Beauty is Pain
Seperti yang udah pernah de ceritain sebelumnya, kalo de mulai merubah diri sejak ngantor di lingkungan yang banyak cewek cosmo nya. Penampilan de seperti dalam poto ini dianggap ajaib sama mereka. Setiap de bingung dengan nama-nama merek fashion yang disebut teman-teman, selalu ada aja komentar “yah maap de…elo kan cowok, jadi pasti gak tau merek yang kita sebut barusan“. Hiks sedih jadi orang kuper gini. Lagian apa salahnya sih berpenampilan seperti foto disamping? Menurut de, bergaya seperti itu mah enak…nyaman. Tapi kata mereka, bukan salah de cuma gak sedap dipandang mata aja. Dooohhh
Ini juga barang-barang de yang menjadi bahan celaan mereka. Tas selempang yang dikatain sebagai tas Doraemon dan sepatu keds haspapis yang dibilang sepatu cowok dalam size cewek. Pelan-pelan dan pasti, de diracunin untuk sedikit-sedikit merubah gaya mengikuti teman-teman. Gak meracuni secara langsung sih, tapi kalo jalan ama mereka ke mall atau ITC dan de iseng nyobain sesuatu…pasti langsung komentar “nah…itu bagus di kamu de. ayo beli!“. Selama ini de merasa kulit de yang hitam metalik cuma boleh dibalut warna hitam, putih, biru dan coklat. Tapi sejak kenal teman-teman, lemari pakaian de lebih berwarna…ada pink, hijau, dll.
Sekarang de mulai mengenal merek VNC dan CNK. Bahkan de udah punya 2 sendal dengan hak 5-7cm dari merek itu dan tas putih ini dibelikan mbak Ria. Tentu aja sendal itu gak de pake sehari-hari mengingat tulang belakang yang agak rawan. De simpan sendal itu di kolong meja kerja, sepanjang perjalanan rumah-kantor de cukup pakai sendal jepit. Masguh mah senang-senang aja ngeliat de punya barang-barang itu. Malah dia komentar “nah…gitu dong ma…kan jadi kliatan lebih manis dan anggun”.
Tapi semakin de tau kehidupan teman-teman lebih dalam, kebayang gimana ribetnya ritual yang harus dijalani untuk sekedar tampil CANTIK. Ada yang harus keramas tiap pagi dan ngeblow rambutnya, supaya rambutnya yang agak kriwil bisa sedkiti lurus. Ada yang rutin wax tiap 2 bulan sekali, supaya kaki dan keteknya mulus (owwchhh…kebayang deh perihnya). Ada yang ngerapihin alis tiap bulan, supaya alis gondrongnya bisa lebih rapih (de pernah dipaksa utk dirapihin alis juga…ampe air mata de menetes karena nahan perih). Juga ada yang mengkoleksi belasan lipstik, supaya warna bibir bisa senada dengan pakaian atau aksesoris yang digunakan.
mhmmmm….
Itu belum termasuk memakai high heels tiap hari yang bikin betis pegel dan telapak kaki nyut-nyutan (pengalaman de sendiri nih…apa karena de masih pemula aja yah?). Trus SATCHEL BAG yang katanya harus dibawa di siku tangan biar terlihat anggun, de yakin ini juga bikin pegel tangan kita. Facial pun yang kata orang bikin wajah terlihat lebih cerah, juga gak enak untuk dijalanin. Perih saat dipencetin jerawat dan komedonya!
Menurut de, BEAUTY IS PAIN!!!
Menurut woro FASHION IS EVERYTHING, PAINFUL IS NOTHING
Untuk yang tidak atau belum berjilbab, kata orang akan lebih mudah berekspresi. Penampilan dengan tema apapun bisa di-implementasikan jika kita berani memakainya. Tapi sebagai muslimah, de yakin bahwa kewajiban menutup aurat ini bukan halangan de untuk bergaya. Selama masih sesuai syariat, kita bebas kok beraktifitas. Kebetulan minggu lalu de beli buku fashion The Power of Mix n Match karya Aju Isni Karim. Setelah membaca buku ini, de langsung membongkar lemari saat wiken kemarin. Ternyata isi lemari de bisa kok menjadi modal de untuk tampil gaya. Apalagi ditambah aksesoris hasil karya sendiri. Kata teman2, de sekarang lebih trendy! hihihihihi
Memang apapun akan ditempuh seorang wanita untuk terlihat lebih cantik. Bahkan lomba diet pun rela dijalani. Tapi kalo kita menikmatinya dan terpuaskan sama hasil yang didapat…bahkan sampai membuat senang orang lain yang melihat, semua keribetan itu gak akan ada artinya lagi.
Apa memang menjadi wanita cantik itu sebuah perjuangan yah? Bener kan kalo BEAUTY IS PAIN?