Japan D3 – Shibuya

Japan D3 – Shibuya

Hari ketiga di Jepang, memenuhi janji untuk kopdar sama teman blogger yang tinggal di Chiba. Sebenarnya udah agak lama saya rajin baca blog nya Fety. Sejak membaca tulisannya di website salah satu forum ibu-ibu, tapi baru 3 bulan terakhir kali yah berani meninggalkan jejak. Dilanjut dengan email-emailan, akhirnya ketemuan juga deh.

Pagi itu hujan gerimis mulai turun, udara menjadi lebih dingin dari hari sebelumnya. Baru keluar hotel ke arah stasiun kereta saja, saya sudah mulai menggigil disko. Saat ngobrol dengan teman seperjalanan, keluar asap dari mulut. Kebayang dinginnya kan?

Tapi tetap semangat mau kopdar dong!

Mumpung udah sampai di Jepang. Fety juga bersedia menempuh perjalanan 1,5 jam dari tempat tinggalnya menuju tempat pertemuan kami.

Supaya gampang mencari mahluk yang selama ini hanya lihat di foto, kami janjian di patung Hachiko. Sudah pada nonton atau baca cerita tentang anjing yang sangat setia pada pemiliknya ini kan? Jadi saya tidak perlu cerita lagi kenapa anjing ini sangat terkenal sampai dibuat patung untuk mengingatnya.

shibuya1

Shibuya ini daerah perbelanjaan. Banyak toko yang menjual produk-produk dengan merek internasional. Kami mampir ke toko buku sebentar karena teman jalan saya mencari novel dan komik asli dari negara pembuatnya. Saya juga mampir ke Uniqlo untuk membeli kaos titipan teman dan sweater permintaan Rafa.

shibuya2

Saya minta Fety untuk makan siang bersama di restoran khas Jepang yang menjual Sushi. Udah hari ke 3, harus nyobain sushi asli dengan suasana rumah makan yang beda dengan resto sushi di Jakarta.

shibuya3

Saya lupa persisnya nama restoran yang terletak di lantai 8 sebuah mall ini. Tempatnya unik banget deh. Seperti hal nya di Jakarta, ada ban berjalan di depan meja kami yang berisi aneka sushi dalam piring kecil. 1 porsi berisi 2 sampai 4 potong makanan.

Harga makanan tergantung dari warna piringnya. Dibanding dengan di Jakarta, ukuran sushi di sini lebih besar, daging (eh seafood ding) nya lebih tebal, harga lebih murah. Harga per piring kalau dirupiahkan hanya sekitar 10-50rb.

shibuya4

Saya bingung tidak ada pelayan yang datang ke meja untuk menawarkan makanan dan minuman. Ternyata di setiap meja ada kran lengkap dengan 2 tuas yang berisi air panas dan dingin. Teh hijau yang disebut Ocha juga tersedia dalam bentuk bubuk di kemasan yang terbuat dari keramik. Self-service … kalau butuh minum tinggal buat sendiri minumannya.

shibuya5

Tidak cuma minuman, bumbu dan alat makan pun sudah tersedia di kotak kecil di setiap meja. Tinggal buka laci kotak tersebut, ada sumpit dan tusuk gigi di dalamnya. Praktis banget deh.

shibuya8

Senang banget bisa ngobrol banyak sama Fety. Saya sempat menanyakan tentang minat baca orang Jepang yang sangat tinggi. Saya bertemu dengan anak sekolah (sekitar umur 10-15 tahun) di kereta yang asyik membaca komik dengan ukuran seperti yellow-book alias buku telepon berwarna kuning yang tebalnya kaya bantal. Ternyata itu komik yang terbit mingguan. Dan setiap habis baca, biasanya mereka langsung buang bukunya. Wajar lah ya karena rumah orang Jepang kecil-kecil, tidak mungkin menumpuk komik mingguan dengan besar dan tebal seperti itu.

shibuya7

Agak kalap waktu makan disini. Mumpung banyak yang bisa dimakan. Sebagian besar makanannya terbuat dari hewan laut. Masih segar dan insya Allah halal untuk dikonsumsi.

shibuya6

Saat selesai makan saya tanya ke Fety, mau bayar kemana?

Namanya pengalaman pertama yah jadi masih bingung gitu, ternyata kita tinggal duduk aja nanti ada petugas yang datang. Nah ini yang luar biasa …

shibuya9

Petugas ini membawa alat pemindai atau yang biasa disebut scanner. Kerennya, yang di-scan itu piring!

Padahal tidak ada barcode yang ditempel di piring. Alat ini memindai warna piring. Setelah selesai pemindaian, tertulis di layar jumlah piring dan masing-masing warnanya. Keluar kertas bertuliskan rincian harga makanan dan total yang harus kita bayar. Petugas meminta kita periksa apakah benar piring yang kita ambil sesuai yang tertulis itu.

Kalau semua sudah cocok, bawa deh kertas itu ke kasir dan serahkan uang sejumlah yang tertulis di kertas. Selesai.

Efesien banget kan?

Terima kasih Fety yang telah memberikan pengalaman baru bagi saya. Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk ketemu de. Makasih hadiah payungnya, berguna banget pastinya.

Saya harus buru-buru pergi dari sini menuju Asakusa untuk bertemu Masguh dan rombongannya.

Semua posting tentang Jepang bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/japan/

Share this...
Share on Facebook0Share on Google+0Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn0

6 thoughts on “Japan D3 – Shibuya

  1. wow keren banget itu scanner nya bisa based on warna piring gitu ya.. jepang emang mantap teknologinya! 🙂

    dan lucu ya ada kran buat minumnya… 😀

  2. ahhh makin baca ‘cerbung’ wisata jepang ala de ini….makiiin takjuuub ama kemajuan negara itu yaa…*dan yg pasti makin pengen kesana 🙁 * itu cerita di resto sushi….aaaaaahhhh ngenceees nasional deee….si penggilan sushi dan sashimi ini pengeenn bangeett…hikss…okaayy saatnya melanjutkan bacaan 🙂

  3. senangnya…
    just info, memang hewan laut halal, tapi bumbunya bisa jadi dari bahan beralkohol, apalagi rumput laut yang membungkus sushi ada yang dioles minyak babi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *