Browsed by
Category: Family

Idul Fitri 2007

Idul Fitri 2007

Idul Fitri 2007

Ramadhan 2007 telah berlalu, alhamdulillah tahun ini saya bisa menjalankan ibadah puasa tanpa rintangan penyakit, kehamilan atau menyusui seperti tahun-tahun sebelumnya. Ramadhan tahun ini adalah kali kedua saya menjalankan ibadah setelah puasa tahun 2005. Cuma hutang 12 hari karena periode kewanitaan ajah yang menjadi hambatan hehehe.

Idul fitri tahun ini kami di Jakarta. Karena tahun depan adalah jatah kami ke Surabaya. Biar adil, kami bergantian merayakan Idul Fitri antara Jakarta dan Surabaya. Tapi ternyata tahun ini keluarga mas Iwan gak bisa pulang berlebaran di Jakarta, mereka merayakan di Batam. Dan mami juga ada acara lain yang mengharuskan untuk pergi ke Jawa Tengah setelah sholat Ied. Jadi kami merayakan hari kemenangan ini hanya dengn Heri dan keluarga besar jakarta yang lain (om, tante, sepupu, dll).

2 minggu penuh saya menjadi fulltime mother at home karena 2 asisten pulang kampung. Alhamdulillah saya bisa meyakinkan bos untuk memberikan cuti 2 minggu penuh. Sebenarnya bos agak kurang rela, tapi saya mengingatkan beliau untuk tidak merasa terganggu kalo saya membawa Fayra ke kantor. Kebayang kan ada gadis mungil berangkang sana sini diantara cubicle meja kerja hihihihi.

Pembagian tugas cukup asyik juga… papa nyuci dan ngepel, Rafa nyapu dan beresin mainan (termasuk yang diberantakin sama Fayra juga), mama masak (eh lebih banyak nelpon delivery service ding hehe) dan menjaga Fayra. Yang nyetrika siapa? Papa cuma mau nyuci, mama tidak bisa meninggalkan Fayra. Akhirnya kami memanggil orang untuk menyetrika cucian kering yang sudah menggunung karena 2 minggu tidak di setrika.

Fayra ternyata tidak mau menyentuh makanan instan yang udah saya disiapkan untuk keadaan darurat. Mungkin karena saya tidak pernah mengenalkan makanan instan sejak dia lahir, jadi dia merasa aneh dengan rasanya. Tapi saya bersyukur karena ternyata Fayra lebih memilih ketupat + sayur labu, lontong + sayur lodeh, spageti bolonis yang saya bikin untuk sarapan, nasi hangat + tempe goreng, dan makanan dewasa lain yang dimakan oleh kami. Bahkan Fayra doyan banget sama teh botol dan Java Chip Frapucinno karena Fayra udah canggih menggunakan sedotan. duh maaf sayang…mama suka lupa kalo kamu udah umur setahun lebih

 Rafayra gosok gigi bersama
Rafa – Fayra kompak gosok gigiTidak ada orang lain dirumah, membuat kami menjadi lebih dekat satu sama lain. Kami selalu bersama selama 24 jam x 14 hari, kami saling membantu, kami juga tidur dalam 1 kamar selama 2 minggu itu. Asyik banget deh.Fayra sekarang lagi belajar jalan, jadi maunya titah terus. Dan Fayra tidak mau diajak orang selain mama-papa. Karena takut punggung saya bermasalah lagi, urusan titah Fayra diambil alih oleh papanya. 2 minggu mengikuti aktifitas Fayra, sukses membuat masguh kehilangan 5kg dari beban tubuhnya. Saya pun juga ikut agak langsing karena turun 2kg. Asyik kan pah…kita gak perlu diet!

 Rafayra main di kolong meja
Rafa – Fayra main di kolong mejaDokter selalu mengingatkan saya untuk tidak mengangkat beban lebih dari 4kg. Dokter mengijinkan saya untuk memangku Rafa atau Fayra selama saya dalam posisi duduk yang benar. Tapi ibu mana yang akan tega untuk tidak menggendong anaknya? Ya…saya akui kalo saya bandel. Saya nekat menggendong Fayra lebih dari 5 menit setiap kali ada kesempatan. Saya rela merasakan ngilu luar biasa ketika menjelang tidur malam, setiap punggung saya mendapat beban lebih dari yang sudah ditetapkan dokter. 2 minggu di rumah adalah waktu yang kami manfaatkan sebaik-baiknya untuk bisa merasakan kedekatan sebuah keluarga secara full time. Dan kami sangat menikmatinya!

Ramadhan 2007

Ramadhan 2007

ramadhan07.jpg
Alhamdulillah, ramadhan telah datang.

Tahun ini pertama kalinya Rafa belajar menunaikan bebrapa rukun islam. 2 minggu sebelum puasa, Rafa mulai rutin menjalankan sholat 5 waktu. Alhamdulillah tanpa disuruh. Bahkan Rafa membuat tabel yang ditempel di lemari pakaian mama+papa. Sholat apa yang telah dilakukan dan sholat apa yang ditinggalkan.

Memang sebelumnya mama+papa bercerita tentang makna sholat ke Rafa. Kami ingin segala kewajiban dalam beragama dilakukan oleh anak-anak dengan kesadaran dari diri mereka sendiri tanpa ada unsur paksaan. Supaya mereka bisa mencintai Islam dan mengerti keindahannya.

Kami cuma berpesan:

Sekarang usia Rafa sudah 6 tahun. Kamu sudah makin besar nak. Kamu sudah mulai sekolah di SD. Rosulullah bilang bahwa usia 7 tahun seorang anak itu sudah wajib untuk sholat. Bahkan kalau sampai usia 10 tahun seorang anak tidak sholat, maka orang tua berhak untuk memukul anaknya. Mama+papa tidak mau memukul mas Rafa. Mama+papa juga yakin kalo mas Rafa juga gak mau dipukul kan? Jadi mulai sekarang mas harus rajin sholat 5 waktu. Supaya Allah SWT makin sayang sama mas Rafa.

Setelah kami berpesan seperti itu, Rafa tidak langsung melaksanakan. Tapi setelah sekian lama, Rafa mulai melakukannya. Tanpa kami beri peringatan, tanpa kami paksa. Alhamdulillah….bagaimana kami tidak terharu?

Rafa juga sudah mulai mengerti arti dari puasa. Ketika ditanya apa makna puasa, Rafa akan menjawab secara rinci kenapa dan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berpuasa. Bahkan Rafa juga mulai melaksanakan puasa….secara bertahap tentunya.

Hari pertama, Rafa puasa mulai dari jam 3 sore sampai Magrib (lupa katanya kalo hari itu sudah harus puasa. hihihihi

Hari kedua, Rafa puasa mulai dari jam 1 siang sampai Magrib.

Hari ketiga, Rafa puasa dari jam 9 pagi sampai jam 12. Kemudian dilanjutkan puasa mulai jam 1 sampai magrib.

Semoga puasa Rafa makin meningkat di hari-hari berikutnya. Amin…amin …amin…ya robbal alamin

Salon Rafayra

Salon Rafayra

Fayra itu takutan kalo ketemu orang baru. Bahkan sama keluarga sendiri yang bukan ditemui sehari-hari (uti, akung, bunda, mbah mami, dll), Fayra juga gak mau.

Melihat rambut fayra yang udah mulai gondrong, mama bingung deh mau bawa potong rambut kemana. Takutnya sampai salon fayra gak mau dipegang sama orang salon.

Fayra sebelum cukur
Sebelum cukur
Demi anak tercintah dan dengan kenekatan luar biasa…mama bikin salon dadakan di teras belakang. Kuncinya adalah banyak sabar, siapin mainan yang banyak, dan harus ada penggembiranya untuk ngalihin perhatian fayra.

Salon Rafayra
Proses pemotongan rambut
Beneran gak bisa diam anak ini. Tapi mama gak nyerah begitu aja. Setelah liat hasilnya…mayan juga

Fayra sesudah cukur
Sesudah cukur
Rafa mau gak yah dicukur ama mama? Mayan nih mas, bisa menghemat pengeluaran hehehehe

Beratnya SD sekarang

Beratnya SD sekarang

Kaget…
Itulah yang mama alami ketika melihat buku pelajaran SD yang dibawa Rafa pulang setiap jumat sore. Sekolah Rafa memberikan homework hanya pada saat wiken saja dan hari itu juga semua buku pelajaran dibawa pulang dengan tujuan orang tua murid mengetahui apa yang dipelajari anak selama seminggu di sekolah.

Mama buka buku MATH, tidak ada pelajaran 1+1 lagi seperti jaman mama papa di sekolah dasar. Yang ada soal perhitungan 17+5, 24+3, etc…

Mama buka buku SAINS, ada hasil praktek mengenal indra perasa (lidah). Rafa harus menulis rasa dari air jeruk nipis, kopi, dll yang dirasakan ketika praktek. Tanpa didikte katanya. Jadi setiap murid harus menulis apa yang dirasakan ketika mencoba bahan-bahan yang ada dikelas. Rafa menulis “Jeruk nipis rasa asam. Kopi rasa pahit

Mama buka buku BAHASA, ada 5 kalimat yang harus ditulis ulang oleh Rafa dengan menggunakan huruf besar dan kecil pada tempatnya. Tidak ada lagi latihan menulis INI IBU BUDI – INI BAPAK BUDI.

Mama buka buku PPKN (Pendidikan Pancasila dan Kewarga Negaraan), Rafa harus menuliskan contoh perbuatan menghargai teman dan sesama. Bukan lagi sekedar menghafal Pancasila.

Tidak terasa sudah 1 bulan lebih Rafa bersekolah di SD. Saatnya untuk monthly review atau ulangan. Tertulis di Communication Book yang setiap hari dibawa pulang oleh Rafa (buku komunikasi antara orang tua dan guru).

“Dear parents,
Sehubungan akan dilakukan formatif MATH tanggal 13 Agustus 2007, mohon ananda dibantu untuk mepelajari:
1. Count forward 1-20
2. Count backward 20-1
3. Addition
4. Story question
Regards,
Teacher”

Seminggu penuh 13-21 Agustus Rafa menjalani monthly review. Ada hikmahnya juga Fayra sakit, jadi mama bisa berada disamping Rafa selama seminggu kemarin. Jemputan Rafa datang jam 7 pagi, dan Rafa kembali ke rumah jam 4 sore. Setelah mandi dan minum susu, Rafa mengerjakan soal-soal yang mama berikan. Kalau bosan Rafa langsung ambil kertas dan mulai melukis. Setelah magrib dilanjutkan tanya jawab secara lisan.

Mungkin karena capek fisik dan pikiran, juga mungkin ketularan adiknya, Rafa demam sampai 39. Kebanyakan demam menjelang magrib, sedangkan siang sehat dan sekolah seperti biasa. Mama dan Papa tidak panik karena Rafa juga masih lincah. Mama hanya memberi obat penurun panas. Tapi kenapa sudah 5 hari suhu badan Rafa naik turun. Ditambah batuk 2 hari yang nyaris dibilang NON STOP. Rafa tidak bisa tidur karena batuknya yang luar biasa. Minum susu tidak mau, karena setelah itu sering muntah. Makan hanya sedikit, karena terganggu oleh batuknya. Tidur pun dalam posisi 1/2 duduk karena mama harus memberi 2 tumpuk bantal dikepala Rafa. Kalau batuk dalam posisi tidur lurus, perutnya sakit. Duh kasian nya kamu nak…

Dan malam 23 Agustus Rafa demam sampai 40,2. Saat matanya merem Rafa sempat mengigau “100, 15, 20…eh ini jadi berapa ya ma?” wah…apa dia kepikiran ulangan di sekolah yah?

Sampai akung mendapati Rafa bangun dengan mata terbuka dan mengambil gunting. Ketika ditanya untuk apa, Rafa menjawab “aku mau gunting guling kung. Soalnya gulingnya kepanjangan“. Langsung aja gunting itu diamankan, dan akung meminta Rafa untuk duduk tenang. Jadi demam ini sudah mengganggu kesadaran Rafa.

Rafa di UGD RSPI jam 12 malam
Jam 12 malam itu kami bawa Rafa ke UGD RSPI. Karena suhu tubuh Rafa sudah naik turun selama 5 hari, dokter minta untuk cek darah. Rafa dipasang alat untuk infus dan diambil darah dari situ juga. Daripada kalo nanti hasil darah nya jelek, trus harus dirawat…Rafa harus ditusuk jarum lagi untuk pasang infus. Jadi sekalian dipersiapkan. Rafa minta difoto untuk kenang-kenangan. Katanya “kalo nanti aku nakal dan kecapekan…aku ingat pernah dipasang gini ma. jadi aku lebih hati-hati“. Pintar deh anak mama…Alhamdulillah hasil tes darah dan urine negatif semua. Kecurigaan dokter akan tipes, demam berdarah dan infeksi saluran kemih tidak terbukti. Hanya infeksi bakteri katanya. Selain itu amandel Rafa juga bengkak. Rafa memang agak sensitif, gampang sekali bengkak amandel dan radang tenggorokan. Karena sudah demam 5 hari, dokter memberi antibiotik selain obat penurun panas.

Kata dokter, Rafa hanya lelah aja. Mungkin adaptasi pelajaran disekolahnya cukup berat. Jadi berpengaruh ke fisiknya. Berat badan Rafa turun 2kg selama seminggu kemarin. Ketika dokter tau Rafa sekolah dari jam 8 sampe jam 4, dokter ngeledekin “Kamu sekolah udah kaya pegawai Pemda aja. Masuk jam 8 pulang jam 4 sore. hehehe

Alhamdulillah selama papa ke Bali jumat-sabtu-minggu kemarin Rafa gak demam lagi. Sekarang Rafa sudah mulai bisa tidur nyenyak. Batuknya mulai berkurang. Dan hari ini Rafa sudah mulai sekolah lagi untuk mengejar ketinggalan karena seminggu dirumah.

Mama udah mulai berkurang vertigo nya. Sudah mulai bisa tidur lagi karena Rafa-Fayra sudah sehat semua. Kalau malam cuma 2-3x bangun karena Fayra harus nenen. Dikantor udah bisa konsentrasi lagi deh.

———————————————————————

Katanya…
TK tidak boleh mengajarkan baca, tulis dan berhitung.
Hanya boleh mengenalkan huruf dan angka.
TK hanya tempat untuk bermain.
Sebagai latihan anak bersosialisasi

Nyatanya…
Mau masuk SD harus dites.
Hanya anak yang sudah bisa baca, tulis, hitung yang boleh diterima.
Selain umur sudah genap 6 tahun atau lebih…

Kenapa sih kurikulum TK dan SD gak nyambung gini.

Apakah ini cara pemerintah mengejar ketertinggalan SDM Indonesia?

Berdua

Berdua

Rafayra lagi main
Betapa akrabnya mereka…
bermain bersama dengan alat yang sederhana
Semoga keakraban ini akan terus ada diantara mereka
sampai usia beranjak dewasa
Semoga rasa sayang itu akan terus ada diantara mereka
sampai akhir jaman

Rafayra lagi bobo
Betapa damai wajah mereka…
tidak ada beban pikiran yang memberatkan
Semoga kami bisa memberikan yang terbaik untuk mereka
sebagai kewajiban kami menerima amanah untuk membesarkan mereka