My Best Friends Wedding
Persahabatan saya, kak Indah Juli, @sikiky dan @omduta sudah berjalan selama 14 tahun. Dari blogwalking, ke silaturahmi antar keluarga. Dari yang punya anak satu, dua sampai tiga. Dari anak-anak masih bayik sampai udah pada abg. Dari double, single dan double lagi 😊
Tanggal 6 Mei 2017 kami melakukan pertemuan untuk merayakan kebahagiaan @omduta dan @bebydebear.
Ini kondangan terjauh!
Kondangan yang wajib didatangi karena diundang sejak tahun lalu. Dari mereka pacaran sudah diworo-woro harus hadir. Kami harus mengosongkan jadwal di 6 Mei 2017, gak boleh bentrok ama event triathlon, gak boleh marathon, gak boleh liburan, gak boleh ambil job, gak boleh ke LN.
Sementara kami memesan penganten untuk tidak melarang kami pakai sepatu lari saat pesta, melarang ada dresscode, boleh gak ngasih angpau, boleh makan paling banyak, boleh intip instalive malam pertama 😂😂😂
Kondangan yang jadi kesempatan kami buat melakukan Girls Day’s Out alias Runaway Moms!
Norak-norak bergembira deh saya bisa ngerasain naik kereta jauh lagi di pulau Jawa. Terakhir saya naik kereta kelas executive itu sebelum hamil Fayra untuk ke rumah mertua di Surabaya. Sementara kalo naik kereta kelas ekonomi itu saat Fayra umur 3 tahun, kami nyekar ke makam bapak saya di Kutoarjo.
Meski saya pengguna reguler kereta Commuter Line Jabodetabek, saya masih aja takjub dengan perubahan KAI yang digagas pak Jonan. Kereta Indonesia sekarang canggih, beli tiket online dan via indomaret, print tiket hanya dengan scan code dari email di henpon. Mesin print berjejer cukup banyak di stasiun.
Kondisi dalam kereta bersih terawat, colokan charger tersedia di setiap baris kursi, tempat koper di ujung gerbong dan cabin layaknya dalam pesawat terbang. Air dalam toilet berlimpah, gerbong restoran rapih, musholla pun disediakan di dalam gerbong restoran, pramugari dan petugas lain ramah juga cekatan.
Di setiap stasiun yang dilalui juga terlihat sedang terus dibenahi dan pembangunan sana sini.
Free Wifi diumumkan melalui speaker di stasiun. Tentunya hal ini akan sangat membantu wisatawan asing yang saya lihat semakin menjamur di stasiun Gambir.
Saya dan Kiky bertemu di stasiun Tanah Abang, kemudian naik bajaj bersama ke stasiun Gambir. Sementara kak Indah berangkat dari Jogja. Kami bertiga berjumpa di stasiun Cirebon. Tiba di sana tepat jam 12 siang. Mobil sewaan telah menunggu di stasiun, dan kami pun langsung minta di antar ke Nasi Jamblang Ibu Nur untuk makan siang.
Setelah itu kami minta pak supir mengantar ke salah satu tempat wisata yang ada di dalam kota Cirebon.
Gua Sunyaragi
Gua Sunyaragi memiliki arti kata “Sepi Raga”. Gua ini dibangun oleh cucu Sunan Gunungjati thn 1703 untuk meditasi keluarga kerajaan.
Total ada 10 gua di dalam area seluas 1,5 hektar.
Gedung Pesanggrahan dibangun tahun 1884 sebagai tempat istirahat setelah meditasi di dalam gua. Ada juga gua-gua yang dibangun sebagai dapur, tempat menyimpan makanan, kamar tidur, ruang rapat sampai tempat pembuatan senjata.
Bangunan yang terakhir dibuat adalah Panggung Budaya thn 1985 untuk pertunjukan seni sendra tari khas Cirebon. Sayangnya akhir2 ini belum ada pertunjukan rutin lagi.
Untuk masuk ke seluruh area dan mendengarkan detil sejarahnya oleh bapak pemandu wisata, dibutuhkan waktu 30-45 menit. Belum termasuk waktu utk membuat propict sosmed 😅
Harga tiket @10rb, pemandu wisata 50rb.
But it’s all worth it untuk menambah pengetahuan sejarah.
Kasih hape ke bapak pemandu wisata aja, kita tinggal ikuti kemana si bapak jalan sambil dengerin cerita beliau. Dan nurut aja kalo disuruh berdiri di sisi gua manapun. Hasil foto si bapak terbukti ciamik dengan angle yang instagramable 😉
Setelah puas mendengarkan sejarah Gua Sunyaragi dan pepotoan di siang bolong yang membuat baju kami basah kuyup oleh keringat … kami pun menuju hotel untuk mandi dan berganti pakaian agak serius untuk hadir ke pesta pernikahan yang berlokasi di Hotel Horison Kuningan.
Sehari sebelumnya Ragil mengingatkan kami, “jangan pake yang runcing-runcing. Acaranya nanti di rumput”
Benar aja, dengan kondisi rumput basah … paling nyaman memang pakai sepatu sneaker deh. Masih cocok kok sebagai teman Jarik dan Kebaya.
Prinsip saya dalam menghadiri suatu acara, sesuaikan gaya berpakaian dengan tema yang dibuat sang pengundang. Kalo ada dresscode yang ditetapkan, maka patuhilah. Karena dengan mematuhi dresscode, itu adalah bentuk apresiasi kita terhadap pemilik acara.
Urusan kaki, sesuaikan dengan tingkat kenyaman kita aja.
Saat datang ke tempat acara, orang akan fokus pada wajah – sibuk sama makanan – asyik bersosialisasi. Gak akan liat kaki 😜 … Kecuali kalo model catwalk yaa, pasti diperhatikan detil dari ujung kepala sampe kaki.
Eh eh eh … demi pernikahan sahabat ini, saya niat jahit baju merah itu sendiri. Dari potong kain sampai jahit membentuk potongan kelelawar, prosesnya memakan waktu tidak sampai 2 jam. Simple but I’m still proud of it! *mpuk-mpuk pundak sendiri*
Malam itu juga kami kembali ke Cirebon. Di hotel kami masih asyik bercerita ini itu sampai akhirnya satu persatu mulai memejamkan mata.
Bubur M Toha
Esok paginya kami berjalan kaki di tengah keramaian Car Free Day. Kami menyempatkan diri untuk sarapan di tempat yang katanya terkenal dengan pembeli yang mengular sampai keluar.
Bubur ayam = biasa aja di lidah kami
Bubur kacang hijau/hitam = lumayan enak lah, manis dan lembutnya pas.
Porsinya? Kecil kak … pake mangkok soto kudus yang seukuran genggam tangan.
Harga? 3 buryam + 1 burjo = 20ribu.
Kami pun balik ke hotel untuk ngupi dan sarapan yang lebih mengenyangkan. Hahahaha
Cirebon Sultana
Saat jalan pagi, kami sempat belok ke tempat yang lagi kekinian di Cirebon. Nama toko kuenya Cirebon Sultana, milik artis Indra Bekti. Meski jam 8 pagi kondisi toko masih tutup, kami diberi kartu nomor antrian oleh pak satpam. Pas liat angkanya … 38-39-40 aja loh! Padahal toko baru buka jam 10 pagi.
1 nomor antrian untuk 1 orang dan maksimal beli 2 bijik saja.
Jam 11an kami baru ke tokonya lagi dan menunjukkan nomor antrian ke pak satpam. Setelah beberapa waktu menunggu berdiri di luar karena seluruh kursinya penuh sama pembeli lain, akhirnya kami dipanggil untuk masuk ke dalam toko.
Begitu masuk, cuma ada kasir dan petugas yang mengambilkan kue. Semua rasa dijual dengan harga sama @55rb.
Dengan manajemen antrian seperti itu dan penerapan 1 harga, proses transaksi menjadi lebih cepat dan rapih.
Trus gimana rasa kuenya? Biasa aja sih menurut saya.
Kami curiga kue-kue yang tren sekarang ini dibuat oleh 1 pabrik tapi diluncurkan hampir serentak di beberapa kota oleh beberapa artis. Sosial media menjadi kekuatan mereka untuk mengkomunikasikan produknya.
Seafood H. Moel
Dari Cirebon Sultana, kami naik angkot menuju jalan Cipto untuk menikmati makan siang di resto Seafood H. Moel. Udang bakarnya joss banget!
Setelah kenyang, kami kembali ke hotel untuk mengambil barang dan lanjut jalan kaki 5 menit ke stasiun. Akhirnya KTP jugalah yang memisahkan jalur kereta kami.
Sekali lagi saya mengucapkan selamat berbahagia mas Duta dan mba Beby. Selamat menempuh hidup baru di negara tetangga. Semoga Allah mencurahkan keberkahan dalam pernikahan kalian dan mempersatukan kalian berdua dalam kebaikan. Allahuma aamiin.