Browsed by
Category: Bisnis

Rafayra.com on TV

Rafayra.com on TV

Alhamdulillah dapat kesempatan 3x masuk TV. Ini semua menjadi pecutan biar lebih semangat jualan lagi. Akhir-akhir ini pekerjaan kantor lumayan berat *yaealah de, sebanding ma gaji gak sih … siap2 di timpuk bankir bersertifikat*, jadinya jualan terbengkalai.

Trans7
Awalnya bingung waktu terima telpon “mbak, diliput trans7 mau yah?

Kemudian dijelaskan bahwa mereka dari program RAHASIA SUNAH dengan host WAHYU SUPONO (orang bule). Acara ini bercerita tentang perjalanan mas wahyu, seorang mualaf yang mencari ilmu tentang Islam dari segala hal yang ada disekitar hidupnya di Indonesia.

Liputan kali ini tentang berenang dalam Islam.

Diliput dari sisi kesehatan, mewawancarai seorang dokter dan mencari penjelasan berenang dari ilmu kesehatan. Kemudian dari sisi agama, mewawancarai seorang ulama dan bertanya hukum berenang dalam Islam. Lalu diliput tentang kolam renang khusus wanita yang sekarang masih jarang tersedia di Jakarta, mungkin kota lain juga.

Nah dari situ diliput tentang penjual baju renangnya sampai bagaimana produksinya, ada gak pembelinya, jualnya udah kemana aja. Disini memuat profile rafayra.com

Sayangnya mas Wahyu berhalangan, dan saat itu digantikan oleh host sementara yaitu mbak Puput Melati (mantan penyanyi cilik).

Karena diliput di konveksi, jadilah begronnya berantakan banget. Selama persiapan, udah banyak aja tetangga konveksi berkumpul di depan pintu. Apalagi saat itu anak pemilik konveksi asyik cerita ke semua orang yang ditemui dijalan menuju konveksi “aku mo masuk tipi” hahahaha

Nah inilah foto kami setelah selesai syuting, de – mbak puput – pak nurdin sang pemilik konveksi. Liputan ini untuk ditayangkan di bulan Ramadhan 2009. Sayang nya karena acara ditayangkan sebelum magrib jam 17.30an, kami semua gak sempat nonton. hehehehe

KompasTV
Ketika ada orang menyapa lewat YM “mbak, rafayra.com nya boleh diliput untuk KompasTV?

Saya kembali bingung. Karena terus terang belum pernah dengar KOMPASTV sama sekali. Beliau menjelaskan bahwa KompasTV ini adalah versi streaming TV dari kompas.com yang akan di luncurkan dalam waktu dekat. Liputan ini entah akan tayang kapan, yang pasti untuk stock berita dulu katanya.

Bingung mencari lokasi kolam renang yang tidak ramai dan tidak susah minta ijinnya, alhamdulillah mbak Anna menawarkan apartemen Gandaria dimana beliau tinggal untuk menjadi lokasi syuting. Apartemen ini enak banget … hommy dan gak terlalu besar.

Liputannya cukup menarik. Awalnya saya di wawancara tentang asal muasal bisnis ini dan menceritakan bagaimana perkembangannya. Kemudian mbak Anna di wawancara selaku pembeli dan juga pernah ikut membantu memasarkan di New Zealand (sebelum mbak Anna pindah ke Jakarta). Setelah itu saya mengajari Rafa berenang, tetapi saya menggunakan kaos – jeans – jilbab kaos yang digunakan saat wawancara. Kemudian mbak Anna lewat menggunakan baju renang muslimahnya, dan saya pun menoleh ke arahnya.

Pengambilan gambar dilanjutkan dengan adegan saya dan mbak Anna ngobrol tentang baju renang muslimahnya, bagaimana cara memakainya, jenis bahan yang digunakan, dll. Obrolan dilanjutkan dibangku jemur disamping kolam renang. Kameramen mengambil gambar dari atas, naik ke kamar putri mbak Anna.

Special thanks to Mbak Anna sekeluarga yang sudah menyambut hangat kami, membantu proses ijin ke kantor apartemen, menyediakan kamar untuk mandi – ganti baju – sampai sholat magrib. Udah gitu rela jadi model pula tanpa dibayar. Semoga Allah SWT membalas budi baik mbak Anna berkali lipat amin.

Liputan Rafayra.com di KompasTV bisa dilihat disini:

TransTV

Saya kira sudah cukup 2x itu aja Rafayra.com diminta untuk masuk tipi. Ternyata tawaran datang lagi dari TransTV. Pertamanya saya komen “kan udah pernah mbak“, tetapi kemudian dibalas mbak Tika “dulu kan untuk Trans7 mbak, ini beda loh. Untuk program SAFARA di TRANSTV“.

Mbak Tika menelpon hari selasa 25 Nov 2009, meminta waktu untuk syuting hari Kamis 26 Nov karena harus tayang 3 Desember 2009.

Beneran mepet banget ditengah kesibukan kantor yang luar biasa hectic karena ditinggal juragan ke luar kota 2 hari menjelang longwiken. Udah gitu cuaca juga lagi mendung dan hujan tiap hari. Sementara syuting diminta untuk sampai ke kolam renang juga.

Alhamdulillah hari kamis pagi ngebut ngerjain semua pending item, abis makan siang ijin pulang kantor lebih cepat. Wujudnya aja sih gak dikantor, telpon dan email teteeuuuppp gak berenti-berenti dan terus dilakukan selama perjalanan syuting.

Liputan pertama ke konveksi. Ceritanya saya datang ke penjahit untuk minta dibuatkan lagi beberapa lusin dengan ukuran yang beda. Kali ini gak banyak penonton diluar konveksi. Walau semua orang melihat seragam dan kamera yang dibawa oleh petugas juga mobil dengan logo TRANSTV yang sedemikian besar, alhamdulillah gak sampai memancing kerumunan orang seperti sebelumnya. Mungkin karena gak ada public figurnya juga kali ini. hehehe

Dari konveksi di komplek Kostrad, kami lanjut ke Ciputat. Berenti dulu di ruko depan RSPI untuk makan siang … yupe makan siang jam 15:30 sajah. Sebelumnya gak ada yang berani makan, karena takut hujan. Jadi mentingin liputan dulu dari pada isi perut.

Syuting dirumah menggambarkan saya asyik selonjoran di sofa sambil berinternetan dengan laptop jadul. Kemudian saya menerima order dan mencatatnya. Dilanjutkan dengan proses packing, memasukan baju renang ke dalam amplop coklat, menulis alamat dan pergi ke luar rumah untuk menitipkan paket pada jasa titipan.

Didalam rumah juga diambil gambar berbagai jenis baju dalam manekin. Kemudian saya membantu Fayra memakai baju renang anak. Saat itu Fayra baru bangun tidur sementara Rafa baru pulang sekolah.

Syuting dilanjutkan ke kolam renang di komplek rumah. Penjaga sempat tanya juga “ini untuk apa ya mbak?“. Tetapi kami semua kompak menjawab “dokumen pribadi mas“.

Petugas masih penasaran “kenapa pake mobil dan seragam TransTV?

Dijawab oleh kameramen “Ibu ini order minta direkam udah lama. Saya nyambi pulang kantor mas

hihihi maaf ya mas, terpaksa berbohong daripada memancing keramaian. Kebetulan didalam kolam renang cuma ada 1 rombongan keluarga yang lagi berenang membawa putra-putrinya.

Alhamdulillah kali ini kami sempat nonton karena disiarkan hari kamis 3 Des 2009 jam 06:30 pagi. Masguh memilih naik kereta jam 7:30 daripada bawa mobil demi nonton tayangan ini. Phiewwhh syuting 1/2 hari cuma untuk tayang 5-7 menit doang. Banyak adegan yang dibuang juga. Kebayang gimana capeknya para pekerja film demi mendapatkan tayangan berdurasi 2 jam non-stop yah … syuting berbulan-bulan.

Terima kasih untuk doa dan dukungan teman-teman, baik lewat email – telp – sms – komen di FB. Bahkan ada sepupu yang komen “ah rese lo mbak, ibu bangunin gw pagi-pagi cuma untuk nonton elo 5 menit” huahahahaha mana gw tau, ngasih tau nyokap lo pun enggak.

Semoga liputan Rafayra.com di berbagai TV ini bisa membangkitkan semangat perempuan lain diluar sana untuk terus berkarya. Kalau saya bisa, kalian pasti bisa!

Rafayra on Info Kecantikan

Rafayra on Info Kecantikan

Maap sekali lagi…postingan kali ini nunmpang narsis hihihi

Tahun 2009 ini, genap ke 10x nya saya mejeng di media cetak. Setelah yang ke 7, ada 2x lagi foto saya masuk majalah. Difotonya saya lagi pake seragam pabrik (yang dimajalah mahal itu 1 halaman fotonya huaaaa huhuhuhu *maluw banget*). Tapi berhubung itu ada urusannya dengan pekerjaan kantor, gak akan saya pajang di blog ini. Udah sering kan saya bilang kalo saya gak akan nulis secara gamblang tentang pekerjaan saya?

Beberapa waktu lalu ada sebuah majalah Islam yang menelpon saya, minta ijin untuk interview. Waktu itu jujur saya lagi dilanda anything blues. Baking blues, Reading blues, Blogging blues (kliatan kan dari gak pernah apdetnya blog ini), dan blus2 lainnya. Jadi dengan sangat terpaksa saya tolak. Saya gak siap dengan efek setelah itu, soalnya saya lagi gak sempat jualan. Pekerjaan kantor akhir-akhir ini lagi lumayan banyak, jadi sampai rumah saya sudah kelelahan. Warung terbengkalai, blog jadi lumutan, oven masuk gudang, bahkan saya berhasil menembus rekor 2 bulan tanpa baca buku!!

Eh iya saya kan mo narsis cerita masuk majalah, kenapa jadi curhat? dasar pelacur…pelan-pelan curhat huahahaha

Bulan ini genap Rafayra.com berusia 2 tahun. Bisnis yang sangat menjajikan, tapi sayang saya belum bisa fokus menjalaninya. Bersyukur banget setelah bisa masuk di majalah Wirausaha & Keuangan edisi Juli 2007, kali ini mendapat tawaran lagi untuk masuk di rubrik Bisnis dalam Tabloid Info dan Kecantikan edisi 14 disaat mood jualan sudah kembali.

Wawancara nya dilakukan di Pacific Place. Ditengah janji saya lunch meeting kantor, kabur sebentar ke starbuck untuk ketemu wartawan IK. Dilanjutkan dengan email-emailan kirim foto.

Sampai suatu hari saya menerima telepon dari Mataram. Katanya beliau membaca rubrik bisnis di tabloid Info Kecantikan dan tertarik untuk menjadi reseller disana. Saya kaget karena jujur saya belum menerima konfirmasi akan terbit di tanggal berapa. Siang itu juga saya mencari tabloid Info Kecantikan dan membaca halaman 33.

Ada beberapa hal yang mengganjal:

– Disitu ditulis bahwa saya lulusan STT Telkom, padahal saya cuma lulusan STM Telkom (ketawa situ wi…gak ada kan nama gw di angk. 96 di kampus lo)

– Disitu ditulis tempat saya bekerja, padahal saya tidak pernah mau kalau tempat saya kerja ditulis dalam urusan luar kantor (bisnis ini kan gak ada hubungannya dengan pekerjaan kantoran saya)

– Disitu dipajang gambar baju renang BUKAN milik saya. Padahal harusnya kan bisa ambil dari Rafayra.com aja, atau setidaknya kalau bilang butuh foto product … pasti saya juga akan kirim via email.

Saya tau gak boleh komplen banyak, udah bersyukur bisa masuk media cetak secara gratis. Itung-itung kan ini promosi juga. Jadi yah pasrah, toh udah sampai end user juga.

Efeknya sungguh luar biasa. Telpon dan SMS juga email order berdatangan. Banyak yang meminta untuk menjadi reseller. Sebagian besar dari mereka tidak memiliki internet bahkan komputer. Jadi mereka tidak bisa melihat pilihan motif kain, mereka memesan dengan mempercayakan motif yang terbaik dan ukuran yang sesuai dengan tubuh mereka (terpaksa harus jujur ke saya tentang tinggi dan berat badan hihihihi).

Kaya nya udah harus cari partner untuk menjalankan bisnis ini. Tapi saya belum menemukan orang yang bisa dipercaya untuk bersama-sama menjalankan bisnis ini. Mhmmmm… mungkin saya harus liburan dulu sambil mencari ilham bagaimana saya akan menjalani bisnis ini kedepannya.

Jadi setelah pemilu, saya akan libur 4 hari untuk liburan bersama keluarga. Semoga pikiran dan tubuh saya bisa fresh lagi sekembalinya dari liburan. Dan semoga anak-anak menikmati apa yang sudah kami rencanakan untuk liburan tahun ini. Amin

Warung dibuka lagi

Warung dibuka lagi

Kegiatan di kantor yang lagi seneng-senengnya nyuruh de dinas luar kota, ditambah dengan liburan keluarga bulan lalu…. membuat de terpaksa harus menutup warung baju renang. Beginilah nasib pengusaha amphibi, yang sok bisnis sendiri padahal masih nguli diluar rumah. Udah gitu gak berani punya asisten untuk bisnisnya. Payah!!!!!!

Alhamdulillah perjalanan dinas dengan rute yang cukup ruwet telah dilewati. Walaupun setiap perjalanan dinas gak lebih dari 5 hari, tapi karena keseringan pergi tetap aja bikin de kangen anak-suami-rumah.

Jadwal 2 bulan terakhir (Juni – Juli) memang padat banget. Tugas ke Jogja 5 hari dan disambi tugas ke Solo ditengahnya cuma sehari. Baru pulang ke Jakarta rencana istirahat seminggu terus dilanjut liburan ke Bali. Ternyata dapat keputusan untuk belokin arah ke Hongkong. Udah gitu Rafa keburu ngomong ke teman dan guru di sekolah kalo dia mau bawa kue ultah ke sekolah.

Rabu siang dapat telpon rencana pindah tujuan, kamis dapat kepastian. Kamis malam belanja bahan kue dan langsung baking juga menyiapkan kemasan mika untuk cupcake. Jumat pagi mendekor kue, langsung antar ke sekolah, dilanjut ke imigrasi untuk bikin paspor anak-anak. Sabtu ambil raport Rafa, dilanjut ke Sunter untuk ambil paspornya anak-anak … trus ke airport untuk ambil tiket pesawat. Minggu belanja segala kebutuhan anak-anak, trus packing dan malamnya ambil uang dinas masguh ke Pamulang. Senin sampai Kamis di Hongkong, Jumat ke Batam, Minggu ke Spore, Senin pulang dari Batam ke Jakarta. Phieewwwhhh

Dah gitu kebanyakan jalan kakinya. Palagi waktu di Hongkong dan Spore … wah itu hari-hari cuma di isi sama jalan kaki doang.  Akibatnya pembuluh darah dibalik kuku kaki de menjadi mampet, dan 2 jempol plus kelingking kaki jadi biru-biru. Kalo dilihat sekilas, itu jari de jadi jempol smua hahahaha. Dah gitu pada item-item kaya kena kotoran atau abis main disawah. Nggilani tenan…jorok banget. Padahal itu bukan kotoran melainkan darah beku, gak bakal ilang walo di meni-pedi di salon. Yang baru ilang cuma biru-biru di paha aja. hiks…

Yang pasti sekarang semua itu sudah berlalu. Dinas kantor keluar kota akan dimulai lagi awal tahun depan *katanya sih kalimantan dan sulawesi*. Tapi gak tau deh akan kebagian pa enggak.

Nyaris nyerah membagi waktu antara kantor – rumah – warung.  Tapi SMS, YM dan email orang-orang yang pada butuh baju renang membuat de semangat lagi. Ternyata masih banyak orang diluar sana yang butuh tenaga de untuk menjual baju renang muslimah.

Untuk itu…dengan resmi warung baju renang de buka kembali *tiup terompet sambil gunting pita*

Motif baru akan tayang di web paling lambat senin ya. Maaf kalo tutup warungnya kelamaan.

1th Rafayra.com

1th Rafayra.com

Beberapa waktu terakhir jujur aja de menolak beberapa order rafayra.com. Memang saat ini de lebih membatasi diri. Bukannya sombong, cuma tenaga de ini sangat terbatas. Daripada de mengecewakan pembeli juga. Apalagi kalo dihitung keuntungan yang de dapat gak sebanding ma usaha yang harus de jalankan, de memilih untuk tidak melanjutkan transaksi.

Ada calon pembeli dari luar kota, kebetulan beliau sedang berada di jakarta. Untuk menghemat ongkos kirim, kami janjian ketemu di suatu tempat. Tapi ternyata de ada kesibukan dari kantor yang diluar rencana. De ajukan saran untuk dikirim via tiki aja, biaya nya cuma 10rb. Tapi beliau bilang “wah kalo gitu gak jadi hemat ongkir dong”. Padahal de lebih milih ngirim aja. Gak nyusahin masing-masing pihak. Gpp deh ongkir 10rb itu de yang tanggung, toh ongkos taxi dari kantor de ke tempat pertemuan juga lebih dari itu. De tinggal telpon tiki untuk minta ambil barang, bayar, barang dikirim…selesai. Ya kan?

Ada nih orang nelpon, mo beli seragam senam untuk kantornya. Tapi tahap awal ini dia cuma mo order 10-15 potong dulu. Trus dia minta dikirimin contoh bahan untuk minta approval dari bosnya. Tau gak dia ngasih waktu berapa hari untuk order itu? 3 hari saja dari pesan sampai barang jadi. Lah … emangnya kita sangkuriang apa? hihihihihi

Bedasarkan pengalaman bulk order yang pertama, de akan sharing disini bagaimana prosesnya. Biar calon pemesan yang kebetulan baca blog ini bisa mengerti bahwa membuat orderan khusus itu tidak semudah membalikan bantal.

Pertama, memilih bahan

De memberikan beberapa contoh bahan dari penjahit (biasanya pabrik ngirim katalog bahan ke penjahit secara berkala tiap ada jenis bahan baru). Dari bahan yang ada dalam katalog itu, belum tentu penjahit memiliki stok bahannya. Kalopun bahannya ada, belum tentu stok yang ada mencukupi untuk kebutuhan order. Dalam kondisi seperti itu, kita harus menunggu datangnya bahan dari pabrik sampai ke penjahit.

Kalo pemesan adalah pembeli langsung, pemilihan bahan bisa langsung terjadi saat itu juga. Tapi kalo pemesan bukan pembeli langsung (dia jual lagi ke orang lain) tentu proses aproval jenis bahan ini lebih makan waktu lagi. Karena dia harus minta persetujuan pembelinya, baru dia sampaikan ke de. Ini tentu membutuhkan waktu lebih dari 1-2 jam. Malah seringnya makan waktu 1-2 hari.

Kedua, pembuatan contoh

Sebelum memproduksi banyak (massal), de selalu minta penjahit untuk membuat 1 contoh dulu. Pembuatan pola, pengguntingan dan penjahitan membutuhkan waktu 2-3 hari (karena biasanya dilakukan disela kerjaan rutin yang berjalan). Setelah contoh bajunya jadi, pasti de akan minta approval pemesan. Kalo contoh tersebut sudah sesuai, produksi massal bisa langsung dijalankan. Tapi kalo masih ada kesalahan atau belum sesuai keinginan pemesan, tentu proses pembuatan contoh ini diulang lagi.

Ketiga, produksi massal

Sebenarnya kalo bahan dan contoh sudah sesuai, produksi massal ini bisa cepat dilakukan. Penjahit menyanggupi untuk produksi 5 lusin per hari (60 potong). Jadi kalo pesan 300 pcs aja bisa dikerjakan dalam waktu seminggu.

Keempat, QC & packaging

Walau dari pihak konveksi sudah melakukan Quality Control, biasanya de dan masguh tetap melakukan QC terakhir. Sebelum barang pesanan dimasukan dalam kemasan. Karena masih mahluk amphibi, maka QC ini cuma bisa kami lakukan setelah pulang kerja atau wiken. Untuk pesanan 300 pcs yang lalu, de dan masguh lakukan dari pulang kantor (sampe di konveksi jam 7an) selesai jam 12 malam. Keluar dari konveksi udah kaya cindrelela aja hehehe

——

Nah jadi sekarang kebayang dong, kalo de cuma dikasih waktu 3 hari untuk membuat 15 potong baju senam pria dan wanita, ukuran nya ada M-L-XL. hehehe

Saat de menolak order tersebut, calon pemesan masih mencoba alternatif lain “kalo beli bahannya aja boleh mbak?”

waduw…. maaf de cuma pedagang online nih, bukan toko kain di tanah abang. hihihihihi

———

2 minggu lalu de terima email yang isinya peringatan kalo rafayra.com sudah mau habis. Berarti udah 1 tahun nih rafayra.com hadir dalam dunia maya. Betapa waktu cepat berlalu yah. Bukan gak berasa sama sekali sih. Buktinya surat peringatan itu datang untuk nunjukin kalo de udah harus bayar domain + hosting lagi. Berasa banget ngeluarin duitnya. hehehe

Walau jualan baju renang sudah de mulai sejak 2004, tapi tahun lalu itu de beneran bertekad untuk membuat bisnis ini menjadi sedikit lebih profesional. Yang tadinya cuma jualan melalui 1 halaman statis dalam blog, akhirnya de bikin domain khusus dengan design dan sistem online shop khusus. Yang tadinya gak peduli sama uang yang lalu lalang, akhirnya de bikin pembukuan.

Alhamdulillah dalam waktu 1 tahun ini ternyata omzet sudah 3/4 jalan menuju 9 digit (omzet tidak sama dengan profit). Gak nyangka ternyata banyak juga peredaran uang di dalam bisnis ini. Kalo lagi down atau sibuk banget, rasanya pingin nutup warung. Tapi biasanya de buka file pembukuan biar jadi semangat lagi karena liat angka-angka yang sliweran. hehehe

Banyak banget pelajaran yang de ambil hikmahnya dari menjalankan bisnis ini. Yang pasti de jadi tau bahwa untuk menjadi pedagang itu butuh banyaaakkk banget stok rasa sabar.

Semoga bisnis ini bisa terus berjalan, sampai tahun-tahun berikutnya. Amin

Cerita Pedagang

Cerita Pedagang

Tanpa bermasuk sombong *Ya Allah…jauhkan hati hamba dari perasaan sombong*, de akan berbagi cerita tentang suka duka menjadi pedagang disini (karena ada beberapa orang yg suka nanya juga). Berharap orang lain bisa mengambil pelajaran juga dari apa yang sudah de alami. Semoga bisa menjadi pedagang yang jauh lebih baik dari de.

Jualan Baju Renang 

Kesalahan de yang utama dalam menjadi pedagang baju renang adalah de memulai dengan NIAT ISENG. Bukan iseng dalam arti negatif, tapi de cuma iseng membantu muslimah lain yang de tau susah banget nyari baju renang yang menutup aurat. Padahal sebagai seorang ibu, kita harus nemenin anak di dalam kolam renang. Tanpa baju renang, petugas suka melarang kita untuk ikut nyemplung ke dalam kolam. Nah karena de udah kenalan ama yang bisa bikin baju renang muslimah, de jadi kepikiran bantu teman lain yang membutuhkan.

Karena iseng itu, de jalani usaha ini sambil kerja kantoran dan ngurus rumah yang berisi 2 orang anak + 1 suami. Bagi waktunya mayan nguras tenaga, apalagi semuanya masih de lakukan seorang diri. Cek imel orderan pas jam istirahat kantor, ambil barang ke penjahit saat pulang kantor, ngirim barang besok pagi (tinggal nelpon TIKIjne utk ambil ke kantor).

Nah ini duka nya:

Kadang ada orang yang gak mau mengerti bahwa usaha ini dijalani oleh mahluk amphibi (emak yang sok sibuk, udah ngurus rumah, suami dan anak masih disambi kerja kantoran dan bisnis online). Namanya juga bisnis online…sekali sudah online, orang akan berpikir bisa order 24 jam. Dan penjual harus siap 24 jam. Kalo kita bilang barang akan dikirim dalam waktu 2hr, pembeli akan ngitung 2 x 24 jam dari dia transfer uang. Padahal dia transfernya juga pake inet banking yang berarti bisa jam brapa aja.

Apalagi de nyetok barang dirumah (ya iya lah de..kalo smua barang dagangan ditaruh dikantor…itu meja kerja dah kaya gudang!). Jadi kalo ada order masuk hari ini, pulang kerja de siapkan dan bungkus barang… besok pagi baru telpon TIKI untuk dikirim. Kadang pembeli suka gak mau tau tentang hal ini “saya kira bisa dikirim hari ini juga mbak!

Yang paling berasa saat Fayra nginep di RS, sedangkan website gak sempat di-mati suri-kan. Pembeli ada yang kirim SMS “saya sudah transfer 2hr lalu, katanya barang akan sampai 2hr. Kok sampai hari ini belum ada?

Duh jadi serba salah gitu. Boro-boro sempat liat email order, badan ini pun tidak sempat merasakan tidur nyenyak hampir 2 minggu. De cuma bisa minta maaf dan menjelaskan kondisi, gak lupa nyuruh masguh untuk transfer balik hari itu juga.

Ada lagi kejadian pembeli minta kirim barang kalo bisa besok sampai. Memang ada layanan YES (one night service) oleh TIKIjne, dan kebetulan pembeli tsb bersedia membayar ongkos kirim yang lebih mahal dari pengiriman regular. Masalahnya adalah alamat pembeli diluar jangkauan layanan tsb (out of service coverage), jadi yang tersedia hanya pengiriman regular yang memakan waktu 2-4 hari. Ketika masalah ini de informasikan ke pembeli, beliau keberatan dan menyatakan “selama ini kiriman pake TIKIjne atau kurir lain sampai dirumah saya dengan selamat kok. gak pernah ada masalah“. Yah mungkin kiriman yang lain pakai jasa regular, bukan one night service.

Setelah ada kesepakatan, de kirim barang pakai pelayanan regular. Ternyata hari ke 3 paket belum sampai ditangan pembeli. Memang TIKIjne bilang bisa memakan waktu 2-4 hari, jadi masih wajar kalau hari ke 3 belum sampai. Tapi pembeli udah kirim SMS “sampai hari ini barang belum saya terima. Kalo bisnis yang profesional dong mbak!

De cuma bisa tahan nafas dan mengirim balik SMS. De jelaskan sekali lagi kondisi yang ada. De juga sudah selipkan uang kembalian ongkos kirim di dalam bungkusan baju renangnya. Sampai de bilang “kalo memang mbak takut saya tipu, silahkan berikan nomor rekeningnya. Akan saya transfer uang mbak sekarang juga. Kalo barang sudah diterima, silahkan bayar ke rekening saya

De juga udah ngalamin yang namanya pembeli minta barang dikirim cepat dan berjanji akan transfer hari itu juga. Ada 2 orang yang seperti itu, tapi sudah 5 bulan berlalu … uangnya belum juga de trima. Setiap de telpon selalu gak ditempat, yang lagi makan siang – udah pulang – gak masuk karena sakit dan sejuta alasan lainnya. De ikhlasin aja sekarang, de anggap sebagai sedekah aja lah. Kalo de pikirin terus…buang-buang energi.

Ada lagi orang yang maksa beli baju renang dengan permintaan khusus. De udah bedain produk dengan kategori lokal dan export dengan kelebihan masing-masing. Tapi ada aja yang minta “baju lokal tapi kerudung export bisa kan mbak?“. De juga bikin edisi yang terbatas, paling dari 1 motif kain dibuat maksimum 9 potong untuk seluruh ukuran (misal 1 size M, 3 size L, 3 size XL, dan 2 size XXL). Jadi kalo motif itu udah terjual, gak akan lagi de bikin motif yang sama. Tetap aja ada yang minta “kalo motif yang kemarin ada lagi, kabarin saya ya mbak“. Padahal udah dibilang enggak akan ada lagi. Ada juga yang minta celana nya sedengkul aja. Atau diminta size tertentu dengan ngurangin ukuran dada skian senti. Pokoknya mintanya macem-macem deh.

Nah ini suka nya:

Dengan berjualan baju renang, de jadi punya banyak teman baru. Baik yang di Indonesah maupun di negara lain. Beberapa dari mereka malah menjadi teman. Ada juga yang sekarang ikut jualan baju renang dengan produksi sendiri di kota lain. De gak takut dia akan jadi kompetitor, karena de yakin rejeki sudah ada yang mengatur. Toh niat awal de jualan baju renang cuma mo membantu muslimah lain yang butuh baju renang.

De paling senang nerima SMS atau email yang menyatakan puas dengan baju renangnya. Bahkan sampai ngirim foto mereka saat di kolam renang sendiri atau bersama anaknya. Perasaan itu yang gak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Yah itu lah sebagian suka dan duka yang de rasakan selama jual baju renang. Kalo lagi capek banget, pingin rasanya tutup warung. Tapi baru bilang ke reseller, mereka langsung melarang. Dipikir-pikir emang sayang banget … jadi mulai menyemangati diri untuk terus menjalankan usaha ini.

Gak tau sampai kapan……..

Jualan Kue 

Kalo jualan kue mah gak diniatin sama sekali. De ikut kursus Cake Dasar dan Decorating Cake cuma untuk sekedar bisa. Lumayan kan kalo bisa bikin kue dan menghiasnya untuk anggota keluarga. Setidaknya de bisa ngirit dari yang tadinya musti datangin bakery setahun minimal 4x (tiap anggota keluarga ulang tahun), sekarang paling cuma ke TBK (toko bahan kue). Belanja bahan kue cuma abis 1/3  1/2 dari harga cake di bakery (di edit atas peringatan maki selaku tukang kue profesional).

Mami sampe ketawa waktu de cerita ikut kursus bikin kue. Gimana enggak, mami kan buka katering di rumah. Sampai mami komentar “kalo kamu dulu sering nongkrongin mami didapur, pasti gak perlu bayar ratusan ribu hanya untuk liat orang bikin kue“. Yah mo gimana lagi, dulu itu hidayah belum datang. De lebih suka nyolder di kamar atau utak atik komputer (maklum anak STM).

Beberapa kali bikin kue dibawa ke kantor, ada yang suka sama rasanya. Trus efek dari rasa terpuaskan, mereka pesan bday cake ke de. Awalnya sempat gak pede … lah wong de baru bisa masak juga 2 tahun terakhir aja, kok ya dapet tantangan disuruh bikin kue untuk orang lain. Akhirnya de nekat aja nerima pesanan. Belum banyak sih, jari ditangan dan kaki de belum dipakai semua untuk menghitung jumlah order kue yang pernah de terima.

Kalo project kasih sayang sih lumayan banyak. Maksudnya bikin kue untuk keluarga besar atau teman tanpa dibayar. Yah itung-itung kado untuk ponakan, sepupu, adek, mami, teman dan sahabat.

Saat menentukan harga jual, ini momen yang selalu bikin bingung. De pernah dapat file xls (Ms. Excel) untuk menentukan harga jual, tapi tetap suka gak pede ngasih harga jualnya. Tapi kata-kata dari guru yang selalu de ingat dan ingatkan untuk orang lain yang pingin jual kue “jangan takut ngasih harga kue mahal. Yang pasti kasih lebih murah dari harga bakery. Design kue itu adalah sense of art yang dimiliki tiap orang dengan kadar yang berbeda. Kalau memang merasa design kita lebih bagus, knapa juga takut ngasih harga. Kalau bukan diri kita, siapa lagi yang akan menghargai usaha kita sendiri?

Masalahnya de gak punya jiwa seni sama sekali. Dengan design ala kadarnya seperti yang di foto, apa kelebihan yang bisa bikin harga de lebih mahal?

Ada pembeli yang sebenarnya bisa bikin kue, cuma karena lagi malas dia pingin pesan aja ke de. Trus dia tanya “Cake nya pake apa? Isi dan hiasanya gimana tuh?“. De mah gak takut ngasih resepnya ke pembeli. Biar pembeli juga bisa ngitung brapa harga bahan sekarang. Kalo sampe dibilang kemahalan, de bisa mengelak dengan menjawab “kalo gitu bikin sendiri aja mbak, kan udah tau resepnya” hehehe

Ada juga pembeli yang kaget kalo 1 resep itu bisa pakai 10-30 butir telur. Tentunya semakin banyak telur, semakin mahal pula harga kuenya. Tau sendiri kan harga telur sekarang melonjak sampai 14rb per kilo di warung rumahan. Pembeli itu bilang “bikinin gw loyang yang kecilan aja de. Berarti pake bahan nya cuma 1/2 kan? Bisa 1/2 harga dong

Oalah jeng, tau gak sih kalo bikin kue 1/2 atau 1 loyang itu usaha nya sama aja? Pakai air, gas dan listriknya kan sama. Ngocok mixer 1/2 atau 1 resep lamanya juga sama. Manggang kue di kompor gas nya juga sama menitnya. Kardusnya juga butuh 1 biji bukan 1/2. Menghiasnya juga sama butuh jiwa seni tersendiri.

Jadi gak mungkin dong kue yang harganya 50rb trus karena pesan 1/2 resep jadi dijual dengan harga 25rb? Yah paling enggak harganya jadi 35rb tuh.

Ada juga yang bilang “design elo indonesah banget de! emang elo gak punya buku-buku referensi design dari luar negeri?

Aduh pak, de kan orang indonesah…gak bisa ngebuang darah indonesia dari tubuh de ini. Dan jujur aja…buku cake decorating mah banyak tuh dirumah. Tapi jumlah malesnya de lebih banyak lagi. Apalagi de beneran gak bertujuan jualan kue. Lebih sering de menolak order kue, daripada benar-benar mengerjakannya. Maaf banget kalo de belum bisa sepenuh jiwa jadi tukang kue, kaya mami de yang sampe buka katering. Tenaga de udah habis terkuras… sekali lagi, untuk ngurus rumah, anak, kerja kantoran ditambah jual baju renang.

De cuma bisa dekor kalo tengah malam anak-anak udah pada tidur atau belum bangun di pagi hari. Kalo de turutin semua order kue … wah bisa remuk badan de nanti.

Sekarang sih de terima order kue cuma dari teman dekat, sahabat atau keluarga aja. Selebihnya pasti de tolak.

De sadar diri kalo de bukan wonder woman yang bisa melakukan segalanya. Tapi dengan berdagang gini, banyak hikmah yang bisa de ambil. De jadi terus belajar bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain, de jadi belajar bagaimana meyakinkan orang, dan de belajar untuk lebih sabar menghadapi orang lain.

De bersyukur karena setidaknya pernah mencoba merasakan menjadi pedagang. Sekarang de bisa lebih menghargai pedagang lain. Dan de bisa lebih ramah menghadapi embak-embak SPG yang menawarkan produk. De juga bisa lebih menghormati orang yang membagikan brosur dengan tidak membuangnya di depan mereka. Karena kita tidak pernah tau bahwa yang membagikan brosur itu adalah pembuatnya atau orang bayaran. Kebayang kan betapa kecewanya kalo kita udah susah buat design brosur supaya menarik perhatian orang, mencetaknya pun butuh biaya tersendiri. Eh ketika dibagikan … dibuang begitu aja di depan mata kita!