Membeli Barang Indonesia Di Qatar

Membeli Barang Indonesia Di Qatar

Menurut KBRI Doha, saat ini sudah ada sekitar 40 ribu orang Indonesia yang menetap di Qatar. Memang termasuk minoritas dibandingkan dengan orang IPB (India Pakistan Bangladesh) dan Philipina di sini yang sampai berjumlah ratusan ribu orang. Tetapi alhamdulillah produk Indonesia mudah sekali dicari.

QATINDO adalah salah satu supermarket yang menjual produk Indonesia. Lokasinya tidak jauh dari Souk Waqif atau gedung Al Fanar, persis di depan terminal bus Doha. Tepatnya berada di kawasan Bank Street, yang di lokasi ini juga ada tempat kirim uang ke Indonesia.

Produk yang dijual di Qatindo sangat lengkap, terutama bahan makanan. Semua petugas berbahasa Indonesia, termasuk bapak kasir yang perawakannya seperti orang India. Tidak hanya produk makanan kering, minuman kemasan, bahan makanan kalengan … aneka bumbu dapur juga lengkap dijual di sini. Dari mulai kencur, gula jawa, terasi, daun salam, jengkol, pete sampai melinjo juga ada.

Biasanya mereka restock produk di hari Rabu. Jumat atau Sabtu sudah diserbu ibu-ibu. Saya sempat beberapa minggu tidak menemukan daun salam karena kalah cepat dengan pembeli lain. Kalo dapat bocoran ada stok barang, harus cepat ke sini sebelum kehabisan. Menunggu barang berikutnya datang, bisa makan waktu yang lumayan lama soalnya.

Salah satu lorong QATINDO, supermarket Indonesia di Qatar . . #merantaudidoha

A post shared by De (@punyade) on

Ada juga TOKO JAKARTA yang berada di kawasan Old Airport. Tapi saya tidak bisa menceritakan kondisi toko tersebut karena belum pernah ke sana.

Sebenarnya di supermarket FFC (Family Food Center), LULU dan CARREFOUR, produk Indonesia juga berlimpah. Bahkan semua produk dikumpulkan dalam salah satu lorong hingga memudahkan kita saat berbelanja seperti yang sempat saya rekam di bawah ini:

Lorong produk Indonesia di salah satu Carrefour – Doha . #merantaudidoha

A post shared by De (@punyade) on

Setiap Jumat, kita juga bisa sarapan atau jajan hasil masakan ibu-ibu Indonesia di pinggir lapangan AL-ARABI SPORT CLUB. Jumat pagi memang jadwalnya anak-anak Indonesia bermain bola di sana, sambil menunggu banyak ibu-ibu yang membuka lapak di bagian belakang mobilnya. Kita bisa makan bersama duduk di tikar/karpet yang mereka sediakan sambil ngobrol dengan teman-teman lain.

Kalau Sabtu pagi saat anak-anak Indonesia mengaji di gedung AL-FANAR, banyak juga ibu-ibu yang gelar dagangan di ruang istirahat. Biasanya ada lebih dari 5 stand yang menjual aneka masakan Indonesia. Biasanya saya selalu membeli stok bakso, tahu bakso, tahu dan tempe dari mereka.

Terpujilah mereka yang rajin masak dan menjual makanan Indonesia. Membuat kita punya obat rindu kampung halaman saat malas usaha masak sendiri.

Ada beberapa orang yang membuka bisnis katering juga loh. Biasanya ada grup WA dimana para penjual menginformasikan menu, tinggal kita membalas saat mau ikutan pesan. Ada yang menawarkan jasa antar juga dengan tambahan biaya kirim, tapi bisa juga kita janjian di suatu tempat atau bisa langsung ke rumah mereka untuk mengambilnya.

Ada beberapa restoran Indonesia juga di Qatar (Doha, Barwa, Wakrah, Al Khor, dll). Kita bisa menemukan menu masakan Jawa, masakan Sumatera, sampai yang sekedar mie ayam, bakso, cuangki, batagor, somay, dan lain-lain. Kami pernah membawa anak-anak makan di TOFU & CAKE RESTO yang lokasinya di antara Hotel Radisson dan Mega Mart. Mie ayam untuk saya dan suami, sementara anak-anak makan nasi timbel ayam goreng. Pulangnya masih ngebungkus tahu dan tempe untuk stok di kulkas.

Harga yang ditawarkan tentu saja sudah disesuaikan dengan kondisi Qatar. Yang pasti harga tersebut sebanding dengan ongkos kirim dari Indonesia ke Qatar. Kalau harga masakan, sudah pasti sebanding dengan susahnya mencari bahan atau bumbu.

Buah dan sayur yang biasa kita konsumsi di Indonesia, sudah pasti dijual di Qatar dengan harga selangit. Makanya jangan beli kalau memang tidak ngidam sekali.

Tinggal di negara orang, membuat kita harus kreatif mengolah bahan makanan lokal. Kita juga harus berani mencoba buah, sayur atau makanan yang belum pernah kita rasakan sebelumnya. Bahkan harusnya kita bisa menikmati produk tersebut yang biasanya tidak sanggup kita beli atau mungkin mikir ribuan kali sebelum membeli saat di negeri sendiri.

Untuk ibu-ibu harus berani mengganti bahan makanan supaya tidak kewalahan dengan biaya belanja makan harian keluarga di rumah. Tenang saja wortel, buncis, kol dan kentang bisa terus kita nikmati dengan harga bersahabat. Telur, ayam dan daging sapi juga harganya masih masuk akal. Kalkun yang biasanya sangat mahal dan susah dicari di Indonesia, di sini dijual dengan harga yang sama dengan ayam. Ikan memang mahal, tapi supermarket suka mengadakan program diskon yang bisa kita manfaatkan.

Kalau biasanya menggunakan kacang panjang, bisa mencoba ganti dengan buncis yang sudah pasti harganya lebih murah.

Kalau biasanya menikmati kangkung, bisa mencoba tumis Romain Lettuce atau Kale. Sayur asem berisi wortel, timun dan kol aja … ternyata sama nikmatnya dengan yang biasa berisi labusiam, daun dan buah melinjo.

Kalau lagi pingin makan sambel tapi stok terasi habis di dapur, kita bisa mengganti dengan udang kering yang digoreng sebelum ikut diulek bersama cabe dan tomat.

Kalau buah, kita justru bisa kenyang menikmati buah yang biasanya mahal sekali. Strawberry dengan ukuran sebesar jambu air, peach, aneka berry (stoberi, blackberry, raspberry, dll), apel, pear, nanas, semangka, melon dan pisang berlimpah ruah. Jadi tak perlu resah.

Kalau mau irit tapi lindah tetap termanjakan, ya kita jangan malas bergerak sendiri dalam membuat makanan. Aneka resep masakan Indonesia bisa dengan mudah kita temukan di dunia maya. Cara masak pun bisa kita cari di Youtube. Tinggal kita buang rasa malasnya!

Justru di negara orang, kita jadi menghargai betapa kaya rempah-rempah dan begitu banyaknya jenis masakan Indonesia.

Tips membeli produk/makanan Indonesia di negara lain:

JANGAN di-KURS ke RUPIAH, kalo gak mau migren.

Selama penghasilan dalam mata uang yang sama dengan yang tertulis pada label harga, gak perlu sakit hati. Punya uang ya dibeli, gak punya uang balik lagi aja nanti.

Gak usah ngomel kalo ada orang Indonesia yang menawarkan hasil masakannya, tapi kita kaget dengan harganya. Pasti karena yang di kepala terbayang harga yang biasa kita bayar dalam rupiah.

Mau tau kenapa dia jual dengan harga segitu? Coba aja masak sendiri.

Atau jangan lupa membawa stok agak banyak setiap kita pulang kampung, supaya di sini gak harus beli lagi.

JANGAN LAPAR MATA.

Saat di supermarket kita suka kalap, semua mau dibawa pulang padahal belum tau mau dieksekusinya kapan. Yang demikian sangat membahayakan dompet hahaha.

Biasanya ibu-ibu nih. Main beli bahan makanan, walo di otak belum tau mau dimasak kapan. Yang ada malah ketika kita buka lemari, biasanya bahan tsb sudah tidak bisa kita gunakan. Keburu habis Expired Date-nya atau kondisi sayuran sudah tidak segar untuk dimakan.

JANGAN BERHARAP TERLALU TINGGI.

Masakan yang ditawarkan oleh orang-orang Indonesia, belum tentu sesuai dengan yang kita bayangkan. Jangan berharap rasanya mirip sama kayak di abang-abang yang biasa jual masakan tsb.

Beda tangan, akan menghasilkan rasa yang berbeda. Apalagi dengan bahan pembuat yang belum tentu selengkap dalam masakan aslinya. Lidah juga punya selera, cocok-cocokan kayak jodoh aja.

Makanan kemas pabrikan yang dijual juga pastinya sudah disesuaikan dengan selera pasar. Seperti mie instan misalnya, rasa yang dijual di luar Indonesia biasanya tidak segurih yang bisa kita nikmati. Saus kemasan juga sedikit beda rasanya. Makanya perhatikan tulisan pada kemasan. Kalau ditulis BUKAN dalam bahasa Indonesia, artinya itu sudah diproduksi untuk kondisi negara tujuan ekspor.

Pada foto di atas, saya menyebut yang kiri itu mie goreng instan KW Super. Pabrikan yang sama, tapi tulisan di bungkusnya berbeda (dalam bahasa Arab, sudah pasti produksi untuk kawasan negara-negara Arab). Selain itu yang berbeda adalah bumbunya, tidak ada saus sambal dan bumbu bubuknya juga lebih sedikit. Gak heran kalau rasanya jadi agak hambar alias tidak gurih. Kalau kata saya sih, kurang micin.

Pasti tau dong maksudnya? hahaha

Share this...
Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0

4 thoughts on “Membeli Barang Indonesia Di Qatar

  1. Kemarin liat di IG mbak De, mbatin lengkap juga ya produk kesayangan di Doha. Tapi setelah baca tips-nya…ooh Ok…meski melimpah ruah produk kesayangan tetep ga boleh kalap 😉

    1. alhamdulillah lengkap dan berlimpah, tapi dengan harga yang disesuaikan. Kalo gak mau bangkrut ya musti beli yang dibutuhin aja, jangan kalap hehehe

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *