Ruang Tamu
Penempatan furniture untuk ruang tamu ini sempat menimbulkan perdebatan antara de dan masguh. Menurut de, rumah kami gak perlu ruang tamu karena memang jarang ada tamu yang datang. Kalaupun keluarga datang, pasti langsung ke ruang keluarga. Kalaupun ada tetangga datang, paling cuma duduk di garasi depan yang memang sekarang ditaruh bangku kayu panjang model di warteg tapi pendek. Bangku panjang itu buatan almarhum bapak de waktu beliau memasuki masa pensiun nya.
Menurut masguh, rumah kami tetap perlu ruang tamu. Biar kecil tapi harus ada ruang tamu. Mosok begitu masuk rumah, cuma ada sofa yang berhadapan dengan meja tivi. Nanti kalau kita lagi nonton tivi terus ada orang datang….yang nonton tivi harus bubar masuk kamar. hehehe
Setelah de pikir-pikir *rumah ini adalah daerah kekuasaan MAMA, kalo mobil dan garasi baru daerah kekuasaan PAPA hehe*, akhirnya diputusin untuk bikin ruang tamu mungil. Ya mo gimana lagi, wong rumahnya kecil, ruang tamu juga harus mungil toh.
Akhirnya de gambar bentuk sofa 2 seater yang sebenarnya muat untuk 3 orang ukuran de hihihi. Terus meja tamunya cuma coffee table yang kecil dengan kaki dari stenlisteel kecil biar gak sempit. Trus bikin puff (kaya sofa tapi cuma kotak gak ada senderan) muat 2 orang yang bisa diumpetin dibawah coffee table nya. Tadinya de gak mau bikin coffee table, karena menurut de puff ini bisa juga sebagai meja. Tinggal taruh nampan dari kayu atau rotan yang agak bagus untuk tatakan minum dan makanan. Tapi kalo ada tamu lebih dari 2 orang repot juga mau didudukin dimana. Mosok tamu di sofa, tuan rumah di lantai hehehe. Jadi sekarang kalo ada tamu >1 orang, puff nya ditarik untuk bangku. Kalo cuma tamu seorang aja ya puff dibiarin gitu aja dikolong meja.
Kalau pembatas ruangnya itu bikinan de sendiri loh. Abis selama ini liat-liat pembatas ruang itu dari kayu. Yang tambah bikin ruangan jadi sempit. Lah rumah kami udah sempit, ketambahan seonggok kayu bisa jadi sempit banget toh.
Trus de pikirin deh tuh mau dibatasin apa.
Akhirnya de telpon tukang teralis untuk datang ke rumah. De kasih coret-coretan dikertas. Dia bilang bisa dibikin dalam waktu 2 hr. Abis itu de ke pasar ciputat naik ojeg…padahal 2 hari lagi jadwal sesar lahiran Fayra tuh hihihihi nekad banget.
Nyari tukang bahan, trus langsung ke tukang jahit untuk motong dan neci pinggirannya. Waktu tukang teralis datang, dia masukin besi itu ke rumah sambil bingung dan nanya “ini mau ditaruh dimana bu? lagian ini buat apa sih?“.
Trus de suruh taruh didekat sofa, de keluarin bahan yg beli kemarin itu, de iket dibesinya.
Taaraaaa…jadi deh.
Eh si tukang teralis komen “wah bagus juga yah. Jadi untuk pembatas ruang toh. Ibu bisa aja“. hehehehe