Kunjungan ke RS Fatmawati
Seperti yang saya tulis sebelumnya, saya melanjutkan kunjungan kali ini ke RS Fatmawati. Sebenarnya saya berjanji untuk datang hari Sabtu 12 Jan, tetapi ternyata kegiatan hari itu sangat padat. Dari mulai jam 6 pagi ada jalan sehat di komplek rumah, jam 9 mengantar Rafa tanding bola, pulangnya antar Rafa lagi ke Japan TrickArt … kelar deh abis itu mama nya teler kecapekan.
Akhirnya saya datang ke RS Fatmawati hari Minggu 13 Jan pagi.
Ketemu mas Catur:
Sebelumnya harus nunggu karena perawat sedang melakukan penggantian kateter.
Mas Catur ini sudah lumpuh 3 tahun. Pindah-pindah RS dari Kebumen ke Jogja ke Jakarta, karena masalah biaya. Sudah pernah dioperasi tahun 2009, tapi oleh dokter syaraf. Alasannya saat itu dokter spesialis bedah tulang belakang sedang tidak ditempat. Ya jelas tidak menyelesaikan masalah, yang ngoperasi bukan ahli di bidangnya.
Mengurus surat untuk minta keringanan biaya di jawa tengah pun di persulit sana sini. Bayangkan, mas catur dalam kondisi lumpuh digotong beberapa orang untuk dibawa ke DepKes naik angkot! Hanya untuk meyakinkan petugas di DepKes bahwa pasien ini benar-benar butuh biaya untuk tindakan yang tepat secepatnya. Sampai 2011 (3 tahun) surat keringanan biaya tidak juga turun dari DepKes Jawa Tengah.
Teman-teman berinisiatif membawanya ke Jakarta. Dibuatkan KTP dan KK baru, numpang alamat salah satu temannya. Diurus lagi surat untuk minta keringanan biaya … alhamdulillah dalam waktu 2 minggu saja surat tsb keluar. Dan mas Catur bisa masuk dan mendapatkan perawatan di RS Fatwamati. Meski sendirian di Jakarta, tidak ada keluarga yang menemani di RS … tapi semangat untuk sembuh tetap membara dalam diri mas Catur. Saya terharu dan salut kepada beliau.
Mas Catur sudah di operasi di RS Fatmawati, tetapi karena kondisi sedemikian parah … membutuhkan 1 langkah operasi lagi. Jadwal operasi 12-12-2012 tidak bisa dilakukan, karena ruang ICU yang cuma ada 8 bed penuh. Dan tentunya ruang operasi diprioritaskan untuk pasien yang lebih kritis. Mas Catur masih dalam antrian untuk operasi keduanya. Karena tindakan kedua ini akan dilakukan pembukaan dari depan, setelah operasi harus masuk ICU untuk observasi lebih ketat.
Kaki kanan mas Catur sudah mengalami kontraktur (pengecilan), karena terlalu lama tidak mendapatkan peredaran darah yang seharusnya. Tetapi sudah bisa merasakan sesuatu kalau ditekan, artinya syarafnya masih berfungsi. Semoga mas Catur bisa mendapatkan tindakan operasi kedua dalam waktu dekat. Kasian kalau harus terus menunggu.
Saya juga ketemu Alan:
Celingak-celinguk “Alan ya? saya -de-”
Langsung ngobrol panjang lebar deh. Cerita kronologis Alan didiagnosa TBC, operasi yang dilakukan, pindah dari RS Bintaro ke RS Fatmawati sampai yang dirasakan sekarang. Alhamdulillah sudah banyak perkembangan, sudah bisa duduk dan ke toilet. Tapi kaki memang masih berat, butuh latihan fisioterapi secara berkelanjutan.
Alan bilang kalau hari sebelumnya banyak yang menunggu saya. Kedua orangtua Alan, teman-teman Alan yang membaca blog saya melalui tautan di FB nya, juga Atjil Aynna yang secara tidak langsung mengenalkan Alan dalam komentar di postingan ini. Mama Alan bahkan sudah menyiapkan bunga untuk saya!
Katanya sebagai ungkapan terima kasih atas tulisan saya yang memberikan semangat pada keluarga bahwa Alan bisa sembuh. Saya terharu dan tak bisa berkata.
Sayang saya tidak bisa bertemu mereka semua yang menunggu saya sampai Magrib. Saya malah datang sehari setelahnya. Hiks…
Saat dalam perjalanan pulang, saya mendapat notifikasi di FB:
Judul fotonya membuat saya semakin terharu.
Saya jadi makin terpacu untuk bisa melakukan lebih. Doakan saya selalu sehat untuk tetap bisa menjadi teman, pendengar dan penyemangat pasien lain yaaa.