Browsed by
Month: November 2007

8 tahun bersama

8 tahun bersama

Sabtu, 28 November 1999

De ajak masguh ke RS Persahabatan untuk menjenguk bapak. Entah kenapa, hari ini bapak minta semua anaknya untuk berkumpul di RS. Tidak cuma kami, tapi termasuk anak-anak angkat yang pernah tinggal dirumah kami dan disekolahkan oleh bapak bertahun-tahun yang lalu.

Jam 11 siang bapak meminta masguh untuk masuk ke dalam kamarnya. Dan mengajukan sebuah pertanyaan:

“kalian mau gimana ini?”

Kedengaran seperti pertanyaan sederhana…tapi membutuhkan pemikiran yang dalam untuk menyusun jawaban nya.

De belum siap … begitu juga masguh. Kami belum siap secara mental dan finansial. Memang kami sudah bekerja, tapi saat itu kami masih melanjutkan sekolah masing-masing.

Entah karena apa, tiba-tiba masguh menjawab lirih “insya Allah hari selasa orang tua saya akan datang dari Surabaya untuk menjenguk bapak sekalian mau bicara mengenai hal ini

Bapak terdiam sebentar lalu melanjutkan pertanyaan yang lebih mengagetkan “kalau aku gak bisa nunggu sampai selasa gimana?

Kami terdiam dan menunduk karena tidak berani menatap bapak yang terbaring lemah di tempat tidur. Dokter menyatakan bapak menderita kanker paru-paru stadium 3. Dan sebelum dirawat di RS, bapak sudah menyiapkan surat pensiun, surat-surat rumah, surat wasiat pembagian harta warisan, beberapa helai kain ihram (kain putih seperti handuk yang digunakan orang untuk berhaji), dan satu jerigen air zamzam disamping tempat tidur di rumah.

Jam 11 malam bapak pergi untuk selamanya. Permintaan terakhir bapak yang disampaikan ke mami:

  • tidak mau dibungkus dengan kain kafan … tetapi diganti dengan kain ihram yang sudah beliau siapkan sendiri
  • minta wudhu terakhir dengan air zamzam yang juga sudah beliau siapkan disamping tempat tidur
  • minta dikubur di tanah kelahirannya di Jawa Tengah
  • minta de menikah di depan beliau (walo sudah jenazah) sebelum masuk ke liang kubur

speachless … gak berani nolak … dan bingung menjelaskan permintaan ini ke orang tua masguh.

Minggu, 29 November 1999

Jam 2 pagi jenazah bapak sampai dirumah. Kami menelpon orangtua masguh dan menjelaskan keadaannya. Dengan berat hati mereka rela kami melakukannya.

Setelah sholat subuh dan sholat jenazah, kami berangkat ke Jawa Tengah. Orang tua masguh juga langsung berangkat dari Surabaya menuju tempat yang sama. Sampai disana jam 3 sore. Setelah sholat ashar kami melaksanakan akad nikah.

mas kawin nya apa mas?” tanya ulama setempat yang bertindak sebagai penghulu dadakan

waduh de … mas gak bawa uang nih.” masguh mulai panik

walah mbak, mama gak pake perhiasan apapun nih” mama ikut bingung

ya udahlah … uang seribu rupiah juga bisa kan jadi mas kawin” mami mencoba mencari solusi.

waakkss … mosok mami tega sih anak perempuan 1-1nya dihargai cuma seribu perak. huhuhuhuhu

Akhirnya masguh membuka dompet dan menemukan lipatan 2 lembar lima puluh ribuan yang nyelip diantara struk atm.

Terjadilah akad nikah dengan maskawin 100rb dan mas iwan sebagai wali nikahnya.

Setelah itu kami mengantar bapak ke tempat peristirahatannya yang terakhir di tanah kelahiran beliau.

Senin, 30 November 1999

Pagi-pagi kami harus mengantar orangtua masguh ke stasiun bus di Yogya. Setelah itu kami pergi ke stasiun kereta dan membeli tiket untuk pulang ke Jakarta. Rombongan keluarga de sudah pulang duluan ke Jakarta dengan mobil masing-masing langsung dari Purworejo.

Saat di loket…

waduh de … mas gak ada duit nih. Isi dompet kemarin udah buat maskawin kamu. Trus gimana nih kita pulang ke Jakarta?” masguh bingung

Akhirnya uang maskawin itu kami gunakan untuk beli tiket kereta 2 orang ke Jakarta. Jadi maskawin nya ngutang ya mas … hahahaha

Kamis, 29 November 2007


Tidak terasa … kami sudah melalui 1-2-3-4-5-6-7-8 tahun bersama-sama. Sudah melewati masa-masa menyimpan rahasia pernikahan kami karena saat itu kami hanya melakukan nikah siri (tanpa ada surat nikah, tanpa saksi tetangga dari Jakarta dan tanpa kehadiran keluarga besar juga teman). Setelah itu kami kembali ke kehidupan kami masing-masing. De tinggal di rumah mami, masguh tinggal di kos. Akad nikah kami yang resmi dengan surat nikah dan resepsi dilakukan 17 Juni 2000. Tentu saja tulisan “akad nikah telah dilakukan 29 Nov 99” di dalam undangan membuat kami menjadi bahan ledekan teman-teman … hayahhh jadi selama ini udah nikah toh.

Kami sudah melewati 5 tahun sebagai kontraktor alias tukang ngontrak rumah sana sini.

Sudah melewati masa-masa kritis dimana de harus berbaring di ICU dengan 8 selang menempel di badan. Dan masguh telah membuktikan kesetiaannya dengan terus berada disebelah de. Masguh berhasil memberi semangat de supaya bertahan hidup untuk Rafa.

Sudah melewati masa-masa kanker alias kantong kering, karena kami harus menguras tabungan untuk membayar DP rumah dan mobil.

Sudah melewati masa-masa bahagia melihat kelahiran 2 anak kami Rafa – Fayra. Melihat rumah kami berdiri untuk pertama kali. Dan melihat cicilan mobil pertama kami lunas. hehe

Semoga kami bisa terus bersama menghadapi apapun yang terjadi dalam rumah tangga kami. Semoga Allah SWT menjaga dan menyuburkan cinta kasih kami … selamanya. Amin

Konveksi Baju Renang

Konveksi Baju Renang


diambil dari sini dikasih tau om google
Banyak orang yang bertanya kepada saya, bagaimana cara mengelola sebuah konveksi baju renang? Wah…saya tersanjung tapi saya tidak bisa menjawabnya. Bukan karena rahasia…tapi karena saya TIDAK PUNYA konveksi apa-apa.

Jadi mohon maaf kalau saya tidak bisa sharing dengan anda semua bagaimana caranya mengelola sebuah konveksi dengan beberapa orang penjahit didalamnya. Tapi ijinkan saya berbagi pengalaman BEKERJA SAMA dengan pemilik konveksi.

Dibawah ini akan saya uraikan jawaban dari beberapa pertanyaan yang sering diajukan teman-teman baik secara lisan maupun melalui email dan YM.

1. Gimana cara ngeborong jahitan ke konveksi? Apakah lebih murah dari penjahit biasa?

Seperti cerita saya tentang asal muasal rafayra.com, saya secara tidak sengaja berkenalan dengan pemilik konveksi baju olahraga. Itu pun karena penjaga toko memberikan kartu nama pemilik konveksi ketika saya bilang ingin memesan baju renang dengan design khusus. Kebetulan syarat yang diberikan pemilik konveksi adalah minimum 6 pieces untuk special order. Tetapi ada juga konveksi lain yang memberikan syarat min order 50 pieces.

Untuk perbandingan harga produk dari konveksi dan penjahit biasa, menurut saya lebih murah dari konveksi. Karena konveksi membuat produk secara massal (banyak). Jadi konveksi membeli bahan/material juga dalam jumlah banyak. Hal ini membuat biaya modal bahan baku menjadi lebih kecil. Bandingkan kalau penjahit biasa cuma beli 1 jarum jahit, sdangkan konveksi bisa membeli 10 jarum dalam sekali pembelian. Pasti penjual jarum juga memberi harga lebih murah ke orang yg beli 10 sekaligus. Tentu ini akan berpengaruh juga ke harga jual produk per satuannya.

2. Berapa jumlah borongan supaya harga beli tidak mahal?

Setiap konveksi memiliki term and condition yang berbeda-beda. Pada kasus saya, konveksi mensyaratkan min 6 pieces per order. Tapi mungkin ini tergantung kesepakatan antara kedua belah pihak aja kok. Semakin sering kita order, semakin dekat kita dengan pemiliknya, maka term n cond juga akan lebih longgar. Pada awal-awal kerjasama, harga per piece yang diberikan kepada saya lebih tinggi dari harga sekarang. Mungkin pemilik konveksi juga bisa menilai frekuensi saya membeli produknya, sehingga beliau rela untuk menurunkan marginnya.

3. Bagaimana cara menghitung pemakaian jumlah material?

Wah maaf nih…untuk pertanyaan yang satu ini saya tidak bisa menjawab secara detil. Karena saya orang yang simpel tidak mau repot, jadi saya tidak pernah bertanya berapa jumlah material yang dibutuhkan untuk membuat 1 produk. Pokoknya saya minta harga per piece brapa…kemudian saya tambahkan margin….baru saya mendapatkan harga jualnya.

Kalaupun saya sempat bilang ke beberapa reseller tentang sulitnya mencari bahan lycra sekarang, itu pun saya dapat berdasarkan cerita dari pemilik konveksi. Penjual baju renang muslimah sekarang makin menjamur karena didorong oleh permintaan pasar yang makin meningkat juga. Selain itu bahan lycra dan spandek juga banyak digunakan untuk membuat jilbab. Hal ini membuat bahan lycra dan spandek menjadi most wanted material dalam industri garment.

Menjelang lebaran tahun 2007 ini, pemilik konveksi harus bersusah payah mengejar para supplier textile yang menjual bahan lycra dan spandek. Penyebabnya sudah pasti karena meningkatkan penjualan baju muslimah dan jilbab yang menggunakan bahan lycra dan spandek, sehingga bahan ini semakin sulit dicari. Bahkan pemilik konveksi juga menerima telepon dari seseorang yang mengaku supplier textile, orang ini menawarkan sekian ton bahan lycra dengan harga 400jt rupiah!!!

Wah…duit dari mana segitu banyaknya? Lagian uang segitu banyaknya daripada cuma untuk beli bahan mending untuk beli tanah atau rumah. Yang sudah jelas tidak akan mengalami penurunan nilai jual.

Akhirnya produksi baju renang diberhentikan sampai habis lebaran. Kami hanya menjual stok yang ada terakhir saja sampai pemilik konveksi berhasil mendapatkan materialnya.

4. Apakah design produk ditentukan oleh kita atau pemilik konveksi?

Tergantung kesepakatan kedua belah pihak aja. Kebetulan saya bekerja sama dengan pemilik konveksi yang menjual pakaian olahraga, produknya beragam dari baju senam seksi sampai baju senam muslimah, dari bikini sampai burqini semua diproduksi tergantung pesanan.

Ada beberapa yang di design oleh pemilik konveksi. Ada juga yang didesign atas masukan dari saya. Kadang kami juga melihat perkembangan sportware fashion diluar sana melalui internet atau majalah. Kalau untuk motif, saya memang sangat selektif. Sering terjadi pemilik konveksi menjahit baju renang muslimah dengan material yang dimilikinya. Tetapi saya tidak akan ambil jika motif yang tercetak di material tidak sesuai selera saya dan selera pelanggan saya. Beliau tidak keberatan, karena beliau bisa menjual produk tersebut di 8 toko miliknya.

Untuk produk Rafayra sendiri, saya memilih untuk menjual maksimum 6-9 pieces per motif yang terdiri dari berbagai ukuran (S sampai XXL). Kalaupun ada orang lain yang melihat baju renang dengan motif tersebut diluar sana tanpa merek Rafayra, hal ini wajar terjadi. Seperti yang sudah saya ceritakan sebelumnya, peminat bahan lycra ini mulai banyak dan sudah pasti produsen textile membuat motif yang sama tidak hanya pada 1 gulung kain…tapi bisa beratus-ratus gulung.

Kalau dibilang model dan motif sama, tapi dapat harga lebih murah dari merek Rafayra…hal ini juga wajar kok. Gak cuma baju renang, produk lain juga bisa terjadi hal yang sama kan? Hanya orang-orang yang pernah memegang dan membandingkan masing-masing produk, yang bisa menilai kualitas dari produk-produk tersebut. Saya percaya kualitas selalu berbanding lurus dengan harga.

——————————-

Mohon maaf kalau jawaban saya terkesan standar dan gak mutu. Karena memang beginilah adanya saya.

Saya masih pemain baru dalam industri garment. Saya belum berani investasi alat-alat jahit, memperkerjakan beberapa penjahit, apalagi untuk memiliki sebuah konveksi.

Saya hanya berharap bahwa apa yang saya tulis disini bisa memacu semangat pembaca untuk tidak takut menjalankan sebuah bisnis. Banyak cara yang bisa kita tempuh untuk menjadi pedagang. Kita tidak harus memproduksi sendiri barang yang akan kita jual. Cukup menjadi broker (perantara antara pembuat produk dan pembeli) aja bisa kok. Tapi jangan harap kita bisa mendapat margin yang tinggi. Karena kita juga harus berbagi margin dengan reseller kita nantinya. Prinsip saya: margin tipis gak papa…yang penting kuantiti nya aja dibanyakin. Kan hasil kalinya akan menjadi sama besar.

Berani nyoba?

November Rain

November Rain

Semua orang udah tau kalo November itu udah masuk musim hujan. Jakarta dengan pembangunan busway secara serentak, ditambah hujan deras…kebayang dong macetnya jalanan? Belum lagi pertumbuhan jumlah motor yang semakin meningkat, wah bawa mobil sendiri bikin kepala mau pecah. Kanan kiri disalip motor gak karuan.

Makanya sekarang saya pilih naik kreta KRL Serpong – Palmerah dari stasiun Sudimara untuk berangkat ke kantor. Turun di stasiun Palmerah lansung SMS teman untuk nyari yang bisa diajak patungan taxi ke kantor. Udah cuma 15rb pake patungan pula. hihihihiEh tapi bukan tentang hujan dan macet doang yang terjadi di bulan November ini. Alhamdulillah kami juga sedang kehujanan berkah bulan ini.

  • Masguh dapat bonus Q4 dari kantornya. Yippiee
  • Masguh mendapat nilai istimewa dikantor, dan dapat hadiah jalan-jalan gratis.
    berkah
  • Ternyata jalan-jalan nya juga dapat uang saku 1,5jt. Walo pun sisa yang tidak digunakan harus dikembalikan. Dan ternyata keluarga kami paling sedikit menghabiskan uangnya. Cuma 350rb ajah abisnya. Sementara keluarga lain sisanya cuma 300rb. hehehe kami irit yah. Yang penting handycam nya lumayan juga
    berkah
  • Tahun ini genap 10 tahun masa bakti masguh dikantor. Sebagai bentuk apresiasinya, masguh menerima sebuah cincin berlian. Dan tentu aja….langsung saya amankan dengan seksama. Masguh bilang untuk kenang-kenangan, tapi saya bilang kalo gak punya duit mah bisa dijual hihihihi.
    berkah
  • Dalam suatu acara kantornya di Lembang, alhamdulillah masguh mendapat doorprize sebuah handphone GSM. Jarang-jarang bisa dapat doorprize. Tapi kalo saya ingat-ingat sih tahun ini pun dia pernah dapat doorprize rice cooker. Alhamdulillah…emang rejeki kayanya.
    berkah

Alhamdulillah….dibalik beratnya hidup di Jakarta, Allah SWT masih melimpahkan berkahnya untuk keluarga kami.

Ya Allah…jadikanlah berkah ini sebagai sarana kami untuk mendekatkan diri kepadaMU. Masukan kami kedalam golongan orang-orang yang pandai bersyukur. amin…

Taman Safari

Taman Safari

Setelah sarapan di hotel dan jalan-jalan di sekitarnya, kami siap-siap untuk jalan ke Taman Safari sekalian check out. Kami beriringan 3 mobil menuju Taman Safari. Rencananya mau ke FO di Bogor dulu, tetapi penunjuk jalan *mobil om indra* salah jalan melulu sampe 3x. Akhirnya kami putuskan untuk naik ke arah ciawi sebelum jalanan mulai macet. For your info, kalau mau ke puncak dan sekitarnya mendingan berangkat pagi…soalnya siangan dikit tuh macet banget. Males kan macet dijalanan menanjak? hihihihi

Setelah keluar pintu tol ciawi, kami jalan terus ke arah Cisarua. Sekitar beberapa kilometer dari pintu tol, akan terlihat patung hewan dan petunjuk pintu masuk Taman Safari di sebelah kanan jalan. Sepanjang jalan menuju pintu masuk, banyak penjual wortel untuk makanan hewan. Wortel yang dijual adalah wortel kecil, layu bahkan ada yang nyaris busuk. Jelas aja lah….yang bagus udah dijual di pasar untuk sayur dan jus hehehe.

Kami membeli 3 ikat wortel dengan harga 10rb. Cukup mahal juga untuk wortel dengan kualitas tidak layak makan. Tapi namanya juga ditempat wisata, pasti lebih mahal kan. Toh wortel ini masih layak makan untuk hewan juga kok.

Menurut om wiki, Taman Safari Indonesia ini dibangun pada tahun 1980 pada sebuah perkebunan teh yang sudah tidak produktif. Taman ini menjadi penyangga Taman Nasional Gunung Gede Pangrango. Terletak pada ketinggian 900-1800 m diatas permukaan laut, serta mempunyai suhu rata-rata 16 – 24 derajat Celsius. Taman ini telah ditetapkan sebagai Obyek Wisata Nasional oleh Soesilo Soedarman, Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi pada masa itu. Lebih jauh, taman ini juga telah diresmikan menjadi Pusat Penangkaran Satwa Langka di Indonesia oleh Hasyrul Harahap, Menteri Kehutanan pada masa itu, pada tanggal 16 Maret 1990.

Biaya masuk ke Taman Safari, bisa dilihat pada tabel dibawah ini (mama nyomot dari sini):

Kami harus membayar 265rb [(4 x diatas 6 tahun) + (1 x dibawah 5 tahun) + mobil]Ternyata sekarang Taman Safari menyediakan beberapa cara melihat hewan:

  • Melihat binatang dengan naik mobil pribadi atau bus khusus untuk pengunjung yang tidak bawa mobil. Dibuka dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore
  • Melihat binatang dengan berjalan kaki di jalur khusus, disebut SAFARI TREK. Dibuka hanya tiap hari Sabtu, Minggu dan hari libur nasional dari jam 8 pagi sampai jam 11 siang.
  • Melihat binatang pada waktu malam, disebut NIGHT SAFARI. Dibuka hanya Sabtu jam 6.30 sampai 9 malam.

Karena kami kesana dengan mobil, kami memilih melihat binatang dari dalam mobil. Sebenarnya asyik juga kalo jalan kaki…pasti Rafa semangat. Tapi mama gak sanggup gendong Fayra beberapa jam. Untuk bawa stroller gak memungkinkan dengan area seperti itu (jalan tanah berbatu, naik turun dan berbelok-belok). Didalam mobil, Rafa minta duduk didepan dengan 3 ikat wortel dibawah kakinya. Mama-papa mengijinkan Rafa untuk memberi makan binatang selama kondisinya aman. Contohnya seperti pada gambar dibawah ini. Rafa memberi makan gajah. Lokasi gajah sebenarnya agak jauh dan diberi pembatas berupa selokan yang agak lebar dan dalam. Jadi gajah tidak akan mendekat ke arah mobil. Rafa melempar wortel ke arah gajah dari jendela mobil.

Taman Safari

Fayra pun gak kalah semangat. Dia sibuk menunjuk-nunjuk ke arah binatang yang dilihatnya. Fayra gak mau duduk diam dan memilih untuk berdiri. Tapi ketika belalai gajah mendekati jendela, Fayra menjerit ketakutan sambil memegang tangan mama dengan kuat. hihihihi

Taman Safari

Taman Safari telah memperbanyak kosa kata Rafa dalam pengenalan nama-nama binatang. Kalau sebelumnya Rafa hanya mengetahui nama-nama tersebut dari buku, disini Rafa bisa melihat langsung bentuknya juga memahami ukuran sebenarnya.

Taman Safari

Rafa juga rajin membaca papan yang ada disetiap kawasan. Karena di papan tersebut informasi mengenai binatang yang dilihatnya, jelas tertulis nama – asal binatang – juga kadang ditulis jenis makanannya.

Taman Safari

Saat melintasi area binatang buas, kami tidak boleh berhenti dan membuka jendela. Di area ini Rafa bisa mengetahui bermacam-macam harimau, macan, singa…dari harimau putih, macan loreng, macan tutul, panther, dll. Karena hari itu mendung, satwa buas ini memilih untuk leyeh-leyeh diatas papan.

Taman Safari

Tidak banyak foto yang kami ambil. Papa sibuk merekam dengan handycam baru, Mama sibuk memegang Fayra yang tidak mau duduk diam. Kalau ingat aja baru mama mengeluarkan kamera papa.

Taman Safari

Sayangnya ketika kami selesai melihat binatang, hujan turun deras sekali. Kami langsung masuk ke area foodcourt dan makan siang disana. Rafa tidak bisa menunggang gajah, unta, kuda poni yang ada di area rekreasi.

Kami juga melewatkan Animal Education Show, dimana berbagai satwa menampilkan ketangkasannya, seperti Gajah Sumatera, Singa laut, Harimau Sumatera, Singa Afrika, Lumba-lumba dan satwa menarik lainnya. Padahal pertunjukan ini ditampilkan secara gratis loh.

Hujan pula yang membuat kami tidak bisa bermain di area Baby Zoo, dimana kita dapat berinteraksi dan berfoto dengan Orang Utan, Harimau Putih, Harimau Sumatera, Macan Tutul dan Cheetah. Kami juga melewatkan arena Wild Wild West. Ini merupakan arena pertunjukan koboi pertama di Indonesia. Kita bisa menyaksikan secara langsung atraksi para koboi dengan trik-trik yang menakjubkan. Atraksi berkelahi, menunggang kuda, tembak-menembak, semua ditampilkan disini. Memang seharusnya tidak berkunjung ke Taman Safari di musim hujan. Karena ini lah resiko yang harus diterima…tidak bisa melihat berbagai atraksi yang disajikan. hehe

Bagaimanapun…kami tetap menikmati liburan ini. Pengalaman yang seru dan mengasyikan untuk Rafa dan Fayra. Gak percaya? datang deh kesana 🙂

Pastel Tutup

Pastel Tutup

Iseng pingin masak lagi…setelah agak lama dapur masrafa online ini gak berasap. Kalo dapur mungilnya mah selalu ngebul, bisa diprotes papanya Rafa kalo sampe gak masak. hehehe

pastup5

Bahan :
1 kg kentang, kupas, kukus
75 gr mentega
50 gr susu bubuk
1 sdm tepung custard (optional…biar kentangnya berwarna kuning cantik)
1 sdt lada bubuk
1 sdt garam
1/4 sdt pala bubuk
1 kuning telur kocok untuk olesan

Isi:
3 sdm margarin
200 gr daging giling (ayam atau sapi)
200 gr wortel kupas potong 1 x 1 x 1 cm
50 gr jamur kuping rendam dalam air panas, iris tipis
50 gr soun rendam dalam air panas, tiriskan
3 btg daun bawang iris tipis
8 butir telur rebus kupas potong membujur jadi 6 bagian
200 ml air kaldu

Bumbu:
1/2 btr bawang bombay
4 siung bawang putih
1 sdt lada bubuk
1 sdt garam
1/4 sdt pala bubuk

CARA MEMBUAT:

  • Haluskan kentang, bersama mentega, susu, tepung custard, lada, garam, pala bubuk, aduk hingga rata.
  • Panaskan margarin, tumis bawang putih dan bawang bombay hingga harum.
  • Masukkan daging giling masak hingga berubah warna. Tambahkan wortel, daun bawang, jamur kuping, aduk hingga rata.
  • Tambahkan air kaldu, kecap ikan, dan soun, aduk rata. Angkat
  • Taruh sebagian kentang pada dasar loyang sampai tertutup rata
    pastup1
  • kemudian taruh isi dan atur potongan telur (de gak pake) di atasnya hingga rata.
    pastup2
  • Tutup kembali dengan sisa adonan kentang. Oles permukaannya dengan kuning telur hingga rata
    pastup3
  • Taburi keju parut
    pastup4
  • Panggang dalam oven panas dengan suhu 180 derajat C selama 30 menit hingga berwarna kuning kecokelatan. Angkat dan sajikan

Untuk 1 loyang bundar diameter 20cm