Ada orang yang membaca blog atau status SocMed (FB/Twitter/Path/dll) milik orang lain dan merasa ngiri. Ada juga yang merasa terintimidasi. Yang lain ada yang merasa tersaingi. Kalau saya sih kebanyakan merasa terinspirasi.
Akhir-akhir ini saya lagi terinspirasi untuk hidup lebih sehat.
Dulu saya termasuk orang yang maniak olahraga. Dalam 1 minggu saya bisa berolahraga 4x dari mulai basket, renang, taekwondo sampai naik sepeda (rutenya cuma dari Cempaka Putih ke Blok M dan sebaliknya, via monas dan bunderan HI). Setelah kerja kantoran, olahraga saya berganti menjadi fitness, aerobik dan body language karena digeret kakak saya ke Gym langganan nya. Jaman segitu … olahraga yang saya sebutkan itu lagi happening banget loh.
3 bulan setelah lahiran Rafa, saya kembali berolahraga. Tidak seheboh sebelum nikah, cukup 2x seminggu saja. Masih takut karena melahirkan Rafa melalui proses operasi sesar. Khawatir jahitan kenapa-napa.
Ketika Rafa berusia 1,5 tahun … saya divonis TBC Tulang. Otomatis semua olahraga tidak saya lakukan lagi. Sampai setelah lahiran Fayra, saya diijinkan olahraga hanya 2 macam: jalan kaki dan berenang. Sementara olahraga lain menjadi pantangan bagi saya. Intinya saya tidak bisa ajrut-ajrutan atau petakilan lagi.
Di instagram, lagi ramai kampanye hidup sehat. Mulai dari minum air dengan perasan atau potongan jeruk lemon, aneka jus buah dan sayur, sampai pola makan dengan metode food combining.
Karena terinspirasi, saya ikutan juga dong. Dari yang paling sederhana untuk diimplementasikan dulu deh:

Katanya, air hangat yang dicampur dengan irisan/perasan jeruk lemon dan dikonsumsi di pagi hari … berkhasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh, melancarkan sistem pencernaan dan membantu melarutkan lemak. Botol minum dengan perasan atau potongan jeruk lemon itu menjadi salah satu benda wajib yang ada di dalam tas saya di pagi hari. Konsumsi jus buah sudah lumayan sering, tapi belum dicampur sayur. Kalau food combining, masih belum disiplin menerapkannya.
Banyak isi blog mahmud (mamah muda) yang juga menginspirasi saya. Mereka mulai berolahraga lari sekarang. Bahkan seorang sahabat saya, sudah mulai jadi atlit ajah. Suami saya juga sudah mulai lari setahun terakhir. Bonusnya, berat badan Masguh sudah turun secara bertahap. Akhirnya saya jadi terpacu untuk memulai olahraga yang sama, dengan kecepatan yang beda tentunya. Hehehehe.
Mengingat pesan om dokter, saya hanya boleh jalan. Titik.
Jadi biar keluar rumah bareng Masguh, dia lari …ya saya tetap jalan. Jarak yang ditempuh sama. Kadang waktu tempuh nya sama, tapi jarak lebih jauh Masguh dari pada saya.

Lama-lama Rafa dan Fayra mulai ikut juga.
Kalau olahraga sama anak-anak, jadinya jalan kaki semua tidak ada yang lari. Dan waktu tempuh pasti lebih lama. Karena sambil jalan, kami saling berbagi cerita. Biasanya anak-anak ikut jalan bersama kalau hari libur sekolah saja.
Dari salah satu forum parenting, saya mengenal istilah POWER WALK. Yaitu olahraga berjalan kaki dengan kecepatan sama dengan lari/jogging, dilakukan dengan durasi 30-60 menit (non-stop) sebanyak 3x seminggu.
Akhir tahun lalu saya mulai menerapkannya. Sampai sekarang masih mencoba disiplin 2-3x seminggu. Durasi nya masih 30-45 menit, kalau hari libur suka lebih lama. Jarak tempuh sudah 3-4KM. Kalau lagi rajin, bisa 3 hari berturut-turut. Kalo lagi malas, hampir 2 bulan tidak dilaksanakan.

Biar tidak bosan, yang tadinya rute hanya sekitar komplek rumah … mulai merambah ke kampung belakang.


Berkat olahraga sederhana ini, saya bisa bertemu teman STM yang ternyata sekarang sudah tinggal di komplek yang sama.

Saya juga bisa mengakrabkan diri dengan tetangga saat acara Jalan Sehat Bersama.

Selain badan sehat … bonus sampingan yang didapat banyak juga kan?
Tapi tidak selalu bagus sih, pernah mengalami kejadian gak enak juga.
The worst morning exercise ever … dikejar anjing buldog!
Kebetulan saat itu saya keluar rumah sendirian, karena Masguh pergi golf. Yang membuat geram, pemilik bukan mengikat anjingnya … malah mendiamkan saja anjing nya berlari-lari kesana kesini. Hampir saja saya tonjok pemilik anjing tsb karena dia tidak melakukan apa2, justru orang lain yang membantu saya menyingkirkan anjingnya. Untung ada istrinya … kalau tidak, jiwa STM bisa merasuki lagi raga saya yang sudah feminim ini. Duh gemetaran badan saya sampai di rumah. Hari itu pun jarak tempuhnya menjadi lebih dari 4KM. Namapun dikejar anjing ya maaak.
Setelah kejadian dikejar anjing, Masguh kembali menemani saya untuk olahraga bersama. Kalo kebetulan Masguh gak bisa, sepertinya saya akan membawa 2 botol air mineral ukuran 300ml di tangan kanan dan kiri. Selain berfungsi sebagai barbel, akan saya gunakan untuk nimpuk anjing yang mengejar saya. Cerdas kan?
Merasa sudah rutin power walking sekian lama, minggu lalu saya mencoba lari. Baru jarak 500 meter, tulang saya rasanya mulai gak karuan. Kaya’ mo rontok. Lagian bandel juga sih, udah dibilang dokter gak boleh lari … Merasa sok kuat sendiri. Akhirnya saya kembali jalan. Mungkin nanti saya akan coba lagi, kalau sudah lebih dari setahun power walking. Siapa tau akan bisa lari beneran, yaaahh namanya juga usaha. Beda tipis sama nekat sih. Hihihi
Penutup olahraga nya emak-emak adalah mampir ke … tukang sayur. Hahahaha

Jalan pulang ke rumah pasti bawa tentengan belanjaan deh. Lumayan kan menghemat waktu.
Olahraga apa yang kalian lakukan? Ada yang melakukan power walk juga?