Browsed by
Month: July 2013

Naik Gunung Laoshan

Naik Gunung Laoshan

Ketika menerima berita bahwa jadwal produksi mundur menjadi Senin siang, sebenarnya saya agak kecewa juga. Tapi di satu sisi menjadi berkah tersendiri, karena artinya saya punya waktu untuk explore kota Qingdao. Kebetulan hari itu saya memutuskan untuk tidak berpuasa karena baru menempuh perjalanan nyaris 24 jam dan sampai hotel sudah waktu subuh (jam 3 pagi).

Hari Minggu, 14 Juli 2013, setelah makan siang saya ditawari untuk jalan-jalan ke Gunung Laoshan. Saya pernah melihat review tempat ini di TripAdvisor dan tertarik untuk melihatnya langsung.

Ternyata gunung ini sangat luas dan memiliki 3 titik untuk menuju ke atas nya. Setelah berdiskusi dengan teman-teman, kami memutuskan untuk naik ke gunung Laoshan dari titik yang menuju Beijiushui River Laoshan dan Chaoyin Waterfall atau biasa disebut West Gate. Titik ini juga disebut sebagai Central Line. Perjalanan dari tengah kota Qingdao menuju Loashan pintu barat ini menempuh waktu 40 menit.

Selama perjalanan, kami disuguhkan pemandangan yang luar biasa seperti tampak pada foto di bawah ini: laoshan5

Untuk masuk melalui Beijiushui ini, dikenakan biaya 50 yuan per orang untuk periode 1 April sampai 31 Oktober. Sementara kalau kesini dalam periode 1 November sampai dengan 31 Maret, akan dikenakan biaya 30 yuan per orang. Begitu sampai di parkiran, saya langsung melihat peta untuk membayangkan tracking route yang harus ditempuh:

laoshan1

Huuwwwaaa … jauh amat yah air terjun nya. Titik paling ujung di peta ini harus ditempuh dengan jarak 6.500 meter.Tapi udah sampai sini, rugi kalo gak dijabanin dong. Saya juga udah pake kostum yang nyaman, jeans + kaos + sepatu outdoor yang water and snow proof. Gaya jilbab pun biar gak ribet, cuma saya gulung-gulung ke atas tanpa jarum dan peniti. Kata hijabers sih model tulban, kalo kata teman-teman saya itu model a’a Gym. Hahahaha

laoshan2

Saya salut dengan pemerintah China yang memajukan industri pariwisata dengan belajar banyak dari Singapore. Sampai jadi topik berita di Forbes juga loh. Kebetulan saya baca di dalam pesawat menuju kesana. Hihihihi. Walaupun judulnya naik gunung alias tracking menuju air terjun di gunung Laoshan, jangan dibandingkan dengan perjalanan menuju air terjun Gunung Gede Pangrango yah. Etapi saya ke gunung Gede itu jaman STM ding, gak tau sekarang udah jauh lebih bagus atau masih sama kek dulu.

Di gunung Laoshan, walau perjalanannya jauh dan menanjak lumayan curam, pemerintah sudah membuat jalur tracking yang sangat bagus dan terawat kebersihannya.

laoshan4

Setiap 300 – 500 meter kita bisa menjumpai tempat sampah dan toilet yang bersih. Tapi ingat yaa, cuma di Indonesia yang toiletnya dilengkapi air mengucur berlimpah. Kalau di luar Indonesia, biasanya toilet kering saja yang hanya menyediakan tisu tanpa air kran. Karena itu saya selalu membawa botol plastik kosong yang biasanya saya isi air di wastafel sebelum masuk ke dalam bilik toilet, sebagai bekal membasuh organ penting *ups..maaf*.

laoshan3

Perjalanan ke atas menuju air terjun, menempuh waktu kurang lebih 2 jam. Tapi sepertinya kami menempuh 3-4 jam deh, soalnya sebentar-sebentar berhenti untuk foto dan istirahat. Penuaan itu nyata dan jompo itu berasa yaaa. Hahahaha

laoshan8

laoshan7

Subhanallah … pemandangan di sini benar-benar luar biasa. Udaranya juga sejuk walau masih musim panas. Sulit dilukiskan dengan kata-kata deh. Pokoknya saya sangat menikmati ciptaan Sang Maha Kuasa yang spektakuler ini.

laoshan6

Untuk menuju air terjun, perjalanan dilakukan dengan menyusuri pinggiran sungai Beijiushui. Sayangnya karena kami kesana musim panas maka air sungai sangat kering. Tapi malah menonjolkan batu-batu putih bersih di dalam sungai itu sendiri sih. Batu-batunya besar-besar banget. Saya jadi teringat foto-foto pemandangan di Bangka Belitung yang penuh dengan batu putih besar juga. Semoga suatu hari nanti saya juga bisa menikmati pemandangan Bangka Belitung secara langsung.

laoshan9

Kata teman-teman, gaya saya pada foto di atas dan bawah ini terlihat sangat abang-abang. Macam anak STM mo nantangin berantem. Mosok sih?

laoshan10

Giliran saya bergaya manis sedikit seperti foto di bawah ini, dibilang gak pantes. Gak cocok ama sepatu katanya.

laoshan11

Tukang fotonya kok bawel-bawel amat yaaaaa. Nasib perempuan sendiri nih. Udah dijadikan objek, eh masih juga dikomentarin melulu. Petunjuk arah di gunung Laoshan ini sangat lengkap dan informatif. Semua ditulis dalam 2 bahasa : China dan Inggris.

laoshan12

Perjalanan terberat itu 500 meter terakhir. Medan nya benar-benar curam dan nanjak terus. Pantes banyak yang jual tongkat di pintu masuk tadi. Tau gitu ikut beli juga kan.

laoshan13

Saya pun sibuk bertanya ke sang pemandu “are we there yet?

laoshan14

Air terjun yang dinanti-nanti pun akhirnya tiba di depan mata. Sayangnya sekali lagi karena musim panas, air yang mengalir sangat sedikit. Meski tidak mengurangi keindahannya.

laoshan15

Powwassss banget deh. Dan tentunya males untuk turun ke bawah. Hahahaha Begitu melihat jam tangan, eh udah hampir jam 6 sore. Khawatir gelap saat perjalanan turun. Mengingat kami butuh waktu hampir 2 jam untuk turun, jadi buru-buru jalan lagi deh. Baju kami pun sukses basah kuyup oleh keringat. Sampai tempat parkiran lagi pas menjelang matahari terbenam, nyaris jam setengah delapan malam.

laoshan16

Foto-foto di atas adalah hasil karya saya dan teman-teman tersangka di bawah ini:

laoshan17

Demikian lah liputan pandangan mata dari salah satu sisi gunung Laoshan. Semoga suatu hari nanti saya bisa kembali ke sini dan menyusuri sisi lainnya. Penasaran dengan pintu lain menuju Kuil tempat pendeta Laozi atau terkenal dengan nama Lao Tse atau Tao Te Ching, saat mempelajari ajaran agama Tao. Masih ada 2 jalur lain yaitu The Southern Line dan The Eastern Line yang wajib dikunjungi.

laoshan18

Eh kenapa berangkat ke gunung Laoshan setelah makan siang? Karena pagi nya kami jalan-jalan menyusuri pantai sekitar hotel dan menuju tugu May-Fourth.

Tempat apakah itu? Nantikan posting berikutnya yaaaa *semoga belum bosen*

Semua tulisan saya tentang China bisa dilihat disini

Sekilas Kota Qingdao

Sekilas Kota Qingdao

Lanjut postingan tentang Qingdao yaaa.

Kota ini berada di Timur China dan berlokasi di pesisir pantai. Kota ini tidak besar dan sejauh mata memandang …. kita akan melihat hamparan pantai yang indah.

petaqingdao

Pantai di Qingdao

Lihat peta di atas, pantai semua kan?

Posisi A adalah letak hotel tempat saya menginap di wilayah Qingdao.

Posisi B adalah letak pabrik yang harus saya kunjungi di wilayah Huangdao.

Perjalanan dari titik A ke B memakan waktu sekitar 45 – 60 menit menggunakan mobil dengan memotong jalan melalui tunel bawah laut.

qingdao19

Dari hotel saya tinggal menyebrang jalan raya dan berjalan kaki sekitar 5-10 menit untuk menuju pantai.

Lokasi kantor HQ juga berada di pinggir pantai. Karyawan di sini, suka menyebrang jalan raya di depan kantor untuk nongkrong di pantai menghabiskan waktu istirahat setelah selesai makan siang.

Pabrik yang berada di wilayah Huangdao juga dekat sekali dengan pantai. Teman-teman mencari tempat makan siang di pinggir pantai juga. Lumayan untuk menyegarkan mata dari tumpukan pekerjaan rutin harian.

Walaupun dekat pantai dan angin laut berhembus lumayan kencang, udara di sini tidak panas. Jangan bandingkan dengan udara di kawasan Ancol yah. Meski masuk musim panas dan perkiraan suhu sekitar 27-32 derajat celcius, saya tidak pernah keringetan loh.

Matahari terbenam juga hampir jam setengah delapan malam. Jadi orang-orang yang pulang kerja jam 17:30, bisa ke rumah dulu untuk menjemput keluarga dan mengajak mereka ke pantai menunggu sunset. Gak heran kalo pantai selalu penuh dengan manusia walau jam sudah menunjukan pukul 7 malam. Wong langit masih terang juga jam segitu. Udah gitu, mereka cuek aja loh jalan kaki udah pake baju renang dari rumah menuju pantai.

Jiaozhou Bay Tunnel

Untuk menuju Hangdao dari Qingdao sebelum ada terowongan bawah laut, kita harus melalui pinggiran pantai muter ke atas. Perjalanan bisa memakan waktu total 3-4 jam. Tapi setelah ada tunnel sepanjang kurang lebih 6KM, kita cukup menempuh 40-60 menit saja.

qingdao17

Konstruksi tunnel ini mulai dibangun akhir 2006 dan baru selesai 5 tahun kemudian. Dibuka untuk umum sejak Juli 2011. Untuk bisa masuk ke dalamnya, setiap mobil harus dilengkapi dengan alat pembayaran otomatis yang ditempel di kaca depan. Sistem pembayarannya ada 2 pilihan: paska bayar dan prabayar. Tentunya untuk prabayar, pengemudi bisa mendapatkan harga lebih murah dari paska bayar. Sekali lewat dikenakan biaya 20 yuan.

Makanan di Qingdao

Karena posisinya yang berada di pinggir pantai, sudah tentu makanan utama kota ini segala yang berbau laut. Baru kali ini loh saya ke China tanpa harus khawatir soal makanan. Qingdao itu surga nya seafood deh.

qingdao18

Semua resto menawarkan seafood dengan beragam jenis dan ukuran. Saya takjub dengan ukuran kerang dara di sana … ada yang lebih besar dari ukuran henpon saya loh. Kebanyakan mereka masak dengan cara direbus atau dibakar. Meski ada juga yang ditumis dengan aneka bumbu. Udang rebus tanpa bumbu apapun, bisa terasa manis sekali dan kulitnya kriuk macam digoreng dalam minyak banyak. Cukup saya cocol dengan saos sambal juara produksi Indonesia, nikmat banget di mulut.

Makanan Halal di Qingdao

Dari 10 juta penduduk Qingdao, terdapat sekitar 1.000 umat muslim di sana. Saya menemukan beberapa resto muslim dari hasil gugling dan mengunjungi salah satunya, yaitu MaJia Hotpot Restaurant.

majia1

MaJia ini ada 4 lokasi. Saya gak tau deh dibawa ke cabang yang mana. Foto di atas adalah penampakan luarnya. Begitu masuk ke dalam, kita langsung melihat jejeran aneka makanan mentah dan binatang laut yang masih hidup. Tinggal pilih mana yang mau kita makan, nanti pelayan akan menyajikan di meja kita. Kalau di Indonesia, mungkin semacam restoran Hanamasa atau Itasuki gitu deh. Tapi kalo resto hotpot di Indo, saya gak pernah melihat binatang laut hidup nya. Karena tidak segar, rasa di mulut nya juga beda.

majia2

Setiap pengunjung akan diberikan 1 alat masak kecil yang sudah diisi air kaldu ikan dan dilengkapi dengan beberapa biji-bijian sebagai bumbu. Saya cuma mengenali kurma dan biji pala, selain itu gak ngerti biji-bijian lainnya apaan. Untuk saosnya disajikan secara lengkap di dalam mangkok-mangkok kecil. Dari yang cuma campuran kecap asin + potongan cabe rawit, saos berbumbu tauco, saos kacang, dan lain-lain.

majia3

Karena MaJia merupakan resto muslim, seluruh karyawan pria di sini menggunakan peci putih di kepalanya. Kalau yang perempuan sih standar, hanya kemeja dan rok sedengkul. Saya tidak melihat yang berjilbab di antara mereka.

Bentuk Bangunan

Konon wilayah Qingdao ini dulunya pernah dijajah Jerman selama kurang lebih 16 tahun. Setelah Jerman pergi, Qingdao dijajah Jepang selama 8 tahun.
qingdao16

Tidak heran kalau berada di kota ini, kita seperti berada di Eropa. Banyak yang bilang kalau Qingdao itu “red tiles green trees, blue sky and blue sea“. Beneran loh, bangunan di sana kebanyakan berwarna merah, masih banyak pepohonan hijau, langit berwarna biru cerah dan tentunya hamparan pantai dengan air laut yang biru.

Sayangnya saya tidak bisa foto-foto bangunan dari dekat. Padahal saya melewati banyak bangunan keren yang sangat eropa sekali, terutama di wilayah Shinan. Diantaranya:

  • Gereja Katedral St. Michael
  • Bekas gedung administrasi pemerintah Jerman yang sekarang dijadikan museum
  • Stasiun kereta api
  • Jejeran villa di sekitar Badaguan

Oleh-oleh

Saya bingung ketika mencari buah tangan yang bisa saya bawa pulang untuk teman-teman di kantor. Saya hanya melihat kerajinan tangan dari kerang-kerangan atau benda berbetuk hewan laut. Selain itu makanan khas sini berupa aneka abon dari binatang laut, dari mulai abon ikan – udang – cumi.

qingdao20

Kalau cuma kek gitu doang, gak ada bedanya sama oleh-oleh dari Green Canyon – Anyer – Cirebon – Tuban dan kota pantai lainnya di Indonesia. Males beli nya lah yaaaa. Gak unik dan kurang “China” aja menurut saya.

Mundurnya jadwal produksi, membawa berkah tersendiri untuk saya. Waktu yang tersisa, saya gunakan untuk naik gunung bersama teman-teman.

Aaahhh udah gila lo, de! Beneran naik gunung?

Asli beneran … gak boong!

Tunggu posting berikutnya yaaaaa.

Semua tulisan saya tentang China bisa dilihat disini

Kopdar Blogger Bandung

Kopdar Blogger Bandung

Seperti yang saya ceritakan sebelumnya, akhir minggu lalu saya pergi ke Bandung dalam rangka pekerjaan. Tapi karena hari yang sama saya juga baru mendarat dari China untuk inspeksi pabrik, kami memutuskan untuk membawa anak-anak ke Bandung.

Masguh cuti di hari Jumat dan menemani anak-anak selama saya kerja. Kemudian kami perpanjang menginap di sana, supaya saya bisa jalan-jalan sama mereka di hari Sabtu dan Minggu nya.

Karena sesuatu hal, kami tidak jadi menginap sampai Minggu. Kami harus kembali ke Jakarta Sabtu malam. Tapi sebelum pulang, disempatkan kopdar dengan para blogger Bandung dulu.

Sebelum menuju tempat kopdar, gak sengaja ketemu Teh Silvi di Trans Mall. Ini merupakan pertemuan kedua kami. Pertemuan pertama di Jakarta malah belum sempat saya tulis ceritanya. Maap ya teh *cium tangan*. Foto bulan April lalu dipajang dulu deh:

kopdarbdg4

Setelah itu kami lanjut menyusuri Bandung yang macetnya gak kalah heboh dengan Jakarta untuk bertemu para wanita cantik ini:

kopdarbdg1

Sudah lama saya janjian dengan mbak Dey untuk bertemu jika saya ada perjalanan ke Bandung, tapi baru kesampaian sekarang. Saya colek Kania di whatsapps untuk ikut ketemuan, eh malah request untuk diajarkan beberapa gaya hijab sambil menunggu waktu berbuka puasa. Dan Erry pun didaulat untuk menjadi model karena Nchie berhalangan hadir. Saya juga mengajak teman STM yang dulu sekelas, Dessy, kebetulan rumahnya gak jauh dari lokasi pertemuan. Gak berasa ya, Des … kita udah berteman 17 tahun aja.

Kami janjian bertemu di Ampera – Soekarno Hatta. Eyammpuuunn itu sepanjang jalan Soekarno Hatta aja, ada 3 Ampera yang saya lihat. Tetap aja loh semua nya ramai pengunjung. Untung Kania yang tinggal gak jauh dari situ, rela datang jam 4 untuk ngetekin salah satu tempat lesehan di lantai 2. *kecup Kania*. Sampai sempat pindah dari Ampera di seberangnya karena gak dapat tempat.

kopdarbdg6

Walau tempatnya remang-remang, hijab class tetap diadakan. Sang model pasrah kepalanya dipegang-pegang. Hihihihi. Berapa gaya jilbab yah malam itu? Dari mulai jilbab paris segi-empat sampai shawl persegi-panjang.

kopdarbdg5

Saya mendapat hadiah shawl Shaza produk nya Kania. Suka bahan dan motifnya deh. Btw kenapa kalo pake jilbab hitam, muka gw langsung ngarab banget yah? Yaahh namanya juga sobekan lahir, disyukuri aja deh.

kopdarbdg3

Yang paling mengharukan adalah …. saya menerima ini:

kopdarbdg2

Hasil kerajinan tangan mbak Dey yang sangat kreatif! Dan ketika melihat kartu ini, Fayra minta saya membuat kartu ucapan serupa berdua dengannya di rumah. Coba mbak Dey tanggung jawab nih … ajari akuuuu. Hiks.

Terima kasih yaa sudah meluangkan waktu untuk bertemu saya. Senang banget bisa ngobrol sama kalian. Makasih juga hadiah-hadiahnya, saya malah gak bawa apa-apa *malu*. Semoga lain waktu bisa ketemu lagi yaaa.

Rafa Masuk SMP

Rafa Masuk SMP

Tahun 2004 … 9 tahun yang lalu:

rafa1stdaypg

Rafa pertama kali nya masuk sekolah di tingkat PlayGroup.

.

.

.

Hari ini, 22 Juli 2013:

rafa1stdaysmp

Rafa memasuki sekolah tingkat SMP.

Do’a mama papa masih sama, mas. Selamat belajar, nak. Semoga menjadi anak yang pintar dan bisa menjadi pemimpin yang bertaqwa…amien ya robbal alamin.

Enjoy middle schooler life and have fun!

Perjalanan ke Qingdao

Perjalanan ke Qingdao

Haiii … maaf yah udah lama gak update blog ini.

Selain mulut saya masih penuh sariawan akibat gesekan kawat gigi yang bikin males ngapa-ngapain, kesibukan di kantor sedang menggila karena launching produk baru. Di sisi lain, sudah harus menyiapkan produk lanjutannya. Sampai belum sempat juga ngajak Rafa dan Fayra liburan. Hiks.

Hari Sabtu kemarin saya ditugaskan untuk inspeksi ke pabrik (mengawasi produksi). Berbeda dengan kunjungan ke pabrik-pabrik sebelumnya yang biasanya hanya di daerah Shenzhen, kali ini saya harus menempuh perjalanan lebih jauh lagi.

To the north I go, bismillah!

qingdao1

Saya pergi bersama 2 rekan kerja lelaki non-muslim (Kristen dan Budha), jadi kami mengatur strategi dan kompromi karena kepergian kami jatuh di pekan pertama bulan Ramadhan. Supaya nyaman, saya sengaja pakai celana batik dan pinjam sepatu converse Rafa yang sudah kesempitan (no 39 sementara kaki Rafa sekarang 43).

Tujuan saya kali ini ke Qingdao (dibaca : cingtao), berada di propinsi Shandong – China Timur. Untuk menuju ke sana, ada 4 rute yang bisa tempuh. Tapi tidak ada satu pun penerbangan langsung dari Jakarta ke Qingdao.

qingdao13

Biar kebayang, saya jelaskan peta di atas yah:

  • Rute 1: Jakarta – Singapore – Qingdao (SQ – Singapore Airline)
  • Rute 2 : Jakarta – Hongkong – Qingdao (CX – Cathay Pacific Airline)
  • Rute 3 : Jakarta – Guangzhou – Qingdao (CZ – China Southern Airline)
  • Rute 4 : Jakarta – Seoul – Qingdao (KE – Korean Airline)

Dari seluruh rute tersebut, paling cepat adalah lewat Korea yaitu transit di Seoul (rute 4). Sayang nya tiket penerbangan ke arah tsb sudah tidak tersedia lagi.

Kalau ambil rute 1, penerbangan dari Singapore ke Qingdao baru ada dini hari (sudah tanggal berikutnya).

Karena tiket habis sana sini, akhirnya kami mendapat tiket:

  • Berangkat pake rute 3 (transit 5 jam di Guangzhou)
  • Pulang pake rute 2 (transit 1 jam di Hongkong)

Pasrah lah yaaa … mo gimana lagi dong?

Melihat kondisi badan saya, suami yang pernah mengalami perjalanan jauh di bulan Ramadhan menyarankan saya untuk tidak puasa pada hari keberangkatan. Selain karena perbedaan waktu yang cukup significant,  waktu transit dan jadwal pesawat lanjutan bentrok dengan jam buka puasa. Takutnya gak sempat buka puasa saat transit dan terpaksa menunggu pembagian makanan di pesawat lanjutan yang pastinya sudah larut malam. Toh musafir memang mendapat keringanan untuk tidak berpuasa dan bisa menggantinya setelah Idul Fitri. Oke lah istri sholehah menurut pada suami *cium tangan*

Jam 9 pagi saya berangkat dari bandara Soekarno Hatta, tiba di bandara Guangzhou sekitar jam 3 sore. Bandara Baiyun ini baru beroperasi tahun 2004, menggantikan bandara lama yang sebelumnya sudah beroperasi selama 72 tahun. Baiyun ini merupakan bandara no 2 tersibuk di China.

qingdao3

Gak cuma bentuk luarnya yang keren seperti pesawat luar angkasa, dalamnya juga mewah loh. Terintegrasi juga lantai bawahnya dengan kereta bawah tanah (MTR). Pengecekan keamanan di sini ketat sekali. Gak peduli jenis kelamin, badan kita benar-benar digeledah. Petugas wanita pastinya yang memeriksa tubuh wanita. Jilbab di bagian leher saya juga dipegang-pegang, khawatir saya menyembunyikan sesuatu di situ.

qingdao4

Saya takjub dengan troli yang digunakan di dalam ruang boarding. Bentuknya kecil karena hanya digunakan untuk membawa tentengan yang masuk cabin saja. Di bagian atas terdapat layar sentuh, saat kita masukan nomor penerbangan  … maka informasi tentang penerbangan tsb (tujuan, jadwal berangkat, jadwal masuk ke dalam pesawat dan nomor gate) akan tampil di layar.

qingdao5Lumayan kan pundak saya bisa istirahat dari membawa tas laptop dan tas dokumen. Saya juga bisa melihat informasi di layar troli tanpa harus bertanya ke petugas bandara.

qingdao6

Saya melihat barisan telepon umum yang masih banyak penggunanya. Bandingkan dengan bandara di Jakarta, sepertinya fasilitas ini sudah tidak tampak ramai digunakan orang. Kondisi telepon umum di negara kita juga kurang terawat. Sayang deh.

Teman saya yang berbadan paling besar, sudah mulai kelaparan lagi. Menurutnya makanan di dalam pesawat sebelumnya tidak cukup mengenyangkan. Jadi ketika kami melihat logo M berwarna kuning, langsung diputuskan untuk masuk ke dalamnya.

qingdao8

Kalau berpergian ke negara lain, saya selalu membawa bekal saos sambal. Sebut saya kampungan, tapi menurut saya rasa saos sambal kita itu paling juara. Makanan gak enak pun kalau dicocol saus sambal bisa berubah nikmat dalam sekejap. Dan ternyata di resto ini kami mendapat saos sambal juga. Mari kita bandingkan rasanya.

qingdao9

Tuh kan, tetap saja sambal kita juaranya. Saos dengan kemasan warna ungu ini sangat didominasi rasa bawang putihnya. Gurih sih, tapi kurang pedas. Cuma berasa bawang dan agak asam saja.

Setelah makan, saya malah menemukan restoran Muslim di airport Baiyun ini lantai dasar. Tau gitu tadi gak perlu makan McD. Bisa pilih makanan yang lebih mengenyangkan. Judul di menu nya sih “HALAL NODDLE”. Maaf saya gak tau nama resto nya apa, karena nama resto nya ditulis dalam huruf China. Tapi saya sempat foto penampakan luarnya.

qingdao15

Untuk yang bertanya, gimana saya sholat saat berpergian … ini lah jawabannya *pencitraan istri sholehah berlanjut*. Biasanya saya sholat di dalam pesawat dengan diawali tayamum. Tapi karena saya tiba di bandara ini jam 3 sore, sementara pesawat lanjutan masih 5 jam kemudian … maka saya sholat di ruang tunggu.

qingdao7

Bodohnya saya simpan mukena dan sajadah di dalam koper. Dengan kondisi darurat seperti ini, saya terpaksa sholat dengan pakaian dan kaos kaki yang menempel di badan. Tak lupa sebelumnya saya membeli koran seharga 2 yuan untuk menjadi alas sholat. Mo baca beritanya juga gak ngerti tulisan nya, ceu!

Saat wudhu di toilet, banyak orang yang menatap aneh ke saya terutama saat saya mengusapkan air ke telapak kaki. Gak berani angkat kaki ke atas wastafel seperti yang biasa saya lakukan di toilet kantor. Ini kan negara orang, bisa diomelin petugas kebersihan toilet nanti.

Sebagai perempuan sendiri di dalam perjalanan, 2 teman laki itu sering menjadikan saya objek foto mereka. Baik secara candid maupun terang-terangan nyuruh saya bergaya ini itu. Jadi ketika hari terakhir kami tukeran file foto, stok foto saya tentulah yang paling banyak. Termasuk foto saya sedang sholat ini.

qingdao10

Owh yah, jangan ragu untuk pesan makanan khusus saat membeli tiket pesawat yah. Meski naik China Southern, saya tetap pesan “HALAL MEAL” dan alhamdulillah diberikan oleh petugas di dalam pesawat. Pramugari menghampiri saya sebelum pembagian makanan dan melihat catatan sambil bertanya “did you request a special meal?“. Gak susah kok, dan mereka memenuhi permintaan kita dengan senang hati.

Harusnya pesawat lanjutan saya berangkat pukul 20:30. Kami sudah harus masuk boarding room pukul 19:50. Ternyata pesawat delay beberapa kali sampai akhirnya berangkat pukul 23:00 karena ada angin topan di atas Taiwan.

3 jam dari Guangzhou menuju Qingdao pun banyak turbulence. Memang kalo musim panas sering hujan dan angin topan di sekitar kepulauan sini (Hongkong, Taiwan, Jepang, Korea). Alhamdulillah mendarat dengan selamat di Qingdao sekitar jam 2 pagi. Sampai hotel sudah jam 3 pagi, waktunya sholat subuh dan saya pun tidak sempat sahur. Abis beres-beres, sholat kemudian langsung tepar.

qingdao12

Itu kamar saya di hotel Holiday Inn – Qingdao City Center. Cukup luas dengan design modern dan kondisinya sangat bersih.

qingdao11

Setelah melalui total perjalanan hampir 24 jam (dari Jakarta jam 9 pagi, sampai Qingdao jam 3 pagi), tanpa sempat sahur … saya putuskan hari Minggu tsb saya tidak puasa lagi.

Apa … saya cemen/manja karena gak mau puasa tanpa sahur?

Sini saya kasih tau jadwal puasa di kota tsb, menurut aplikasi Muslim Pro yang saya install di iPhone:

qingdao14

Yak subuh nya jam 3 pagi, saudara-saudara.

Magrib nya baru akan tiba jam 19:16. Artinya saya akan puasa 16 jam ke depan, dengan kondisi badan baru menempuh perjalanan nyaris 24 jam dan tanpa sahur. Jam 9 pagi saya juga sudah harus standby karena saya ke sini dalam rangka perjalanan dinas. Kerja cuy!

Eh udah dulu yah, saya lanjutkan postingan cerita selama di Qingdao minggu depan saja. Saya baru mendarat pagi ini jam 00:30. Tidur jam 2. Bangun jam 04:00 untuk sahur. Setelah subuh bongkar koper, mengeluarkan baju kotor dan masukin lagi baju bersih untuk perjalanan dinas berikutnya. Jam 7 pagi ke kantor dulu. Sore pulang ke BSD untuk kemudian melanjutkan perjalanan ke Bandung sampai hari Minggu.

Semoga Allah memberikan ampunan NYA di bulan penuh rahmat ini. Semoga saya diberikan umur panjang dan kesehatan untuk bisa membayar hutang puasa setelah Idul Fitri nanti.

Obat kuat … mana obat kuat?

Semua tulisan saya tentang China bisa dilihat disini