Browsed by
Tag: family vacation

Marina Bay Sands

Marina Bay Sands

Hari kedua di Singapore, Sabtu 15 September 2012,  kami berangkat menuju Marina Bay Sands. Tahun sebelumnya saat kesini, gak ada waktu mampir. Cuma lihat dari kejauhan dan pernah liat proses pembuatannya di National Geographic, takjub banget.

Harry Potter Exhibition

Rafa yang paling semangat ke MBS ini, karena ada Harry Potter Exhibition. Walau belum pernah membaca novelnya, tapi Rafa sudah beberapa kali nonton film nya. Pameran ini berlangsung di Art Science Museum lantai basement dari tanggal 2 Juni sampai 30 September 2012.

Harga tiketnya:

Dewasa: S$21

Anak (2 – 13 tahun): S$13

Sayangnya gak boleh foto-foto di dalam area pameran. Jadi hanya  bisa ambil foto di sekitar pintu masuk aja.

Tempatnya dibuat gelap dan serba hitam. Awalnya Fayra sempat takut, secara Fay bisa lihat mahluk ajaib gitu kan. Gak mau lepas dari gandengan tangan mama. Fay juga gak pernah nonton filmnya. Jadi beneran gak tau ini pameran tentang apa. Rafa cuma bilang “ini tentang anak-anak yang sekolah jadi tukang sihir, dek” hihihihi

Semua yang ditampilkan di pameran ini benar-benar diambil dari properti filmnya. Sesaat sebelum masuk, ada petugas yang memegang topi dan minta pengunjung cilik maju ke depan dan duduk di kursi. Seperti di film, petugas ini meletakan topi seleksi diatas kepala pengunjung cilik dan topi akan mengeluarkan suara anak tsb masuk kriteria Gryffindor, Hufflepuff, Ravenclaw atau Slytherin.

Setelah itu pintu dibuka dan kita serasa ada di stasiun kereta Hogwarts Express lengkap dengan kepala keretanya juga loh. Masuk lagi ke dalam, kita bagaikan ada di asrama Hogwarts. Dinding dipenuhi dengan frame foto, yang gambar orang didalamnya bergerak-gerak. Semua kostum yang digunakan pemain dalam film ini juga ditampilkan. Dari baju Harry di film pertama, sampai film berikutnya. Rafa bilang “wah pertama kali main film ini, tinggi nya sama kaya aku ya ma. Film terakhir udah gede banget aja“. Iya lah ceritnya kan dari Harry umur 11 tahun juga sampai sekarang udah 20an tahun.

Design ruangan dan barang-barang yang ditampilkan lumayan lengkap. Sampai lilin terbang di ruang makan malam juga ada. Gak ketinggalan permen Jelly Belly dan coklat kodok. Keren banget deh.

Tapi yang gak kuat toko souvenir di pintu keluar. Mahal-mahal banget harganya. Rafa minta beli tongkat sihir untuk dipakai saat Halloween di sekolah bulan Oktober ini. Tentu gak dikasih lah, ngapain beli tongkat harga 200-300rb dipake cuma sekali doang.

Art Science Museum

Selesai lihat pameran di lantai basement, kami naik ke lantai 3. Ada gallery yang menampilkan latar belakang bangunan ini dan proses pembuatannya. Bangunan berbentuk bunga lotus ini memang luar biasa.

Kami sempat melihat foto yang menampilkan gedung ini di pagi hari. Foto diambil dari sebrang MBS, di sekitar Merlion. Ternyata matahari terbit berasa di atas bangunan ini. Jadi seperti tangan menengadah ke atas, dan matahari tepat di atas nya. Masguh langsung deh komentar “kapan-kapan kita kesini pagi-pagi yuk ma. Biar bisa ambil foto saat matahari tepat diatas gedung ini” haiyaaahh, mo jalan jam berapa coba demi mengabadikan foto doang.

Keluar dari Art Science Museum, kami makan siang di food court basement mall MBS. Nemu ayam bakar di salah satu counternya. Udah coba ke counter makanan lain, tapi penjualnya mengusir dengan halus “you can’t eat here, it’s not halal“. Alhamdulillah jilbab penyelamat banget deh. Kalau saya gak pake jilbab, tentunya mereka gak akan kasih tau halal atau enggak kan.

Gardens By The Bay

Salah timing waktu kesini.  Panasnya taman ini setelah jam makan siang itu edun banget. Gak sanggup deh keliling taman seluas 101 hektar. Harusnya kesini tuh sore menjelang magrib sih. Kalau malam Supertress akan berubah warna warni dan ada musik juga.

Gak lebih dari 10 menit disini, baju kami sudah basah kuyup penuh keringat. Balik lagi masuk ke dalam mall MBS untuk ngadem. Hihihihi. Kapan-kapan deh kesini lagi.

Gak belanja apa-apa di dalam mall. Kurs dollar singapore lagi tinggi banget ($1 = Rp 7.800), jadi harga barang bermerek lebih mahal dari Jakarta termasuk barang elektronik. Lagi pula jalan bawa anak-anak, beneran ngikutin maunya mereka aja. Apa yang mereka pingin tau dan penasaran untuk dilihat, ya kesitu lah kami.

Bertemu D’Rahmans

Waktu tiket dan voucher hotel sudah ditangan, saya langsung mengabari Dessy kalau mau main ke Singapore dan ngajakin ketemuan. Perkenalan kami diawali saling mengunjungi dan komen di blog masing-masing, berlanjut ke YM dan WhatsApp, akhirnya sekarang bisa ketemu langsung. Dessy datang bersama mas Arief – suaminya dan Keisha. Yeaayy!

Janjian juga sama keluarga Yudi, rekan kantor Masguh yang tinggal disana. Sesama darmawanita, saya dan Dian (istri Yudi) suka sahut-sahutan di Twitter dan lanjut ke WhatsApp. Ini pertemuan pertama kami juga loh. Kami makan malam di Fish n Co – Suntec City.

Keriaan berlanjut sampai ke Merlion. Padahal niatnya mau balik ke MBS untuk lihat laser dan pertunjukan air mancur yang selalu ada setiap jam 8 malam. Tapi kata Masguh, laser nya akan terlihat lebih bagus kalau posisi kita di Merlion. Yasud meluncur lah 2 taxi ke Merlion.

Ternyata lagi ada perayaan ulang tahun Merlion ke 40 tahun.  Pertunjukan ini diberi judul “Merlion & I: An Inspiring Journey“. Ada layar besar yang menampilkan film pendek tentang Merlion, musik, laser berwarna warni sampai pertunjukan tari yang dibawakan oleh anak-anak SMA singapore. Suka banget deh saat filmnya menampilkan foto orang-orang dengan latar belakang Merlion dari 20 tahun yang lalu sampai sekarang.

Malam itu Fayra dan Keisha nempel muluw deh. Di taxi aja Fay sibuk cari “taxi nya Keisha mana, ma?” sambil sibuk lihat kanan kiri dan belakang mobil. Ternyata Keisha juga sama mencari-cari Fayra. Aaahh so sweet. Kapan-kapan kita ketemuan lagi ya, sayang.

Jam 10 malam lewat, kami pulang ke hotel. Tepar banget. Rasanya pingin banget nempelin koyo di betis. Langsung beres-beres karena besok siang kami harus kembali ke Jakarta. Liburan singkat dadakan yang menyenangkan.

Menikmati Skyride di Sentosa

Menikmati Skyride di Sentosa

Masih hari pertama di Singapore, kunjungan tahun 2012. Pas lihat-lihat folder foto liburan, ternyata sudah 3 tahun berturut-turut Rafa dan Fayra ke Singapore. Mama nya malah 5 tahun berturut-turut. Papanya? Tahun ini tiap bulan ke Singapore. Hahahaha jomplang banget kan.

Doakan aja semoga bisa menjadi penduduk Singapore beneran suatu hari nanti. Dari pada Masguh mondar mandir kan yah? sekalian aja minta base di situ. Insya Allah saya siap kalo diminta pensiun untuk ikut suami. Amin ya Rabb.

Sebenarnya sebelum ke POLW, kami sempat jalan-jalan menyurusi Vivo City. Lihat playground di atas, anak-anak iseng nyoba beberapa mainan. Kami juga menyusuri belakang Vivo, mencari jalan menuju Boardwalk. Sekali-kali gitu mo nyoba jalan kaki menuju Sentosa. Pas lihat dari pinggir deck, yampuuun jauh aja tuh kek nya. Jadi mari kita balik naik ke lantai 3, naik Sentosa Express aja deh.

Selesai main air, sempat-sempatnya iseng foto di sekitar perjalanan jalan kaki menuju Beach Station.

Dari Beach Station, kami iseng dong turun kereta di Imbiah Station. Kaya’nya belum pernah punya foto dengan background Merlion yang ini deh. Hihihihi norak kan alasan turun kereta nya.

Dari situ jalan kaki terus ke atas, naik beberapa eskalator. Rafa pingin nyoba LUGE, tapi gak yakin Fayra bisa duduk diam di atas go-cart dengan kondisi jalanan menurun tajam gitu. Kami putuskan untuk coba naik Skyride aja. Sambil menikmati pemandangan sebelum matahari terbenam.

Skyride

Alhamdulillah Fayra sudah melewati batas minimum tinggi badan untuk naik Skyride. Kami membayar tiket S$12/orang untuk naik skyride bolak balik.

Lumayan deg-degan juga duduk diatas kursi yang digantung di kawat baja. Naik turun melewati bukit di Sentosa ini. Faktor U juga kali yaa … uzur karena umur. Hahahaha

Anak-anak sih cuek aja. Duduk goyang-goyang sambil liat kanan kiri. Tapi setelah mencoba fokus lihat pemandangan matahari terbenam di pantai, rasa deg-degan nya hilang juga.

Udah capek habis main air dan naik skyride, kami balik ke hotel. Besok enaknya jalan-jalan kemana lagi ya?

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini

Port of Lost Wonder

Port of Lost Wonder

Liburan ke Singapore ini bukan yang pertama kali untuk anak-anak. Apalagi untuk mama papanya. Jadi kami tidak membuat itinerary yang detil, karena sebagian besar tempat wisata di Singapore juga sudah pernah dikunjungi Rafa dan Fayra.

Membaca blog Thalia beberapa waktu lalu, kami jadi tertarik untuk merasakan apa yang diceritakan dipostingan yang ini.

Jadi begitu sampai di York hotel, taruh koper dan sholat, lanjut makan siang di Orchad, trus kami langsung jalan lagi ke Sentosa untuk bermain air di Port of Lost Wonder.

Kalau naik Sentosa Express menuju POLW, kita turun di Beach stasiun (pemberhentian terakhir). Kemudian turun eskalator, ambil jalan ke kiri dan tunggu tram yang ke arah Palawan Beach. Bisa jalan kaki juga sih sekitar 5 menit dari stasiun terakhir ini.

Tiket masuk POLW:

Hari kerja (Senin – Jumat) –> S$8/anak

Hari libur (Sabtu – Minggu – Public Holiday) –> S$15

Alhamdulillah kami kesana hari Jumat, jadi lebih murah. Dan bagi orang dewasa yang mendampingi anak tidak dikenakan biaya masuk, yang pasti 1 dewasa untuk mendampingi 1 anak. Pas kan anaknya 2, jadi mama papa gratis deh.

Jam buka POLW 8 pagi sampai 6:30 sore. Terakhir masuk jam 4:30 sore. Permainan air nya ditutup jam 6 sore.

Jangan tanya deh gimana senangnya anak-anak disini. Kita teriak manggil-manggil nama mereka juga gak didengerin. Asyik main aja gitu. Petugas pengawasnya banyak banget. Udah jelas peraturan nya kalau mau main air harus pakai baju renang, eh papa nyamperin anak-anak ke dalam tempat main air masih pake baju lengkap … tiba-tiba di priwitin aja gitu sama petugasnya. Disuruh minggir, gak boleh masuk ke arena bermain tanpa pakai baju renang. Hihihihi ketat juga yah.

Arena POLW ini bisa dibilang gak terlalu besar sih. Masih lebih luas dan lengkap Ocean Park BSD tentunya. Tapi yah lumayan untuk anak-anak dari pada sekedar main di pantai doang. Design POLW semua berbau Pirates atau Bajak Laut. Dari mulai pancuran/shower tempat bilas, lampu hias, sampai seragam petugasnya.

Standar Singapore, tempat ini bersih dan terawat sekali. Tempat sampah dimana-mana, air bersih juga mengucur, toilet – tempat bilas – kamar mandi – wastafel … lengkap semua.

Ada jam tertentu dimana anak-anak diajak untuk mendengarkan cerita. Tapi karena pengunjung hari itu tidak begitu ramai, tempat ceritanya hanya dilakukan di Hatch Patch. Dongeng yang diceritakan tidak jauh dari penghuni pantai dan laut. Cara penyampaian ceritanya juga dilakukan 2 arah. Anak-anak diminta berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan dan menggambar mahluk laut yang diceritakan di papan tulis yang disediakan di depan. Lumayan anak-anak jadi istirahat sebentar dari air.

Foto diatas adalah area The Deck, disediakan untuk orang yang mau picnic. Bebas deh mau berjemur pakai bikini atau sekedar gegoleran aja di matras yang di tersedia. Enak banget kesini sore-sore, gak panas dan bisa menikmati hembusan angin sepoi-sepoi.

Satu jam lebih main air disini, anak-anak masih gak puas juga. Mereka minta main ke pantai diluar area POLW. Akhirnya kami minta ijin ke aunty penjaga, untuk main ke pantai sebentar tapi nanti balik lagi kesini untuk mandi sebelum pulang. Dibolehin! Cuma diingatkan untuk cepat kembali karena mereka tutup jam 6:30. Setengah jam sebelum tutup harus udah masuk lagi ke dalam.

Puas banget deh mereka main di pantai. Sampai setengah badannya penuh pasir. Setelah itu kami balik ke POLW untuk mandi sebelum pulang.

Etapiiiii … papa mana yah?

Jiaaaahh … anak-anak main air, mama asyik motoin anak-anak, eeehhh papa nya tidur aja gitu dipojokan. Hihihihihi

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini

Numpang Liburan

Numpang Liburan

Akhir-akhir ini Masguh harus mondar mandir mengerjakan sebuah project di Singapore. Sekali pergi paling cuma 3 hari sih, tapi sering dan tetap aja yang ditinggal di rumah ngiri pingin ikutan pergi. Hehehe

Setelah anak-anak protes “kenapa papa nginep di hotel gak ngajak-ngajak?

Akhirnya di epruf juga untuk nebeng liburan, ketika papanya kerja disana.

Alhamdulillah akhir-akhir ini nilai ulangan anak-anak bagus-bagus semua, Rafa malah meningkat pesat. Jadi liburan ini sebagai reward untuk mereka juga.

Papanya berangkat Rabu, kami nyusul Jumat pagi. Tapi sebagian besar pakaian sudah masuk ke dalam koper papa. Saya tinggal gandeng anak-anak dan nyeret 1 koper kecil saja.

Sempat khawatir dengan jadwal penerbangan jam 7:55, karena artinya kami harus berangkat dari rumah jam 5an. Tapi alhamdulillah anak-anak bisa bangun jam 4:30, langsung mandi dan sholat subuh. Begitu jam 5 taxi yang dipesan via telp sehari sebelumnya, sudah menunggu di depan rumah. Cussss … mari kita berangkat ke erpot.

Sekarang tidak perlu lagi mengisi form imigrasi di bandara. Jadi setelah dapat boarding pass bisa langsung stempel passport. Sarapan dulu di starbuck D2, sambil nunggu waktu boarding.

Ternyata pesawatnya ada di terminal 3, jadi dari Gate E4 kami naik bus menuju pesawat. Eh kebagian pesawat GA merah, padahal kan biasanya biru.

Papanya sempat bbm, kalau gak bisa jemput di Changi. It’s OK lah, anak-anak udah besar. Rafa bisa bantu bawa ransel. Naik MRT menuju hotel juga gampang.

Kaget begitu sampai Changi, kami masuk ke terminal 3. Maklum udah 1,5 tahun gak kesini, baru tau ada Terminal 3. Seperti terminal lainnya, keren – mewah – bersih. Dan yang ini dilengkapi dengan playground juga loh *norak*. Sambil nunggu Rafa ke toilet, Fayra asyik main deh. Mama jagain koper aja di kursi.

Baru nyalakan henpon, Masguh SMS “udah sampai? aku di jalan menuju terminal 3. Tunggu di depan ya

Horeeeee … papa bisa jemput.

Lihat deh tuh yang kangen papanya!

Tunggu kelanjutan cerita liburan ini di postingan berikutnya yaaa

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini

Tour de Java with Kids

Tour de Java with Kids

Pada bulan Juli 2011, kami melakukan liburan ke Jawa Tengah dengan mengendarai mobil. Ini adalah bagian dari Tour De Java with Kids yang sudah kami rencanakan jauh sebelumnya. Dilanjutkan dengan perjalanan mudik ke kampung halaman papanya anak-anak di Surabaya akhir Agustus 2011. Cukup sudah penjelejahan kami dari Jakarta sampai timur pulau Jawa.

Kami mengajak anak-anak untuk belajar menikmati perjalanan darat dengan beberapa tahapan perjalanan sesuai dengan waktu tempuh:

  • Jakarta – Bandung (3 jam)
  • Jakarta – Cirebon (5 jam)
  • Jakarta – Jogja (10 jam)
  • Jakarta – Surabaya (20 jam)

Misi kami saat membawa anak-anak ‘overland trip‘ antara lain:

  1. Belajar packing
  2. Anak-anak belajar untuk membedakan barang bawaan sesuai dengan jenis perjalanan. Kalau naik pesawat kita bisa membawa koper besar, maka untuk perjalanan menggunakan mobil kita harus membawa ukuran tas yang lebih kecil. Supaya bisa muat saat diselipkan ke berbagai area di mobil.

    Ini bawaan kami saat pergi kemarin:

    Koper berbentuk seperti telur warna pink, udah jelas dong punya siapa? Yupe, isinya barang Fayra

    Koper semi travel bag di belakang kiri yang kotak-kotak biru, itu milik Rafa. Semua kebutuhannya dimasukan sendiri ke dalam situ. Setiap packing, Rafa selalu tanya “berapa malam kita pergi?” Karena Rafa akan menghitung dan mengisi tasnya dengan: (baju tidur * jumlah malam) + (underwear * 2 * jumlah hari) + (baju pergi * 2 * jumlah hari) + baju renang + handuk + peralatan mandi. Alhamdulillah Rafa sudah terbiasa packing sendiri dari umur 7 tahun.

    Ransel beroda dikanan berisi barang-barang saya dan Masguh.

    Ransel atas kiri berisi susu + cemilan + mainan + buku + tisu basah/kering + vitamin/obat2an untuk anak-anak.

    Tas merah tentunya berisi kamera untuk mengabadikan perjalanan kami.

  3. Belajar menikmati perjalanan
  4. Membawa anak-anak dalam perjalanan tentunya membuat perjalanan sedikit lebih santai.

    Kalo capek … ya kami berhenti dan istirahat di pinggir jalan atau rest area

    Tiap ada yang menarik … ya kami minggir dan mampir

    Jam makan harus tetap disiplin … begitu juga kalo anak-anak pingin ke toilet. Tidak tunda-tunda, langsung cari yang terdekat.

    Menginap kalau memang dibutuhkan.

    Amunisi untuk mengusir kebosanan juga disiapkan. Dari membawa alat gambar, buku, mainan, Ipod, DVD, bantal, guling … sampai membuat beberapa permainan di dalam mobil. Fayra tuh yang suka rajin tanya “are we there yet? how long? how far?

    Untuk Fayra, kita suka bermain I SPY. Misalnya Fayra bilang “kak, I spy a green and tall thing. Guess what is it?“. Atau tebak-tebakan bentuk awan mirip dengan benda apa.

    Untuk Rafa yang udah kelas 5 SD, kami bermain tebak-tebakan jarak tempuh – kecepatan mobil – waktu tempuh perjalanan. Karena Rafa sudah mempelajari Kilometer per Jam, jadi kita main hitung-hitungan di jalan. Agak ribet memang, karena mau-gak mau kami sebagai orang tua jadi harus mengasah otak untuk cepat-cepat berhitung. Hehehehe

  5. Belajar menikmati pemandangan alam
  6. Pemandangan alam memang menjadi daya tarik tersendiri. Anak-anak heboh banget saat lihat gunung – pantai – tambak garam – danau – hutan (ya kami sempat lewat Alas Roban dan menempuh jalur alternatif Majalengka – Subang – Sadang yang masih penuh dengan pohon-pohon tinggi. Jalanan yang kami lalui terlihat seperti membelah hutan).

    Kami sempat berhenti di beberapa perkebunan:

    Kami suka berpetualang sedikit:

    Kami mampir melihat danau:

    Rafa suka meminjam kamera papanya untuk mengabadikan sesuatu yang menarik di matanya:

    Kami suka main air + pasir:

    Kami berhenti di pantai sekitar daerah Paciran – Lamongan hanya untuk membiarkan Fayra merasakan deburan ombak di kakinya. Ini pengalaman pertama Fayra. Hanya 15 menit, kemudian kembali ke mobil untuk melanjutkan perjalanan:

    Kami sempat mengunjungi candi Prambanan:

    Kami mengunjungi Candi Arjuna di kawasan Dieng – Jawa Tengah:

    Rafa senang belajar membatik:

    pssttt liat gak apa yang ada dikantong celana Fayra? yak Anda gak salah lihat, itu KATAPEL hehehe. Jagoan banget kan.

  7. Mencoba toilet umum
  8. Selama diperjalanan tentunya mau tidak mau kami mencoba beberapa toilet umum.

    Dengan demikian anak-anak belajar bahwa tidak semua toilet menyediakan cukup air apalagi tisu. Jadi setiap anak-anak merasa butuh ke toilet, mereka harus siap membawa tisu kering/basah sendiri juga uang ribuan untuk membayar saat keluar.

  9. Mencoba berbagai jenis makanan
  10. Kami tidak membawa makanan berat selama perjalanan. Disinilah seni nya perjalanan darat, kami bisa mampir di warung-warung pinggir jalan dan mencoba berbagai jenis makanan dari setiap daerah yang kami kunjungi.

    Kami makan Empal Gentong Asem di Ampera – Cirebon, kami makan pecel didepan pasar Bringharjo – Jogja, kami makan tahu campur di Surabaya.

    Dengan makan di warung pinggir jalan, anak-anak belajar betapa beragamnya jenis bahasa dan dialek/cengkok setiap berinteraksi dengan penjual makanan. Mereka takjub bahwa di satu pulau Jawa saja, jenis makanan, bahasa dan dialek dari Cirebon sampai Surabaya sangat berbeda.

    Anak-anak belajar betapa kaya negeri Indonesia kita!

  11. Beribadah di berbagai mesjid
  12. Setiap waktu sholat, kami selalu mencari mesjid yang terdekat. Anak-anak belajar mengenal arsitektur bangunan mesjid yang menarik dan beda, tempat wudhunya dan juga macam-macam ukuran bedug.

  13. Belajar bersyukur
  14. Yang paling penting dari semua perjalanan ini terlebih saat mudik lebaran, kami belajar bersyukur waktu melihat pemudik lain dengan motor / bajaj / mobil bak terbuka yang ditutup terpal.

    Kami bersyukur karena setidaknya kondisi kami sedikit lebih nyaman, tidak kepanasan dan tidak kehujanan.

    Kami bersyukur bisa melakukan perjalanan ini lengkap dengan seluruh anggota keluarga. Ada ibu, ada bapak, ada kakak, ada adik.

    Kami bersyukur selamat selama perjalanan dan kembali dalam keadaan sehat.

Tips untuk dilakukan:

  1. Persiapkan kendaraan sebelum menempuh perjalanan. Isi bahan bakar, cek air, cek ban, dll.
  2. Gunakan pakaian yang nyaman selama perjalanan.
  3. Untuk ibu dan anak perempuan, paling nyaman pakai rok. Karena saat ke toilet, kita bisa langsung angkat rok hehehe. Gak perlu khawatir celana basah karena jatuh di toilet.
  4. Siapkan amunisi untuk mengusir kebosanan. Orang tua harus kreatif dan mengerti kebutuhan anak.
  5. Lakukan dialog dengan anak dan berikan penjelasan yang masuk akal, untuk memenuhi rasa keingintahuan anak.
  6. Siapkan uang dalam pecahan kecil (recehan) untuk antisipasi pungutan liar dijalan. Biasanya kalo ada jalan berlubang, penduduk setempat suka minta sumbangan.
  7. Aura positif orang tua selama perjalanan, saat mempengaruhi mood anak.

Ternyata membawa anak-anak menempuh perjalanan darat melampaui waktu 24 jam (saat arus balik mudik), tidak merepotkan loh!

Kami sangat menikmati perjalanan ini dan mendapatkan banyak pelajaran.

Semoga sharing ini bermanfaat untuk keluarga lain. Ayo dicoba, seru kok!