Browsed by
Category: Turkey

Penginapan selama di Turki

Penginapan selama di Turki

Untuk kamu yang ingin berpergian ke Turki, dibawah ini yang harus disiapkan sebelum keberangkatan:

  • Tiket pesawat dari negara asal kita menuju Turki
  • Visa masuk Turki (bisa apply secara online dengan pembayaran menggunakan kartu kredit sebesar $25)
  • Tentukan transportasi yang akan dipilih untuk menuju kota yang dikunjungi (tiket bus, trem, ferry, ataupun penerbangan domestik)
  • Uang saku dalam bentuk Lira dan Euro (sebagian besar kota wisata di Turki menerima kedua mata uang tsb)
  • Penginapan yang bisa dipesan secara online melalui beberapa website travel

Meski judulnya Bulan Madu ke Turki, bukan berarti perjalanan ini kami tempuh dengan segala hal yang mewah. Dengan dana yang terbatas, kami pun memilih penginapan yang terjangkau dengan sangat hati-hati dengan pertimbangan:

  • Harga berkisar 500-700rb/malam (yang sudah termasuk sarapan dan wifi)
  • Mendapat nilai review >8 dalam website travel, terutama pada poin kebersihan
  • Lokasi dekat dengan tempat wisata atau pusat keramaian kota, yang bisa ditempuh dengan berjalan kaki

Selama 7 hari di Turki, kami tidak tinggal dalam 1 kota saja. Kami mengunjungi 4 kota dengan perbedaan jarak ratusan kilometer atara kota yang satu dengan lainnya. Hasil diskusi dengan pak suami, maka diputuskan untuk mencari penginapan di 3 kota.

Berikut hasil pilihan kami:

Kota Selcuk –  Amazone Petite Palace

Sesuai namanya dan foto yang tayang di internet, penginapan ini bukan berbentuk hotel dan memang berukuran mungil. Lokasinya bisa ditempuh hanya 5 menit berjalan kaki dari pusat keramaian kota, atau sekitar 10 menit jalan kaki dari Otogar (terminal bus) Selcuk. Ada 3 objek wisata yang berjarak 100-500 meter dari Amazon Petite Palace. Strategis, kan?

Berawal dari menyewakan beberapa kamar di rumahnya, Emre, sang pemilik, mengelola penginapan ini dengan profesional dan akhirnya menambah jumlah kamar. Hasil obrolan kami saat sarapan, Emre sedang merencanakan untuk membeli rumah tetangga untuk melebarkan penginapannya.

amazonpetite1

Selain kebersihannya, keramahan Emre dan keluarga dalam melayani tamu, patut diacungi jempol. Walau cuma Emre dan seorang sepupu yang fasih berbahasa Inggris, dan siap menjawab semua pertanyaan dan kebutuhan tamu selama 24 jam. Ketika kami mengatakan bahwa ini kunjungan pertama kali kami ke Turki, Emre memberikan peta dan menggambarkan rute yang bisa kami tempuh menuju beberapa lokasi wisata. Dari mulai jarak tempuh, transportasi, waktu yang dibutuhkan untuk mengelilingi tempat wisata sampai ke notelp orang-orang yang dapat membantu kami menuju tempat tsb. Emre juga membantu kami untuk mengecek prakiraan cuaca setiap hari, sehingga kami bisa mempersiapkan diri terutama dalam hal berpakaian.

amazonpetite2

Amazon Petite Palace memiliki 2 lantai dan terdiri dari 9 kamar yang disewakan, ada kolam renang mungil juga restoran untuk sarapan yang berbentuk rumah panggung di atas kolam renang. Kondisi kamar sangat bersih, fasilitas lengkap dari termos air panas, 2 botol air mineral, teh, gula, kopi, peralatan mandi sampai hairdryer. Yang disayangkan, kami mendapat kamar dengan kondisi kasur yang agak keras.

Tidak ada AC di semua kamar, yang ada hanya pemanas (bentuknya seperti AC di rumah kita). Kota Selcuk cukup dingin jadi kalau kita merasa gerah, cukup buka jendela yang memang dibuat 2 lapis.

amazonpetite3

Penginapan ini memiliki 2 akses, gerbang utama berada di jalan atas dan langsung menuju restoran, sementara gerbang belakang berada di jalan bawah dan begitu masuk langsung menuju pintu kamar atau kolam renang. Kota Selcuk ini agak berbukit, jadi kondisi jalanan memang naik turun.

Saya suka sekali dengan kusen pintu dan jendela di gerbang belakang. Istilah anak sekarang “instagramable banget!“. Saya mengambil 2 foto dengan latar belakang pintu dan jendela Amazon Petite Palace yang saya upload ke Instagram seperti tampak pada foto di atas.

Kami menginap 2 malam di tempat ini, karena Pamukkale bisa ditempuh dengan perjalanan 3 jam dari kota Selcuk di pagi hari. Dari Pamukkale kami bermalam di bus selama menempuh perjalan ke Cappadocia.

Kota Goreme – Artemis Cave Suites

Alasan saya memilih kota Goreme saat mengunjungi Cappadocia, sudah saya ceritakan di postingan ini. Akhirnya kami merasakan juga sensasi bermalam di goa dalam penginapan yang bernama Artemis Cave Suites. Lokasinya tidak sampai 2KM dari pusat kota dan terminal bus. Cukup berjalan kaki 5-10 menit, kita sudah bisa menemukan barisan toko souvenir, restoran dan cafe di tengah kota.

artemiscave1

Menginap di goa tidaklah mengkhawatirkan. Bentuk kamar di dalamnya, sama seperti penginapan pada umumnya. Bisa dibilang kamar kami berukuran cukup luas, terutama kamar mandinya. Dinding kamar terbuat dari bebatuan mineral alami yang dipahat, sementara lantai terbuat dari marmer. Fasilitas dalam kamar juga sangat lengkap.

artemiscave2

Sarapan yang disediakan lumayan lengkap, dari mulai makanan Turki sampai makanan internasional. Minuman mulai dari kopi, aneka jus, sampai teh dengan berbagai rasa. Saya paling suka teh apel khas Turki. Restoran berada di lantai atas, di terasnya kita bisa menikmati pemandangan kota Goreme yang unik dan cantik.

cappadocia5Kalau kamu mampir ke Cappadocia, coba deh memilih penginapan di kota Goreme saja. Pengalaman ini belum tentu bisa kita dapatkan di negara lain.

Kota Istanbul – Best Western Antea Palace

Saat orang berpergian ke Istanbul, biasanya ada 2 lokasi favorit untuk mencari penginapan: daerah Taksim atau daerah Sultanahmet.

Taksim adalah pusat keramaian kota Istanbul yang penuh dengan tempat perbelanjaan. Sementara daerah Sultanahmet penuh dengan objek wisata. Dari Taksim menuju Sultanahmet, bisa ditempuh dengan trem dalam waktu 10-15 menit saja.

Kami memilih menginap di daerah Sultanahmet, supaya bisa sering ikut sholat jamaah di Mesjid Sultan Ahmet alias Mesjid Biru. Tinggal jalan kaki 5-10 menit dari penginapan, kita sudah bisa mencapai Blue Mosque, Hagia Sophia, Topkapi, Basilica Cistern dan Hippodrome. Bahkan kami juga sempat jalan kaki ke Grand Bazaar, cuma 20 menit dengan mengikuti jalur trem. Tidak terasa kok jalan kaki selama itu, karena kami jalan sambil menikmati keramaian di kanan kiri jalan yang penuh dengan pertokoan dan restoran.

istanbul9

Jalan raya di Istanbul, lumayan sempit. Hanya cukup untuk 1 bus ukuran 3/4 (seukuran metromini atau kopaja) + 1 motor. Kalau ada 2 mobil yang berpas-pasan, maka salah satu mobil harus mengalah dan naik 1/2 badannya ke trotoar. Waktu pihak travel menjemput kami sebelum tur dengan menggunakan bus, kami cukup deg-degan dengan jalan sempit yang berbelok-belok. Ternyata pak supirnya canggih banget, gak ada tuh istilah menyerempet kendaraan lain atau menabrak bangunan. Hehehe

bestwesternantea2

Saya memilih hotel Bestwestern Hotel atas saran seorang sahabat yang kebetulan berprofesi sebagai Pemandu Wisata di sebuah travel agent ternama.  Ternyata di dalam kota Istanbul saja, ada 8 hotel Bestwestern dengan lokasi yang berbeda-beda tetapi beberapa menyatakan lokasi tidak jauh dari Blue Mosque. Kami pun bingung saat melakukan booking, dan akhirnya capcipcup klik Bestwestern Antea Palace.

bestwesternantea3

Memasuki hotel ini dan melihat sekeliling ruangan, saya dan pak suami ketawa cekikikan. Kebetulan kami berdua tipe orang yang kurang begitu suka dengan design interior seperti yang suka kita lihat di sinetron pak Raam Punjabi. Apa deh istilah kerennya dalam ilmu Interior Design? Owh ya … Victorian with Arabian touch. Warna ruangan dominan merah dan keemasan, bentuk furniture penuh liuk ukiran, tirai penutup jendela diberi rumbai, material yang digunakan kebanyakan velvet.

bestwesternantea1

Petugas hotel meng-upgrade kamar kami secara cuma-cuma. Beliau mungkin menganggap kami pasangan yang baru menikah … padahal sih baru 16 tahun hahaha. Kami diberikan kamar dengan pemandangan yang menghadap ke arah laut dengan ukuran yang terlalu luas untuk dihuni 2 orang. Ada sofa bed pula yang cukup dipakai untuk tidur 2 orang. Bentuk tempat tidurnya bundar, pasti susah nih beli spreinya hehehe.

Yang kami sayangkan hanya lukisan yang ditempel pada dinding dekat tempat tidur. Rasanya kok aneh sih, tidur dipandangi oleh mbak cantik dalam lukisan tsb. Pingin nutup pake kain deh rasanya. Hahahaha

Hotel ini terkenal dengan Turkish Spa nya. Kita bisa menikmati pemandian ala Turki secara cuma-cuma karena merupakan fasilitas hotel. Sayangnya kami tidak sempat mencoba.

Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini

2 Agama di Hagia Sophia

2 Agama di Hagia Sophia

Masih hari ke 7 di Turki, Kamis 26 Nov 2015

Rencananya hari ini ada 4 tempat yang ingin kami kunjungi, yaitu:

  • Topkapi
  • Hippodrome
  • Basilica Cistern
  • Hagia Sophia

Tapi kami terjebak hujan saat di Topkapi, yang membuat kami terpaksa mencoret Hippodrome dan Basilica Cistern karena keterbatasan waktu. Akhirnya saat hujan mulai reda, kami kembali melangkahkan kaki menuju Hagia Sophia. Untuk bisa masuk ke dalamnya, kita harus membayar tiket seharga 25 Lira. Jangan lupa, tempat ini tutup setiap hari Senin.

ayasophia1

Aya Sophia, begitu orang Turki menyebutnya, dari awal dibangun tahun 537 sampai dengan tahun 1453 berfungsi sebagai gereja. Begitu Muhammad Al Fatih berhasil menaklukan konstantinopel, bangunan ini dialihfungsikan sebagai mesjid mulai tahun 1453 sampai dengan tahun 1931. Setelah itu, atas perintah kesultanan Ustmaniah, bangunan ini dijadikan museum dan dibuka untuk umum.

Saat peralihan fungsi dari gereja menjadi mesjid, berbagai modifikasi dilakukan untuk menyesuaikan corak dan bangunan mesjid. Termasuk diantaranya menambah 2 menara dan mencabut segala simbol salib, patung dan menutup lukisan dengan cat. Lalu di bagian depan masjid ditambahkan mimbar tempat khutbah dan altar diubah menjadi tempat imam memimpin sholat. Disediakan juga sebuah gentong terbuat dari marmer sebagai tempat wudhu.

ayasophia2

Pada tahun 1937, Mustafa Kemal Ataturk sebagai pemimpin Turki saat itu, melakukan pembongkaran Hagia Sophia dan menjadikannya sebagai museum. Beberapa bagian dinding dan langit-langit dikerok dari cat-cat kaligrafi hingga ditemukan kembali lukisan-lukisan sakral Kristen. Hingga kita bisa melihat lukisan bunda Maria yang berada tepat di tengah antara 2 kaligrafi bertuliskan Allah dan Muhammad.

Di kiri bangunan Hagia Sophia terdapat sebuah ruangan dengan jajaran TV layar datar yang menayangkan video tentang sejarah lengkap berdirinya bangunan ini.

ayasophia3

Kami juga naik ke lantai 2 dengan memasuki ruangan kecil dengan lantai menanjak yang terbuat dari marmer. Dari lantai 2 ini lah kita bisa melihat lebih jelas ke seluruh ruangan. Beberapa bagian bangunan masih terus direnovasi. Wajar saja jika mengingat bangunan ini sudah berdiri selama lebih dari 1400 tahun. Beberapa dinding terlihat ada beberapa retakan, cat yang mengelupas dan ada juga bagian lantai yang sudah mulai rusak.

ayasophia5

Setelah membaca sejarah bangunan Hagia Sophia melalui beberapa buku dan hasil browsing di internet, saya semakin meresapi nilainya begitu penampakan wujud aslinya hadir di depan mata.

ayasophia4Megahnya bangunan Hagia Sophia tidak hanya terlihat saat siang hari. Kebetulan malam sebelumnya, setelah kami sholat magrib di Blue Mosque, kami sempat mengambil beberapa foto menggunakan kamera besar dan henpon saya. Tak heran jika Hagia Sophia dikunjungi lebih dari 3 juta wisatawan setiap tahunnya.

Hagia Sophia menjadi penutup bagi kunjungan kami ke Turki. Dengan baju dan sepatu yang masih basah kuyup, kami pun kembali ke hotel untuk berganti pakaian juga sepatu sambil menunggu mobil sewaan ke airport datang. Ada hikmahnya juga membawa baju dan sepatu lebih, karena tidak mungkin saya menggunakan sepatu basah selama 13,5 jam penerbangan kembali ke Jakarta.

Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini

Merindukan Nabi di Topkapi

Merindukan Nabi di Topkapi

Hari ke 7 di Turki, Kamis 26 Nov 2015

Sambil menunggu keberangkatan pesawat pulang yang dijadwalkan sore hari, kami menghabiskan sisa waktu setengah hari untuk mengunjungi beberapa tempat yang berlokasi tidak jauh dari hotel.

Istana Topkapi menjadi pilihan pertama kami.

Hanya berjalan kaki 10 menit, kami sudah menemukan bangunan Fountain of Sultan Ahmet III yang berada tepat di pintu masuk istana. Tidak ada salahnya membawa peta yang disediakan di lobi hotel secara cuma-cuma, karena dengannya kami mempunyai panduan untuk menemukan lokasi Topkapi.

topkapi2

Angin mulai berhembus lumayan kencang saat kami tiba. Dinginnya makin menusuk tulang. Tapi kami tak gentar, walau pakaian kurang sesuai untuk menghadapi suhu yang terus turun. Yang ada dalam pikiran kami, makin siang matahari akan meninggi, berharap udara juga semakin hangat. Ternyata dugaan kami salah.

topkapi1

Saya terpana dengan gerbang utama istana Topkapi. Bentuk 2 menara pada gerbangnya, mengingatkan saya akan film atau dongeng bercerita tentang putri, pangeran, raja dan istana. Baru kali ini saya melihat bentuk nyata. Yang istimewa, ada penggalan kalimat syahadat di atas pintu masuknya yang memiliki arti “Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu utusan Allah

topkapi3Dengan membayar tiket 30 Lira, kita bisa melihat banyak hal di dalam istana ini. Hamparan taman yang terawat indah, bangunan-bangunan megah di dalam komplek istana, pemandangan laut Marmara dengan daratan di seberangnya, sampai dengan koleksi barang milik Sultan, keluarga dan keturunannya.

Kata seorang teman, luangkan waktu 3-4 jam kalau mau menikmati istana ini secara menyeluruh dan meresapi nilai sejarahnya. Wajar saja, komplek istana Topkapi memiliki luas total 700rb meter persegi yang dikeliling benteng sepanjang 5 kilometer.

topkapi4

Topkapi Sarayi merupakan istana tempat tinggal para sultan dan keluarga selama hampir 400 tahun dalam rentang waktu tahun 1465-1860, sebelum akhirnya pindah ke Dolmabache Palace. Karena banyak bangunan di dalam komplek istana, kami mencoba masuk sesuai dengan arah berlawanan jarum jam.

Bangunan yang memiliki cerobong asap yang pertama kami masuki, ternyata merupakan dapur kerajaan. Alat masak dan perlengkapan makan yang terbuat dari aneka material, lengkap dimiliki. Ada yang dari baja/besi, porselen, perak, emas, sampai yang terbuat dari gading gajah.

Ada bangunan yang berisi perhiasan milik keluarga kesultanan. Dari mulai cincin, gelang, kalung, liontin, lencana, mahkota. You name it, you see it. Batu-batu dalam perhiasan tsb juga tidak main-main ukurannya.

Wisatawan diijinkan membawa masuk kamera, tapi ada beberapa isi bangunan yang dilarang keras untuk mengabadikannya dalam bentuk foto atau video. Sulit untuk melukiskan keindahan dan kemewahan isi istana dalam untaian kata.

topkapi5

60% dari komplek istana ini merupakan outdoor. Jadi kita harus keluar masuk antar bangunan dengan melewati taman. Hembusan angin makin kencang, tak lama kemudian hujan turun deras. Kami benar-benar tidak siap, butuh jas hujan ataupun sekedar payung. Sayangnya harga jas hujan ponco yang ditawarkan saat itu terlalu mahal menurut kami. Padahal hanya sekedar jas hujan sekali pakai, yang mungkin kalau dijual di depan stasiun kereta di Jakarta cuma seharga 10-25rb saja. Jadi lah kami basah kuyup. Saya yang hanya menggunakan sepatu terbuat dari canvas, merasakan dingin dan basah tembusan air hujan sampai ke ujung jari kaki. Mau pulang ke hotel tapi kok ya sayang.

topkapi6

Dari keseluruhan komplek istana, ada 1 bangunan yang membuat saya merinding bahkan sampai meneteskan air mata. Apalagi melihat tulisan di layar LCD dengan arti kurang lebih “Kami akan melindungi barang-barang yang ada dalam ruangan ini hingga dunia berakhir

Bangunan ini adalah tempat penyimpanan barang-barang peninggalan nabi, keluarga dan para sahabatnya. Sayangnya ruangan ini termasuk salah satu yang tidak boleh diabadikan oleh lensa kamera.

Dalam ruangan ini pula kita akan mendengar lantunan ayat suci Al-Quran yang terus dibaca dalam waktu 24 jam tanpa putus. Bukan rekaman dari CD atau file komputer, melainkan memang ada orang yang bertugas membaca Al-Quran secara bergantian. Setiap ayat yang dibacakan, ditampilkan tulisan Arab dan artinya dalam bahasa Inggris dalam sebuah layar televisi.

Saya terpana melihat tongkat nabi Musa, barisan pedang para sahabat Rosul, talang air Ka’bah yang terbuat dari emas, beberapa kunci dan gembok Ka’bah yang sudah tidak digunakan di Mekkah, jubah Husen – cucu Rosul, dan benda peninggalan lain.

Air mata saya mulai menetes ketika melihat jubah Fatimah, putri Rasulullah. Membayangkan betapa sederhananya sosok Fatimah yang tergambar dari jubahnya yang koyak di beberapa tempat. Untuk ukuran putri dari seorang pemimpin besar, bisa dibilang pakaiannya terlihat compang.

Air mata makin tak terbendung ketika melihat semua barang peninggalan Rasulullah. Jejak kaki nabi Muhammad, pedangnya, sehelai rambut dan janggutnya, surat dan stempel, yang ditampilkan dalam lemari kaca.  Kalau jubah nabi Muhammad dan sepenggal gigi beliau, disimpan dalam kotak yang terbuat dari metal.

Kami semakin merindukanmu, duhai manusia mulia kekasih Allah.

Bahkan sampai saat saya mengetik tulisan ini, air mata saya kembali menetes di pipi.

topkapi7

Melihat isi istana Topkapi dan menyaksikan peninggalan jaman keemasan Islam di muka bumi ini, kami pun berdoa semoga suatu hari nanti anak-anak juga harus bisa sampai di sini.

Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini

Menyusuri Selat Bosphorus

Menyusuri Selat Bosphorus

Hari ke 6 di Turki, Rabu 25 Nov 2015

Kalau naik ferry di Batam kita bisa pindah negara (Indonesia – Singapore) dalam waktu sekian menit, seperti hal nya naik ferry di Hongkong kita juga bisa pindah 2 negara (Hongkong – Macau, Hongkong – Shenzhen China), atau naik ferry di Qingdao China kita bisa juga pindah 2 negara (Qingdao – Incheon Korea, Qingdao  – Shimonoseki Jepang) … yang satu ini kita bisa pindah benua dalam waktu sekian menit saja.

Iya … dengan naik boat / ferry di Istanbul, kita bisa berpindah dari benua Asia ke Eropa atau pun sebaliknya dalam satu waktu. Keren kan?

Karena itu kami tidak mau melewatkan kesempatan ini dengan mengikuti Bosphorus Tour yang dibeli dari travel agent di Selcuk.

bosphorus1a

Paket tur Bosphorus ditawarkan dalam beberapa pilihan:

  • Tur 2 jam dengan melihat pemandangan selat Bosphorus dari atas kapal, harga 20an Euro
  • Tur 1/2 hari (4-5 jam) menikmati keindahan Bosphorus dengan ferry juga dengan cable car, harga 30an Euro
  • Tur 1 hari (8 jam) lengkap dari mulai menyusuri selat Bosphorus dengan ferry, mengunjungi beberapa tempat bersejarah dengan bus, dan menikmati keindahan kota Istanbul dari atas cable car, harga 50an Euro

Kalau mau nyebrang aja sih, tinggal beli tiket Ferry seharga 3-10 Lira (tergantung bentuk dan ukuran kapal).

Kami mengambil paket yang paling lengkap. Selain ingin mengunjungi tempat bersejarah, kami juga ingin mendengar latar belakang dan cerita lengkapnya dari pemandu wisata yang fasih berbahasa Inggris. Harga paket tersebut sudah termasuk antar jemput dari dan ke hotel, tetapi tidak termasuk makan siang.

Berikut beberapa bangunan yang sempat kami singgahi ataupun hanya sekedar melihat dari atas ferry dan mendengar penjelasan dari tour guide mengenai tempat tsb:

Dolmabahce Palace

Dolmabahce Palace merupakan tempat tinggal dari 6 kesultanan Turki mulai tahun 1856. Istana ini pernah digunakan sebagai pusat administrasi utama dari Kekaisaran Ottoman periode 1856-1922, kecuali selama 22 tahun (antara tahun 1887–1909) di mana digunakan Istana Yıldız.

Mustafa Kemal Atatürk, pendiri dan President Republik Turki pertama, menggunakan bangunan ini sebagai tempat tinggal setelah pindah dari Istana Topkapi.

bosphorus15

Dari atas kapal ferry, terlihat betapa besar dan megahnya bangunan istana Dolmabahce. Bangunan ini ditutup untuk wisatawan setiap hari Senin dan Kamis. Untuk masuk ke dalamnya, kita harus membayar tiket dengan harga 20 Lira. Kami tidak mengeluarkan uang lagi untuk membeli tiket, karena sudah termasuk ke dalam paket tur.

Ketika masuk dari jalan, tampak menara jam yang menjulang tinggi yaitu Dolmabahce Clock Tower. Halaman istana dihiasi dengan taman yang terawat rapi dengan sebuah kolam air mancur berornamen patung angsa di tengahnya.

bosphorus2

Istana ini memiliki luas 45.000 m2 (11,2 hektar), dan berisi 285 kamar, 46 aula, 6 tempat pemandian dan 68 toilet. Istana yang terbuka untuk protokol dan kunjungan antara 1926-1984 juga dibuka untuk umum sebagai “museum” sejak 1984.

Katanya pembangunan istana ini menghabiskan dana sekitar lima juta koin emas Ottoman Mecidiye atau setara dengan 35 ton emas. Kebayang kalau dirupiahkan saat ini dengan perkiraan harga emas 1 gram senilai 500 ribu, pasti kita udah males aja tuh menghitung jumlah angka nol nya. Hehehe

Untuk masuk ke dalam bangunan istana, semua pengunjung diwajibkan memakai penutup alas kaki yang terbuat dari plastik kresek untuk menghindari kotoran atau debu. Plastik ini tersedia dalam sebuah tempat saat kita menaiki tangga masuk istana. Sayangnya kita tidak boleh mengabadikan bagian dalam istana dalam bentuk foto maupun video. Penjaga istana selalu mengawasi di semua sudut istana. Jadi jangan coba-coba untuk sekedar mengeluarkan kamera dari henpon yah.

Istana ini terdiri dari tiga bagian, yaitu Mabeyn Imperial (Ruang Kenegaraan), Muayede Salon (Hall Upacara) dan Imperial Harem. Mabeyn Imperial dialokasikan untuk urusan administrasi negara, Imperial Harem dialokasikan untuk kehidupan pribadi sultan dan keluarganya dan Muayede Salon yang terletak di antara Mabeyn Imperial & Imperial Harem, dialokasikan menyambut negarawan dalam beberapa acara kenegaraan penting.

Bisa dibilang keseluruhan bangunan Istana Dolmabahce sangat kental nuansa Eropa nya.

Mustafa Kemal Ataturk menghabiskan hari-hari terakhir perawatan medis di istana ini, di mana ia meninggal pada tanggal 10 November 1938 tepat jam 9:05. Sebagai bentuk penghormatan dan mengingat kematiannya, maka seluruh 156 buah jam yang ada dalam bangunan istana diberhentikan pada pukul 09:05.

Namun pemerintah Turki saat ini mengubah peraturan tersebut. Hanya jam yang berada di Ruang Ataturk yang dibiarkan mati dan jarumnya disetel pada angka 09:05, sementara jam-jam lainnya yang berada di lingkungan istana disetel berbeda-beda sesuai dengan zona waktu-waktu dunia.

bosphorus3

Rombongan anak sekolah terlihat sedang melakukan darmawisata ke Istana Dolmabahce. Tidak hanya diantar oleh bapak dan ibu guru, beberapa orangtua juga ikut mendampingi mereka. Yang lucu, saya mendadak berasa jadi artis. Anak-anak kecil yang rupawan bergantian minta foto bareng sama saya. Para ibu-ibunya juga tidak mau ketinggalan, minta ijin foto bareng dengan bahasa Inggris mereka yang patah-patah. Menurut pemandu wisata kami, warga Turki memang tertarik dengan wisatawan asing dengan perawakan yang tidak biasa di mata mereka. Mungkin wajah saya yang kata orang perpaduan asia tenggara dan timur tengah (cuma dapat sobekan hidung dan warna kulit agak legam aja sih), menjadi daya tarik bagi mereka.

Golden Horn

Golden Horn atau Tanduk Emas dalam bahasa Indonesia, adalah muara pemisah kota Istanbul yang dijadikan sebagai pelabuhan. Dari ujung selat ini lah kita memulai perjalanan dengan kapal ferry (cruise tour) untuk menyusuri Bosphorus.

bosphorus5

Hembusan angin yang bertiup di awal musim dingin ini membuat kami merapatkan jaket. Tapi kami berusaha bertahan di atas deck untuk menikmati pemandangan yang luar biasa dan mendengarkan penjelasan mas Pemandu Wisata. Asia di sebelah kiri, Eropa di kanan kami. Ujung yang satu menuju laut mediterania (Marmara Sea), sementara ujung yang lain menuju Black Sea. Alamat pulang ke hotel langsung nenggak jamu tolak angin, nih!

Galata Bridge

Jembatan Galata ini yang menghubungkan kota tua Istanbul dengan bagian kota modernnya. Jembatan Gelata dibangun tahun 1836, sayangnya sempat digunakan sebagai tempat pembuangan limbah industri pada tahun 1980an.

Setelah dibersihkan oleh pemerintah, jembatan Gelata sekarang menjadi tempat nongkrong favorit bagi warga lokal maupun wisatawan.

bosphorus6

Dengan panjang 40 meter dan lebar 42 meter, bagian atas jembatan ini memiliki 4 lajur yaitu: 1 jalur untuk kendaraan bermotor, 2 jalur khusus untuk pejalan kaki dan jalur tengah untuk lalu lintas trem. Bagian bawah jembatan dipenuhi dengan deretan toko dan restoran. Kapal tetap bisa lewat di bagian tengah jembatan yang memang dibuat hanya 1 tingkat saja.

Kemal Atarturk Ship

Kapal ini digunakan pada masa kepemimpinan Sultan Kemal Ataturk sebagai kapal pesiar. Nama kapal ini sebenarnya adalah Savaruna, dibuat di Jerman tahun 1931 dan memiliki panjang yang mencapai 136 meter.

bosphorus8

Fasilitas yang ada dalam kapal ini antara lain: kolam renang, bioskop, tempat pemandian tradisional Turki dan perpustakaan. Saya kurang informasi tentang penggunaan kapal Savaruna saat ini.

Ortakoy Mosque

Tidak hanya Jeddah – Arab Saudi yang memiliki mesjid apung, Turki juga punya Mesjid Ortakoy yang terletak di selat Bosphorus. Mesjid ini dibangun tahun 1854-1856 atas perintah kesultanan Ottoman.

bosphorus9

Fatih Sultan Mehmet Bridge

Ini jembatan kedua di selat Bosphorus yang selesai dibangun tahun 1988. Diberi nama sesuai dengan salah satu sultan, Muhammad Al Fatih, yang berhasil menaklukan konstantinopel tahun 1453. Beliau merupakan seorang pemimpin terbaik yang sudah disebutkan Rasulullah hampir delapan abad sebelumnya:

Konstantinopel akan takluk di tangan seorang laki-laki. Maka orang yang memerintah di sana adalah sebaik-baik pemimpin dan tentaranya adalah sebaik-baik tentara.

Saat berpidato untuk membangkitkan semangat pasukannya, Muhammad Al Fatih mengucapkan kalimat yang menggetarkan “Kemenangan hanya akan diraih oleh iman“.

Kalau membaca sejarah hidup Muhammad Al Fatih, salut dengan orangtuanya yang sudah mempersiapkan sang anak untuk menjadi pemimpin besar masa depan yang berhasil meraih kejayaan Islam. Menjadi raja/sultan di usia 19 tahun, dan dalam waktu 3 tahun sejak kempimpinannya berhasil menaklukan konstantinopel. Beliau hafal Quran 30 juz, bisa berbicara dalam 6 bahasa, dan menjadi pemimpin selama 31 tahun. Subhanallah

bosphorus11

Rumelihisari

Benteng Rumelihiseri yang megah ini dibangun hanya dalam kurun waktu 4 bulan saja atas perintah Muhammad Al Fatih tahun 1451. Luas area di dalam benteng sekitar 60rb meter persegi dengan 4 menara utama. Walaupun bangunan benteng ini selamat dari hentakan gempa bumi, pemerintah terus membenahi benteng ini dan menjadikannya sebagai museum yang terbuka untuk umum.

bosphorus16

Asian Hills

Jika kita naik ke atas bukit di sisi selat Bosphorus menggunakan bus, kita bisa melihat pemandangan Istanbul bagian Asia. Menurut pemandu wisata, bagian Asia ini diminati oleh orang Turki sebagai wilayah tempat tinggal di masa tua mereka. Sementara bagian Eropa yang modern, digunakan para pemuda untuk tempat mencari nafkah.

bosphorus13

Tak heran jika banyak orang berduit yang membeli tanah di bagian Asia dan membangun villa, resort atau pun rumah mewah sebagai tempat menghabiskan akhir hayat mereka.

Mimar Sinan University

Mimar Sinan university adalah kampus bergengsi untuk jurusan seni dan arsitektur. Nama universitas ini diambil dari seorang arsitek muslim terbaik di dunia dalam sejarah Islam. Nama lengkap beliau adalah Koca Mimar Sinan Aga, beliau adalah otak dibalik bangunan terkenal Blue Mosque atau Mesjid Sultan Sulaiman.

Arsitek kebanggaan Kerajaan Utsmani ini banyak meninggalkan warisan-warisan pembangunan, yaitu: 90 masjid besar di seluruh wilayah kekuasaan Utsmani, 50 masjid kecil, 57 perguruan tinggi, 8 jembatan, dan berbagai gedung-gedung sarana umum di seluruh wilayah kekuasaan Kerajaan Utsmani. Salah satu murid beliau juga membangun mesjid yang tak kalah indah di India, yaitu Taj Mahal.

bosphorus10

Saat kami melewati bangunan ini, tampak barisan pemuda bertoga sedang melakukan foto bersama di tangga pintu utama. Sepertinya mereka baru saja merayakan kelulusan atau baru selesai wisuda.

Kucuksu Kasri Palace

Bangunan yang selesai dibangun tahun 1857 ini digunakan keluarga kesultanan dan para tamunya sebagai tempat istirahat setelah mereka berburu ke arah bukit di sisi Asia. Ruangan yang ada di dalam istana kecil ini hanya berupa ruang keluarga dan toilet. Karena mereka benar-benar menggunakan bangunan ini sebagai tempat singgah untuk istirahat sejenak setelah capek berburu binatang saat musim panas datang. Mereka tidak pernah menginap di dalam bangunan ini.

bosphorus7

Setelah dilakukan beberapa kali restorasi, sejak tahun 1944 Kucuksu Kasri dialihfungsikan sebagai museum dan dibuka untuk umum. Tempat ini relatif sepi dari kunjungan wisatawan.

Pierre Loti Hill

Bukit ini diberi nama yang diambil dari seorang novelis Perancis yaitu Pierre Loti, yang sering berkunjung ke Istanbul dan sempat tinggal beberapa tahun. Bukit ini adalah tempat favorit bagi warga lokal dan wisatawan untuk menikmati pemandangan indah kota Istanbul. Banyak restoran dan cafe di atas bukit yang menawarkan berbagai macam makanan dan minuman.

bosphorus14

Kami berhenti di tempat ini untuk menikmati pemandangan dari atas bukit sambil makan siang di salah satu restoran yang menyajikan masakan lokal. Kami menuruni bukit ini dengan menggunakan cable car. Sampai di stasiun bawah, bus yang sebelumnya menjemput kami dari hotel ternyata sudah standby menunggu di luar.

Tour dilanjutkan menggunakan bus untuk keliling kota Istanbul sampai terakhir kami diantar kembali ke hotel.

8 jam penuh kami mengikuti tur ini dengan peserta yang berasal dari berbagai negara. Tak terasa kami pun menjadi akrab dengan 3 pasang suami istri muslim lain. Dalam foto di bawah ini:

  • Bapak baju biru dan ibu berbaju pink fanta, adalah pasangan yang berasal dari Pakistan tapi sudah migrasi ke Inggris berpuluh tahun yang lalu. Seluruh anak dan cucu mereka lahir juga besar di Inggris.
  • Mbak cantik berkhimar baby pink dan mas di sebelahnya, adalah pasangan pengantin baru dari Belanda. Si mbak ternyata seorang mualaf yang berasal dari salah satu negara di Russia, sementara mas nya berasal dari Maroko. Mereka mentraktir makan siang kami.
  • Keluarga kecil dengan anak ganteng itu berasal dari Palestina.

bosphorus4Kami ngobrol dan saling bergantian untuk mengambil foto. Berkat bantuan mereka, tongsis tidak lagi kami butuhkan. Saya pun diajak main mobil-mobilan sama Omar. Setiap kata dalam bahasa Arab yang diucapkan Omar, dibantu terjemahannya dalam bahasa Inggris oleh sang ayah. Bahasa Arab saya hasil les 6 bulan, masih kalah dengan anak usia 2 tahun ini *yaeyalaaahhh* . Gemes banget, pingin bawa Omar pulang ke Tangerang hahaha.

Sebelum kembali ke hotel masing-masing, kami sempat bertukar notelp dan alamat email. Semoga hubungan pertemanan kami bisa berlanjut.

Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini

Menjejakan Kaki di Istanbul

Menjejakan Kaki di Istanbul

Hari ke 5 di Turki, Selasa 24 Nov 2015

Meski sudah hari ke 5 di Turki, tapi baru hari ini kami menjejakan kaki di Istanbul. Banyak orang Indonesia yang salah menyebut kota ini dengan IstaMbul, padahal harusnya menggunakan huruf N.

Setelah mengikuti tur balon udara di Cappadocia, kami diantar ke hotel untuk beristirahat sejenak. Sekedar mandi, sarapan, check-out kamar hotel, sebelum kembali dijemput oleh pihak travel agent yang akan mengantar kami ke airport di Nesvehir (NAV). Airport yang berjarak sekitar 30KM dari Cappadocia ini merupakan airport yang terdekat. Kami menempuh perjalanan sekitar 40 menit dari Goreme. Jadwal pesawat kami berangkat ke Istanbul jam 11:50. Jadi kami masih punya cukup waktu dan tidak harus terburu-buru di airport.

Setelah mendarat di airport Ataturk jam 1:30, kami mengurus pengambilan 2 koper yang kami titipkan begitu sampai di Turki. Dari 4 koper, kami hanya membawa 2 koper untuk keliling kota lain supaya tidak repot. Penitipan koper di airport ini dikenakan biaya per hari yang tergantung juga dengan ukuran kopernya. Tarif detilnya bisa dilihat di http://www.ataturkairport.com/en-EN/airportguide/Pages/BaggageCustodyServices.aspx

Kami tiba di hotel daerah Sultanahmet hampir jam 3 sore. Kami masih memiliki waktu 2 jam sebelum matahari terbenam. Tanpa membuang waktu, kami hanya menaruh koper di kamar hotel kemudian berjalan kaki menuju 3 objek wisata yang masih berada di kawasan Sultanahmet dengan jarak 10 menit dari hotel.

Little Hagia Sophia

Ketika baru berjalan kaki sekitar 5 menit dari hotel, kami menemukan bangunan ini. Orang-orang menyebutnya Hagia Sophia versi kecil dibangun tahun 527-536. Sebelumnya bangunan ini digunakan sebagai gereja, kemudian pemerintahan Ottoman merubah fungsi bangunan ini menjadi mesjid pada tahun 1500an.

istanbul8

Kami yang belum sempat sholat Dzuhur padahal sudah datang waktu Ashar, mampir ke mesjid ini untuk melaksanakan sholat jamak takhir menggabungkan 2 sholat tsb dalam 1 waktu. Mesjid ini memiliki 3 tepat wudhu seperti tampak pada foto di bawah ini.  Sumur pompa yang terletak di dalam bangunan, sudah tidak digunakan lagi. Hanya 2 tempat wudhu diluar bangunan yang bisa digunakan oleh jamaah mesjid ini.

istanbul2

Tak salah jika mesjid ini disebut sebagai versi kecilnya Hagia Sophia. Karena memang interior design nya sangat mirip dengan bangunan Hagia Sophia. Terutama tiang marmer dan lukisan mozaik dan kaligrafi berwarna biru pada langit-langit kubah.

istanbul3

Arasta Bazaar

Sekitar 100 meter dari Little Hagia Sophia, kami menemukan pintu masuk bertuliskan ARASTA BAZAAR. Memang tidak sebesar Spice Bazaar atau Grand Bazaar, tapi barisan toko di pasar ini tertata lebih rapih. Lokasinya tepat di sebelah Blue Mosque.

istanbul1

Barang yang dijual di Arasta Bazaar paling banyak adalah oleh-oleh khas Turki dan aneka kerajinan tangan mulai dari sarung bantal, syal, pakaian, dompet, tas, gatungan kunci, sajadah sampai karpet. Harga yang ditawarkan hampir seragam dari toko diujung pintu masuk sampai ke ujung pintu keluar. Kami sih cuma cuci mata saja.

Blue Mosque

Terharu rasanya bisa berdiri di depan mesjid megah yang biasanya cuma saya lihat gambarnya di brosur biro wisata atau acara TV. Apalagi bisa sampai di sini bersama pasangan halal, jadi lebih lengkap rasa haru di hati.

istanbul4

Kami masuk kawasan Blue Mosque hanya 10 menit sebelum adzan magrib berkumandang. Kami langsung mencari tempat wudhu yang ternyata terletak terpisah di belakang bangunan mesjid. Saat waktu sholat tiba, mesjid ini ditutup bagi wisatawan kecuali mereka yang ingin melaksanakan sholat berjamaah.

Petugas akan memberikan kita kantong kresek (plastik) di depan pintu masuk yang bisa kita gunakan untuk menyimpan alas kaki. Rak sepatu terdapat di dekat pintu masuk, maupun di bagian dalam mesjid.

Saya sholat sambil menahan air mata yang mau tumpah. Lantunan imam mesjid membacakan ayat Quran sama indahnya seperti bacaan imam mesjid di Mekkah atau Madinah. Rasanya khidmat sekali sholat kami, mengingatkan kami waktu umroh beberapa tahun lalu.

Sejarah bangunan Blue Mosque beserta informasi lain tentang agama Islam, bisa kita baca di bagian teras mesjid. Mesjid yang dibangun sekitar tahun 1600an ini bisa menampung jamaah sampai dengan 10rb orang. Nama mesjid ini sebenarnya Sultan Ahmet Mosque, cuma karena design interior yang penuh dengan mozaik dan kaligrafi berwarna biru jadi orang menyebutnya sebagai Blue Mosque. Padahal tampak luar bangunan tidak ada biru-birunya loh.

istanbul5

Bangunan Blue Mosque awalnya memiliki 6 menara, salah satunya digunakan untuk mengumandangkan adzan. Tapi masyarakat mengajukan protes ke Sultan, karena jumlah menaranya sama dengan jumlah menara di masjidil haram di Mekkah. Akhirnya Sultan memesan 1 menara baru untuk mesjid ini.

Bagian dalam mesjid dihiasi oleh lebih dari 20rb bongkah keramik buatan tangan dengan design lebih dari 50 jenis bunga tulip. Ada lebih dari 200 jendela kaca yang mengalirkan cahaya dari luar bangunan. Wisatawan yang tidak melakukan sholat dan hanya melihat-lihat, hanya boleh masuk ke bagian dalam mesjid sampai pembatas yang terbuat dari kayu.

Hagia Sophia

Keluar dari Blue Mosque, kita akan bisa memandangi bangunan Hagia Sophia yang letaknya persis di sebrang mesjid. Sayangnya karena sudah malam, kami tidak bisa kesana. Tempat ini tutup jam 5 sore.

istanbul6

Kendaraan umum di Istabul

Trem adalah salah satu angkutan umum yang dicetuskan oleh Kesultanan Utsmaniyah sejak tahun 1800an dengan menggunakan kuda sebagai tenaga penarik keretanya. Saat ini bentuk trem di Istanbul sudah jauh lebih modern dan canggih. Tiket berupa token (seperti koin yang terbuat dari plastik) bisa kita beli di mesin yang berada di setiap stasiun, sementara untuk tiket berupa kartu bisa dibeli di toko kecil di sekitar stasiun. Setelah membeli Istanbul Kart, kita bisa melakukan isi ulang kartu tersebut di mesin yang berada di setiap stasiun dengan menggunakan uang atau kartu bank (debit maupun kredit). Harga untuk persekali jalan menggunakan Istanbul Kart lebih murah dari token. Kartu ini juga bisa kita pakai untuk naik kendaraan umum selain trem, yaitu kapal ferry, bus, metro (kereta bawah tanah).

istanbul7

Rel untuk trem bisa dilalui oleh kendaraan lain (mobil / motor). Hati-hati kalau berjalan kaki di sekitar rel trem. Perhatikan kanan kiri jalan sebelum menyebrang ya.

Puas berjalan kaki di sekitar area Sultanahmet, kami pun mencari tempat makan malam yang searah dengan perjalanan ke hotel. Masih ada beberapa objek yang ingin kami sambangi di Istanbul dan kami masih punya 2 hari lagi sebelum bertolak ke Jakarta.

Tempat apa saja kah?

Tunggu di postingan berikutnya yaa

Semua posting tentang Turki bisa dilihat disini