Browsed by
Category: Family

Top Achievers

Top Achievers

afa1

Kemarin siang saya menerima telepon dari AKLC, lembaga semacam bimbel tempat Rafa mendapat tambahan pelajaran setelah sekolah dalam 6 bulan terakhir. Mengingat Rafa sudah kelas 6SD dan sebentar lagi akan menempuh Ujian Nasional, maka kami merasa perlu memberikan tambahan ini.

Alhamdulillah secara akademik Rafa meningkat pesat sejak bergabung bersama mereka. Walau cuma ikut math dan english, tapi Rafa menerapkan metode yang sama untuk menyelesaikan masalah dalam pelajaran lain. Menurut walikelasnya, Rafa menduduki peringkat 6 di kelas nya semester kemarin.

Petugas AKLC memberikan informasi bahwa akan ada acara besar di gedung BNI46 dalam waktu 2 minggu mendatang. 10 murid terbaik (top achievers) dari setiap cabang akan diundang ke acara ini. 4 dari 10 orang akan menerima medali dan 2 orang diantara 4 orang ini akan speech. Rafa termasuk dalam 2 orang yang akan speech di forum ini. Kami sebagai orangtua juga diminta datang, karena nanti akan ada sesi wawancara untuk orangtua murid.

Saya kaget, terharu, bangga dan excited tentunya.

Petugas AKLC mengirimkan email berisi panduan untuk membuat speech. Berikut diantaranya (saya copy paste aja yah):

  •  Would you let us know about your school life like, being top achievers?
  • Life, of course, has challenges. Would you mind sharing those challenges in school and your daily routine life?
  • How do you overcome them and what you do or who you seek for help?
  • Was there many time where the motivation runs out?
  • What is your counter strategies to overcome this?
  • Please inspire other to be like you or be better like you
  • If you can share your secret strategies or formula, what would you say to them who want to achieve greatness also?
  • Would you like to appreciate anyone you want in your life for your achievements?

Isshhh, berat amat yah?

Tapi bagusnya speech yang akan disampaikan tidak terlalu formal, melainkan lebih ke cerita pengalaman diri sendiri.

Saat saya sampaikan ke Rafa tentang hal ini, cuma 1 komentar yang keluar dari mulutnya “kenapa aku sih, ma? kenapa gak orang lain aja sih?

Jiahahahahaha … dasar anak cowok.

Dia gak peduli gitu sama pencapaiannya. Dan gak mau repot tentunya. Males maju ke depan, apalagi disuruh ngomong di depan orang banyak.

afa3

Oalah mas … mas *unyeng-unyeng rambut mas Rafa, ciumin jidatnya*

Mama mu ini udah burem-burem nahan airmata jatuh, waktu terima kabar di telpon, kamu kok ya nyantai banget nanggepinnya.

Gaya Tidur Fayra

Gaya Tidur Fayra

Fayra sudah tidak tidur 1 kamar lagi dengan saya, sejak hari pertama ada di rumah. Ceritanya saya belajar menerapkan parenting skill ala bule yang membiasakan anak mandiri, tidur di kamar sendiri sejak bayi merah sekalipun. Waktu Rafa tidak diterapkan,  maklum namanya juga anak pertama … saya masih tidak tega. Alhasil Rafa pisah kamar saat umur 4 tahun *sigh*

Alhamdulillah Fayra tidak ada masalah berarti,  mungkin karena sudah biasa dari belum ngerti apa-apa kali yah. Umur seminggu sudah biasa tidur sendiri. Saya hanya masuk kamar Fayra setiap beberapa jam saat waktu menyusui saja.

Sampai hari ini kalau Fayra sudah merasa ngantuk, paling hanya pamitan “aku ngantuk, mo bobo duluan yah“. Trus langsung masuk kamar dan tidur deh. Kalau belum ngantuk banget tapi sudah saya suruh tidur, biasanya saya temani sambil membacakan cerita di kamarnya.

Mertua saya kadang protes “semua cucu uti, biasanya kalo mo tidur itu dikelonin dulu Fay. Digosok-gosok punggungnya sambil uti ceritain“.

Sementara Fayra tidak suka tidur kalau ada orang lain diatas kasurnya selain saya *bau emak emang beda yah hahaha*

Setelah Rafa tidur kelilit kordeng, saya menemukan keajaiban lagi.

Kali ini saya temukan malam ketika pulang kerja. Kok tumben Fayra tidak menyambut saya di depan pintu seperti biasa. Mbaknya bilang Fayra udah pamit untuk tidur ke kamarnya diatas.

Saya naik tangga dan menemukan Fayra terbaring di lantai … persis di depan pintu kamarnya!

faybo4

Beneran matanya merem dan Fayra tidur nyenyak loh *geleng-geleng*

Kok bisa sih, nduk?

Kasurnya kan tinggal beberapa langkah lagi. Tanggung amat tidur di depan pintu.

Segitu ngantuknya kali yah?

Hihihihihi

Akhirnya masguh harus menggendong Fayra dan memindahkan ke kasur. Sambil pelan-pelan saya gantikan baju tidurnya.

Tanding Bola

Tanding Bola

Sejak Rafa menginjak kelas 6 SD, saya tidak mengijinkan Rafa untuk ikut kelas tambahan di luar pelajaran sekolah. Maksudnya supaya Rafa konsentrasi dengan materi Ujian Nasional saja. Nanti kalau sudah selesai UN, barulah ikut kegiatan di luar jam belajar sekolah.

Tetapi ternyata saya salah, tidak bisa juga seketat itu. Rafa butuh refreshing, supaya tidak penat kebanyakan belajar. Karena itu Rafa suka main bola di jam istirahat sekolah, atau siang saat menunggu mobil jemputan datang. Pelatih bola sekolah suka melihat dari pinggir lapangan dan menilai permainan Rafa cukup bagus. Rafa ditawari untuk ikut klub bola sekolah yang akan mengikuti beberapa pertandingan U-12 (Coca Cola Cup, Green Field League, Liga Pelita Harapan, dll).

Tidak daftar, malah mendapat tawaran!

Untuk masuk sebagai anggota klub bola sekolah, orangtua murid dipanggil ke sekolah. Kami diminta tandatangan pada lembar perjanjian, bahwa selaku orangtua kami akan mendukung anak dalam kegiatan ini dengan mengijinkan anak latihan pada waktu yang telah ditentukan dan memberikan asupan yang bergizi untuk membantu menjaga mentalitas tubuh anak.

Murid pun diminta tandatangan pada lembar perjanjian, bahwa sebagai anggota klub maka anak harus berlatih dengan tekun, on time dan menjaga nilai pelajaran akademik. Kalau sampai nilai dibawah rata-rata, maka sekolah berhak mengeluarkan anak dari klub.

Saya bersyukur sekolah sudah memikirkan hal tsb. Sempat khawatir anak-anak akan lebih mengutamakan bola yang lebih menyenangkan untuk mereka, membuat nilai akademik nya turun.Tapi dengan perjanjian ini, mereka harus komitmen untuk tetap belajar dan mengutamakan UN.

rafabola1

Setelah sekian bulan berlatih, hari Sabtu 12 Januari mereka bertanding untuk laga U12 di Sinarmas World Academy. Saya, Masguh dan Fayra ikut mengantar Rafa. Baru kali ini masuk lingkungan SWA yang lokasinya gak jauh dari rumah. Masya Allah ini sekolah …bueessaaar banget *sumpah norak*.

Lihat deh parkiran basementnya, seperti parkir di mall besar Jakarta:
rafabola2

Ini peta sekolahnya:

rafabola3

Sebagian gedung dalam sekolah SWA:

rafabola15

Jadwal bertanding hari itu:

rafabola4

Memperhatikan tim lain yang sedang bertanding, serius banget:

rafabola13

Briefing sebelum mulai bertanding:

rafabola6

Dilanjutkan berdoa menurut kepercayaan masing-masing:

rafabola7Sepertinya adek-adek ini takut hitam yah, sampe pake payung segala? Untung anak saya sudah hitam hahahahaha *emak macam apa coba, malah ngatain anak sendiri*

rafabola12

Pertandingan dimulai:

rafabola8

Penonton piknik di pinggir lapangan:

rafabola5

Teriakan supporter dipinggir lapangan sangat ramai. Penyemangat dengan segala macam bahasa dilontarkan, dari mulai bahasa Indonesia – English – French – Dutch sampai Korea juga ada. Saya bingung sendiri sambil ketawa-ketawa.

1 jam bagi orang yang tidak suka bola itu terasa sangat lama. Fayra sampai berganti banyak gaya dan terus bertanya “skor udah berapa, ma? masih lama kakak mainnya?

rafabola14

Hasilnya?

Binus Serpong menang 5-0 melawan Mentari Jakarta. Hooorrrreeeeeee *joget*

Salaman dulu sama lawan main, setelah pertandingan selesai:

rafabola9

Wajah pemenang yang penuh keringat:

rafabola11

Para paparazzi dan mamarazzi:

rafabola10

Keep up the good work, mas! We’re proud of you.

Jaga stamina untuk pertandingan berikutnya dan jangan lupa tetap rajin belajar untuk persiapan UN ya.

Gaya tidur

Gaya tidur

Suatu pagi saya masuk ke kamar Rafa dan menemukan:

afabo

Yaammmppppunn

Kok bisa tidur kelibet korden coba?

Mimpi apa sih mas, seru banget kek nya sampe bisa begitu.

Hahahahaha

English Zone

English Zone

Untuk membiasakan anak-anak berbicara dalam Bahasa Inggris di lingkungan sekolah, walikelas Fayra menerapkan ENGLISH ZONE. Setiap mereka yang berbicara dalam Bahasa Indonesia, maka harus menerima hukuman berdiri di depan kelas dengan posisi 1 kaki diangkat ke atas dan kedua tangan memegang kuping sambil mengatakan “english zone” sebanyak 30x.

Belum lama ini Fayra menerapkan aturan yang sama di rumah. Jadi saat bicara dengan Fayra, harus menggunakan bahasa Inggris kecuali si mbak.

Lihat akibatnya ketika saya lupa, dan keceplosan tanya “hari ini makan buah apa aja, dek?

Dan keluarlah titah baginda princess Fayra

Mom, you go there in front of TV. Stand still with one leg, put your hands on your ears. Don’t forget to say -english zone- 30 times

Dengan muka bingung, saya tanya “why?

you speak in Indonesian with me. I told you that it’s an english zone. You can’t speak Bahasa Indonesia with me

Mateeekk deh, dan saya pun menerima hukuman itu:

Ketika hari Selasa saya ambil raport semester ke sekolah, walikelas Fayra pun bercerita “saya juga pernah dihukum Fayra kok, bu. Tapi ya gimana, saya yang menerapkan aturan. Anak-anak setuju menjalankan. Jadi saya juga harus menerima hukuman saat melanggar

Sampai rumah saya tanya Fayra, kenapa ustad Ahmad dihukum.

He receive a phone call from his wife and speak Bahasa Indonesia in front of me

Jiaaahhh

But it’s from his wife“, saya mencoba memberikan pengertian.

Fayra kekeuh menjawab “but he is still in the class room. It’s English zone anyway

Yaaammmpppuuunnn anak gw!

Tapi kadang Fayra curang juga. Semalam Fayra bicara dalam Bahasa Indonesia. Ketika saya bilang “ayo Fay, diri disana. Kamu dihukum juga dong

Dengan santai Fayra menjawab “nope. No english zone this time. I’m tired speaking English everyday

Iiiihhh gemes banget deh pingin uyel-uyel anak ini.

Setiap Fayra ngomong dalam Bahasa Indonesia ke papa nya dan saya tegur “kok papa boleh ngomong dalam Bahasa Indonesia?

Sambil berjalan santai Fayra menjawab setengah berbisik “it’s ok … soalnya papa gak bisa Bahasa Inggris

Wakakakakakak … papa nya harus tersanjung atau tersinggung tuh?