Browsed by
Author: De

Rafa’s Chinese Painting

Rafa’s Chinese Painting

Saat ambil raport Rafa hari ini, papa nya kaget liat lukisan Rafa dipajang sekolah:

Yang paling kiri itu karya Rafa, saat belajar Chinese Painting (teknik melukis tradisional ala Cina) menggunakan kuas dan tinta khusus … Rafa menggambar ular.

Itu lukisan saat Rafa kelas 4, entah kenapa baru dipajang sekarang.

Gimana pun … kami tetap bangga, mas. Terus berkarya, sayang!

PS: Maaf hari ini cuma papa yang ke sekolah ya, nak. Mama udah ijin kantor minggu lalu 2 hari berturut untuk ambil raport Fay dan acara lulusan TKnya. Gantian sama papa yah.

Pajamas Party

Pajamas Party

Saya sangat bersyukur bisa menjadi ibu-ibu di abad 21 yang serba canggih ini. Dengan kegiatan saya sebagai ibu pekerja luar rumah, membuat saya tidak bisa berada di sekolah anak di setiap kegiatan mereka. Alhamdulillah orangtua lain sangat pengertian dan selalu update kami dengan membagi informasi dan foto di bbgrup.

Bulan Mei adalah bulan terakhir Fayra berada di tingkat TK. Sebagai penutup tahun ajaran, sekolah mengadakan Class Party yang temanya ditentukan masing-masing kelas. ECY3D tahun ini memutuskan tema Pajamas Party, yang merupakan hasil dikusi emak-emak yang gak mau repot cari kostum untuk anaknya. hehehe

Kelas tetangga mengambil judul Andry Birds, Beach party, Rainbow, Superhero. Yang SD sih kata Rafa bikin Pool Party, mereka pesta dipinggir kolam renang. Seru banget kaya’nya hari itu di sekolah.

Salut, bangga dan terharu atas usaha ibu-ibu di kelas Fayra yang saling bekerja sama untuk mewujudkan pesta ini. Bersatu demi keceriaan anak-anak dikelas. Mohon maaf saya tidak bisa kontribusi datang ke sekolah *nunduk malu*

Mendesign undangan, print sampai menata ruangan dilakukan mereka dari mulai anak-anak bubaran sekolah sampai malam:

Goodie bag nya keren banget isinya, foto anak-anak selama setahun di kelas, tumbler dan foto pakai toga dalam frame:

Siaran langsung selama pesta berlangsung juga terus dilaporkan via foto di bbgrup. Acaranya beragam dari mulai games seru, pukul pinata sampai nonton film bareng:

Ibu-ibu sampai bikin tutup mata juga loh *naikin 2 jempol*:

Kenang-kenangan untuk 2 walikelas berupa foto frame + kalung emas sementara untuk mbak helper diberikan anting emas:

Hebatnya lagi, setelah pesta selesai anak-anak langsung ganti baju dan semua ikut merapikan kelas. Segala kerusuhan selama pesta, menjadi tidak berbekas. Aaahhh tidak cukup rasanya saya berterimakasih kepada mereka semua di bbgrup *cuma disitu saya bisa berkomunikasi langsung dengan ibu-ibu lain*.

Sampai jumpa di acara Graduation Ceremony ya moms!

Annual Check-Up 2012

Annual Check-Up 2012

*maaf kalo foto-foto di postingan ini bikin ngilu hehe*

Alhamdulillah jadwal check-up tahunan kali ini tidak molor panjang. Terhitung hanya 2 minggu dari jadwal seharusnya, murni karena dokternya ke Jepang *mempertegas bukan salah gw hihihihi*.

Untuk pembaca baru blog ini, mungkin bisa lihat postingan lengkapnya disini yah.

Saya ngedit foto-foto xray yang lama dan upload disini, untuk bahan arsip pengingat bagi diri saya sendiri.

Kondisi tulang sebelum operasi, pertama kali tau kalo tulang saya patah. Padahal seminggu sebelumnya baru snorkeling di Nusa Dua:

Setelah operasi pertama, dipasang pen 14cm untuk penyangga:

Setelah operasi kedua, cabut pen dan diganti tulang rusuk + tulang pinggul:

Ini loh pen yang dicabut itu:

Alhamdulillah pen tsb sudah pindah tubuh ke salah seorang korban gempa Padang.

Saat check-up 2012, dokter membandingkan dengan foto tahun sebelumnya untuk mengukur kemiringan tulang:

Alhamdulillah masih miring 3 derajat, tidak nambah sama sekali. Dengan kondisi tulang seperti ini, kalo kecapekan pasti ngilu begitu pun kalo berdiri lama. Tapi tidak akan diambil tindakan selama saya masih bisa bertahan. Jadi cuma monitor aja, sejauh mana saya kuat. Insya Allah siap nyengir, daripada musti bongkar pasang lagi.

Dari hasil xray itu, pertama kali saya melihat kondisi tulang pinggul secara lengkap dan detil. Jelas banget pinggul kiri ada coakan sisa tulang yang diambil untuk menambal tulang lumbal, beda banget dengan pinggul kanan yang masih mulus bulatannya:

Besok lagi saya mo minta xray tulang rusuk ah, penasaran mo lihat kondisi 2 rusuk yang sudah diambil dokter dan dipindahkan ke belakang. Hehehe.

Baru juga bilang disiniKaya’nya tahun ini saya gak akan banyak berkeliaran stempel buku ijo” … ternyata 2 hari lagi saya harus terbang ke Shenzhen untuk liat pabrik *sigh*.

Do your best ya!

Dapur Merah

Dapur Merah

Setelah posting tentang Selametan Rumah, ada beberapa pembaca *tsaahhh* dan teman-teman yang minta foto dapur nya dipajang disini secara lengkap. Mintanya pakai cerita pula seperti posting Dapur di rumah lama. Mbok ya main ke rumah aja, nanti diceritakan langsung.

Setelah menimbang-nimbang, baiklah mari coba ditulis. Jangan dibilang sombong atau pamer yaaaa.

Ini foto yang diambil oleh tim Tabloid Rumah, untuk edisi yang pernah saya ceritakan juga disini:

Saya udah lama mimpi pingin punya dapur yang membuat saya betah menghabiskan waktu didalamnya. Ukuran bukan masalah untuk saya, yang penting kebutuhan dasar sudah terakomodasi (ada kompor, tempat menyimpan barang dan tempat cuci piring). Saya senang mengumpulkan pernak pernik dapur sejak mulai menikah. Sayangnya pernak pernik itu hanya tersimpan rapih di dalam dus, karena kami pindah-pindah rumah kontrakan.

Dapur rumah lama, hanya berukuran 2×2. Tapi dari situ lumayan menghasilkan beberapa jenis makanan. Apalagi itu adalah rumah pertama kami, dapur pertama saya, dan kebetulan saat itu saya masih semangat untuk mencoba bereksperimen karena pengaruh milis masak yang saya ikuti. Di dapur itu lah, pertama kali nya saya berani menjual hasil karya sendiri. Malu punya mami yang bisa jalani usaha katering, sementara anaknya cuma mampu segini aja.

Begitu ada rencana untuk ‘geser’ rumah, saya langsung minta ruangan dimana saya berkuasa mengatur segala hal didalamnya. Masguh menyediakan ruangan berukuran 2×3 meter yang bisa saya gunakan sebagai daerah kekuasaan ratu rumah tangga hihihi. Pernak-pernik dapur yang sudah saya kumpulkan sejak lama, mulai terpasang. Alhamdulillah luas ruangan sedikit lebih besar dari dapur sebelumnya. Dilengkapi dengan jendela besar yang menghadap ke arah taman dan kolam ikan.

Saya pilih warna merah hanya karena sudah punya mixer merah sebelumnya. Biar mecing aja jagoan ganteng saya ini dengan ruangan sekitarnya. Hehehe norak yah, tapi memang saya tidak punya alasan lain. Setelah memilih warna ini, baru deh ngumpulin pernak pernik merah lainnya.

Dapur merah ini pernah dibahas khusus di Tabloid Rumah dengan judul ‘Dapur Merah Penuh Gairah’:

Mari bahas lebih detil …

Menurut fengshui, kompor yang berada di bawah jendela itu tidak bagus. Tapi saya tetap nekat meletakkannya disitu, semata-mata karena tidak mau mengeluarkan uang untuk beli exhaust fan *mak irit Mode ON*. Secara logika kompor yang ada di bawah jendela, apinya tidak stabil karena banyak angin. Tapi tidak masalah karena tutup kompor saya saat dibuka akan menghalangi angin *_^.

Sisi kiri dapur:

Bagian kiri atas penuh dengan lemari tempat menyimpan peralatan makan. Lemari dengan list merah atas berisi tempat saji lauk dan sayur untuk acara besar (pirex hias besar), yang bawah berisi piring dan mangkok untuk makan harian. Lemari putih di kanan berisi peralatan makan yang jarang digunakan seperti stok piring dan gelas untuk tamu, piring kue, botol minum anak-anak, dll. Sementara di dekat jendela ada tempat untuk meletakan microwave, itu toaster asal digeletakin diatasnya karena sering dipakai. Saat dipakai sih turun ke bawah, abis dipakai dan dibersihkan balik nongkrong diatas microwave lagi.

Bagian kiri bawah ada sink untuk tempat cuci piring dengan ukuran besar, rak diatasnya bisa diangkat. Saya sengaja tidak beli sink dengan 2 bak, karena saya butuh sink untuk mencuci loyang dan panci yang agak besar supaya muat. Saya tidak mau mencuci panci dan loyang besar di luar dapur. Dengan ukuran rumah kami yang tidak besar, gak mungkin punya dapur kotor – dapur bersih. Dapur nya cuma satu ini aja, harus bisa dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Diatas rel saya tempelkan Bygel Rail dan container nya hasil berburu di Ikea setiap saya tugas luar dari kantor. Lumayan nyicil berburu di Spore, Kuala Lumpur, Dubai, dll. Pokoknya banci Ikea banget deh.

Sisi kanan dapur:

Bagian kanan ini tempat menyimpan bahan makanan dan peralatan bikin kue. Lemari atas dengan list merah atas berisi bahan bikin kue (berbagai tepung seperti terigu – maizena – tepung panir – dll, gula, mentega, berbagai pewarna kue, coklat bubuk dan chips). Saya memang selalu nyetok, jadi setiap saat anak-anak minta cemilan … tinggal cemplang cemplung ngadon aja.

Lemari putihnya berisi berbagai cetakan kue dan puding, timbangan bahan kue, cookie cutter, aneka loyang dan spatula. Bagian bawah berisi bahan makanan (aneka pasta seperti makaroni – spageti – lasagna, stok garam, dan aneka bumbu dapur)

Hiasan dindingnya juga dari Ikea: magnet untuk menyimpan pisau dan gunting, Bygel basket untuk menyimpan aneka kecap dan saos. Jadi lebih rapih dan gampang cari saat butuh.

Tempat bumbu dapur bubuk dengan bentuk meliuk ini saya temukan di toko kelontong saat ke Utrecht – Belanda tahun 2003. Selama 7 tahun tempat bumbu ini duduk manis aja di dalam dus. Kasian ya baru bisa dipajang tahun 2010 hahahaha.

Saya pernah cerita tentang tempat bawang dipostingan ini kan yah? Jadi gak perlu ditulis disini. Ada yang tanya “gak terlalu besar tuh untuk tempat bawang?” Untuk saya yang ke pasar nya cuma sebulan sekali, tempat ini gak besar. Cukup untuk stok bawang merah-putih-bombay selama sebulan. Hehehe

Owh iya hampir lupa …

Saya juga memasang vertical blind sebagai penutup jendelan. Supaya mecing, saya pesan warna putih kombinasi merah sedikit. Diatasnya saya taruh jam warna yang sama.

Udah segitu aja kok.

PR saya lunas yaaaa

Umroh part 5 – Sisa Cerita

Umroh part 5 – Sisa Cerita

Banyak orang bilang, kalau kita mungkin akan mengalami hal-hal ‘ajaib’ selama di Tanah Suci. Hal ini kadang membuat orang takut untuk berangkat, karena takut perbuatannya di tanah air akan berdampak ke dirinya saat berada disana. Sudah jelas dong, yang takut itu pasti karena perbuatan jeleknya. Kalau yang berbuat baik mah, pasti percaya diri aja kebaikan akan datang juga.

Saya sendiri gimana?

Pasrah aja lah hehehehe

Beratnya Umroh ke 2

Walau saya tidak mau memaksakan diri dalam menjalankan ibadah ini, tapi saya bertekad untuk bisa maksimal dan memanfaatkan waktu sebaik-baiknya. Makanya ketika travel agent memberikan jadwal untuk umroh tambahan, saya berdiskusi dengan pakde dan janjian siapa mau meng-umroh-kan siapa. Takutnya kami meng-umrohkan orang yang sama, sayang waktu dan tenaga aja sih.

Umroh ke 2 pakde, didedikasikan untuk ayahnya yaitu kakek saya. Umroh ke 2 saya, didedikasikan untuk ibunya mami dan pakde yaitu nenek saya. Saya belum pernah bertemu dengan kakek, jadi takut gak dapat ‘feel’ nya kalau mengumrohkan beliau.

Sementara kalau nenek, saya pernah tinggal bersamanya beberapa bulan menjelang akhir masa hidupnya. Saya cukup dekat dengan nenek dan mendampinginya ketika beliau menyatakan ke-Islam-annya. Sebelumnya keluarga mami memang menganut Katolik. Nenek saya pun rutin menjalankan ritual kejawen. Primbon, kemenyan dan sajen adalah hal-hal penting diseputaran hidupnya.

Alhamdulillah sekitar 5-6 bulan sebelum meninggal, nenek memilih Islam sebagai jalan hidupnya. Kejawen pun ditinggalkannya. Beliau aktif ikut pengajian dan belajar iqra. Hari terakhirnya diawali dengan mandi keramas (rambut panjangnya hampir menyentuh belakang dengkul), kemudian masak banyak yang dibagikan ke tetangga juga minta diantar membeli karpet untuk mesjid dekat rumah. Saya yang tinggal dirumahnya sempat heran dengan kejadian ini, tapi tidak berpikir yang lain … cuma fokus membantu beliau saja sampai mengantarkan masakan ke tetangga. Malam itu saya ijin pulang ke rumah orangtua, tapi ternyata malam itu juga nenek ‘pergi’ ketika saya tidak disampingnya. Hiks.

Makanya ketika ada kesempatan umroh ke 2, saya memilih nama beliau untuk saya umrohkan.

Karena sudah ada pengalaman umroh pertama, seluruh prosesi berjalan lancar sampai … ibadah Sa’i (jalan dari Safa ke Marwah dan sebaliknya sebanyak 7x). Saat perjalanan ke 3, kaki kiri saya sakit sekali. Rasanya seperti ketusuk beling. Saya jalan terseok-seok. Sampai diujung marwah, saya minta pak Ustadz berhenti sejenak. Saya cek kaki saya dengan membuka kaos kaki, tidak ditemukan pecahan kaca/beling, tapi begitu kaos kaki saya pakai … sakitnya datang lagi. Berhubung tidak enak dengan anggota group yang lain, saya paksakan jalan lagi walau terseok-seok sampai ujung Safa. Saya cek lagi kondisi kaki dan kaos kaki, tidak ditemukan juga. Saya juga mikir, bagaimana mungkin ada pecahan kaca atau beling di lantai marmer dalam kawasan Masjidil Haram. Saya lanjutkan jalan lagi, saat melewati pintu yang menghadap Ka’bah saya istighfar 5x sambil berdoa dalam hati “Ya Rabb, ampunilah segala dosa almarhumah. Jadikanlah ibadah umroh yang saya lakukan ini, tercatat sebagai bagian amal ibadah beliau

Subhanallah … ilang loh sakitnya!

Saya bisa melanjutkan sampai perjalanan ke 7 dengan lebih baik.

Waktu saya cerita ke mami, langsung deh komentar “mungkin karena dulunya mbah mu suka hal-hal klenik, yah

Wah gak ngerti deh. Saya gak berani berasumsi apa-apa. Yang penting saya sudah niat umroh atas nama almarhumah, dan berusaha menjalankannya sepenuh hati saya. Semoga Allah mengampuni dosa kami dan menerima ibadah tsb. Amin ya Rabb.

—————-

Ustadz Palsu


Ini sebenarnya buka aib sih, tapi gak papa lah … bukan aib saya *sungkem ke Masguh*. Hahahahaha

Masih berhubungan dengan ‘semua dibayar kontan di tanah haram” nih. Waktu kami ke kebun kurma – Madinah, bertemu sekilas dengan Ust. Yusuf Mansyur. Banyak teman dan saudara yang bilang kalo wajah Masguh mirip dengan beliau. Begitu bisa ketemu langsung, Masguh langsung mengejar Ust. YM yang sedang bergegas menuju bus. “Foto bareng ah, abisnya banyak yang bilang mirip” sayangnya gak kesampaian.

Begitu sampai di Mekah, saat sedang makan malam di restoran hotel … tiba-tiba Masguh disamperin oleh seorang ibu yang mengajak salaman “Apa kabar ustadz?

Masguh kaget tapi berusaha tersenyum “alhamdulillah baik, bu

Eh ibu itu pergi dan balik lagi membawa teman-teman rombongannya. Semuanya berebut minta salaman sama Masguh.

Ustadz yang waktu itu ceramah di Bukit Tinggi kan?

Saya pun bertatapan dengan sepupu saya sambil cekikian.

Masguh disangka Ustadz Yusuf Mansyur. Bwahahahahaha

Lagian ngejar-ngejar ustadz di Madinah, eh dibayar kontan di Mekah disangka beliau. Hahahahahaha

Coba liat deh, emang mirip gitu?

Seluruh posting tentang Umroh bisa dibaca disini: http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/umroh/