Browsed by
Category: Tokyo

Kerennya Kereta Jepang

Kerennya Kereta Jepang

Tadi pagi saya dan suami ke kantor seperti biasa naik Commuter Line. Pintu kereta terbuka secara otomatis di setiap stasiun. Tapi kali ini ada notifikasi suara dalam bahasa Jepang. Sepertinya kereta kami tadi pagi, hasil import dari negara yang terkenal dengan sistem kereta api yang sangat canggih. Kami cekikikan sendiri sambil bergumam “next destination: Shin-Kiba” dengan logat Jepang tentunya.

Saya jadi ingat kalau saya belum berbagi cerita tentang pengalaman saya menggunakan transportasi rakyat Jepang yang sangat tepat waktu ini.

kretajepang1

Saat menyusun itinerary, saya selalu melakukan riset sederhana. Baik itu browsing internet, tanya-tanya ke travel agent ataupun bertanya ke mereka yang sudah pernah ke tempat tujuan. Karena Masguh ke Jepang dalam rangka pekerjaan, jadi saya harus bisa jalan-jalan sendiri dengan menggunakan transportasi publik disana. Dan saya kaget dong melihat hasil gugling gambar jalur kereta di Jepang, ribet amat gambarnya … banyak jalur berwarna-warni. Teman saya yang tinggal disana hanya berpesan “just follow the color line” #okesip meski tetap bingung hahahahaha

Karena tidak hanya tinggal di Tokyo (saya juga pergi ke KawaguchiKyotoOsaka), saya disarankan untuk membeli JRpass saja di Jakarta. Setelah saya susun detil biaya yang dibutuhkan tanpa JRpass, ternyata hanya beda sedikit dengan JRpass. Secara harga JRpass terlihat lebih mahal (3jt-an per orang), tetapi secara waktu tempuh JR lebih cepat 3-6 jam.

Tentunya saya memilih membeli JRpass supaya tidak ribet juga disana.

JRpass

Japan Rail Pass adalah tiket kereta yang ditawarkan untuk turis oleh salah satu perusahaan kereta api di Jepang dengan coverage paling luas, yaitu Japan Railway Group. JR Pass berlaku untuk semua jaringan kereta JR di Jepang, termasuk kereta Shinkansen Hikari dan Kodama, serta beberapa jaringan JR bus dan kapal ferry.

JRpass hanya bisa dibeli diluar Jepang dengan menunjukan passport asli yang sudah mendapatkan visa dengan status “temporary visitor”.

kretajepang

JRpass ada 2 macam: Standard Car dan Green Car (lebih mahal). Masing-masing memiliki harga berbeda untuk anak-anak dan dewasa. Masa berlaku juga terdiri dari 3 kategori: 7 hari, 14 hari dan 21 hari. Untuk lebih jelasnya bisa buka di web nya aja yah.

Kami membeli kelas Standard Car yang berlaku 7 hari di Jalan Tour (Gedung Kyoei – Sudirman) dengan harga 28.300 Yen dibayarkan dengan Rupiah tergantung kurs hari transaksi.

Padahal kalau beli di Jepang, Shinkansen dari Tokyo ke Kyoto 1 arah aja harganya 14.000 yen. Bisa naik bus malam dengan harga 1/3nya, tapi waktu tempuhnya 7-8 jam, sementara kalau naik Shinkansen cuma 3 jam.

Coba kalau saya tidak pakai JRpass, seminggu bisa butuh lebih dari 28rb yen untuk membeli tiket ketengan. Bisa dibilang harga yang saya bayar untuk JRpass sama dengan harga tiket regular Tokyo – Kyoto – Tokyo. Sisanya saya naik kereta secara gratis hehehe.

Saya sarankan untuk kalian yang mau ke Jepang dan mengunjungi lebih dari 1 kota, akan lebih hemat (waktu dan biaya) dengan membeli JRpass di luar Jepang. Tinggal eksploitasi secara maksimal ajah.

Kita akan diberikan kertas kwitansi seperti tiket kereta manual biasa. Sampai di Jepang (bisa di airport atau pun di stasiun kereta), kita harus tukarkan kertas tersebut untuk mendapat kartu seperti yang saya pegang pada foto diatas.

Bagian belakang akan di stempel tanggal mulai penggunaan kartu dan tanggal berakhirnya. Di stasiun kereta, jangan masuk pintu otomatis yah … tapi carilah pintu di dekat loket petugas. Tunjukan kartu JRpass kepada petugas dengan memperlihatkan tanggal di bagian belakang, maka petugas akan memberikan jalan untuk kita.

Perhatikan jadwal kereta di Hyperdia. Pastikan ambil jalur yang dilalui JR group. Jika memang ke arah tempat tujuan tsb tidak dilalui oleh JR, maka kita harus membeli tiket satuan di stasiun. Gak mahal kok, sekitar 200-500 yen.

Enak banget deh pake JRpass, gampang dan lebih irit. Jangan khawatir bingung di stasiun, karena semua dilengkapi dengan loket petugas berbahasa Inggris.

kretajepang7

Jika kita hanya berpergian di dalam 1 kota saja, maka tidak perlu membeli JRpass. Bisa membeli tiket harian dalam kota tertentu yang lebih murah atau membeli day pass (unlimited untuk 1 – 3 – 5 – 7 hari). Jangan khawatir ribet dengan barang bawaan kita, karena di setiap stasiun dilengkapi dengan loker penitipan barang seperti tampak pada foto diatas. Jangan lupa untuk menghapal posisi loker yah, karena setiap pojokan stasiun akan kita temui penampakan loker serupa.

Harga penyewaan loker tergantung dari ukuran lemari dan durasi penyimpanan. Semakin besar lemari dan semakin lama kita menyimpan barang disitu, tentunya akan semakin mahal harga loker nya. Untuk lebih jelas bisa dilihat di web ini yah.

kretajepang2

Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, semua tempat publik di Jepang dilengkapi dengan petunjuk / papan informasi dalam 3 bahasa (Jepang, Inggris dan Korea).

kretajepang3Kebersihan, ketertiban dan kenyamanan sangat dijunjung tinggi di Jepang. Tidak akan kita temui orang berdesak-desakan di dalam gerbong. Jika kereta sudah penuh, orang yang di depan pintu tidak akan memaksakan dirinya untuk masuk, mereka lebih memilih kereta berikutnya. Tidak ada yang sikut-sikutan untuk naik eskalator, semua orang berbaris rapih dan sadar diri untuk berdiri di belakang orang lain. Tidak ada orang yang membuang sampah sembarangan, rel kereta pun sangat bersih sekali.

kretajepang4

Saya sempat mengintip ke ruang masinis. Tidak ada orang lain yang berada di dalam ruang itu. Beda banget sama KRL Jabodetabek kan, penumpang bisa masuk seenaknya ke dalam ruang masinis hahahaha.

Shinkansen

Kami menggunakan JRpass untuk naik Shinkansen Hikari dari Tokyo ke Kyoto. Sebenarnya rute yang ditempuh sama dengan Shinkansen Nozomi (lebih mahal, tidak termasuk dalam JRpass), hanya saja Hikari lebih banyak stasiun berhentinya. Untuk kecepatan kereta, Hikari mencapai 210KM/jam sementara Nozomi katanya ada yang mencapai 300KM/jam.

Untuk naik Shinkansen pergi antar kota apalagi di akhir minggu (Jumat – Sabtu – Minggu), sebaiknya kita pesan kursi dulu. Sehari sebelum keberangkatan, saya datang ke loket pemesanan (JR office) di dalam stasiun dengan menunjukan kartu JRpass. Saya pesan kursi paling belakang karena membawa koper besar. Petugas memberikan saya tiket kecil yang berisi informasi lengkap tanggal, jam keberangkatan, stasiun tujuan, nomor gerbong dan nomor kursi.

Ada bebrapa gerbong khusus yang disediakan untuk penumpang yang tidak memesan kursi, biasanya gerbong 1 sampai 5 bertuliskan “unreserved seat“.

kretajepang8

Kami tiba di stasiun sekitar 20 menit sebelum waktu keberangkatan. Ketika diumumkan kereta akan masuk jalur, bermunculan orang-orang berpakaian pink lengkap dengan tas besar, masker dan sarung tangan. Sekilas mirip mbak yakult. Pernah liat kan mbak-mbak berbaju pink dengan tas dorong yang beredar dari 1 rumah ke rumah lain untuk menawarkan yakult? Apa cuma di Jakarta dan sekitarnya yang ada mbak yakult?

Ternyata mereka ini petugas kebersihan kereta. Saat kereta datang, mereka sudah berbaris dengan tertib di pinggir jalur. Setelah seluruh penumpang turun dari kereta, mereka akan masuk dan membersihkan seluruh gerbong. Yang bikin saya takjub, mereka tidak hanya menyapu dan mengepel gerbong atau membersihkan toilet loh. Tapi mereka juga menyemprot meja dan mengelapnya, juga menyikat kursi!

kretajepang9

Pantas saja kereta di Jepang sangat bersih yah. 1 gerbong saja dibersihkan oleh lebih dari 5 orang dengan tugas berbeda. Pembersihan gerbong ini dilakukan di setiap stasiun terakhir.

Saya iseng foto dengan masinis Shinkansen. Penampilan mereka bagai pilot. Masih muda-muda, berbadan tegap dengan seragam yang juga mirip pilot. Keren deh.

kretajepang10

Gak cuma masinisnya yang mirip pilot, isi kereta Shinkansen juga mirip pesawat *norak deh gw*

Kursinya model reclining seat (sandaran bisa direbahkan ke belakang), setiap baris dilengkapi dengan meja kecil. Di dekat jendela dilengkapi dengan cantolan jaket. Di depan kursi ada majalah SHOP yang isinya jualan segala ada deh, dari mulai makanan – minuman – pakaian – aksesoris – souvenir. Mbak petugas lewat menggunakan kereta dorong kecil seperti pramugari di dalam pesawat.

Setiap gerbong kereta dilengkapi dengan toilet dan bilik kecil berisi wastafel dan kaca. Bilik kecil ini bisa digunakan untuk berganti pakaian. Tong sampah juga disediakan di tiap gerbong. Harap perhatikan logo di tong sampah, karena tempat membuang sampah kertas akan berbeda dengan sampah botol ataupun sampah plastik.

Narita Express (NEX)

Untuk menuju Narita dari Kyoto, kami naik Shinkansen Hikari sampai Tokyo Station kemudian lanjut naik Narita Express Train (NEX).

Saat memesan tiket, petugas sudah memperhitungkan waktu transit dan jalan kaki dari jalur Shinkansen ke NEX. Jadi harap berjalan kaki seperti layaknya orang Jepang berjalan yaa. Kalau kita jalannya santai, siap-siap ketinggalan kereta lanjutan. Hehehe.

Owyah, di stasiun kereta Jepang semua petunjuk ada di papan atau di lantai. Jadi kalau di tiket tertulis kita dapat gerbong 3, maka cari lah tanda di lantai yang bertuliskan gerbong 3 seperti foto saya dibawah ini. Dijamin begitu kereta datang, maka pintu gerbong 3 akan ada di depan kita dengan tepat!

kretajepang5

Gak jauh beda dengan Shinkansen, kereta NEX ini juga keren banget. Kereta khusus ini digunakan untuk tujuan airport Narita. Tidak heran kalau dibagian belakang gerbong selalu dilengkapi dengan tempat menyimpan koper besar. Jadi kita tidak perlu menyeret-nyeret koper masuk ke dalam gerbong.

Tempat penyimpanan kopernya seperti pada foto di bawah ini. Dilengkapi dengan kabel dan kunci untuk keamanan. Cukup buka kunci, masukan kabel ke pegangan koper, kemudian set kombinasi angka kunci yang kita inginkan. Setelah itu reset angka kunci ke 0000. Gak perlu khawatir koper kita diambil orang lain.

kretajepang6

Yak demikian pengalaman saya menggunakan kereta di Jepang. Semoga tidak bosan dengan dengan banyaknya postingan Jepang di blog ini.

Siapa tau berguna bagi pembaca yang mau jalan-jalan ke Jepang.

Semua posting tentang Jepang bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/japan/

Japanese Kit Kat

Japanese Kit Kat

Siapa yang gak kenal Kit Kat?

Wafer balut coklat ini terkenal dengan tag line nya “have a break, have a kit kat” diciptakan di Inggris, sekarang dipasarkan ke seluruh dunia oleh Nestle. Kecuali di Amerika, karena di sana di produksi oleh Hersey.

kitkat1 Ketika teman-teman mengetahui rencana saya pergi ke Jepang bulan lalu, respon mereka semua hampir sama “bawain kit kat green tea dong!”

Memang sebelumnya saya juga pernah mendengar cerita bahwa hanya di Jepang yang punya kit kat lebih dari 100 rasa. Bahkan saya punya teman yang mengkoleksi kemasan kit kat dengan berbagai rasa itu.

Saya jadi penasaran dengan macam-macam rasa nya. Setiap melewati toko makanan yang menjual kit kat, pasti saya mampir sebentar hanya untuk foto kit kat dengan rasa yang gak biasa di mata saya.

Hasilnya seperti ini:

  • Yang paling terkenal : rasa GREEN TEAkitkat2Harga jualnya 840 yen (dikali Rp 105-110), dari mulai di toko kecil di pinggir jalan kota sampai toko souvenir di erpot harga nya sama semua.1 kemasan, isinya 5 bungkus wafer. 1 bungkus isi nya 2 bar coklat.
  • Masih teh juga : rasa ROASTED GREEN TEA
    kitkat3Beda teh nya, beda juga rasa kit katnya. Gak semua orang suka teh hijau segar, jadi lah dibuat rasa teh coklat. Padahal terbuat dari green tea juga, tapi yang dibakar atau yang biasanya disebut Roasted Green Tea.
  • Rasa KAYU MANIS / CINAMON
    kitkat4Kalo kue Cinamon Roll sih saya kebayang rasanya. Tapi kalo coklat rasa kayu manis gini, seperti apa ya?
  • Rasa STRAWBERRY
    kitkat5
    Buah kesukaan Fayra nih. Tapi Fayra gak suka kalo dicampur bahan makanan seperti pada kue, roti, coklat atau pudding. Fayra lebih suka buah segarnya dimakan langsung.
  • Rasa WINE
    kitkat6Saya belum pernah mencoba wine. Jadi gak kebayang seperti apa rasa yang ini. Hehehe
  • Rasa CHEESE CAKE
    kitkat7Saya sih penggila semua jenis Cheese Cake. Tapi begitu dilebur dengan coklat dan wafer, mhmmm gak kebayang deh.
  • Masih keluarga ciskek: Rasa BLUEBERRY CHEESE CAKE kitkat8Kalau yang ini saya beli 1 bungkus, titipan teman saya yang lagi hamil. Dari pada gak keturutan nanti anaknya ngences kan yah *mitos*, dibelikan deh.
  • Rasa BROWN SUGARkitkat9 Ih manis nya kek apa ya?
  • Rasa WASABI kitkat10Aaaawww kebayang pedasnya yang menyengat di hidung saat makan ini. Ada yang berani mencoba?

Rasa yang sama, bisa jadi kemasannya berbeda.

Kemasan dibuat berbeda jika kita membeli di kota yang berbeda. Kemasan juga akan beda tergantung musim atau hari raya atau festival khusus.

Contohnya seperti rasa Green Tea. Selain Kyoto Edition seperti tampak pada foto di atas, saya juga sempat foto kemasan Tokyo seperti ini:

kitkat11

Ketika di airport Narita, saya menemukan rasa Green Tea dengan kemasan berbeda lagi:

kitkat12

Saya cuma beli yang rasa Green Tea dan Bluberry Cheese Cake itu saja karena titipan teman-teman. Belum pernah mencoba rasanya seperti apa.

Ada yang sudah pernah mencoba?

Japan D4 – Imperial and Harajuku

Japan D4 – Imperial and Harajuku

Hari ke 4 di Jepang.

Masguh sudah selesai workshop (he worked and I shopped hahahaha).

Tapi hari ini dilanjutkan rapat dengan 2 perusahaan berbeda yang letaknya di tengah kota Tokyo. Kami pergi ber4, saat Masguh dan bos nya meeting … maka saya dan anaknya bubos kembali jalan-jalan berdua. Kali ini di sekitar tengah kota Tokyo saja.

Imperial East Garden

Imperial Palace menjadi tujuan utama kami. Tapi sayangnya hari itu tutup untuk umum. Kami hanya bisa berjalan-jalan di taman sekitar Kerajaan yang disebut Imperial East Garden. Lokasinya tidak jauh dari stasiun Tokyo Central, hanya berjalan kaki sekitar 10 menit.

Ada loket tiket yang kita temui saat masuk ke dalam, tetapi tidak dikenakan biaya disini. Tiket masuk yang diberikan tsb harus kita kembalikan saat keluar dari area ini.

Begitu lihat di peta, ternyata luas aja:

tokyoimperial1

Senang deh masuk ke taman ini. Berssiiiihhhh banget. Semua tertata rapih. Andaikan taman di sekitar Monas seperti ini.

tokyoimperial4

Saya sempat masuk ke museum yang menampilkan foto keluarga kerajaan. Sayangnya tidak boleh menggunakan kamera di dalam museum ini. Lihat-lihat foto raja dari jaman dahulu kala, ganteng-ganteng juga. Hehehehe. Bahkan ada beberapa orang yang wajahnya seperti orang barat. Owh ya, masuk museum ini juga tidak dikenakan biaya loh.

tokyoimperial3

Beda dengan hari ke 2 yang masih menemukan hamparan salju di sekitar Kawaguchi, maupun hari ke 3 yang dingin disertai hujan gerimis di sekitar Shibuya. Suhu udara hari ke 4 ini panas sekali. Sudah mulai keringetan jalan-jalan di taman dengan menggunakan kostum 3 lapis (jaket + kaos lengan panjang + tanktop). Salah kostum lagi *tepok jidat*

tokyoimperial2

Bangunan pada foto di atas adalah rumah penjaga kawasan kerajaan. Bangunan rumahnya klasik Jepang. Terbuat dari kayu, ukurannya melebar gitu. Sayang tidak boleh masuk untuk lihat isi dalamnya.

Kata orang, paling bagus ke Jepang di sekitar bulan April – Mei. Karena pada bulan ini bunga Sakura mulai berkembang. Tapi ternyata saya beruntung, menemukan sebagian Sakura dan Cherry Blossom sudah mulai berkembang di kawasan Imperial East Garden ini. Yeaaayyy!

tokyoimperial5

Saya tidak bisa lama-lama di sini. Sudah jam makan siang, janjian bertemu masguh lagi untuk makan siang bersama.

Tokyo Dome City

Setelah makan siang, Masguh rapat lagi di tempat yang berbeda. Kali ini di salah satu gedung dekat stasiun Suidobashi.

Sambil menunggu yang rapat, kami jalan kaki ke Tokyo Dome City. Tempat ini adalah stadion olahraga terbesar. Kalau di Jakarta semacam Gelora Bung Karno.

Tidak hanya untuk olahraga, stadion ini juga digunakan untuk konser pemusik dunia yang datang ke Jepang. Bon Jovi saja tercatat sudah pernah manggung disini 15x.

Katanya Tokyo termasuk salah satu kandidat untuk menyelenggarakan Olimpiade 2020. Kalau nanti terpilih, maka ajang olahraga terbesar di dunia itu akan diadakan di Tokyo Dome ini.

Siang-siang malas lah ya ke stadion olahraga. Jadi saya melipir ke sebelahnya yaitu Tokyo Dome City Attractions, taman bermain tertua di Jepang yang dulu bernama Korakuen.

tokyodome1

Kalau cuma masuk ke dalam taman bermain ini tidak dikenakan biaya. Tapi kalau mau naik permainan, ada tiket per wahana dengan harga sekitar 400-800 yen. Harga tiket terusan untuk dewasa per hari 3.800 yen, kalau main ke situ di atas jam 5 sore harga tiketnya cuma 2.800 yen. Silahkan dikali Rp 100-105 yaa. hehehe

Ada 2 permainan yang bikin saya penasaran sih. Pertama roller coaster setinggi 80 meter. Yang kedua, SKY FLOWER seperti tampak pada foto dibawah ini:

tokyodome2

Cuaca menjelang sore itu dingin sekali … beda banget sama beberapa jam sebelumnya (gak jadi salah kostum hehehe). Kebanyang gak kalo kita berdiri di dalam kerangkeng besi, macam petugas pembersih kaca luar gedung bertingkat. Naiknya sih pelan yah, bisa disambi melihat pemandangan kota. Turunnya itu yang seru, kaya dilepas dari atas dengan diiringi kecepatan angin winter 20KM/jam aja gitu. Wuurrrr … bbrrrrgghhh.

Enggak … saya gak beneran nyobain permainannya kok. Masih inget sama kondisi badan hehehe. Setidaknya kalau suatu hari kesini sama Rafa + Fayra, udah tau harus ajak kemana kalo mereka minta ke taman bermain.

Harajuku

Nunggu yang rapat gak selesai-selesai dan belum ada kabar, akhirnya saya memutuskan untuk pindah tempat. Naik kereta lagi ke Harajuku yuukk, cuma 2 stasiun doang. Saya mengirim pesan ke Masguh untuk menyusul ke Harajuku begitu mereka selesai rapat.

Keluar stasiun Harajuku jalan kaki belok kanan sekitar 100 meter, kita akan bertemu gerbang Meiji Shrine. Kuil ini dibuat sebagai tempat memuja arwah kaisar Meiji dan istrinya, Ratu Shoken, selesai dibangun tahun 1920.

Saya tidak mau kalah sama Masguh, pingin punya foto di kuil ini juga. Hehehe

Sayangnya saat saya tiba disana, tepat jam 5 sore. Waktunya kuil tutup. Hiks. Mencoba merayu penjaga pintu, cuma minta waktu 5 menit untuk foto di dekat pintu masuk saja … gak berhasil. Yah memang disiplinnya orang Jepang patut diacungi 4 jempol. Kalau udah tutup … ya tutup aja. Gak ada pengecualian.

Akhirnya saya melipir ke jalan Harajuku. Banyak yang bercerita kalau di jalan ini tempat berkumpulnya anak muda Jepang yang senang bereksperimen dengan penampilannya. Penasaran kaya apa dandanan mereka di malam Jumat.

Beneran takjub deh di jalan Harajuku ini.

Anak-anak mudanya beneran dandan abis-abisan demi bisa eksis disini. Saya sempat ngobrol dengan gadis berdandan ala Barbie. Penampilannya serba pink, dari mulai kunciran di rambutnya – baju – jaket – stocking – sepatu – tas – payung … sampai koper juga. Sebenarnya koper ini gak ada isinya, cuma biar dandanan total aja katanya.

harajuku2

Saya masuk ke dalam toko pakaian anak muda, yang semua penjaga nya juga berpakaian ajaib. Penampilan mereka bagaikan di film kartun. Gak cuma make-up dan pakaian, tapi sampai ke warna dan bentuk rambut … semuanya maksimal. Mereka juga ramah loh ke wisatawan, mereka bersedia diajak foto bareng.

Kata Masguh “jelas aja mereka mau diajak foto bareng kamu. Lah wong kamu sendiri juga dandanannya aneh di mata mereka“. Hahahaha benar juga sih.

harajuku1

Disepanjang jalan raya sekitar Harajuku, berbaris toko-toko fashion merek internasional nan terkenal. Tapi saya milih masuk ke gang kecil untuk melihat toko-toko yang menjual barang unik. Dan memang gang kecil ini lah aslinya jalan Harajuku

Segala jenis pakaian dan aksesoris ada disini. Gemes sama legging aneka warna dan motif. Tapi gak pingin beli, karena saya gak biasa pake legging kecuali untuk lapisan di dalam jeans kalau saya pergi ke tempat dingin. Kalau pake rok saja, saya lebih suka pake celana jeans untuk lapisan dalam. Hehehe

harajuku4

Saat lihat plang bertuliskan BARBIE dari kejauhan, saya semangat menyambangi toko ini. Saya pikir ini toko mainan, siapa tau ada boneka barbie berpakaian kimono untuk oleh-oleh Fayra.

harajuku3

Saat sampai di depan toko, saya malah bengong. Ternyata toko ini menjual aneka pernak-pernik yang bisa dipakai wanita yang ingin berpenampilan seperti boneka Babie. Dari mulai make-up, pakaian sampai beraneka ragam rambut palsu (wig). Jiiaaahhh … salah!

Makin malam kaki makin pegal. Saatnya kembali ke hotel untuk istirahat. Hari berikutnya kami akan menjelajah ke kota berikutnya. Sampai jumpa Tokyo!

Semua posting tentang Jepang bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/japan/

Japan D3 – Tokyo Skytree

Japan D3 – Tokyo Skytree

Masih hari ke 3 di Jepang dan masih mengikuti rombongan Masguh yang berwisata di sekitar Asakusa. Perjalanan dilanjutkan dengan mengunjungi Tokyo Skytree.

Menurut papan petunjuk di depan Asakusa Temple, menara ini bisa ditempuh dengan jarak 1200 meter. Dan tour guide mengajak kami berjalan kaki kesana. Wokeyy, mari jalan kaki bersama 100 orang lain sejauh lebih dari 1KM.

tokyoskytree1

Walau tour guide nya ada lebih dari 4 orang, tapi sungguh repot loh mengatur 100 orang dewasa jalan kaki bersama. Bagaikan membawa rombongan anak sekolah untuk piknik gitu deh. Semua sibuk dengan ketertarikan masing-masing.

tokyoskytree2

Setiap ada spot yang menarik untuk foto, ada aja yang berhenti sejenak untuk foto-foto. Kadang tour guide juga sih yang memberi tahu kami “silahkan foto di sini. pemandangannya bagus loh kalau di foto“.
tokyoskytree3

Saat ini Tokyo Skytree adalah bangunan tertinggi di Jepang. Sebenarnya bangunan ini merupakan menara pemancar TV. Tingginya sekitar 634 meter. Bagian dasarnya dibuat menjadi area perbelanjaan (mall) lengkap dengan aquarium (semacam seaworld di Jakarta).

Ada 2 tempat yang bisa kita kunjungi: TEMBO DECK (lantai 350) dan TEMBO GALLERIA (lantai 450). Harga tiket masuk untuk 2 tempat ini berbeda. Tentunya semakin tinggi lantai, semakin mahal juga harga tiket masuknya. Pengunjung pribadi bisa membeli tiket di lantai 4. Untuk menuju Tembo Galleria (lantai 450), kita bisa membeli tiket lagi di lantai Tembo Deck.

Kalau hanya ke Tembo Deck, harga tiket satuan 2,000 yen. Sementara untuk menuju Tembo Galleria, beli tiket lagi seharga 1,000 yen (dijual di lantai 350).

tokyoskytree8

Karena kami pergi bersama rombongan, maka kami diarahkan ke lantai 1 saja. Pintu masuk rombongan dibedakan dengan pengunjung pribadi. Bagus juga ya manajemen nya.

tokyoskytree4

Harga tiket rombongan tentu lebih murah sedikit. Kalau harga tiket satuan 2,000 yen, maka kalau kita rombongan harga tiketnya 1,800 yen.

tokyoskytree5

Setelah masuk ke dalam, kita akan disuguhi mural sepanjang 45 meter yang bernama Sumidagawa Digital Picture Scroll. Isinya pemandangan daerah Edo – Tokyo shitamachi dari kedua sisi sungai Sumida.

tokyoskytree6

Setelah itu kita naik lift menuju lantai 350. Lift di gedung ini tidak secepat lift di Taipei 101. Tapi untuk mencapai lantai 350, kita hanya menempuh waktu 2 menit saja.

Di lantai ini kita bisa melihat panorama kota Tokyo melalui 3 buah layar monitor berukuran 52 inch yang saling terhubung.

tokyoskytree9

360 derajat dinding di lantai 350 ini merupakan jendela kaca sehingga kita bisa melihat secara langsung kondisi kota Tokyo saat itu.

Maaf atas kenarsisan saya dengan menampilkan foto di bawah. Ceritanya ini edisi kisah cinta sang foto model bersama photographer nya. Hihihihihihi

tokyoskytree7

Lanjut dengan turun tangga biasa ke lantai 345, kita akan menemukan lantai yang terbuat dari kaca tebal.

tokyoskytree10

Agak ngeri juga berdiri di ketinggian 350 meter tetapi kita bisa melihat langsung ke bawah.

tokyoskytree11

Tokyo Skytree ini sudah berdiri dari tahun 2010, tetapi keseluruhan proyek nya baru selesai dan dibuka untuk umum bulan Mei 2012 (belum ada setahun). Saat ngobrol dengan teman-teman Masguh yang penduduk Jepang, mereka sendiri baru pertama kali ke sini bersama kami. Agak sulit pesan tiket nya, karena selalu penuh oleh wisatawan asing. Saya bersyukur mendapat kesempatan untuk bisa naik ke atas gedung ini.

Semua posting tentang Jepang bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/japan/

Japan D3 – Asakusa

Japan D3 – Asakusa

Hari ke 3 di Jepang ini Masguh hanya meeting setengah hari. Setelah makan siang dan penutupan acara, dilanjutkan dengan tour ke sekitar area Asakusa. Karena saya belum mengunjungi daerah ini, Masguh meminta saya bertemu rombongan di depan kuil Asakusa. Nama kuil ini sebenarnya adalahnya Sensoji Temple. Tapi memang lebih dikenal dengan nama Asakusa Kannon Temple.

Masguh bilang telah menunggu saya dibawah lampion besar berwarna merah di pintu masuk kuil. Saya juga berdiri di depan pintu masuk juga persis di bawah lampion merah. Tapi kenapa gak ketemu?

Ternyata beda GATE! Hahahaha

Saya di pintu KAMINARIMON, sementara Masguh di pintu HOZOMON.

asakusa1

Untuk menuju kuil, kita melewati tempat perbelanjaan sepanjang 200 meter yang disebut Nakamise Shopping Street.

asakusa2

Sepanjang jalan ini berjejer toko yang menjual aneka makanan dan cindera mata khas Jepang. Yang uniknya, kalau di negara lain … souvenir di tempat wisata biasanya lebih murah dari pada harga souvenir di bandara. Tapi kalau di Jepang, semua harga souvenir di pelosok mana pun sama aja dengan harga di airport. Jadi kalau lupa atau tidak sempat beli oleh-oleh saat jalan-jalan, masih bisa beli di bandara dengan harga yang sama.

asakusa3

Selain tergoda dengan harumnya aneka cemilan khas Jepang di sepanjang jalan Nakamise, saya juga asyik cuci mata melihat warna warni kipas lipat – kimono – yukata – sendal jepit kayu dan aneka boneka Jepang. Sampai diujung jalan, akhirnya saya menemukan pintu kedua HOZOMON GATE. Dan Masguh sudah berdiri di tengah jalan menunggu kedatangan saya.

asakusa4

Konon kuil Budha ini berdiri tahun 645 Masehi. Termasuk salah satu kuil tertua di Jepang. Sebagian area kuil pernah hancur karena kena bom saat perang dunia ke 2, tapi dibangun lagi dan sampai sekarang terus dirawat oleh pemerintah dan penduduk Jepang.

asakusa7

Kuil ini paling ramai dikunjungi saat Sanja Festival yang diselenggarakan bulai Mei setiap tahunnya. Selain itu juga ramai saat Samba Carnival di bulan Agustus.

asakusa6

Bangunan pada foto diatas ini disebut Five-Storied Pagoda, dibangun pada tahun 942 dan direnovasi tahun 1648. Sempat hancur terbakar tahun 1945 dan dibangun ulang tahun 1973 dengan dana hasil sumbangan masyarakat.

asakusa5

Nah foto di atas ini lah HOZOMON GATE. Kelihatan kan lampion merah besar di belakang saya? Ternyata lampion itu ada di 2 pintu masuk. Lain kali kalau menjadikan titik pertemuan, harus jelas berdiri di bawah lampion pintu yang mana. Hahahaha

Semua posting tentang Jepang bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/japan/