Browsed by
Tag: Museum Dinosaurus Puncak

Oleh-oleh dari puncak

Oleh-oleh dari puncak

Seperti biasa kalo uti-akung datang dari Surabaya, kami pasti membawanya jalan-jalan. Sabtu 26 April 2008, kami pergi ke puncak. Rafa selaku korban acara tv yang menyuguhkan acara jalan-jalan, jadi tergoda minta pergi ke beberapa tempat di sekitar puncak.

Museum Dinosaurus

Keluar tol Ciawi, kami langsung mencari museum dinosaurus yang katanya terletak 2,5KM dari Taman Safari. Gak susah nyari tempat ini, karena berada di kiri jalan menuju puncak. Didepannya ada patung dino yang mayan besar dan berwarna warni sehingga menarik perhatian.

Melihat kondisi dalam museum yang gelap, Fayra langsung nangis dan gak berani diajak masuk. Rafa, papa, akung dan embak2 aja yang masuk ke sana. Bayar @Rp10rb untuk bisa masuk. Kata Rafa didalam ada fosil dino, kuku, tulang belulang, gigi, sampai video tentang dinosaurus.

Akhirnya Fayra, mama dan uti cuma jalan-jalan di taman bermain yang terletak di kiri museum. Taman bermain dikelilingi bale-bale untuk kita duduk sambil pesan makanan, memang merangkap restoran dengan nama menu berbau dino. Sayang taman bermain ini tidak terawat. Kondisi bale-balenya pun sangat berdebu, tikarnya lusuh. Semua mainan yang terbuat dari besi terlihat berkarat. Jadi Fay cuma metik bunga dan foto aja.

Taman Bunga Nusantara

Perjalanan dilanjutkan ke taman bunga nusantara. Letaknya dari puncak ke arah Cianjur (ke arah kota bunga). Luasnya 23 hektar. Saat masuk ada 2 tiket pilihan: @Rp15rb cuma masuk aja, @Rp20rb kalo mau sekalian naik Doto Train. Masguh bayar @15rb x 7 orang. Di dalam kami naik mobil terbuka berkapasitas 14 orang yang disebut wira-wiri dengan harga tiket @3rb.

Kami turun didepan menara pandang untuk melihat taman bunga ini dari atas menara. Kalo naik tangga gak perlu bayar ( tinggi menara 28 meter aja!). Tapi karena kami membawa uti dan akung, kami pilih naik lift dengan membayar @Rp 1,000.

Rafa yang ribut mau masuk taman labirin seperti foto diatas, membeli peta labirin seharga Rp 1,000. Mbak penjualnya ngasih bocoran dengan menarik garis di atas peta pakai pulpen. Tapi ketika kami lihat dari atas menara pandang, taman labirin ini luaasss sekali. Papa gak mau nemenin Rafa ke dalam labirin. Takut tersesat ya pa? hihihihihi. Selain itu hujan gerimis mulai turun. Jadi kami memilih turun menara dan kembali naik mobil wira-wiri ke arah pintu masuk.

Bunga yang ada di taman ini berasal dari seluruh dunia. Masa hidup dari tanaman display ini 2-3 bulan. Jadi tiap kita berkunjung kesana belum tentu bunga nya sama. Sayang nya saat kami kesini, ekor merak sedang tidak berwarna seperti di brosurnya.

Tapi kami juga gak kecewa banget. Karena dengan datang kesini, mata kami seperti dicuci. Pemandangannya sangat bagus, udaranya sejuk, dan tidak ada polusi. Rafa dan Fayra senang berlari-lari di taman. Bahkan Rafa sangat konsentrasi mendengarkan suara kaset pemandu yang diputar saat kami berkeliling dengan mobil wira-wiri. Uti dan Akung juga gak lepas dari bertasbih, memang hasil ciptaan Allah SWT tidak ada tandingannya.

Diperjalanan pulang kami mampir ke cimori. Sayang gak sempat foto-foto disitu. Papa dan Uti makan sup buntut seharga Rp30rb-an. Akung dan rafa juga embak2 makan nasi goreng sosi seharga Rp 18rb. Mama makan chicken steak seharga Rp20rb-an. Fayra makan sosis + fries seharga 20rb. Gak lupa bawa pulang yogurt dan susu segar rasa kopi + tobeli.

Alergi Serbuk Bunga

Terus terang kami baru dengar nama penyakit ini setelah pulang dari puncak. Hanya 3 hari setelah pulang dari puncak, ada bentol di kelopak mata kanan Fayra. Kami pikir cuma kena gigitan nyamuk, tapi besoknya hidung Fayra pun merah-merah. Makin hari makin melebar, sampe seluruh badan nya.

Gak tega kalo udah liat Fayra mulai garuk-garuk. Kami coba kasih incidal sirup sama bedak salicyl trus mandi juga pakai sabun lactacyd. Gak ngaruh juga. Kecurigaan pertama sih alergi makanan. Memang dari bayi kulit Fay lebih sensitif dibanding Rafa. Salah susu aja pasti merah-merah. Fay juga alergi tomat, telur dan seafood.


Lebih dari 10 hari Fay merah-merah gini. Ketika ke dokter, dibilang kalo bukan makanan (protein), udara, pasti alergi serbuk bunga. Karena merah-merahnya ini kadang timbul, kadang hilang. Kalau campak pasti dibarengi dengan suhu badan yang tinggi selama 3hari, dan merah-merahnya akan hilang setelah 3hr.

Setelah kami ingat-ingat…. kaya nya benar alergi serbuk bunga. Soalnya kan wiken itu kami jalan-jalan ke taman bunga. Trus Fay juga sempat metik bunga dan ditaruh dikupingnya. Jadi mungkin aja ada serbuk bunga yang terhirup. Belum lagi angin di taman bunga juga lumayan kencang, serbuk bunga pun bisa berterbangan.

Hasil gugling:

Alergi serbuk bunga ini berasal dari Jepang dengan nama asli kafunshou. Biasanya disetiap akhir musim dingin, banyak orang yang menggunakan masker atau sekedar berkacamata untuk menghindari serbuk bunga ini.

Gejalanya: mata gatal, pilek, batuk, mudah mengantuk bahkan kalau memang kulitnya sensitif akan timbul merah-merah yang disertai rasa panas dan gatal pada kulit. Gejala ini timbul-tenggelam dan bisa sampai 1 bulan.

Penyebabnya: serbuk bunga (biasanya bunga sugi atau pinus) yang berterbangan dan terhirup atau masuk ke mata.

Konon hampir 20% orang jepang terkena gejala ini hingga disebut penyakit musiman.

Alhamdulillah setelah 3x ke dokter, sekarang Fayra sudah sembuh. Merah-merah dikulit dan gatalnya sudah hilang. Tinggal batuknya aja nih yang tersisa. Semoga dengan banyak minum air hangat batuknya bisa hilang. Amin.

Sementara ini Fayra dijauhkan dari bunga-bungaan dulu. Sampai Fay agak lebih besar dan fisiknya lumayan kuat. Kalau jalan pagi, Fay gak boleh lagi metik bunga di pinggir jalan. Semoga gak sampai besar. Kasian ntar gak pernah ngerasain dapet bunga dari cowok yang naksir Fay. hahahahaha