Browsed by
Category: Jalan-jalan

Makanan Halal di Shenzhen

Makanan Halal di Shenzhen

Beberapa teman yang mengetahui pekerjaan saya, sering mengajukan pertanyaan “lo mondar-mandir ke China, gimana makannya?

Makan ya gampang lah, tinggal ambil pake tangan trus buka mulut. Hap … telan deh.

Hehehehe iya garing bercandanya, maap sih.

Alhamdulillah karena saya pakai jilbab, lebih mudah dikenali sebagai muslim. Hal ini meringankan saya, karena biasanya orang-orang yang mengingatkan saya “sorry, you can’t eat this. You can’t eat pork“. Penduduk China yang keturunan Mongol, kebanyakan muslim. Jadi mereka juga sudah tidak kaget dengan penampilan saya.

Biasanya saya minta ditulis huruf keriting China … aksara apa sih namanya? kalo Kanji kan bahasa Jepang tuh … isi tulisannya “no pork – no lard“. Dan dikasih poin-poin bahan makanan yang tidak bisa saya konsumsi dibawahnya:

  • Alkohol
  • Daging babi
  • Minyak babi
  • Kaldu babi
  • Lemak babi
  • Butter/Margarin dari babi

Kadang saya minta tolong teman (penduduk lokal Shenzhen) atau petugas resepsionis hotel tempat saya menginap. Kertas itu saya bawa kemana-mana, jadi setiap masuk restoran tinggal tunjukan kertas itu aja deh.

Pernah saya mendapat hotel yang petugasnya susah banget mengerti Bahasa Inggris. Ribet loh jelasin tentang makanan yang bisa saya makan, pakai bahasa tarzan. Pernah juga dapat hotel yang bahan makanan yang tersedia di dapurnya 80% mengandung bahan-bahan yang saya sebutkan di atas. Repot ajah!

Kalau ketemu kondisi seperti ini, saya minta ijin ke dapur *ini serius kejadian*. Saya minta wajan/penggorengan, saya cuci bersih (dioles sabun cuci piring cair/krim pakai tangan trus disiram air sampai yakin tidak ada minyak menempel), kemudian saya ambil telur dikocok pakai susu + lada + garam. Bikin scramble egg aja yang gampang deh. Saya pakai Anchor Butter kemasan kecil yang biasanya ditemukan dengan roti tawar. Sebagai tambahan, saya rebus brokoli atau sawi. Sayuran rebus memang hambar, jadi biasanya saya celup ke dalam kecap asin + potongan cabe rawit.

Gitu doang? Abis gimana lagi dong

Kenyang gak? Tentu tidak!

Hahahaha.

Ini kejadian paling heboh yang pernah saya jalani. Darurat banget .. tapi yaaahh daripada saya kelaperan. Seminggu di China, biasanya berat badan saya turun 2-4kg.

Untuk menjaga kondisi badan, saya banyak konsumsi buah. Nyemil sehat banget kan tuh.

Tenaaaannggg, gak sering kok kejadian daruratnya. Karena tahun lalu saya mulai menghafalkan letak resto muslim berlogo halal di sekitar Shenzhen.

Berikut beberapa yang sudah saya coba:

  1. Resto Halal di Hongli Rd (seberang Pavilion Hotel, dekat Yoshinoya) 
    shenzhenhalal1Pemiliknya ramah dan bisa berbahasa Inggris sedikit. Lumayan sempat ngobrol juga. Mereka tanya saya datang dari mana. Saya melihat pemiliknya sholat di parkiran depan resto.
    shenzhenhalal5
  2. Resto Halal di bawah Shenzhen Muslim Hotel – Wenjin South Rd
  3. Resto Halal (Mos Len Food tulisannya) di belakang Shenzhen University
  4. Resto Halal di sekitar kawasan Dongmen Food Street – Jiefang Rd
    Disini banyak jajanan yang bisa kita temukan.
    shenzhenhalal3
    Pelan-pelan cari logo halal berwarna hijau deh. Dongmen ini letaknya di sekitar Luohu, tempat perbelanjaan yang terkenal murah. Kalo di Jakarta semacam Mangga Dua gitu deh.
  5. Resto Halal di daerah Nanhai Ave (dekat WalMart)
    Saya menginap di Hotel DayHello. Di sini lah kejadian saya masak di dapur. Akhirnya pas cari-cari fast food di sekitar WallMart (target McD atau KFC) yang gak jauh dari hotel, eh saya malah nemu resto halal di jalan sebrangnya WallMart.
    shenzhenhalal2Girang banget deh malam itu. Besok paginya gak perlu ke dapur hotel lagi.
  6. Mongolian Halal Food
    Yang ini saya lupa ada di jalan apa. Gak jauh dari Window Of the World sih ruko nya. Saya sempat foto di tangga, yang atasnya ada tulisan “Assalamualaikum”
    shenzhenhalal4Tapi kenapa gak foto tampak depan resto nya sih *tepok jidat … lupa*.

Nanti deh kalo ke Shenzhen lagi, akan saya update tulisan ini biar lebih lengkap yah.

Owh ya … jangan kaget kalo di lemari pendingin resto suka ada bir. Saya pernah tanya juga ke pemilik “ini resto muslim, menyediakan makanan halal … tapi kenapa kalian jual minuman beralkohol. Itu kan gak halal

Alasan mereka “gak semua yang makan disini orang Islam. Dan kadang mereka minta bir, jadi kami sediakan juga

Harusnya sih mereka paham ya, kalau seorang muslim pun dilarang menjual minuman beralkohol walaupun kita tidak mengkonsumsinya. Biarlah hal ini menjadi urusan pribadi mereka dengan The Almighty.

Anywaaayyy … sebagai muslim kita harus berusaha sekuat tenaga untuk menjaga diri kita dari laranganNYA. Termasuk menjaga asupan tubuh kita. Walaupun resikonya harus masak sendiri di dapur hotel hihihi.

Pengalaman saya belum seberapa dibanding perjuangan Fety yang ditulis lengkap dalam postingan ini dan itu.

Pokoknya hindari yang mengandung babi yaa. Lebih gak boleh lagi kalo makan babi hamil, udah lah babi mengandung babi pula. Hahahahhaha *lawakan basi ah de*

Untuk lebih jelas bisa ke web ini aja: http://www.muslim2china.com/

Update:
Saya tambah 1 resto halal lagi mumpung ingat tuh.

Mungkin ada yang bertanya: Kenapa repot amat cari makanan disana, gak bawa popmi atau rendang atau makanan awet lainnya.

Begini yah, saya pergi kesana bukan untuk liburan yang sudah di plan jauh-jauh hari. Saya pergi untuk tugas kantor, yang perintahnya bisa datang kapan saja. Kadang bos saya kalo nyuruh berangkat itu kek nyuruh orang pergi ke Bogor. Sampe visa pun harus standby nempel di passpor.

Biasanya sih diminta siapin visa multi-entry, syaratnya harus minimal 2x menerima single entry visa sebelumnya. Artinya minimal sudah pernah ke China 2x (tidak termasuk Hongkong dan Taiwan). Hongkong tidak perlu visa. Sementara Taiwan beda visa dengan China daratan. *nah jadi inget kan tuh belum sharing tulisan ttg Taiwan*

Pernah nih, bos saya bbm jam 10 pagi “De, siap-siap berangkat ke Shenzhen ntar malam. Cari flight terakhir aja. Sampe sana besok pagi, langsung meeting ketemu si anu yah

Tuh ajaib kan?

Paling saya balas “Macam ke Depok aja ya bos :-P. Besok pagi aja berangkat nya boleh, kan? Gw pulang ke rumah dulu packing dan ijin ke suami + anak-anak dulu

Kalo udah kaya gini, mana kepikiran pulang kantor mampir ke warung padang untuk bawa rendang? Jadi yah gimana ketemu makanan di sana besok aja. Yang pasti tiap hari saya selalu nyetok buah di kamar hotel. Nyemil cherry udah paling enak deh. Disana murah banget soalnya.

Semua tulisan saya tentang China bisa dilihat disini

Japan Trick Art

Japan Trick Art

Japan Trick Art adalah pameran seni lukis 2 dimensi, tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga tampak seperti 3 dimensi. Trick Art sendiri diartikan sebagai seni yang memanfaatkan manipulasi daya pandang manusia yang sering disebut optical illusion. Dengan perpaduan warna, perspektif serta teknik pencahayaan yang detail terciptalah efek 3D mencengangkan yang terbentuk dari rangkaian lukisan pada objek datar (info dari sini).

Rafa dan Fayra suka sekali melukis. Makanya mereka minta diantar melihat pameran ini di Grand Indonesia lt.5 yang sebenarnya sudah berlangsung dari tanggal 2 Desember 2012 dan akan berakhir 3 Februari 2013.

japantrickart1

Harga tiket reguler (> 23 tahun):

Senin-Jum’at Rp 50,000 dan Sabtu-Minggu Rp 75,000.

Sedangkan harga children/student (3-23 tahun):

Senin-Jum’at Rp 35,000 dan Sabtu-Minggu Rp 50,000.

Karena Sabtu dan Minggu peminatnya cukup banyak, maka diberlakukan antrian. Pengunjung dibatasi sekitar 15-30 orang per sekali masuk, secara bergiliran. Supaya semua pengunjung bisa menikmati lukisan dan foto-foto menggunakan properti yang disediakan sampai puas.

japantrickart2

Inilah beberapa foto kami:

japantrickart6

japantrickart5

japantrickart3

japantrickart4

japantrickart11

japantrickart7

Seru banget kan?

Pokoknya kalau kesana harus bawa kamera deh.

japantrickart9

Perhatikan titik mulai antrian yah, jangan main asal masuk ke dalam properti lukisan. Kasian yang sudah antri lebih dahulu.

Jangan juga terlalu lama di sebuah lukisan. Bete loh kalau kita menunggu lama, sementara orang lain yang foto sesi gak selesai-selesai.

japantrickart8Perhatikan juga tanda “best angle” di lantai yang biasanya berbentuk kotak warna kuning dengan gambar telapak sepatu. Artinya foto akan maksimal jika kita berdiri diatas kotak kuning itu saat ambil gambar.

Lihat contoh foto yang ada di tembok sebelah lukisan. Supaya kita punya gambaran, bagaimana posisi kita dalam lukisan.

Copot alas kaki ketika kita menginjak lukisan. Ada tempat untuk kita meletakan sepatu dan barang bawaan lain, di luar lukisan. Supaya lukisan yang sudah dibuat susah payah, tidak rusak karena terinjak-injak.

Kita juga bisa ikut kontes foto loh. Diluar area pameran ada foto-foto kiriman pengunjung. Kita bisa lihat-lihat sebagai acuan gaya saat kita foto di dalam. Hehehe.

Rafa dan Fayra banyak belajar dari sini. Bahwa lukisan bisa dibuat lebih dramatis dan wow, jika kita bisa memanipulasi cara pandang dengan teknik visual yang sangat detil.

Semoga suatu hari nanti anak-anak bisa menciptakan sebuah lukisan yang luar biasa.

Bukit Pelayangan – Serpong

Bukit Pelayangan – Serpong

Nyobain tempat nongkrong baru tanpa keluar Serpong, dan disebutlah sebuah nama BUKIT PELAYANGAN (BuPe Resto) yang katanya tidak jauh dari pintu keluar tol BSD yang terakhir.

Mengikuti petunjuk dari teman kantor:

  • Kalo dari pintu tol BSD terakhir, belok ke kanan arah BSD City – Teras Kota – ITC BSD
  • Sampai depan The Green, ambil lajur kiri.
  • Belok kiri di samping Indomaret, sebelum jalan yang ke arah Giant. Ada papan BuPe besar disini.
  • Ikutin jalan masuk ke dalam sampai ketemu papan kayu BuPe di kiri jalan

Begini peta dengan petunjuk arah dari keluar tol sampai ke lokasi BuPe (ikuti garis merah):

petabupe

Alamat BuPe: Jl.Cilenggang 1 No.53A Serpong

Telp: 021-5382626

Jalan ke arah BuPe tidak terlalu besar, cukup untuk 2 mobil. Penampakan BuPe:

bupe1
Saat kesana kebetulan jam makan siang dan suasana agak mendung. Pemandangannya bagus dan udaranya enak banget.

Dari kita turun mobil, sudah disambut oleh satpam yang menanyakan “sudah risep belum? mau tempat untuk berapa orang?

Ketika kita menyebutkan jumlah orang, pak satpam akan menginformasikan ke petugas di dalam melalui Walky-Talky. Dan kita akan diarahkan petugas yang di dalam untuk memilih tempat LESEHAN atau KURSI, dan tempat pendopo nya.

bupe2

Karena kami cuma ber4, kami minta tempat yang lesehan. Kami diarahkan agak ke bawah. Dapat lokasi yang isinya 3 semi bilik kecil. Ada bantalan untuk alas duduk. Lumayan untuk gegoleran.

bupe3

Makanan yang disediakan disini makanan sunda, tidak terlalu banyak pilihan … tapi malah membuat kita cepat menentukan mau makan apa hehehe.

bupe4

Kami memesan makanan dibawah ini:

  • Nasi putih 1 bakul kecil (untuk 3-4 orang)
  • 1 porsi Gurame goreng kipas
  • 1 porsi Udang goreng mentega
  • 1 porsi Ayam bakar cabe ijo
  • 4 pcs Tempe goreng
  • 1 porsi Cah brokoli
  • 1 porsi Tumis toge jambal
  • 1 porsi Sambal dadak
  • 1 gelas Es Kelapa gula merah
  • 1 gelas Es Teh Tawar
  • 2 botol air mineral
  • 2 pcs Otak-otak ikan panggang

bupe5

Dengan makanan sebanyak itu, kerusakan dompet yang terjadi 300rb.

bupe8

Sambil menunggu makanan datang, saya dan Fayra sempat keliling lokasi BuPe. Seneng deh disini, serasa di luar kota padahal masih di BSD. Suasananya masih perdesaan, walau pemandangan ke bawah cluster The Green.

bupe6

Disini juga ada tempat main untuk anak-anak, playground kecil. Ada juga kolam yang berisi ikan-ikan yang ukurannya besar banget.

bupe7

Untuk yang ingin melepas penat, bisa coba kesini deh. Anak-anak senang, mata kita segar, perut pun kenyang.

Runaway Moms ver.2

Runaway Moms ver.2

Sebenarnya masih menunggu foto-foto dari kamera tw dan yang lain, baru afdol untuk posting. Tapi khawatir nanti nasibnya sama seperti versi 1 yang baru tayang 3 tahun setelah pelaksanaannya … jadi mari posting dengan foto seadanya di iPhone saya sebelum cerita ini basi.

Acara versi 2 ini sudah direncanakan beberapa bulan sebelumnya. Tiket dan voucher hostel pun sudah ditangan sejak Oktober. Peserta kali ini 6 orang: de (emak beranak 2), tw (emak beranak 2), nana (emak beranak 2), ei (emak beranak 3), flo (emak beranak 1) dan frida (calon pengantin). Tujuan kami kali ini: Singapore.

Hari pertama: 15 Desember 2012

Kami naik pesawat Batavia jam 7 pagi. Pesawatnya udah lama, agak kotor, sempit, dapat aqua gelas + roti abang-abang yang biasa keliling di sekitar rumah. Kenapa saya bilang roti abang-abang? Karena rotinya keras, seret, hambar … pokoknya susah banget ditelan.

Sampai di Changi sekitar jam 10 pagi. Langsung cari mesin tiket MRT untuk top-up 6 kartu (3 milik saya + 3 milik tw). Kami naik MRT ke China Town. Ibu-ibu ini pada niat loh, kopernya besar-besar banget. Cuma saya dan Frida yang bawaannya paling kecil. Setengah isi koper saya pun titipan 2 teman yang tinggal di Singapore (wink to Dian and Dessy). Maksudnya setelah titipan dikeluarkan, masih ada tempat untuk ngisi belanjaan *alibi*

Kami menginap di 5footway Inn di kawasan China Town. Karena belum bisa check in, kami hanya menitipkan koper di ruangan kecil belakang meja resepsionis. Kemudian makan di McD yang letaknya hanya sekitar 100 meter dari penginapan, dan langsung naik MRT ke Marina Bay Sands.

Niatnya kan mau foto-foto di luar MBS dan ke Garden By The Bay, apa daya hujan turun deras sekali. Setelah capek keliling mall MBS, kami balik ke China Town untuk check-in, sholat dan istirahat. Keasyikan leyeh-leyeh dan ngobrol, baru sadar udah jam 7 malam.

Masih agak gerimis di luar, kami naik MRT menuju Little India. Hujan gini mending menghabiskan waktu di Mustafa Center kan? Baru hari pertama dan emak-emak sudah heboh belanja aja. Lumayan saya dapat kaos kaki bola titipan Rafa dan Nivea Night Cream titipan Didit (di Jakarta kok gak ada yah krim ini).

Bagaimana dengan ibu-ibu lain? Dari kacang campur, coklat, kaos, sampai hand blender pun masuk kantong belanjaan mereka.

Kami balik ke hotel udah tepar. Pada males cari makan. Tapi karena saya terima SMS dari mama (mertua) yang isinya “jangan lupa makan ya, nak” … terpaksa menyeret kaki menuju McD lagi untuk bungkus ayam dan kentang, dimakan di kamar aja.

Hari kedua: 16 Desember 2012

Melihat toko Tintin dari jendela kamar, kami penasaran untuk mampir ke seberang. Saya pernah ke toko Tintin di Brussel akhir tahun 2003 (sebelum museumnya ada, museum nya baru buka Juli 2009) , tapi sayang gak kesampaian foto-foto disana. Makanya senang banget bisa liat ada toko ini di China Town. Walau ukuran toko jauh lebih kecil, tapi isinya lumayan lengkap.

Jiwa narsis tersalurkan deh disini:

Saya membungkus beberapa figurin untuk teman-teman kantor, dan kaos ini untuk Masguh.

Jadwal hari kedua kami akan bermain di Sentosa. Ternyata sampai di VivoCity hujan deras kembali turun. Salah juga sih liburan di musim hujan, resiko nya ya begini. Disini kami berpencar, ngapain lagi deh perempuan di mall sebesar ini kalo gak belanja lagi. Kami berkumpul saat makan siang di Food Republic. Setelah hujan berhenti, baru kami ke lantai 3 untuk naik Sentosa Express.

Puas main-main di Sentosa, mumpung gak ujan kami lanjut ke Orchad. Sebelumnya taruh belanjaan dulu di hostel sih.

Ngapain coba ibu-ibu ini di Orchad? Ya belanja lagi lah *geleng-geleng menatap sendu ke dompet*. Benar-benar uji nyali melihat banyak papan bertuliskan SALE up to 50% – 70%.

Saya sibuk komat kamit “aku berlindung dari godaan diskon yang terkutuk” hihihihi

Malamnya kami mencoba mencari hawker terdekat, tapi sayang banyak yang tutup. Akhirnya cuma makan malam di China Street Food, hanya 1 blok di belakang gang hostel kami. Ketemu juga gerobak bertuliskan “no pork – no lard

Sebenarnya teman-teman masih lanjut jalan ke Esplanade untuk foto-foto di sekitar Merlion. Cahaya lampu saat malam di sana kan bagus banget yah. Tapi badan penuh tambelan ini memberikan alarm untuk rebahan. Saya dan Ei kembali ke hostel untuk istirahat. Tw, Flo, Nana dan Frida masih lanjut jalan-jalan malam.

Hari ketiga: 17 Desember 2012

Kami berdoa semoga hari terakhir ini tidak hujan seperti 2 hari sebelumnya. Kami pergi ke Marina tapi langsung ke Garden By The Bay. Seperti saya tetap tidak beruntung. Udah niat banget mau masuk ke dome, eh ndilalah *jawirnya keluar lagi* kok ya tutup karena ada maintenance. Naseeebbb, cuma bisa jalan-jalan dan foto-foto aja deh.

Saya paling suka foto kami yang ini, sayang tw gak ikutan karena kami gak nemu korban untuk bisa fotoin. Jadi tw harus jadi tukang fotonya:

Dan tentunya suka juga foto yang ini dong:

Kami harus segera kembali ke hostel untuk check out. Batas waktunya cuma sampai jam 12 siang. Alhamdulillah petugas hostel baik banget, kami dicarikan taxi besar. Muat semua 6 manusia + koper-kopernya. Gak perlu 2 taxi biasa.

Saya, Flo, Nana dan Ei turun di IKEA Tampines. Tw dan Frida lanjut ke apartemen Dian untuk menitipkan semua koper kami. Setelah itu Tw dan Frida menyusul ke Ikea.

Kami makan siang di Ikea, cuma di Tampines yang ada line khusus HALAL certified. Saya suka troli untuk membawa banyak makanan disini. Gak perlu repot mondar mandir, secara tangan kita cuma sanggup menampung 1 nampan. Dengan troli ini, beberapa nampan bisa diangkut dan dorong ke meja. Akhirnya bisa merasakan the famous Swedish Meatball karena disini dilengkapi dengan sertifikasi halal. Rasa bakso nya biasa aja di lidah saya, masih lebih enak bakso abang-abang di Jakarta lah. Cuma saos jamurnya memang enak. Yang aneh makanan ini disandingkan dengan selai strawberry, dimana nyambungnya sih?

Saya beli Dave Laptop Table karena belum punya meja kerja di kamar tidur. Kasian Masguh kalo kerja malam-malam, suka nebeng di meja belajar kamar anak-anak. Seringnya di meja makan tuh. Dengan meja ini, masguh bisa kerja di kamar kami.

Saya pulang duluan ke Jakarta karena tidak mau terlalu malam sampai di rumah. Saya naik taxi dari Ikea ke apartemen Dian hanya untuk ambil koper, kemudian lanjut ke erpot. Yammpuun ketemu Dian cuma cipika cipiki peluk dikit, gak sempat ngobrol karena uncle taxi menunggu di bawah. Titipan untuk Dessy pun ditinggal di apartemen Dian, maaf gak sempat ketemu ya Des 🙁

Alhamdulillah pesawat Lion malam itu jauh lebih baik dari Batavia saat berangkat. Pesawat kali ini masih baru, bersih, meski tidak dapat minum atau cemilan. Yang paling penting ON TIME.

Iiihhh saya senang banget dengan perjalanan ini.

Runaway moms benar-benar memberikan kesegaran. Berhenti sejenak dari rutinitas sebagai istri, ibu dan karyawan kantoran.

Ada teman yang komentar “kok tega sih ninggalin anak dan suami untuk senang-senang sendiri? gak egois tuh namanya?

Well, we are just ordinary human being. Not superwomen. We deserve a little break.

Kami tidak melakukan perjalanan seperti ini setiap minggu atau bahkan setiap tahun. Perjalanan ini baru kali ke dua setelah 3 tahun yah.

Lagipula … 3 dari 365 hari?

Menurut kami itu tidak egois. Itu tidak sampai sepersepuluh nya loh. Baby sitter saja berhak dapat cuti 1 hari per minggu, karyawan kantor pun dapat cuti 12 hari per tahun … kadang ada yang dapat uang cuti juga dari employer. Apalagi kami yang merangkap baby + toddler + daddy sitter :-p

Permainan basket yang cuma beberapa menit saja, boleh timeout 5x. Mosok kami yang cuma timeout 1x setahun aja *kemungkinan akan jadi rutin per tahun karena papan sale dimana-mana masih terbayang dalam pikiran* dibilang egois sih?

Bukan cuma ibu pekerja luar rumah saja loh yang butuh me-time atau cuti. Saya rasa semua ibu apapun itu julukannya, butuh istirahat sejenak dari rutinitasnya.

Bersyukur suami-suami kami (bukan 1 suami 6 istri loh yaaaa) memberikan ijin *plus uang saku tentunya*, dan ijin mereka tentu saja kami anggap rewards. Keluarga juga mendukung. Orang tua dan mertua kami juga tahu perjalanan ini, tidak ada satupun dari kami yang berbohong demi melakukan perjalanan ini. Mereka semua juga ikut mengijinkan. Mama Ei bahkan menawarkan diri menjaga anak-anaknya dan menginap di rumah nya selama kami pergi. We’re blessed indeed.

Ijin dan uang saku merupakan bentuk penghargaan dari suami atas kinerja kami sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya.

Bukan berarti postingan ini untuk komporin ibu-ibu lain menuntut suaminya memberikan yang sama yah.

Kalian bisa pergi me-time seperti KAMI, tapi sehari-hari juga harus bisa melakukan rutinitas seperti yang kami lakukan.

Bangun lebih pagi untuk masakin orang rumah. Siapkan bekal anak sekolah sebelum kita berangkat ke kantor. Pulang kantor langsung pegang anak-anak (setidaknya menemani mereka belajar, cek buku komunikasi ortu-guru, membacakan cerita sebelum tidur). Bisa tidur 6 jam sehari itu sudah rejeki banget untuk kami, karena rata-rata kami paling tidur maksimal 5 jam.

Nooo … we’re not that prefect enough.

Kami masih dibantu oleh PRT dan baby sitter (utk 3 org teman yang masih punya bayi) juga kok.

Dan jangan tanya dari mana kami dapat BONUS ENERGI untuk melakukan itu semua. Yang pasti, makin banyak anak yang kami punya … makin tidak ada waktu bagi kami untuk memikirkan tenaga ekstra ini datang dari mana. Tentunya kami melakukan dengan cinta, bukan semata terpaksa.

Happy mommy – happy family.

That’s enough!

Review: 5FootWay Inn Singapore

Review: 5FootWay Inn Singapore

Perjalanan kemarin merupakan pengalaman pertama saya menginap di sebuah HOSTEL. Biasanya kalau tugas kantor, saya mendapat jatah hotel berkelas lumayan. Sementara kalau liburan keluarga, kami memilih hotel melati atau maksimal bintang 3-4 karena tidak tega mengajak anak-anak menginap di hostel. Tetapi pengalaman kemarin sangat membuka mata saya, dan seperti nya akan merubah pola pikir saya untuk liburan keluarga berikutnya.

Mau tau kenapa?

Ternyata hostel itu menyenangkan!

Dan tidak mengkhawatirkan untuk anak-anak.

*pasrah deh dibilang norak atau telat tau*

Beginilah hasil review saya tentang hostel 5FootWay Inn Project China Town 1 – Singapore:

Lokasinya sangat strategis. Benar-benar sesuai namanya, 5 langkah dari pintu A stasiun MRT China Town. Langkah bule yang kakinya panjang tapi yaaaa. Hehehehe. Kalau langkah saya sih mungkin bisa 10footway. Pokoknya begitu keluar pintu A (seperti tampak di foto atas), tinggal liat kanan aja. Plang 5footway berwarna hitam putih terlihat sangat jelas. Hanya sekian langkah saja, sudah sampai.

Tampak depan, bangunan bertingkat ini seperti layaknya toko di China Town. Bawahnya digunakan untuk cafe kecil, ruang resepsionis dan ruang tunggu. Pintu menuju kamar penginapan ada di bagian kanan, hanya pemilik kunci (petugas hotel dan tamu menginap) yang bisa masuk karena bagian depan dilengkapi dengan alat security khusus.

Banyak toko cindera mata dan resto di sekitar hostel ini. 1 blok di belakangnya, ada China Town Street Food yang buka sampai tengah malam. McD 24 hours juga tidak jauh, hanya jalan kaki sekitar 100 meter saja.

Kami datang sekitar jam 11 siang. Waktu cek in sekitar jam 2-3, jadi kami hanya menitipkan koper-koper di belakang resepsionis. Ada ruang kecil seperti gudang yang berisi barang-barang tamu yang belum bisa masuk ke kamar.

Setelah koper tersimpan, kami memulai petualangan hari itu dengan jalan-jalan ke arah Marina Bay Sands. Kami kembali ke hotel sekitar jam 5, ambil kunci kamar dan masuk deh. Kami dapat kamar di lantai 2. Tangga nya lumayan tinggi dan sempit.

Alhamdulillah tas saya dibantu bawa oleh petugas, bukan manja bukan sombong … tapi saya memang dilarang dokter untuk membawa beban lebih dari 5KG. Sebelum berangkat pun teman-teman paham kondisi saya, dan mereka sudah berjanji akan membantu saya. Sebetulnya saya pun tidak boleh naik turun tangga. Tapi paling saya hanya naik tangga saat malam (pulang jalan-jalan), gak masalah hostel nya tidak ada lift … toh gak akan sering naik turun juga. Paling banyak hanya 2x sehari, karena hostel hanya tempat untuk tidur saja. Hehehe

Pilihan kamarnya beragam. Ada yang 1 kamar berisi 1 tempat tidur tingkat (2 bed), ada juga 4 – 6 – 8 – 10. Bisa pilih mau kamar campur atau khusus perempuan. Kami ambil kamar yang berisi 6 bed khusus perempuan. Tarif nya $32/bed.

Karena kami ber 6 dalam 1 kamar, kami hanya mengambil 4 kunci. Kita harus membayar deposit kunci $20/kunci … uang ini akan dikembalikan saat kita check out. Dalam kamar tidak disediakan handuk, kalau lupa bawa bisa sewa handuk dengan harga $2 saja di resepsionis.

Design kamar sangat minimalis. Semua berwarna putih, dengan demikian kebersihan kamar terlihat menonjol. Setiap bed dilengkapi dengan bantal dan selimut. Dilengkapi juga dengan AC dan kipas angin. Ada locker susun, ada juga laci besar di bawah tempat tidur.

Disamping (dinding) ada sebuah kotak berisi lampu baca dan colokan utk charge gadget kita. Sayang saya lupa foto, jadi mari kita pinjam dari Travideas untuk melihat lebih jelas penampakan kotak yang saya maksud tsb:

Kalau mau pilih kamar campur (cowok – cewek) atau tidak ada teman yang dikenal dalam 1 kamar atau tidak bisa mendengar suara berisik saat tidur … kita bisa beli earplug seharga $1 di resepsionis. Dijamin langsung senyap. Untuk yang khawatir terhadap kebersihan kamar, bisa membawa sendiri sarung bantal dan seprai seperti salah seorang teman saya. Paling enak sih bawa kain bali tipis, bisa digunakan sebagai alas tidur, selimut tambahan atau pun korden dengan menyampirkan di pinggir tempat tidur.

Semua kamar mandi berada di luar kamar. Di lantai 2 ini ada kamar mandi khusus untuk perempuan. Di dalamnya terdapat 3 wastafel dan 4 bilik (2 toilet duduk + 2 shower). Kecil sih tapi bersih, air dan tisu berlimpah. Saya belum pernah masuk kamar mandi dan kehabisan tisu. Selalu ada cadangan tisu di setiap bilik toilet. Karena ruangan terbatas, pintu di setiap bilik merupakan pintu geser.

Sarapan diberikan gratis di hostel ini. Menu nya berupa roti, selai (kacang – stroberi – blueberry), cereal, susu dan aneka kopi. Tempat makan berada di lantai 2, di teras belakang yang terbuka. Ada pantry yang dilengkapi dengan mesin pembuat kopi, ada sink tempat cuci piring, ada kulkas, ada microwave, ada toaster, ada ruangan mencuci baju juga loh … pokoknya lengkap deh. Eh tapi disini tidak disediakan TEH ya. Jadi sebaiknya bawa sendiri.

Karena hostel murah, semua nya dilakukan self-service.  Cuci piring sendiri setiap habis menggunakan peralatan makan, pencet dan pilih sendiri jenis kopi yang diinginkan (black coffee, cappuccino, latte, mocha, milo, teh tarik, white coffee), panggang sendiri roti nya, tuang sendiri cereal dan susunya.

Enaknya menginap di hostel, kita bisa tambah teman dan kenalan. Karena sering ketemu orang lain saat di pantry  atau pun di kamar mandi. Waktu malam pertama, kami sharing bolu dengan cowok bule yang lagi sendirian browsing internet. Hari kedua saat sarapan, kami sharing teh dengan opa dari Austria.

Opa ini hebat banget deh, sudah renta tapi masih keliling dunia bersama istrinya. Biasanya mereka pergi mengajak seluruh anaknya, tapi kali ini jadwal libur sekolah salah satu anaknya (usia 16thn) gak cukup panjang. Jadi liburan ke Lombok kali ini, mereka hanya bertiga saja (opa + istri + 1 anak). Karena penerbangan Austria – Lombok tidak ada yang langsung, mereka harus transit beberapa kali: Austria – Perancis – Singapore – Bali – Lombok. Setiap transit harus menginap 1 malam, karena tidak ada jadwal terbang yang dekat. Pantas saja mereka harus cuti 2,5 – 3 minggu untuk perjalanan ini.

Pagi itu kami ngobrol lumayan lama. Dari sekedar tanya tentang liburannya, sampai saya menerima wejangan tentang agama. Opa ini seorang pendeta, beliau concern tentang anak muda sekarang yang katanya tidak banyak yang beriman. Di Austria hanya 4% dari penduduknya yang benar-benar menjalankan perintah agama, sisa nya hanya beragama dalam dokumen negara tidak dalam hatinya. Karena tau saya seorang muslim, tambah panjang lah ceramahnya tentang silsilah nabi sampai kitab suci. Bagaimana kalau beliau tau saya pernah memeluk agama yang sama yah? Bisa digeret ke gereja siang itu juga. Hahahahaha.

Jadi saya hanya duduk mendengarkan saja. Dan ketika teman-teman saya mulai melipir menjauh satu-persatu, saya langsung ancam dalam bahasa Indonesia “yang kabur, gw jitak yah!” … mumpung opa gak ngerti hihihihi.

Okay mari lanjut review tentang hostel ini.

Seperti yang saya tulis diatas, lantai 1 hostel ini dibuat seperti cafe kecil. Kita bisa membeli aneka minuman dan makanan ringan. Diujung ruang ada 2 komputer yang bisa digunakan pengunjung. Ada ruang tunggu, lengkap dengan beberapa permainan (monopoli, scrabble, dll). Mereka yang menempuh penerbangan jauh (biasanya tamu dari bagian barat dunia), menggunakan ruangan ini untuk tidur sebelum mereka bisa masuk ke kamar. Kasian lah yah, masih jetlag setelah 20-30 jam perjalanan.Eh disini juga tersedia kartu pos yang bisa diambil GRATIS!.

Oya … di hostel ini tersedia free WiFi 24 jam penuh! Saat kita menerima kunci kamar, petugas akan memberikan username dan password untuk konek ke jaringan mereka. Kami sangat memanfaatkan fasilitas ini tiap malam. Apalagi kalo bukan untuk upload foto ke social media, chatting dan skyping (video call) dengan suami dan anak-anak di rumah.

Saya gak kapok deh menginap di HOSTEL, karena ternyata sangat homey, bersih dan menyenangkan. Berasa tinggal di kos-kosan, walau foto rame-rame dalam kamar mendapat komentar di FB “penampungan TKW” hahahahaha. Benar juga sih, beberapa tempat tidur tingkat dalam 1 ruangan itu bagaikan di tempat pengampungan tekawe.

Saya berencana suatu hari nanti akan mengajak Rafa untuk backpacker berdua. Saya ingin Rafa merasakan pengalaman yang sama. Terbuka wawasannya, tambah kenalan, berinteraksi dengan banyak orang baru, dan yang paling penting … bisa menikmati keindahan dunia dengan menghargai perbedaan yang ada di depan mata kita.

Tips and Trick menginap di hostel:

  • Jangan lupa bawa handuk dan peralatan mandi
  • Bawa sarung bantal, seprai atau sehelai kain tipis jika khawatir akan kebersihan hostel
  • Masukan pakaian ganti di dalam kantong plastik, supaya terlindung dari cipratan air saat kita bawa ke kamar mandi. Ingat, posisi kamar mandi agak jauh dari kamar. Jangan keluar kamar mandi hanya dengan lilitan handuk, kemudian lari ke kamar. Bahaya, ini bukan rumah sendiri hehehehe
  • Jangan lupa bawa converter / adapter. Supaya gak repot karena bentuk colokan listriknya beda dengan Indonesia
  • Cek usia tamu yang diijinkan menginap di hostel. Ada hostel yang hanya menerima tamu usia >12 tahun, tapi ada juga yang menerima anak >2thn dengan syarat harus ambil 1 kamar (bukan cuma ambil 1-2 bed).
  • Hostel seperti ini paling cocok jika kita berpergian dengan teman-teman lebih dari 2 orang, bisa ambil kamar yang isinya 4-6-8-10 bed. Atau kalau berpergian cuma berdua bisa ambil kamar yang isinya 2 bed, tentunya akan lebih murah dari di hotel.
  • Kalau berpergian membawa 2 orang anak (keluarga kecil 4 orang), ya tentunya akan lebih murah di hotel sih.
  • Kalau berpergian bersama keluarga >5 orang, lebih baik sewa apartemen saja. Akan lebih murah lagi daripada hostel.

Review pengunjung lain dalam bahasa Inggris:

Tertarik untuk mencoba?