Browsed by
Author: De

Masuk Tabloid Rumah lagi

Masuk Tabloid Rumah lagi

Setelah ditampilkan pada Rubrik Renovasi Tabloid Rumah edisi November 2010 seperti yang sudah diposting disini, beberapa minggu lalu kami menerima dua edisi yang menampilkan foto salah satu bagian rumah. Kami sudah menandatangani surat pernyataan bersedia untuk penggunaan foto berulang kali untuk rubrik yang berbeda, edisi berbeda ataupun dalam bentuk materi lain yang berkaitan dengan Tabloid Rumah. Jadi gak kaget lagi.

Yang pertama edisi tentang dapur dengan judul Dapur Merah Penuh Gairah:

Yang kedua rubrik tentang rak sepatu:

Kondisi rak sepatu saat ditutup seperti ini (sebelum atasnya dihias dengan frame foto ini):

Posisi rak sepatu itu tepat disebelah pintu masuk. Jadi kalau buka pintu depan, akan terlihat seperti ini:

Geser ke kiri dikit, baru keliatan meja makannya:

Hehehe begini lah tampilan kalau ngintip lantai bawah rumah kami. Jangan diketawain yaaa

Note:

Kecuali foto rak sepatu tertutup, foto lainnya diambil oleh fotographer Tabloid Rumah

Saung Angklung Udjo

Saung Angklung Udjo

Saat saya ada tugas kantor di Bandung, keluarga (Masguh, Rafa, Fayra dan papanya masguh) mengantar hari minggu sekalian menikmati kota yang selalu bikin kangen itu.  Sebenarnya Fayra minta ke kebun strawberry, tapi karena berangkat udah agak siang kebayang macet arah Lembang. Akhirnya kami cari makan di tengah kota, dan langsung menuju Saung Angklung Udjo. Klik gambar dibawah ini untuk melihat lebih besar (source: Saung Angklung Udjo)

Saat kami tiba disana pertunjukan masih belum dimulai, jadi kami memiliki cukup banyak waktu untuk berkeliling area Saung Angklung Udjo yang luasnya 1000 meter persegi. Bpk Udjo Ngalagena beserta istrinya Uum Sumiati mendirikan sanggar kesenian Sunda in tahun 1966. Udjo Ngalagena sangat terinspirasi oleh filosofi gurunya Daeng Soetigna yang disingkat dengan 5M; Mudah, Murah, Mendidik, Menarik dan Masal. Kemudian, Udjo menyempurnakan filosofi ini dengan menambahkan satu nilai, yaitu Meriah.

Kami pergi ke belakang tempat produksi Angklung yang terbuat dari bambu. Cara memainkan alat musik ini sangat sederhana, tinggal menggoyangkan saja. Tetapi pembuatannya tidak sesederhana itu.

Bambu dipilih berdasarkan usia yaitu minimal 4 tahun dan tidak lebih dari 6 tahun dan dipotong pada musim kemarau dari pukul 9 pagi sampai pukul 3 sore hari. Setelah memotong dasar dari pohon bambu, dengan ukuran kurang lebih 2-3 jengkaldari permukaan tanah, bambu harus disimpan selama sekitar 1 minggu, sehingga bambu benar2 tidak berisi air. Setelah seminggu bambu harus dipisahkan dari cabang-cabangnya dan dipotong menjadi berbagai ukuran tertentu. Kemudian, bambu harus disimpan selama sekitar satu tahun untuk mencegah dari gangguan hama. Barulah bambu tsb dibentuk menjadi tabung suara, disemat, dimasukan ke dalam rangka dan terakhir diikat dengan tali rotan.

Di dekat loket tiket pertunjukan ada toko cindera mata. Barang yang dijual dan ditampilkan disana mulai dari suvenir pernikahan dan peralatan tulis–menulis hingga kerajinan seni dan segala pernak–pernik. Sebagian besar menggunakan bahan dasar bambu. Ada juga topeng, wayang dan berbagai batik yang berasal dari Jawa Barat. Sambil lihat-lihat, kami menyaksikan pertunjukan 2 orang yang memainkan gitar dan angklung. Mereka memaikan lagu top40 manca negara, Keren banget!

Fayra dan Rafa membeli gantungan kunci yang terbuat dari bambu. Sang bapak mengukir nama pembeli dengan peralatan semacam las yang diselimuti bambu. Ujung alat itu runcing dan mengeluarkan api, kemudian membakar permukaan bambu dan meninggakan bekas bakaran berbentuk ukiran nama Rafa dan Fayra. Harganya cuma 5rb per buah.

Pertunjukan setiap hari dimulai pukul 15:30 sampai jam 17:30. Harga tiket masuk pertunjukkan sebesar Rp 35,000 untuk anak-anak, Rp 50.000 untuk WNI (dewasa) dan Rp 80.000 untuk tamu asing. Sudah termasuk kalung berbandul angklung kecil dan welcome drink yang bisa dipilih antara lain: air mineral botol, teh botol sosro, teh bersoda, jus jeruk, wedang jahe. Dan ternyata beneran gak rugi bayar tiket masuk segitu, karena pertunjukan benar-benar 2 jam non-stop.

Pertunjukan Bambu Petang (afternoon regular show) terdiri dari:

  1. Demonstrasi wayang golek
  2. Upacara Helaran
  3. Pencak Silat
  4. Tari Kuda lumping
  5. Tari burung Merak
  6. Arumba (Alunan rumpun bambu) –> instrumen yang memainkan beragam jenis musik yang berbeda, dari tradisional, klasik, hingga kontemporer.
  7. Angklung pemula
  8. Angklung orkestra
  9. Angklung masal
  10. Di akhir pertunjukan, para penonton akan diajak untuk menari bersama anak–anak

Semua pengumuman dan pengarahan selama acara disampaikan dalam beberapa bahasa: Sunda, Indonesia, English, Dutch bahkan Korea. 2 orang MC remaja sangat fasih dengan kemampuan bahasanya. Begitu juga saat anak-anak (para pemain) memperkenalkan diri mereka menggunakan bahasa Inggris, menyebutkan nama dan usia. Kemampuan bahasa ini sangat penting karena 90% pengunjung yang datang berasal dari manca negara. Saat kami kesana, mungkin hanya 10-15 org yang penduduk lokal. Sementara sisanya berasal dari Belanda, Malaysia, Singapore dan Korea.

Gemes banget liat 70% pemain berusia 3-10 tahun. Iyaaa bener, ada anak berusia 3 tahun yang ikut tampil disana. Hebat kan!

Para remaja nya pun gak kalah hebat. Mereka menampilkan sebuah pertunjukan interaktif dan orkestra. Keharmonisan suara Angklung terdengar memainkan lagu-lagu populer. Jadwal mereka setahun ini (2011) padat loh untuk tampil keliling dunia. Kebetulan mereka baru pulang dari beberapa kota di China (tampil di berbagai perayaan Tahun Baru Imlek), jadi mereka memainkan lagu-lagu popluer China.

Setelah Bpk Udjo wafat tahun 2001, saat ini Saung Angklung Udjo dikelola oleh keturunan beliau (10 anak dan beberapa cucu nya). Bahkan sekarang sudah resmi berdiri sebagai badan hukum bernama PT. Saung Angklung Udjo. Selain memberikan pertunjukan hiburan, SAU juga memiliki banyak program lain seperti:

  • Pelestarian Seni & Budaya Sunda (memberikan beasiswa dan sosialisasi)
  • Seminar dan lokakarya
  • Pelatihan
  • Program magang
  • Riset
  • Dokumentasi seni

Bapak pada foto diatas, adalah salah satu anak Bpk Udjo. Dan 2 anak kecil disebelahnya, adalah anak beliau atau cucu Bpk Udjo. Saat semua penonton dibagikan angklung, 2 anak ini memimpin kami dengan kode tangan untuk memainkan beberapa lagu. Fayra dan Rafa senang banget bisa merasakan main angklung. Di akhir acara Fayra ikut turun dan menari bersama, tentunya milih teteh sang penari merak. She really loves their costume!

Semoga SAU bisa terus berkarya dan mengharumkan bangsa Indonesia di dunia Internasional.

Notes: Jangan ngaku sebagai orang Indonesia kalo belum ke SAU ya!

Pelestarian Seni & Budaya Sunda
Fayra sakit

Fayra sakit

Beberapa bulan lalu saat kami main ke rumah teteh Nabila (anak kakak saya), Fayra jatuh dikamarnya. Awalnya bercanda sih, Fayra loncat dari atas kasur dan menomplok punggung teteh yang membelakangi karena asyik liat Rafa main komputernya. Teteh seumur sama mas Rafa.

Karena kaget, teteh gak siap. Mereka pun jatuh dengan kondisi dagu Fayra terantuk kepala teteh. Gigi depan atas Fayra gompal 1 buah. Gak besar, cuma seperempat giginya aja yang gompal. Bibirnya sobek dikit dan berdarah, karena gigi gompal menjadi tajam dan merobek bibir bawah. Nangis kejer deh tuh Fayra.

Setelah beberapa bulan, akhir 2 minggu lalu Fayra ngeluh giginya ngilu. Besoknya langsung dibawa ke dokter gigi anak, dan diagnosa nya cukup mengagetkan: ada luka dalam akibat jatuh beberapa bulan lalu yang baru meradang dan infeksi sekarang. Dokter memprediksi bengkak pada gusi akan mengempis dalam waktu 3-4 hari. Setelah itu baru bisa dilakukan tindakan untuk pembersihan dan perapihan.

Hari berikutnya, Fayra bangun tidur sambil teriak “papaaaa …. gigi aku hilaaanggg

Ternyata saking besar bengkaknya, gusi menutupi seluruh permukaan gigi atas. Jadi ketika lihat dikaca, semuanya gusi. Gigi nya ketutupan. Antara kocak dan kasian deh hehehe

Sayangnya saat 3 hari Fayra demam dan gusi bengkak, saya harus melakukan perjalan dinas ke Bandung. Kasian yang dirumah bingung Fayra gak bisa makan – minum – susu. Untuk ngomong pun Fayra kesusahan. Semua kata yang keluar dari mulut Fayra berhuruf vokal = A. Karena memang mulutnya gak bisa banyak gerak karena bengkak.

Sesuai perkiraan dokter, alhamdulillah hari ke 4 sudah kempis. Besoknya langsung saya bawa kembali ke dokter gigi. Ternyata langit-langit dan sebagian gusi masih merah. Terpaksa dokter harus melakukan anastesi untuk menghindari sakit. Tapi gak sepenuhnya berhasil. Tindakan belum 100% selesai, Fayra udah keburu nangis karena kesakitan.

Malam ini kami harus membawa Fayra kembali ke dokter gigi. Semoga malam ini dokter bisa tuntas membereskan gigi atas Fayra. Doakan yaaa

Pelajaran:

Jangan sepelekan kalo anak jatuh. Harus periksa dengan seksama kalau perlu langsung ke dokter. Supaya tindakan pencegahan bisa dilakukan segera.

Exploring Week

Exploring Week

Saat menerima edaran dari sekolah, saya kaget dan gagu. Surat itu berisi informasi tentang kegiatan sekolah di bulan maret yang berupa “exploration week”.

Exploration week ini rutin diselenggarakan tiap tahun. Kegiatan ini adalah kegiatan belajar diluar sekolah selama 1 minggu. Diharapkan dengan berada di dunia luar sekolah dan rumah, para siswa akan bisa belajar untuk mandiri, berpikir cepat, selalu siap, saling menghormati, mampu bertahan dan bertanggung jawab.Kegiatannya ada 2 macam: in-house dan Cultural program.

Untuk yang in-house kegiatan yang bisa dipilih oleh siswa ada berbagai macam: renang, golf, robokidz, dll. Penyelenggara nya pihak ketiga yang sudah diminta sekolah untuk menyusun kurikulum yang berhubungan dengan pelajaran akademis di sekolah. Misalnya untuk renang, selama 1 minggu siswa akan berenang setiap hari. Tapi gak cuma nyemplung ke kolam aja, melainkan siswa diminta menghitung luas kolam – mengenal sifat benda cair – memahami gerakan renang yang berhubungan dengan ilmu fisika. Jadi semua pengetahuan akademis diimplementasikan pada kegiatan renang. Belajar jadi lebih menyenangkan.

Untuk Cultural Program dibagi 2 lagi, ada yang lokal dan internasional. Pilihan untuk SD kelas 4-6: Bali-Lombok, Menado, Singapore, China, Australia. Sementara yang SMP-SMA sampai ke Paris atau Spanyol. Disana mereka akan mempelajari sejarah dan budaya setempat selama 1 minggu. Mereka akan pergi ke museum, perkampungan penduduk asli atau tempat yang menyajikan pertunjukan budaya.

Ada program immersion juga, hasil kerjasama dengan beberapa sekolah di Singapore dan China. Jadi selama seminggu tsb para siswa akan belajar di boarding school. Jam 7 pagi sampai jam 2 siang di sekolah, setelah itu dilanjut oleh kegiatan dari sekolah sampai jam 7 malam, kemudian kembali mengikuti kegiatan malam di asrama sekolah (belajar malam dan istirahat). Kegiatan yang ini lebih seperti pertukaran pelajar, karena siswa benar-benar merasakan sekolah disana.

Ketika mereka kembali ke sekolah, mereka akan mempresentasikan apa aja yang didapat selama seminggu dari kegiatan tsb.

Okay kegiatannya emang bagus, tujuannya bagus, dan beneran niat menyelenggarakannya.

Tapi tetap aja kami sebagai orang tua dari anak baru kaget. Walaupun dijelaskan kalau kegiatan ini sudah rutin dilakukan dari tahun ke tahun di semua cabang sekolahnya, dan peminatnya juga cukup banyak. Tetap aja gak masuk di otak kami, anak kelas 4 SD udah mau pergi sejauh itu? Perasaan jaman saya SD, piknik paling jauh ke Bogor deh. Jaman SMP paling jauh ke Jogja. Waktu STM baru lah paling jauh ke Sumatera atau Bali. Apa emang jaman udah berubah yah *ngelap keringet di jidat*

Dari sisi biaya, masuk akal sih karena perginya pakai Garuda dan menginapnya juga di hotel bereputasi bagus. Tapi uang segitu bisa kami pakai untuk pergi ber4 (sekeluarga) ala setengah backpacker hehehe. Untuk yang Immersion Program memang lebih murah, karena menginap di asrama sekolah. Tapi mending uangnya dipakai untuk masuk SMP Rafa akhir tahun depan toh?

Pada saat pertemuan orang tua murid dan pihak sekolah, kami berdiskusi tentang kegiatan ini. Kami mohon walikelas untuk memberi pengertian ke para siswa, bahwa tidak semua anak bisa mengikuti kegiatan ini. Ada orangtua yang tidak mampu atau mungkin mampu tapi mungkin tidak mengijinkan. Dan seminggu sebelum acara agar diumumkan berapa peserta dari masing-masing kegiatan. Supaya siswa paham bahwa tidak semua ikut pergi ke LN.

Papanya Rafa mengusulkan walikelas agar menghimbau anak-anak untuk memperingan biaya dengan program menabung. Atau berjanji untuk mengurangi beban orang tua dengan gak beli mainan selama beberapa bulan, gak minta nge-mall .. semua ini supaya anak-anak bertanggung jawab untuk ikut mengurangi biaya pengeluaran orang tua. Walikelas Rafa menanggapi dengan antusias dan tertarik untuk menerapkan hal ini setidaknya ke murid di kelasnya.

Konsekuensi bersekolah disini udah kami cemaskan sebelumnya. Kami sudah waspada bahwa kegiatan semacam ini akan ada. Karena saya juga sudah mendengar cerita dari teman-teman yang kebetulan menyekolahkan anaknya ke sekolah Internasional lain. Makanya nama sekolah ini pun gak ada di daftar sekolah anak-anak yang kami buat saat mencari sekolah untuk mereka. Tetapi kondisi juga yang membuat kami mau gak mau menyekolahkan anak-anak kesana. Dan saya pun sudah berjanji ke Rafa bahwa kami akan berusaha sekuat tenaga untuk melakukan dan memberikan yang terbaik untuk anak-anak semampu kami, selama anak-anak bisa menikmati proses belajar.

Jadi Rafa ikut yang mana?

Tahun ini sepertinya Rafa ikut yang inhouse aja. His passion are art and swimming. Tiap ditanya mau jadi apa kalau besar nanti, jawabannya selalu ada 2 : pelukis atau atlet renang. Kebetulan program renang nya kerjasama dengan club renang tempat Rafa latihan. Makin semangat deh jadinya.

Mungkin nanti kelas 6 baru ikut yang Immersion Program. Supaya Rafa bisa merasakan sekolah di asrama yang isinya berbagai macam anak manusia dengan beda bahasa, beda budaya, beda bentuk rupa. Eh tapi liat kondisi keuangan mama papa juga sih. Kalo emang gak ada, ya gak bakal dipaksain ikut.  Dan liat kondisi Rafa juga, udah siap mental (mandiri dan tanggung jawab) apa belum. Kalo Rafa belum siap, ya gak akan ikut juga.

Kami cuma bisa memberi pengertian untuk Rafa. Kecewa pasti ada, namanya jalan-jalan ama teman kan beda dibanding pergi sama keluarga … walaupun tujuannya sama. Ortu Rafa juga pernah muda kan hehehe. Tapi sejauh ini Rafa bisa menerima dan paham. Bahkan kemarin dengan semangat dia bilang “aku udah berhasil membujuk beberapa teman untuk ikut renang juga ma!

Sekarang tinggal tunggu aja pengumumannya. Acara akan dibatalkan kalau pendaftar tidak memenuhi syarat jumlah minimum peserta. Masih bulan depan kok. Semoga Rafa bisa menikmati exploring week nya, dan mendapat banyak pelajaran dari kegiatan nya.

ps: saatnya mencari SMP untuk Rafa dan SD lain untuk Fayra hehehe

para siswa
mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan karakter dan menerapkan rasa yang lebih besar dalam
kesiapan, tanggung jawab, saling menghormati dan ketahanan seiring dengan perjalanan mereka menuju
pengalaman - pengalaman yang menantang dan belum dikenal, yang dapat menambah pengalaman nilai
akademis mereka.
Singapore Trip 2011

Singapore Trip 2011

Pertama kali pergi rombongan ke luar negeri, meski cuma ke Singapore tapi harus diatur dengan seksama.  Kami bagi 2 kloter, 6 orang (kami ber4 plus uti dan akung) berangkat menggunakan Air Asia sementara 3 orang (keluarga adek) menggunakan Garuda.

Hari pertama : 6 Juni 2011

Kami tiba di Singapore hampir jam 12 siang. Janjian ketemu di terminal 1, kemudian lanjut sewa SMRT MPV Taxi  (maxi cab) untuk membawa kami ke Grand Central hotel di Orchad. Setelah menaruh koper dan sholat, kami lanjut mencari makan siang di sekitar Orchad.

Selesai makan, kami naik MRT ke Suntec City untuk merasakan naik Duck Tour

Duck Tour

Sebenarnya ini adalah kendaraan amphibi yang bisa melaju di darat dan air. Moncong depannya seperti paruh bebek, sementara badan ke belakang berbentuk perahu yang dilengkapi dengan 4 roda besar.

Harga tiketnya:

Dewasa –> S$49

Anak-anak –> S$29

Kami membeli paket Duck Tour + Singapore Flyer, dengan harga tiket:

Dewasa –> S$53

Anak-anak –> S$37

Duck Tour membawa kita mengelilingi beberapa icon terkenal di Singapore:

  • Merlion
  • Esplanade
  • Singapore Flyer
  • Marina Bay Sand

Pemandangan dari dalam Ducky:

Singapore Flyer

Setelah turun dari Ducky, kita lanjut naik Hippo Bus. Cuma nebeng sampai Singapore Flyer aja, karena harga tiketnya sudah paket. Lokasinya di Marina Promenade

Diantara kami ber 9 orang ini, hanya saya yang sudah pernah merasakan Singapore Flyer tahun 2009.

Tinggi Singapore Flyer sekitar 165 meter, lebih tinggi 30 meter dibanding London Eye. Beroperasi mulai tahun 2008. Ada 28 kapsul yang masing-masing kapsul bisa menampung 28 orang. Untuk berputar 360 derajat, memakan waktu sekitar setengah jam.

Eh tau gak sih, tadinya Singapore Flyer ini berputar berlawanan arah jarum jam. Tapi dirubah haluannya menjadi searah jarum jam sesuai nasihat dari beberapa ahli Fengshui terkenal disana.

Hari kedua : 7 Juni 2011

Hari ini kami menjelajah Sentosa Resort. Dari stasiun MRT Somerset, kami menuju HarbourFront. Lanjut naik Sentosa Express dari Vivo City lantai 3. Berhenti pertama di USS!

Universal Studio (USS)

Kami sudah membeli tiket jauh hari dari salah satu agen travel di Jakarta. Lumayan ngirit S$6 per tiket, dikali 9 kan lumayan yaa.

Harga tiket resmi di web nya (bisa dibeli online juga):

Dewasa –> S$68
Anak-anak (4 – 12 years old) –> S$50
Manula (65 years old & above) –> S$32

Kami menerima e-ticket yang di print dikertas A4. Sampai sana kami harus menukar tiket tsb di loket yang terletak di basement (parkiran mobil dan bus).

Walau Fayra masih berumur 4,5 tahun, tapi sudah bisa menikmati beberapa permainan. Rafa karena sudah jauh lebih tinggi dan cukup umur, bisa lebih banyak lagi masuk ke beberapa wahana. Fayra juga semangat bertemu beberapa tokoh idolanya dari film Madagascar. Sempat lihat 4D movie juga di Far Far Away Land.

Kalau mau sholat, mushola nya terletak di dekat pintu masuk ke arah kiri. Tempatnya ber AC, karpet bersih dan tersedia juga alat sholat (mukena + sajadah). Memang lumayan sih kalo udah di dalam, harus jalan muter lagi ke arah depan untuk sholat. Karena di dalam gak ada mushola. Saran saya, bawa alat sholat dan cari pojokan agak sepi. Kalau memang malas untuk jalan ke depan ya.

Setelah puas di USS, kami naik Sentosa Express lagi menuju Beach Station.  Mau ngajak yang lain melihat Song of The Sea. Biarpun Rafa dan Fayra sudah pernah lihat tahun sebelumnya, tetap aja mereka menikmati pertunjukan ini. Apalagi kali ini kami duduk di barisan paling depan. Agak gerimis malam itu, tapi kami di bagikan jas ujan gratis oleh petugasnya. Jas ujan plastik tipis dan bening. Tapi lumayan lah.

Hari ketiga : 8 Juni 2011

Hari ini kami menuju Singapore Zoo. Letaknya di tengah agak atas Singapore, yaitu daerah Mandai Lake. Kami naik MRT turun di stasiun Ang Mo Kio, kemudian lanjut bus no. 138. Agak mepet nih waktunya, karena keluarga adek harus balik ke Jakarta siang ini juga. Udah pasti gak bisa lama-lama di kebun binatang ini.

Singapore Zoo

Harga tiket masuknya :

Dewasa –> S$20
Anak-anak (4 – 12 years old) –> S$13
Manula (65 years old & above) –> S$10

Anak-anak semangat lihat segala jenis binatang. Beda jauh lah sama Kebun Binatang Ragunan, karena disini sangat terawat dan bersih. Ada area pertunjukan binatang dimana sebelum acara dimulai, anak-anak kecil diajak joget bersama di depan. Fayra pede aja gitu turun dan ikut joget di depan.

Tadinya sempat mau ikut Boad Ride mengelilingi danau, tapi mendung banget. Kami harus cepat-cepat kembali ke hotel, karena adek harus ke airport untuk balik ke Jakarta.

Setelah adek berangkat dari hotel, kami ber 6 melanjutkan jalan-jalan ke IKEA Alexandra. Mau ngasih tau uti dan akung yang namanya ikea. Soalnya waktu di rumah sempat tanya beberapa barang yang ada itu beli nya dimana. Terutama pernak pernik dapur dan korden kamar anak-anak.

Hari keempat : 9 Juni 2011

Waktunya pulang!

Tiket kami jam 12 siang. Jadi setelah sarapan di hotel, kami berangkat dari hotel jam 9 menuju erpot.

Lumayan juga jalan-jalan 4 hari 3 malam di Singapore. Sampai rumah balurin kaki dengan minyak tawon, karena pegal banget kebanyakan jalan. Hehehe

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini