Browsed by
Author: De

Anak Baru

Anak Baru

Menjadi anak baru baik di sekolah maupun di kantor, rasanya tetap sama. Deg-degan, khawatir, semangat … semua berbaur menjadi satu. Itu lah yang saya rasakan 2 minggu lalu.

Ternyata jalan ceritanya harus dibelokan sedikit olehNYA. Hari pertama saya langsung ke airport untuk mengejar penerbangan pertama ke Taipei dari Cathay di hari Senin pagi pula.

Sama sih deg-degan, khawatir, semangat … tapi lebih ke kondisi jalan Jakarta menuju bandara. Selain itu saya belum kenal benar dengan orang yang akan menjadi partner perjalanan. Hanya bertemu beliau kurang dari 5 menit hari Kamis sebelumnya. Saya sibuk mengingat seperti apa wajah beliau supaya bisa langsung mengenalinya di bandara.

Diperjalanan saya menerima short message “belum masuk aja udah jadi bahan gosip lo!“.

Waduw … apa lagi ini.

Saya diminta mengecek twitter dari seorang wanita yang bekerja dikantor baru, tertulis:

Kry baru bisa absen di erpot untuk langsung dikirim ke LN. Bagus!!!!

Wah langsung lemes deh. Tapi saya pikir-pikir lagi … its not my fault, I didnt ask for it!

Perintah tugas ini datang dari bos langsung. Saya tidak pernah minta untuk ditugaskan dihari pertama saya seperti ini. Jujur badan saya hari itu pun masih kurang fit, lelah perjalanan Dubai belum terbayar ditambah peristiwa pingsan beberapa hari sebelumnya. Tapi saya kan juga gak bisa menolak tugas seenaknya, wong anak baru mana berani macem-macem.

Seorang teman bilang: “Jangankan dia yang belum kenal elo, gw yang tau elo luar dalem aja ngiri de!

Teman lain bilang: “Apalagi kalo dia tau elo baru pulang dari LN sebelum ninggalin kantor lama de

hahahaha segitunya kah??

Mungkin saya hanya beruntung, bisa melihat dunia luar dan menikmati fasilitas tsb dari kantor gratis pula. Dan saya sangat mensyukurinya.

Saya tidak takut terhadap omongan orang lain saat saya masuk ditempat baru nanti. Saya cuma tidak ingin kedatangan saya dianggap sebagai ancaman bagi penghuni lama.

Ah she just doesn’t know me…

Andaikan dia tau kalo biaya perjalanan ini sebagian harus menggunakan uang pribadi dulu. Karena nama saya belum tercatat di database HRD, maka saya harus mengeluarkan uang untuk biaya pengurusan visa, airport tax, biaya hidup disana, biaya komunikasi disana, etc. Kalau boleh memilih saya pasti memilih untuk tidak pergi. Saya capek dan bangkrut…

Saat perjalanan Dubai saya harus nombok sekian ratus US dollar. Uang itu belum keluar dari kantor lama. Biasanya membutuhkan waktu 2-3 minggu baru cair. Nah sekarang saya harus mengeluarkan uang beberapa ratus US dollar lagi, yang katanya juga baru cair 2-3 minggu setelah saya submit bukti pembayaran. Trus pulang dari sana, saya hidup 3 minggu kedepan sampai tanggal gajian pake duit apa?

Ah nasib anak baru

Perjalanan anak baru sudah dimulai. Saya harus melangkah maju dan berhati-hati. Saatnya pembuktian diri, bahwa saya pantas berada diantara mereka sang penghuni lama. Saya yakin tidak ada orang yang bisa sukses dan selalu beruntung, tanpa melakukan usaha apa-apa.

Seperti tulisan Mas Billy disini:
Keberuntungan itu ada tapi keberuntungan itu adalah faktor ‘X’ yang ada di luar sana. Sebuah faktor yang berada di luar kontrol kita. Jadi ngapain dipusingin? Daripada cuma merasa ingin beruntung, mendingan JUST PERFORM. Jangan perdulikan hal-hal yang tidak perlu. Fokus dan lakukanlah sebaik-baiknya segala hal-hal yang diperlukan, dan yang ada di dalam kontrol kamu!

yeah…that’s what I’m going to do!

Mati Suri di Dunia Maya

Mati Suri di Dunia Maya

Saat saya berada di Taipei minggu lalu, saya menerima notifikasi melalui email yang menyatakan password account yahoo sudah berhasil dirubah pada tanggal 3 Juni 2010 jam 3 pagi WIB. Tentu saja saya kaget dan heran, karena saya tidak merasa merubah password. Bahkan 3 hari pertama setelah mendarat di Taipei, saya tidak mengaktifkan layanan blackberry. Saya juga tidak bawa laptop, walau di kamar hotel terdapat internet connection unlimited gratis.

Saya coba cek Facebook dan Twitter, dinyatakan account saya sudah didelete dan deaktiavasi. Tidak berapa lama kemudian, gmail account nya ikut raib.

Saya minta bantuan masguh untuk mengecek semua account saya. Dan ditemukan bahwa Yahoo, Gmail, Facebook, twitter juga LinkedIn saya semua deaktivasi. Mati total tidak bisa dilakukan re-aktivasi.

Ketika saya mencoba register ulang dengan nama yang sama, dikatakan account tsb tidak tersedia.

Sebenarnya tidak masalah sih kalo gak punya account tsb, cuma saya khawatir hacker yang membajak account saya menggunakannya untuk tindak kejahatan. Akhir-akhir ini marak pemberitaan banyaknya account yang dibajak dan digunakan untuk melakukan penipuan.

Karena itu mohon bantuan teman2 kalo ada yang menemukan bahwa account dibawah ini:

  1. FB: Retno -de- Kristiani
  2. Gmail: punyade@gmail
  3. Twitter: @punyade
  4. LinkedIn: Retno Kristiani

digunakan untuk hal2 kejahatan atau yang mencurigakan, jangan dituruti … karena account itu tidak lagi milik saya.

Saat ini saya mati suri di dunia maya.

Silahkan komunikasi dengan saya melalui telpon, sms, bbm, atau komen di blog ini aja.

Pindah Terminal

Pindah Terminal

Akhirnya setelah 4 tahun 4 bulan saya mengabdi di perusahaan dan setahun terakhir diberikan wewenang sebagai preman terminal, saya merasa harus melanjutkan langkah diluar. Kebetulan beberapa bulan terakhir ada beberapa tawaran yang datang. Saya hanya bisa bersyukur, dikala orang lain susah mencari kerja … saya malah ditawari beberapa kesempatan. Dan setelah melalui proses yang lumayan panjang, akhirnya saya menetapkan hati … untuk pindah terminal *masih tetap sebagai preman*.

4 tahun terakhir saya bertemu banyak orang dengan beragam latar belakang. Orang-orang yang dengannya saya habiskan sebagian besar dari waktu 24 jam perharinya. Berkat mereka, saya tumbuh menjadi lebih dewasa. Belajar dari mereka, saya merasa lebih matang. Mengenal mereka lebih dekat, saya makin bersyukur atas karuniaNYA. Karena mereka adalah sebagian dari anugerah yang dilimpahkan Tuhan dalam kehidupan saya.

Juragan sudah tau saya menjalani proses di tempat lain dan sangat merestui pergerakan saya. Dengannya saya berbagi roadmap hidup yang ingin saya capai 5 sampai 20 tahun kedepan. Dorongan semangat dan nasehat darinya membuat saya semakin mantab memilih. Bahkan beliau mengijinkan saya untuk pergi ke Dubai sebagai tugas akhir darinya, walau tau saya harus pergi sepulang dari sana. Beliau bilang “gw mau elo belajar de. You go there as company representative. But you have to learn from them. Its for your reference in your future own life!

What a great boss i have!

Hari pertama kembali ke kantor setelah saya pulang dari Dubai, malamnya saya menerima bbm. Boss ditempat baru meminta saya untuk masuk lebih awal. Padahal kesepakatan dalam kontrak hari pertama saya adalah tgl 7 Juni 2010. Tetapi karena ada event yang harus dihadiri di Taipei tanggal 1-3 Juni, saya diminta berangkat tgl 31 May 2010. Wah saya gak enak, udah bilang juragan kalo hari terakhir tgl 4 Juni soalnya. Akhirnya saya telp beliau malam itu, dan saya mendapat jawaban yang benar-benar diluar dugaan “GO de! you can do it. Tomorrow i will accompany you to HRD and explain them. We’ll make your last day come earlier

Besok paginya kami menghadap HRD dan bilang kalo saya harus pergi ke Taipei hari senin, dan mohon agar proses clearance di percepat. Settlement untuk Dubai Business Trip pun diselesaikan hari itu juga.

Hari berikutnya saya sibuk mengurus dokumen untuk keperluan visa. Saya ke bank untuk buka rekening gaji baru. Saya menghadap HRD kantor baru untuk mengurus perubahan tanggal masuk. Alhamdulillah semua proses lancar dan saya pun sudah punya notelp juga email kantor baru. Saya pergi ke percetakan untuk membuat business card kantor baru. Pokoknya semua kilat dalam sehari.

Hari kamis 27 Mei 2010 menjadi hari terakhir saya di kantor ungu karena jumat merupakan hari libur nasional. Saya tidak mau mengirim email perpisahan seperti orang kebanyakan, yang menyatakan betapa perusahaan ini telah menjadikan diri kita menjadi lebih baik dan mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang didalamnya dengan kalimat panjang lebar yang saya yakin orang tau intinya dan gak akan baca semuanya. Saya kan bukan keluar (resign), tetapi saya cuma LULUS. Kata itu lebih tepat digunakan karena bermakna lebih luas. Dengan menggunakan template email Kabar Gembira yang biasa digunakan HRD, saya membuat email dengan gambar dibawah:

Ketika saya pamitan dan salam-salaman keliling beberapa lantai, respon orang lucu-lucu deh. Mereka pikir email itu bercanda. Sebagian lain gak ngerti maksudnya apa dan bilang “nice pict”. Hahahaha.

Kesibukan seminggu ini membuat saya tidak sempat sarapan. Clearance proses membuat saya mondar mandir dari pagi. Saat makan siang, saya bersama 2 teman pergi ke PP … ceritanya mau makan besar karena udah kelaperan banget. Eh sampai sana badan saya lemas, kepala berat dan tiba-tiba pandangan hitam. Saya sempat kirim msg ke bbgroup “gw pengsan“. Dan teman saya bilang “gw gendut de, tapi elo berat juga kalo digotong” hehehehe. Gak lama beneran saya gak kuat ngapa-ngapain lagi. Dan mereka pun membawa saya ke UGD RS Jakarta naik taxi.

jiah…sang preman yang katanya jagoan itu pun tumbang. Saya diberikan oxigen dan infus selama 2 jam. Masguh pun ditelpon dan langsung datang ke RS. Setelah infus abis dan saya merasa enakan, saya diperbolehkan untuk pulang.

Saya kembali ke kantor untuk menyelesaikan proses clearance terakhir. Mengembalikan IDcard dan laptop perusahaan. Sayang hari itu teman-teman divisi hanya ada sebagian, juragan pun lagi cuti untuk liburan. Saya menerima tabung ‘tanda kelulusan’ dari teman-teman yang berisi sebuah kaos dengan tulisan EAGLE FLY, CHICKEN STAY
Mungkin sebagian teman yang tau saya kerja dimana, pasti langsung ngeh makna ‘chicken’ dalam tulisan tersebut dan kenapa bawa-bawa ayam ke dalam kalimat tsb. Tapi kalimat ini pun bisa bermakna lebih dalam lagi: jagoan pergi, penakut tetap tinggal. hehehe

Menurut saya ada 3 kelompok orang yang tinggal disana (atau di perusahaan lain udah kelamaan):

  1. Orang yang emang niat kerja disana. Entah krn perusahaan tsb bagian dari mimpinya untuk benar-benar mengabdikan diri, atau memang karena perusahaan tsb sudah memberikan segala yang dia butuhkan.
  2. Orang yang hanya menjadikan pekerjaannya sbg status. Bbrp orang yang saya kenal di pabrik panci misalnya, punya usaha sampingan yang sudah running well. Jadi bekerja di pabrik panci hanya sbg status aja, selain itu karena beliau udah lama … ijin-ijin ninggalin kantor gampang banget. Kerja gak pake target, gak usaha untuk naik grade, yang penting ada pemasukan tetap per bulan karena bisnis kan bisa naik turun.
  3. Orang yang emang gak ada tawaran di luar atau memang belum berani melangkah keluar aja.

Apapun alasannya, itu adalah hak pribadi yang bisa kita pilih. Masa depan kita adalah tanggung jawab kita sendiri.

Kalau saya jujur masih bekerja untuk uang. Saya akan maju terus membela bayaran lebih besar. Kepindahan saya ini adalah yang ke 6 dalam kurun waktu 14 tahun. Walau beberapa orang ngatain saya ‘pelacur telco‘, saya mah bodo amat hahaha. Saya cuma bersyukur bahwa kemampuan saya masih dibutuhkan orang lain dan mereka menghargainya.

Alasan kepindahan kali ini:

  1. Gaji sedikit lebih banyak
  2. Tunjangan kesehatan full unlimited termasuk untuk suami dan anak-anak (ditempat sebelumnya semua wanita dianggap single kecuali ada surat kematian suami atau surat cerai)
  3. Bensin, tol, parkir bahkan service mobil dibayarin kantor
  4. Tunjangan telekomunikasi juga dapat untuk 2 nomor paskabayar.

Jadi gaji saya bisa difokuskan untuk membantu bayar sekolah anak-anak dan kebutuhan operasional rumah tangga. Beli gincu dan beha bergantung berlian? wah tentu bisa dong! hahahaha

Alhamdulillah … alhamdulillah … alhamdulillah

Tidak ada habisnya kalimat itu saya ucapkan. Saya benar-benar bersyukur semua ini datang tepat pada waktunya. Disaat kami sedang menata keping puzzle kehidupan kami yang semakin membesar, secara jumlah anak juga udah 2 … kepingan puzzle yang harus ditata pun jumlahnya jadi lebih banyak. Allah berikan tepat pada waktunya, tidak lebih dulu … tidak pula terlambat. Rumah baru, sekolah anak baru, kerjaan baru dan masguh pun mendapat jabatan baru. Alhamdulillah.

Enggak ada jalan kehidupan orang yang mulus sempurna. Ada lobang-lobang yang harus dilalui, ada tanjakan, ada turunan. Mundur 1 langkah ke belakang untuk mengambil ancang-ancang, dilanjutkan 5 langkah mantab ke depan. Semua butuh perjuangan. Mari bikin roadmap hidup, apa yang ingin kita capai 5-10 tahun kedepan? Supaya kita punya gambaran, langkah apa yang harus kita ambil dan kebayang perjuangan yang harus dilakukan untuk mencapainya.

Disinilah saya sekarang, dengan status yang sama sebagai preman … hanya beda terminal. Langkah yang harus saya tempuh, untuk mencapai roadmap hidup yang lebih jauh lagi. Semoga saya tidak hanya singgah di terminal, tapi juga bisa merasakan airport hehehehe.

Pelajaran hidup dari Dubai

Pelajaran hidup dari Dubai

Kepergian saya ke Dubai, memang hanya untuk kerja. Miting selama 1,5 hari atau total 12 jam, sementara perjalanan PP sekitar 20 jam. Tetapi karena saya punya beberapa teman yang tinggal disana, saya putuskan untuk perpanjang masa tinggal disana menjadi 1 hari lebih lama.

Daryatmo (kanan), teman STM yg sudah 1,5thn di Dubai

Alhamdulillah setelah menghubungi mereka via FB, semua menawarkan saya untuk tinggal dirumah mereka. Tapi karena rumah Amo jauh dari hotel tempat saya nginap, saya memilih untuk tinggal di rumah Rani yang kebetulan gak jauh dari hotel. Lagipula saya merasa lebih enak tinggal dirumah teman perempuan. Maaf kalo agak rasis terhadap jenis kelamin hehehe. Jadi sebelum besoknya saya tinggal dirumah Rani, malam tsb saya dan Amo bertemu di Dubai Mall.

Pagi yang cantik diteras apartemen Rani

Amo dan Rani sharing beberapa hal yang menjadi pelajaran berharga untuk saya. Amo saat ini bekerja di salah satu perusahaan telekomunikasi, sementara suami Rani bekerja di sebuah bank pemerintahan setempat dan Rani sendiri melanjutkan Master Psikologi di sebuah universitas Australia disana. Saya mengajukan banyak pertanyaan kepada mereka. Penasaran dengan keberanian mereka memutuskan untuk hijrah dan mengadu nasib di negeri orang.

Mereka bilang sebagian besar orang Indonesia yang tinggal disana memang alasan utama nya untuk mencari uang lebih banyak. Dengan biaya hidup yang 2x lipat Jakarta, tetapi penghasilan mereka bisa 5-10x lipat gaji Jakarta.

Target awal mereka cuma ingin ‘menabung’ selama 2 tahun, setelah itu mereka akan kembali ke Indonesia. Tetapi setelah mereka tinggal disana, mereka jadi betah dan mungkin target 2 tahun tersebut akan molor menjadi 5 tahun atau lebih.

Alasan utama yang mereka sebutkan antara lain:

  • Gaji bisa ditabung 50%
  • Kehidupan disana sangat teratur, transportasi umum nyaman dan harga mobil + bensin lumayan murah. Mobil Fortuner bisa dibeli dengan harga Rp120jt, sementara bensin hanya Rp 2,500/liter.
  • Semua orang disana berbicara dalam bahasa Inggris. Sehingga kendala komunikasi sangat minim.
  • Negaranya kecil, jadi kalau mau kemana-mana dekat. Maksimal ditempuh dengan perjalanan 30-60 menit dari ujung ke ujung. Tidak ada macet pun.
  • Jam kerja dimulai jam 9 pagi, selesai jam 6-7 malam. Tapi karena daerahnya kecil dan tidak ada macet, mereka cuma butuh 10-20 menit untuk bisa sampai dirumah. Waktu untuk berkumpul dengan keluarga lebih banyak. Coba bandingkan dengan kerja di Jakarta, untuk pulang ke rumah aja butuh waktu 1-2 jam. Sampai rumah, anak sudah pada tidur. Paling puas ketemu anak cuma di akhir pekan. Quality time ini yang sangat berharga dimata mereka.

Tentunya ada beberapa kekurangan:

  • Biaya sekolah anak sangat mahal. Masuk TK aja biaya nya mencapai 100jt per tahun
  • Jauh dari keluarga, kalo ada apa2 tiket pulang lumayan mahal
  • Adanya diskriminasi penduduk lokal dalam hal penggajian. Pribumi yang disebut Emirati, memiliki tunjuangan emirati, sementara pekerja pendatang ya hanya gaji aja. Jadi jangan sakit hati kalo kerjaan sama, posisi sama, tapi gaji gedean mereka hehehe

Diantar keliling kota, begron foto ini: Dubai Flyer

Disana saya belajar bahwa ISLAM tidak sama dengan ARAB, begitu pun sebaliknya. Karena penduduk lokal disana kasar, baik saat berbicara, perilaku maupun saat membawa kendaraan. Dan mereka cenderung pemalas, karena tanpa harus kerja keras tunjangan dari pemerintah pun melimpah. Bahkan untuk wanita yang bekerja kantoran, setiap mereka melahirkan akan menerima upeti dari kantor dan pemerintah. Jadi kerjaan nya cuti melahirkan melulu hehehe. Pemalasnya ini diturunkan ke anak-anak mereka. Kalau kita ke mall di jam kerja (9to5) ya isinya perempuan dan anak-anak, karena banyak dari mereka yang tidak menyekolahkan anak-anaknya.

Wanita di Dubai cenderung glamor. Kerjaan mereka hanya belanja dan belanja. Merek-merek sekelas MNG, Zara, Guess, Paris Hilton gak laku … karena yang mereka buru adalah merek sekelas Aigner, Guci, LV, Hermes, etc. Gamis hitam yang mereka gunakan hanya sebagai simbol bahwa mereka Emiraty alias pribumi. Dibaliknya mereka menggunakan tanktop, skinny jeans, stilleto/high heels, dan tas yang mereka jinjing semuanya dibeli lengkap dengan kotak/dus *kebayang kan harga tas berapa kalo belinya didalam dus*. Jumat malam disana sama dengan malam minggu disini (wiken mereka jumat-sabtu), wanita-wanita ini akan keluar ke tempat umum dengan dandanan yang luar biasa heboh. Kerudung hitam hanya cantolan, karena biasanya mereka sasak tinggi rambutnya dan gak jarang disanggul juga. Semakin malam, semakin tinggi sasakannya. Dan tempat hangout pun menjamur. Apalagi kalo private party yang cuma perempuan-perempuan, wuiihhh artis holiwut kalah heboh dandanannya. Ketika mereka berkunjung ke waterpark, banyak juga yang pakai bikini … dan saat mereka keluar, mereka akan kembali menggunakan gamis hitamnya.

Tentu tidak semua orang Arab seperti itu, tapi begitulah yang saya lihat sebagian besar dari mereka. Menutup aurat bukan dilakukan karena kepatuhan mereka terhadap agama, melainkan hanya sebatas adat dan harga diri yang membedakan mereka sebagai pribumi dengan pendatang. Saya paham sekarang kenapa Nabi diturunkan di tanah sana, mungkin karena akidah mereka yang sedemikian hingga membutuhkan ajaranNYA langsung dari utusanNYA.

Untuk pendatang tidak ada kewajiban untuk menggunakan pakaian tertutup. Hukum disana lebih ditekankan kepada perilaku. Menurut cerita ada seorang pendatang yang bertemu temannya di tempat umum (mall) dan mereka dengan reflek cipika cipiki ditempat. Saat itu ada seorang perempuan lokal bercadar besi (sampai saat ini saya masih tidak habis pikir apa bedanya cadar kain dan besi, dan kenapa mereka menggunakan besi untuk menutupi sebagian wajahnya) yang melihat dan marah-marah. Wanita tsb bilang mereka memberikan contoh yang buruk untuk anak-anaknya. Wanita ini pun langsung melaporkan mereka ke polisi. Akibatnya? mereka dipenjara 1 bulan dan berita ini masuk di koran lokal. Memalukan bukan?

Jadi walaupun kita berjalan dengan pasangan hidup (suami/istri), kita tidak bisa menunjukkan kemesraan didepan umum … bahkan hanya untuk sekedar bergandeng tangan. Sementara kalau pakai baju terbuka tidak masalah selama berkelakuan sopan.

Ah senangnya saya mendapatkan pelajaran baru dari perjalanan ini. Orang bilang “traveling makes you open minded”. Yah karena dengan berpergian ke tempat lain kita akan mempelajari perbedaan, dan ini membuat kita lebih menerima perbedaan itu sendiri.

Semua posting tentang Dubai bisa dilihat disini

Souk Madinat Jumeirah – Dubai

Souk Madinat Jumeirah – Dubai

Karena terbatasnya waktu, saya tidak bisa menjelajah kawasan Dubai Lama atau The Old Dubai. Saya juga tidak punya cukup waktu untuk berkunjung ke Dubai Museum.

Tetapi teman saya yang sudah tinggal disana selama 1,5 tahun, membawa saya ke sebuah tempat yang membuat saya langsung jatuh cinta akan keindahannya. Tempat ini bernama Souk Madinat Jumeirah (klik deh untuk liat lebih jelas tentang tempat ini).

Dalam bahasa arab, souk berarti PASAR. Tetapi yang satu ini sebenarnya resort. Bangunan Souk Madinat Jumeirah ini dibuat menyerupai bangunan kuno bangsa Arab. Didalamnya terdapat hotel, gedung pertemuan dan pertunjukan (berkapasitas 442 kursi penonton), 75 butik, 23 cafe & resto yang menghadap ke sungai dan beberapa toko cinderamata.

Saya suka sekali dengan komplek ini. Saya suka bangunan kunonya. Saya jatuh cinta pada pemandangan alamnya. Saya menikmati setiap detil ornamen bangunan ini.

Sore itu kami memilih untuk ngobrol di starbuck. Lokasinya sangat strategis. Persis di depan sungai dan panggung pertunjukan. Biasanya kalau wiken (jumat-sabtu) ada pertunjukan disini, tapi karena saya kesitu hari Kamis tidak ada apa-apa. Hanya terlihat beberapa petugas berseragam kaos hitam mempersiapkan panggung dan alat-alat musik.

Didalam Souk Madinat Jumeirah, saya melihat-lihat baju khas berupa gamis dengan aneka warna menyala. Kalaupun ada warna hitam, pasti berhiaskan bebatuaan, bordir dan aneka payet. Yang paling mahal berhiaskan batu swaroski. Kebayang kan betapa glamornya wanita sana?


Gerobak pada foto diatas, biasanya digunakan untuk menjual aneka cinderamata. Gantungan kunci, tempelan kulkas, pulpen, dan benda kecil lain dengan gambar unta atau bangunan khas Dubai (Burj Al Arab ato Burj Khalifa).


Bagi wisatawan yang ingin berkeliling komplek ini menyusurui sungai, disediakan perahu seperti tampak pada foto diatas. Tentu aja harus bayar, apa sih di Dubai yang gak bayar hehehehe. Saya disitu sekitar jam 7 malam, tetapi lihat aja betapa terangnya matahari disana. Maklum udah masuk summer, matahari terbenam (magrib) jam 7 lewat nyari setengah delapan.

Sebelum adzan magrib berkumandang, kami pergi meninggalkan Souk Madinat Jumeirah. Saya gak akan pernah lupa tempat ini dan berjanji kalau suatu hari saya bisa datang ke Dubai, saya pasti mengunjunginya lagi.

Untuk yang mau pergi ke Dubai, tempat ini wajib dikunjungi deh. Gak nyesel !

Semua posting tentang Dubai bisa dilihat disini