yang menyambar puncak istana. Berakibat bangunan dengan 3 tingkat ini hangus dan menyisakan hanya 15% dari bagian istana yang dapat diselamatkan. Biaya pembangunan kembali istana ini katanya lebih dari 20 milyar rupiah.

7. Danau Singkarak

padang14

Jika Danau Maninjau tercatat sebagai danau terluas no 2 di Indonesia, Danau Singkarak ini tercatat sebagai danau terluas no 2 di pulau Sumatera. Sebagian air dari danaui ini digunakan sebagai penggerak generator PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) Singkarak.

8. Pantai Air Manis – Padang

padang15

Pantai Air Manis terkenal dengan batu Malin Kundang, legenda yang menceritakan tentang anak durhaka. Cerita legenda ini juga didapat anak-anak melalui pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah. Karena itu tidak ada salahnya kami ajak anak-anak melihat langsung batu Malin Kundang.

padang16

Jika diperhatikan secara detil, batu yang berada di pinggir pantai Air Manis ini menyerupai bentuk kapal pecah dengan setumpuk tambang yang sepertinya digunakan untuk mengikat jangkar. Diujung belakang ‘kapal’ terdapat batu yang menyerupai seseorang yang tengah bersujud.

Terlepas apakah batu ini dibuat oleh manusia atau memang kutukan Tuhan seperti pada cerita legenda, kami menyayangkan kurangnya perawatan pantai Air Manis. Batu Malin Kundang yang menjadi ikon wisata kota Padang, dengan mudahnya diinjak oleh wisatawan yang mengabadikan dirinya dengan berfoto di atas batu tsb. Belum lagi sampah yag berserakan di sekitar pantai dan area parkir kendaraan.

9. Pantai Caroline – Bungus

padang17

Jika dibandingkan dengan pantai Air Manis, maka kami lebih menyukai pantai Caroline ini karena kondisinya jauh lebih bersih. Padahal harga tiket masuknya sama 5 ribu rupiah. Dari pantai ini kita bisa menyewa speedboat untuk menuju beberapa pulau di sekitarnya.

padang19

Dengan pemandangan pantai Caroline yang sangat memukau, saya mengajak Fayra untuk mengabadikannya dalam bentuk foto. Tapi mengajak Fayra untuk foto bersama itu bukan hal yang mudah. Makin besar, makin ngebanyol deh anak ini. Lihat saja foto candid hasil jepretan mas Rafa di bawah ini:

padang18

Akhirnya saya menyerah dan memilih mas Rafa untuk foto bareng aja. Fayra udah sibuk lari-lari dan melempar batu ke air. Ah anak lanang yang makin menjulang ini sudah bujang. Mama kalah tinggi jauh sekali.

padang20

10. Museum Adityawarman – Padang

padang21

Museum Adityawarman menjadi tempat terakhir yang kami kunjungi sebelum melanjutkan perjalanan menuju bandara untuk pulang ke Jakarta.

Sayangnya kami tidak memiliki banyak waktu untuk membaca secara detil semua keterangan isi koleksi museum. Kami tiba jam 4 kurang, benar-benar mendekati waktu tutup museum. Dengan tiket masuk yang hanya 2 ribu rupiah per orang, museum ini memiliki koleksi 6 ribu benda bersejarah. Sudah bisa ditebak, Fayra paling betah melihat kain dan busana tradisional Sumatera Barat.

 

Numpang Mudik ke Padang

Numpang Mudik ke Padang

Terlahir dari keluarga besar yang sebagian besar tinggal di Jakarta, membuat saya tidak memiliki kampung halaman. Baru ketika menikah dengan pak suami yang keluarga intinya menetap di Surabaya, saya jadi ikut memiliki kampung halaman untuk sekedar mudik lebaran.

Namun setelah mama papa diboyong anak-anaknya ke Jakarta dan membeli rumah sendiri awal tahun 2015 lalu, maka saya kembali merasa kehilangan yang namanya kampung halaman. Lebaran 2015 kami resmi tidak akan merasakan mudik saat lebaran.

Saat lebaran itu juga adek ipar pak suami yang kebetulan keturunan Minang, mengajak untuk berlibur ke tanah kelahirannya di akhir tahun 2015. Ide spontan tersebut disambut dengan sama-sama gugling tiket pesawat melalui Handphone dan Tablet. Dengan memperhitungkan masa tugas pak suami di Qatar yang berakhir November, maka diputuskan untuk berlibur 3 hari di akhir Desember yaitu pada saat libur Natal.

padang1

Kenapa kami dengan mudahnya langsung menyetujui ide spontan ini?

Kami sudah beberapa kali membawa anak-anak berkeliling pulau Jawa dan Madura, baik itu naik kereta, pesawat atau pun mobil pribadi. Anak-anak juga sudah pernah diajak berlibur ke Bali. Target kami berikutnya memang membawa anak-anak menjelajah tanah Sumatera. Rafa sudah memulainya dengan ikut program sekolah ke Bangka dan Belitung, jadi tidak ada salahnya kami memilih Padang sebagai tujuan berikutnya.

padang2

Kami pergi 9 orang dengan komposisi 6 orang dewasa + 2 remaja + 1 anak. Berangkat tanggal 23 Desember, kembali ke Jakarta tanggal 25 Desember. Selama di Padang kami menyewa sebuah minibus dengan kapasitas 12 orang. Agak ribet memang saat mencari mobil sewaan, karena jumlah orang yang serba tanggung ini. Pihak Rental hanya memberikan kami 2 pilihan jenis kendaraan: kapasitas 7 orang atau 12 orang. Padahal kapasitas tsb sudah termasuk supir, karena itu kami memilih minibus.

padang3

Rafa sudah mengingatkan Fayra tentang makanan Sumatera yang cenderung pedas. Sampai saat ini Fayra memang masih sulit menerima rasa pedas di mulutnya. Setiap Fayra komplen tentang makanan yang ada rasa pedas walau hanya dari merica/lada saja, mas Rafa langsung membalas “harus belajar kunyah dan telan masakan pedas, Fay. Gimana nanti kalo kita liburan ke Padang, kamu gak bisa makan apa-apa loh

Sampai di Padang pun Fayra masih menolak. Jadi saat kami mencicipi Sate Mak Syukur yang sangat terkenal di tempat aslinya, Fayra malah minta dibelikan semangkuk bakso yang dijual di sebrang jalan. Untungnya ketika makan nasi kapau, Fayra masih ada pilihan berupa ayam pop. Saya merasakan repotnya menguliti ikan bakar, karena Fayra hanya mau makan daging ikan yang tidak terkena bumbu ketika kami makan di rumah makan seafood daerah Pantai Padang. Padahal cumi dan udang bakar dengan saus yang agak pedas itu bikin lidah kami menari, sayang Fayra belum bisa ikut menikmati.

padang5

Tak lengkap rasanya kalau ke Sumatera tanpa makan buah durian. Kami minta pak supir untuk mampir ke warung durian di pinggir jalan saat perjalanan dari Bukittinggi ke arah kota Padang. Fayra bersama uti akung memilih tinggal di dalam mobil karena tidak suka aroma Durian yang amat menyengat.

padang6

Berikut itinerary kami selama 3 hari 2 malam menyusuri Sumatera Barat:

Day 1:

  • Perjalanan Jakarta – Padang
  • Mampir sejenak di Air Terjun Lembah Anai
  • Merasakan sensai kelok 44
  • Menikmati indahnya Danau Maninjau
  • Menginap di Bukittinggi

Day 2:

  • Foto keluarga di Jam Gadang Bukittinggi
  • Melanjutkan perjalanan ke Ngarai Sianok
  • Mengunjungi Istana Pagaruyung Batusangkar
  • Melihat pemandangan Danau Singkarak
  • Menginap di Padang

Day 3:

  • Menyaksikan batu Malin Kundang di Pantai Air Manis
  • Bermain sebentar di Pantai Caroline Bungus
  • Melihat jembatan Siti Nurbaya, kota tua, Pantai Padang
  • Berkunjung ke rumah keluarga adik ipar
  • Mengunjungi museum Adityawarman
  • Perjalanan pulang ke Jakarta

padang4

Alhamdulillah dengan perjalanan dan jadwal yang cukup padat, seluruh anggota keluarga bisa menikmati kebersamaan ini. Kami bisa menyaksikan keindahan tanah Sumatera Barat, mencicipi kuliner yang terkenal di tempat aslinya, dan anak-anak belajar tentang budaya (pakaian tradisional, rumah adat, bahasa, dll).

padang7

Semoga setelah ini kami bisa melanjutkan perjalanan ke kota-kota lain di pulau Sumatera. Paling tidak kami akan mencoba jalur darat dari Jakarta ke Lampung. Doakan saja *_^