Browsed by
Month: March 2010

Merlion Park – Singapore D1

Merlion Park – Singapore D1

Kamis, 25 Feb 2010

Setelah sarapan di hotel, kami langsung bergegas ke Suvarnabhumi Airport untuk mengejar penerbangan jam 11:10 waktu Bangkok. Perjalanan dari hotel menuju airport memakan waktu kurang lebih 45 menit. Di airport kami punya cukup banyak waktu untuk santai dan melihat-lihat bangunan airport yang cukup megah ini.

Sampai di Changi Airport jam 14:30, alhamdulillah anak-anak menikmati perjalanan dipesawat sibuk baca buku dan corat coret buku tulis (diary) yang dibeli di Bangkok malam sebelumnya. Antrian stempel imigrasi juga tidak begitu panjang. Dari aiport kami naik taxi menuju hotel di jalan Bencoolen.

Setelah istirahat, sholat dan leyeh-leyeh sebentar di hotel, kami langsung keluar hotel untuk menikmati Singapore sore hari. Tujuan pertama langsung ke Esplanade dan Merlion park.

Di halte depan hotel IBIS Bencoolen, kami menunggu bis datang. Ketika masuk, saya cuma bawa 1 kartu EZlink. Niatnya masguh – rafa – fayra bayar cash aja ke supir. Tapi kami disuruh turun karena gak punya uang pas (coin). Pak supir tidak melayani kembalian. Pelajaran berharga!

Akhirnya kami jalan kaki sekitar 5 menit menuju stasiun MRT Bugis, beli 3 kartu EZlink disana. Untuk Rafa sudah dihitung dewasa, jadi harga kartu nya normal SGD 15 (pulsa nya $10, biaya kartu $5 non-refundable). Sementara untuk Fayra yang masih dibawah 7 thn, harga kartu cuma SGD 5 dengan menunjukkan pasport Fay. Kartu EZlink ini bisa digunakan selama 5 tahun.

Naik MR turun di stasiun Raffles Palace, ambil exit H. Kemudian jalan kaki menuju Anderson Brige. Foto-foto dulu disana. Liat nih aksi foto model (Rafa), pengarah gaya (Fayra) dan tukang poto (masguh). Sementara saya cekikikan liat ulah mereka.

Kemudian kami jalan kaki lewat kolong ke arah sisi sungai. Sebelum sampai di Esplanade, tukang tampil sibuk minta foto dulu.

Ada seorang ibu bersama anak perempuannya yang jalan-jalan di sekitar sini. Sang ibu dari Medan, sedangkan anak perempuannya bekerja di Jakarta. Sang anak mengajak ibunda liburan ke Singapore, dengan semua biaya ditanggungnya. Awalnya mereka minta tolong foto, akhirnya kami jalan sama-sama menuju Merlion Park. Mayan bisa ada yang gantian moto hehehe.

Adeknya sibuk minta foto, Rafa bosen dan mojok sendirian. Tapi begitu dia dijadikan objek foto, langsung bangkit dan semangat tampil.

Ampun kan gaya nya para tukang tampil? Ngebayangin tante Dinny ada diantara mereka, pasti lebih heboh deh potosesyen nya.

Kami lalu mengajak anak-anak lihat patung Merlion, yang menjadi ikon Singapura bagi dunia. Merlion pertama kali dirancang sebagai lambang Singapore Tourist Promotion Board (STPB) di tahun 1964 – dan sang kepala singa dengan badan ikan di atas puncak ombak ini segera menjadi ikon negara.

Merlion dirancang oleh Mr. Fraser Brunner, anggota panitia suvenir dan kurator di Van Kleef Aquarium. Kepala singanya melambangkan singa yang terlihat oleh Pangeran Sang Nila Utama saat ia menemukan kembali Singapura di tahun 11 M, seperti yang tercantum dalam “Sejarah Melayu”. Ekor ikan sang Merlion melambangkan kota kuno Temasek (berarti “laut” dalam bahasa Jawa). Nama Singapura sebelum sang Pangeran menamakannya “Singapura” (berarti “Kota Singa” dalam bahasa Sansekerta) dan juga melambangkan awal Singapura yang sederhana, yaitu sebagai perkampungan nelayan.


Berukuran tinggi 8,6 meter dan berbobot 70 ton, patung Merlion ini dibangun dari campuran semen oleh seniman Singapura, almarhum Mr. Lim Nang Seng. Patung Merlion kedua yang lebih kecil, berukuran tinggi dua meter dan berbobot tiga ton, juga dibangun oleh Mr. Lim. Bagian badannya terbuat dari campuran semen, kulitnya dari pelat porselen dan matanya dari cangkir teh kecil berwarna merah.

Perdana Menteri Singapura pada waktu itu, Mr. Lee Kuan Yew, meresmikan upacara pemasangan Merlion ini pada tanggal 15 September 1972. Sebuah prasasti perunggu mengabadikan peristiwa bahagia tersebut dengan tulisan, “Merlion ini didirikan sebagai lambang untuk menyambut semua pengunjung ke Singapura.” LIhat foto Fayra di belakang prasasti perunggu diatas foto dengan bunga-bunga (alhamdulillah gak bentol-bentol dekat bunga ini).


Lokasi Patung Merlion Rumah Merlion yang baru terletak bersebelahan dengan One Fullerton, sebuah taman seluas 2.500 meter persegi yang baru saja dibangun. Di One Fullerton, terdapat aneka restoran, lounge, dan klub dansa di tepi sungai. Foto diatas Rafa duduk merem diatas huruf U bagian dari tulisan FULLERTON.

Area ini juga memiliki sebuah tanjung dengan teras tempat duduk dan sebuah dek untuk menonton yang sanggup menahan sampai 300 orang, serta sebuah tempat pendaratan kapal sehingga pengunjung dapat turun dari taksi kapal. Dek ini memberi panorama sang Merlion yang terbaik bagi para fotografer, dengan latar belakang cakrawala kota dan Marina Bay yang indah, termasuk gedung-gedung landmark seperti The Fullerton Singapore dan Esplanade – Theatres on the Bay.

Merlion Cub terletak 28 meter di belakang sang Merlion. Dipasang pula sebuah sistem pompa untuk Merlion dan anak Merlion, sehingga dapat menyemburkan air sepanjang hari dan malam. Seperti kebanyakan turis lain, Rafa dan Fayra sibuk gaya foto seperti minum semburan air dari mulut Merlion. hehehe

Setelah itu kami kembali ke stasiun MRT – Raffles Place naik kereta menuju Orchad. Kami jalan-jalan, makan malam kemudian naik taxi ke hotel.

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini

Biaya liburan ke Bangkok

Biaya liburan ke Bangkok

Karena ada beberapa orang yang tanya tentang perincian biaya liburan ke Bangkok, disini akan saya tulis detilnya. Tanpa bermaksud sombong atau pamer, cuma berharap informasi ini berguna untuk pembaca yang mau liburan dengan membawa keluarga seperti kami:

Hari Pertama

  • Bensin Rp 150,000
  • Tol dalam kota Rp 6,500
  • Tol bandara Rp 4,500
  • Airport tax untuk 4 orang Rp 600,000
  • Taxi dari Suvarnabhumi Airport ke hotel THB 400
  • Bellboy tip THB 20
  • Makan malam THB 450
  • TOTAL hari pertama = Rp 761,000 + THB 870 (dikali Rp 300) = skitar Rp 1,000,000

Hari Kedua

  • Taxi dari hotel ke Emerald Palace THB 120
  • Tiket masuk Emerald Palace untuk 4 orang THB 1,050
  • Tiket masuk wat Pho untuk 4 orang THB 150
  • Jajan eskrim + minum THB 60
  • Taxi dari Wat Pho ke Siam Paragon THB 110
  • Makan siang di Siam Paragon THB 400
  • Tiket masuk Ocean World Family Package THB 3,000
  • Tuk-tuk dari Siam Paragon ke Platinum Mall THB 100
  • Makan malam di Platinum Mall THB 250
  • Taxi dari Platinum Mall  ke hotel THB 100
  • TOTAL hari kedua = THB 5,340 (dikali Rp 300) = Rp 1,600,000

Hari Ketiga

  • Paket tour untuk 4 orang THB 5,250
  • Naik gajah untuk 2 dewasa + 1 anak THB 1,500
  • Sarapan di Floating Market THB 130
  • Jajan buah + eskrim + minum THB 100
  • Tip untuk tour guide + supir THB 700
  • Makan malam di Suan Lum Bazar THB 660
  • Taxi dari Suan Lum ke hotel THB 100
  • Total hari ketiga = THB 8,440 (dikali Rp 300) = Rp 2,500,000

Hari Keempat

  • Hotel 3 malam THB 3,500
  • Taxi dari hotel ke airport = THB 300
  • Total hari keempat = THB 3,800 (dikali Rp 300) = Rp 1,140,000

Total biaya liburan 4 orang selama 4 hari di Bangkok = Rp 6,250,000 (diluar tiket pesawat dan belanja/oleh-oleh)

Tiket pesawat tinggal cari promo di AirAsia aja.

Gimana …. tertarik untuk mencoba?

Semua posting tentang Bangkok bisa dilihat disini

Rose Garden – Bangkok D3

Rose Garden – Bangkok D3

Rabu, 23 Feb 2010

Postingan terakhir untuk liburan Bangkok, saya tulis 2 objek wisata sekaligus.

Rose Garden Riverside Resort

Sebenarnya ini belum objek wisata terakhir yang kami kunjungi. Jadi beneran deh ikut paket tour gak rugi. karena kalo ditotal ada 8 objek wisata yang kita lihat selama ikut tour sehari penuh. Setelah melihat Elephant and Crocodile Show, kami melanjutkan perjalanan sekitar 30 menit ke Rose Garden Riverside Resort.

Biasanya disebut Rose Garden aja, letaknya sekitar 30KM dari kota Bangkok tepatnya di propinsi Nakhon Pathom. Resort ini berada dipinggiran sungai  Ta-Chine dan memiliki 193 kamar dalam bentuk tempat tinggal khas Thailand. Luas resort ini 20 hektar, terdiri dari tempat penginapan – restoran – Thai Cultural Village – taman bunga mawar dan anggrek.

Karena sudah sore, kami cuma masuk ke Thai Culture Village. Ada sebuah arena yang berlatar belakang panggung dan dikelilingi oleh undakan kursi-kursi kayu. Saat masuk dan naik tangga ke atas, kita akan disambut oleh petugas yang memberikan handuk basah wangi. Lumayan untuk ngelap muka karena udara di Thai panas banget kaya Jakarta. Di dalam ada pertunjukan beberapa kesenian Thai.

Pertunjukan seni Thailand yang ditampilkan disini:

  • Sepak Takraw
  • Beberapa tarian daerah Thai
  • Thai Boxing
  • Seni beladiri (semacam silat tapi menggunakan alat: pedang – tongkat – dll)
  • Upacara pernikahan ala Thai

Setelah selesai, kami lanjut ke arah Bangkok. Sebelumnya kami singgah di pembuatan batu permata terbesar di Thailand. Ditempat tour guide akan memberi tahu asal negara wisatawan, kemudian kita akan dipandu oleh sales staff yang bisa berbicara dengan bahasa wisatawan (kami dapat embak2 yang fasih berbahasa indonesia). Kami dimasukan ke dalam studio untuk melihat film dokumenter dalam bahasa indonesia tentang bebatuan di Thailand dan pengolahannya hingga menjadi aksesoris. Kemudian diajak ke tempat finishing batu yang kemudian ditempel ke cincin gelang atau kalung. Terakhir kami dimasukan ke dalam sebuah ruang showroom dengan aksesoris penuh batu berbagai warna. Karena emang saya gak suka perhiasan, jadi gak beli apa-apa disana. Kasian embaknya yang udah ngasih liat aksesoris termurah (cincin perak dengan batu rubi seharga 1jt rupiah), sampe aksesoris termahal (kalung emas dengan batu diamond berharga puluhan juta rupiah). Tapi saya terus geleng-geleng bilang “maaf saya tidak berniat beli perhiasan“.

Sebelum berhenti ditempat itu, saya udah bilang gak usah kesana. Tapi Tour Guide bilang ini bagian dari paket tour. Kantornya udah info bahwa hari ini akan bawa tour, pastinya harus mampir kesana. Yah mereka sudah kerjasama untuk mendatangkan wisatawan ke toko, kalo ada yang belanja pasti mereka pun dapat tip dari toko. Tempat ini adalah objek wisata terakhir. Harusnya kami diantar balik ke hotel, tapi kami minta di turunkan di Suan Lum Bazar aja. Dari situ kami akan naik taksi pulang ke hotel.

Suan Lum Night Bazar

Ini adalah pasar malam terbesar di Bangkok. Ada banyak toko yang menjual souvenir khas Thailand juga beberapa restoran.

Karena katanya disini lah tempat cari oleh-oleh dengan harga murah, maka kami langsung fokus mencari toko souvenir. Beli oleh-oleh untuk walikelas Rafa dan Fayra, karena mereka bolos sekolah 3 hari hehehe. Rafa juga minta oleh-oleh untuk teman satu kelasnya. Beli gantungan kunci yang murah meriah untuk 24 anak. Sementara Fayra bersikeras minta tas kecil warna pink untuk gurunya kesayangannya Miss Umroh dan Miss Sonah.

Kebetulan di toko yang sama ada 2 orang dari kota Malang yang lagi cari oleh-oleh juga. Mereka ke Bangkok dalam rangka ikut seminar entah apa. Jadi masing-masing kami pilih barang yang mo dibeli, trus nawar harganya sekalian biar lebih murah. hehehe

Kemudian kami cari kaos dengan gambar khas Thailand, gajah dan floating market untuk wali kelas Fayra yang cowok (Mr. Aan). Yah gitu deh kalo PlayGroup, 1 kelas 20 anak tapi gurunya 3 orang. Jadi harus adil kasih oleh-olehnya. Gak enaknya kalo liburan tapi bolos sekolah, jadi kaya ngerasa ngutang gini … musti nyogok. Gak diminta sih, tapi gak enak sendiri hahaha

Sebenarnya banyak toko yang menjual barang lain. Baju-baju model terkini dengan harga murah-murah (dress lucu cuma 30-75rb aja), tas dan dompet KW, alat elektronik, Thai massage, sampe toko serba pink seperti foto diatas yang bikin Fay kalap. Itu foto diambil dari 2 toko yang berbeda. Sama-sama jual barang serba hellokitty. Tapi saking bingungnya, Fay gak beli apa-apa xixixixi.

Langsung cari tempat makan dan pesan makanan yang bebas pork. Nasi goreng seafood, es teh plus udang bakar. Duh nunggu makanan datang gak sabar banget karena udah kelaperan ditambah harumnya masakan meja tetangga yang bikin perut keroncongan.

Setelah kenyang langsung cari taksi untuk menuju hotel. Capek banget hari ini, sampe hotel pun langsung packing dan tidur. Nyiapin tenaga untuk besok pindah tempat liburan ke Singapore.

Tips liburan ke Bangkok:

  • Coba bandingkan biaya tour sendiri menggunakan kendaraan umum dengan ikut travel agent
  • Tanya ke resepsionis hotel, paket tour apa aja yang tersedia. Biaya paket tour tergantung jarak tempat dan jumlah objek wisata yang kita kunjungi
  • Kalau tour dalam kota, mending pergi sendiri dengan panduan peta yang kita dapatkan di airport (gratis peta di airport, di toko buku mahal loh)
  • Kalau tour luar kota kita harus sewa mobil plus supir, kecuali kita udah tau lokasinya dan jalan menuju kesana
  • Cari taksi yang mau pakai argo meter. Kalo supir taksi ngotot gak mau pake argo meter, mending turun aja daripada kena 3x harga normal.
  • Standar tip untuk tour guide = USD 3/orang, sementara untuk supir USD 2/orang. Jadi untuk keluarga saya 4 orang, kami berikan tip untuk tour guide = USD 12, sementara untuk supir = USD 8. Diberikan dalam mata uang setempat sih, total THB 600-700 lah (1USD = THB 33 = Rp 10,000).
  • Jangan ragu untuk nawar harga ditempat belanja souvenir. Agak ngotot aja gakpapa, soalnya mereka buka harga juga bisa 2x nya.

Semua posting tentang Bangkok bisa dilihat disini

Elephant & Crocodile Show – Bangkok D3

Elephant & Crocodile Show – Bangkok D3

Rabu, 23 Feb 2010
Ini objek wisata ke 4 yang kami kunjungi (tidak termasuk 2 objek yang kami lewati begitu aja).  Nama tempatnya: Samphran Elephant and Crocodile Zoo. Dipintu masuk, sebelah kanan ada restoran Erawan. Kami makan siang disana dengan sistem prasmanan. Karena sudah bagian dari paket tour, kami tidak perlu bayar makan dan tiket masuk untuk lihat show. Di resto Erawan tersedia makanan Thai, China dan Western. Dengan bumbu yang disesuaikan dengan lidah Thai pastinya. Jadi kalo nyobain spageti, rasanya tetap asam manis ala bumbu Thai hehehe. Kamar mandinya banyak dan bersih, lengkap dengan tempat wudhu. Di sisi kiri restoran ada sebuah lorong yang digunakan untuk Mushola. Jadi kami sholat diruang tsb yang sudah dialasi karpet merah, dilengkapi pentunjuk arah kiblat.

Setelah sholat dan makan siang, kami masuk ke dalam area zoo. Di sebelah kiri ada sebuah stand dengan 2 ekor macan besar. Kalau kita mau foto dengan macan-macan tersebut, kita harus membayar tambahan THB100. Harga tersebut diluar tiket masuk ke dalam zoo yaitu THB 500.

Namanya aja ZOO, tapi bentuk tempatnya bukan seperti kebun binatang yang biasa kita lihat. Masuk kedalam ke arah kiri akan ditemukan pintu masuk untuk melihat pertunjukan gajah. Didalamnya terdapat lapangan luas, dengan deretan kursi bersusun keatas di sebelah kanan lapangan. Kursi sederhana dari plastik dengan undakan dari kayu sebagai alasnya.

Pertunjukan dimulai dengan datangnya sebuah trukberbentuk panggung. Keluar lah seorang pesulap dengan pendamping yang gak jelas wujudnya (antara cw ato co), Rafa bilang “itu namanya mbak boy” hehehe

Walo pertunjukan sulapnya sederhana dan gampang ketebak, anak-anak lumayan terhibur (saya? ya enggak lah). Ada sekitar 10 trik sulap dari mulai saputangan keluar bunga, setelah itu burung, terus kelinci … sampai adegan yang pedamping masuk ke kotak trus dipotong-potong. Standar kan?

Setelah pertunjukan sulap selesai, mobil kembali bergeser ke kiri lapangan. Baru deh gajah-gajah mulai masuk. Menceritakan tentang sejarah gajah di Thailand. Dari yang awalnya cuma menghancurkan lingkungan warga, sampai akhirnya digunakan sebagai hewan pembantu mengangkut barang berat (potongan2 kayu hasil tebang) juga menjadi kendaraan untuk berperang.

Penutupnya gajah-gajah tersebut atraksi main bola. Dengan kostum bernomor punggung bintang sepak bola ternama dan nama negaranya. Ada gajah yang asal-asalan gak pernah masukin bola ke arah gawang, ada juga yang menjadi jagoan dan selalu gooolll. Udah gitu setiap masukin bola ke gawang, sang gajah melenggak lenggok bagaikan atlit sepak bola yang sering kita lihat ditipi. Memutar-mutar belalai, mengangkat badan dan kaki hanya bertumpu pada kepala dan belalai. Wuaahh seru!

Terakhir penonton bisa membeli makanan gajah seharga THB10 berupa 1 ikat tebu atau wortel untuk kita berikan langsung ke gajah. Tapi masguh gak mengijinkan anak-anak untuk ngasih makan gajah, takut tangan mereka kotor kena air liurnya hehehe. jadi kamu cukup foto dekat-dekat gajah aja.

Keluar dari tempat pertunjukan gajah, kami langsung menuju ke tempat pertunjukan buaya. Ada sebuah kolam besar yang berisi air sebatas betis kaki orang dewasa dengan beberapa buaya besar didalamnya. Arena tersebut dikelilingi dengan pagar kawat yang cukup tinggi. Sementara penonton berdiri dari luar pagar atau bisa juga lihat dari lantai atas.

Adegan yang ditampilkan gak jauh beda ama debus di Indonesia. Masukin kepala kedalam mulut buaya, pura-pura kepeleset, tapi gak ada yang beneran dimakan ama buaya kok. Dua foto diatas diambil dari websitenya. Karena saking penuhnya penonton, gak bisa moto kebawah.

Dari sini perjalanan kami berlanjut ke Rose Garden/Thai Village. Duh tempat apa lagi tuh? Di postingan selanjutnya yah

Semua posting tentang Bangkok bisa dilihat disini

Wood Carving – Bangkok D3

Wood Carving – Bangkok D3

Rabu, 23 Feb 2010
Dari Floating market kami melanjutkan perjalanan. Kali ini mobil travel berhenti disebuah bangunan dengan halaman luas yang berisi pengrajin kayu. Rumah ini adalah workshop merangkap showroom dari Thailand Wood Carving. Sebenarnya agak males mampir kesini, karena gimanapun di Indonesia juga banyak kerajinan pahat memahat. Di Jepara dan Bali pun ada. Tapi lumayan pengalaman ini menambah wawasan Rafa dan Fayra yang serius banget memperhatikan proses pembuatan pahatan kayu.

Di dekat pintu masuk, kita bisa melihat seorang bapak yang kerjanya cuma gambar aja. Rafa paling lama berdiri disini deh, secara hobinya gambar. Dia perhatikan dengan seksama objek apa aja yang paling banyak di gambar. Sambil nyeletuk “kalo cuma gambar gajah gitu doang mah aku juga bisa ma” hehehehe gaya deh kamu mas, emang mau kerja disitu apa.

Gambar yang sudah selesai kemudian ditempel ke kayu yang akan dipahat. Tumpukan kayu tersebut digeser ke orang yang ada di sebelahnya. Untuk ukuran kayu yang tidak terlalu besar, pemahatnya kebanyakan perempuan. Kalo yang ukuran kayunya sangat besar (meja, lemari, etc) biasanya pemahatnya lelaki.

Rafa serius banget liat pemahat bekerja. Sampai ditawarin untuk beli 1 set alat pahat lengkap. Seru juga sih ngeliat cara mahatnya. Dari gambar 2 dimensi, bisa jadi semi 3 dimensi. Telaten banget deh ngerjainnya.

Yang satu ini bagus banget. 1 buah kayu yang diambil dari belahan tengah sebuah pohon sangat besar. Menjadi sebuah pahatan semi lukisan berukuran 1 x 2 meter. Dikerjakan dalam waktu 6 sampai 12 bulan. Setelah jadi seperti gambar dibawah, harganya USD 2,500 – 4,000 ajah tergantung kerumitan pahatannya. Ampyun mahalnya. Sebanding sih ama proses pembuatannya.

Selama di tempat ini, anak-anak usilnya gak berenti-berenti. Ada aja yang dicoba. Udah gitu sebentar-bentar teriak “papa …. potoin dong“. Kalo papanya males, langsung bilang “ma … poto pake bb mama juga gakpapa”. Kalo kami pura-pura moto, mereka tau dan langsung protes “mana coba hasil potonya? iiihhh mama pura-pura doang yah. aku kan tadi udah foto ama gajah, yang ama kuda nya belum

Asli deh Rafayra beneran tukang tampil. Sampe bule-bule ikut motoin mereka. Saat Rafa iseng pake gading, ada kali 10 wisatawan yang langsung ngarahin kamera ke Rafa. Sambil sibuk bilang “stand still boy, that’s good. One more time” woooyyy bayar anak gw jadi model!! *mencoba memanfaatkan anak hihihihi*

Dibagian luar ada beberapa patung besar dalam bentuk singa, gajah dan kuda. Semua dibuat dalam ukuran binatang aslinya. Harganya?? mayan deh diatas USD2K smua. Disini kita gak beli apa-apa. Walo dibagian samping ada toko souvenir juga. Beraneka ragam souvenir dijual dengan harga yang sedikit lebih mahal dari Floating Market. Tour Guide mengingatkan “kalo mo belanja souvenir, jangan ditempat kaya gini. Nanti aja di SuanLum Bazar” wokeeyyy nurut deh.

Gini nih kalo anak-anak usil gangguin mamanya yang mo mejeng ma patung cantik. Pas itungan ke 3, pada lari mepet semua dengan gaya yang gak ada bagus-bagusnya. hahahaha

Dari sini kami melanjutkan perjalanan untuk melihat pertunjukan Gajah dan Buaya. Ada dipostingan berikutnya yah.

Semua posting tentang Bangkok bisa dilihat disini