Browsed by
Category: Indonesia

Japan Trick Art

Japan Trick Art

Japan Trick Art adalah pameran seni lukis 2 dimensi, tetapi dibuat sedemikian rupa sehingga tampak seperti 3 dimensi. Trick Art sendiri diartikan sebagai seni yang memanfaatkan manipulasi daya pandang manusia yang sering disebut optical illusion. Dengan perpaduan warna, perspektif serta teknik pencahayaan yang detail terciptalah efek 3D mencengangkan yang terbentuk dari rangkaian lukisan pada objek datar (info dari sini).

Rafa dan Fayra suka sekali melukis. Makanya mereka minta diantar melihat pameran ini di Grand Indonesia lt.5 yang sebenarnya sudah berlangsung dari tanggal 2 Desember 2012 dan akan berakhir 3 Februari 2013.

japantrickart1

Harga tiket reguler (> 23 tahun):

Senin-Jum’at Rp 50,000 dan Sabtu-Minggu Rp 75,000.

Sedangkan harga children/student (3-23 tahun):

Senin-Jum’at Rp 35,000 dan Sabtu-Minggu Rp 50,000.

Karena Sabtu dan Minggu peminatnya cukup banyak, maka diberlakukan antrian. Pengunjung dibatasi sekitar 15-30 orang per sekali masuk, secara bergiliran. Supaya semua pengunjung bisa menikmati lukisan dan foto-foto menggunakan properti yang disediakan sampai puas.

japantrickart2

Inilah beberapa foto kami:

japantrickart6

japantrickart5

japantrickart3

japantrickart4

japantrickart11

japantrickart7

Seru banget kan?

Pokoknya kalau kesana harus bawa kamera deh.

japantrickart9

Perhatikan titik mulai antrian yah, jangan main asal masuk ke dalam properti lukisan. Kasian yang sudah antri lebih dahulu.

Jangan juga terlalu lama di sebuah lukisan. Bete loh kalau kita menunggu lama, sementara orang lain yang foto sesi gak selesai-selesai.

japantrickart8Perhatikan juga tanda “best angle” di lantai yang biasanya berbentuk kotak warna kuning dengan gambar telapak sepatu. Artinya foto akan maksimal jika kita berdiri diatas kotak kuning itu saat ambil gambar.

Lihat contoh foto yang ada di tembok sebelah lukisan. Supaya kita punya gambaran, bagaimana posisi kita dalam lukisan.

Copot alas kaki ketika kita menginjak lukisan. Ada tempat untuk kita meletakan sepatu dan barang bawaan lain, di luar lukisan. Supaya lukisan yang sudah dibuat susah payah, tidak rusak karena terinjak-injak.

Kita juga bisa ikut kontes foto loh. Diluar area pameran ada foto-foto kiriman pengunjung. Kita bisa lihat-lihat sebagai acuan gaya saat kita foto di dalam. Hehehe.

Rafa dan Fayra banyak belajar dari sini. Bahwa lukisan bisa dibuat lebih dramatis dan wow, jika kita bisa memanipulasi cara pandang dengan teknik visual yang sangat detil.

Semoga suatu hari nanti anak-anak bisa menciptakan sebuah lukisan yang luar biasa.

Bukit Pelayangan – Serpong

Bukit Pelayangan – Serpong

Nyobain tempat nongkrong baru tanpa keluar Serpong, dan disebutlah sebuah nama BUKIT PELAYANGAN (BuPe Resto) yang katanya tidak jauh dari pintu keluar tol BSD yang terakhir.

Mengikuti petunjuk dari teman kantor:

  • Kalo dari pintu tol BSD terakhir, belok ke kanan arah BSD City – Teras Kota – ITC BSD
  • Sampai depan The Green, ambil lajur kiri.
  • Belok kiri di samping Indomaret, sebelum jalan yang ke arah Giant. Ada papan BuPe besar disini.
  • Ikutin jalan masuk ke dalam sampai ketemu papan kayu BuPe di kiri jalan

Begini peta dengan petunjuk arah dari keluar tol sampai ke lokasi BuPe (ikuti garis merah):

petabupe

Alamat BuPe: Jl.Cilenggang 1 No.53A Serpong

Telp: 021-5382626

Jalan ke arah BuPe tidak terlalu besar, cukup untuk 2 mobil. Penampakan BuPe:

bupe1
Saat kesana kebetulan jam makan siang dan suasana agak mendung. Pemandangannya bagus dan udaranya enak banget.

Dari kita turun mobil, sudah disambut oleh satpam yang menanyakan “sudah risep belum? mau tempat untuk berapa orang?

Ketika kita menyebutkan jumlah orang, pak satpam akan menginformasikan ke petugas di dalam melalui Walky-Talky. Dan kita akan diarahkan petugas yang di dalam untuk memilih tempat LESEHAN atau KURSI, dan tempat pendopo nya.

bupe2

Karena kami cuma ber4, kami minta tempat yang lesehan. Kami diarahkan agak ke bawah. Dapat lokasi yang isinya 3 semi bilik kecil. Ada bantalan untuk alas duduk. Lumayan untuk gegoleran.

bupe3

Makanan yang disediakan disini makanan sunda, tidak terlalu banyak pilihan … tapi malah membuat kita cepat menentukan mau makan apa hehehe.

bupe4

Kami memesan makanan dibawah ini:

  • Nasi putih 1 bakul kecil (untuk 3-4 orang)
  • 1 porsi Gurame goreng kipas
  • 1 porsi Udang goreng mentega
  • 1 porsi Ayam bakar cabe ijo
  • 4 pcs Tempe goreng
  • 1 porsi Cah brokoli
  • 1 porsi Tumis toge jambal
  • 1 porsi Sambal dadak
  • 1 gelas Es Kelapa gula merah
  • 1 gelas Es Teh Tawar
  • 2 botol air mineral
  • 2 pcs Otak-otak ikan panggang

bupe5

Dengan makanan sebanyak itu, kerusakan dompet yang terjadi 300rb.

bupe8

Sambil menunggu makanan datang, saya dan Fayra sempat keliling lokasi BuPe. Seneng deh disini, serasa di luar kota padahal masih di BSD. Suasananya masih perdesaan, walau pemandangan ke bawah cluster The Green.

bupe6

Disini juga ada tempat main untuk anak-anak, playground kecil. Ada juga kolam yang berisi ikan-ikan yang ukurannya besar banget.

bupe7

Untuk yang ingin melepas penat, bisa coba kesini deh. Anak-anak senang, mata kita segar, perut pun kenyang.

Bandung Giri Gahana

Bandung Giri Gahana

Mumpung Uti dan Akung masih ada di Jakarta, kami mengajak mereka libur lebaran. Sebenarnya uti dan akung sudah 6 bulan sih disini, sejak kami umroh bulan Maret lalu. Karena gak ada pembantu yang nginep permanen, jadi mereka nunggu Rafa dan Fayra sekalian lebaran di Jakarta.

Ayah mengusulkan untuk menginap di Bandung Giri Gahana resort, tepatnya di daerah Jatinangor bersebelahan dengan UnPad. Kalo bapak-bapak punya rencana, sudah pasti ada udang dibalik peyek. Yupe, jelas banget memang mereka pingin main golf aja disitu.

Kami berangkat Kamis (23 Agustus 2012) pagi, sampai di BGG sekitar jam 12. Sempat sarapan dulu di KM57, plus makan siang di Jatinangor sebelum ke hotel. Alhamdulillah udara siang itu walau matahari terik, tapi angin nya masih sejuk. Ini pemandangan dari teras kamar di lantai 3, jelas lapangan golf yang membentang di depan hotel:

Tengok kiri sedikit, terlihat gunung apa deh itu namanya yang ke arah Sumedang?

Setelah sholat dzuhur, bapak-bapak langsung bersiap untuk turun ke lapangan. Masguh dan ayah (adik iparnya) ini merupakan teman kuliah di poli ITB. Beda jurusan, tapi 1 angkatan dan kos-kosan. Udah jadi kakak adik makin kompak aja deh.

Sekitar jam 3-4 sore, anak-anak mulai bosan main mobil remote control (yang dibawa dari Jkt) di kamar. Semua pingin tau lapangan golf. Kami menyewa 1 buggy (mobil golf) tambahan, untuk digunakan anak-anak keliling lapangan.

Dengan 2 buggy, kami berkeliling mengikuti bapak-bapak. Saat mereka mukul, kami berhenti dan jadi penggembira dipinggir lapangan.  Sekampung deh ikut semua:

Kapan selesai mainnya kalau anak-anak rusuh gini:

Ternyata di tengah-tengah kami ditegur pengurus resort, katanya selain pemain tidak boleh turun. Supaya tidak mengganggu pemain lain, kami diminta untuk ikut buggy tour. Akhirnya kami diberi 1 supir buggy yang merangkap menjadi tour guide.

Akhirnya sekitar jam 5 mereka selesai juga main golf nya. Kami kembali ke kamar untuk mandi dan sholat. Setelah magrib, kami keluar mencari makan malam tapi masih di sekitar Jatinangor.

Besok paginya setelah sarapan, anak-anak langsung menuju Children Playground.

Di dalam Children Playground, di sebelah kanan ada ayunan dan perosotan:

Di sebelah kiri ada kolam renang lengkap dengan perosotan setinggi 3-4 meter:

Awalnya Rafa dan Fayra main ayunan, sementara Rizky main sepeda. Duh itu Fayra ampun deh, udah didorong sama Rafa tinggi masih gak puas juga. Minta lebih tinggi terus *emak deg2an di pojokan*

Udah puas main, ditutup dengan berenang. Fayra berani aja loh main perosotan yang tinggi ini. Sampe kulit telapak tangan keriput, baru pada mau naik ke kamar.

Apa anak-anak doang yang asyik main?

Tentu tidak!

Uti ditemani anak gantengnya (menurut Uti hehehe), main pingpong melawan anak cewek yang ditemani mantunya. Sementara mantu perempuannya sibuk poto-poto dan ngetawain mereka sama akung. Hihihihi.

Setelah sholat Jumat, kami menuju kota Bandung. Biasa lah kalo ke tengah kota, cari yang lagi trend di Bandung. Dari mulai fashion sampe ke jajanan. Kami tutup liburan ke Bandung kali ini dengan makan malam di The Maxi’s Resto di daerah Ciumbuleuit. Nyari lokasi resto ini agak PR banget sih, apalagi karena kita kesananya malam. Jalan di sebelah hotel Arjuna tempat masuk ke Resto ini, gelap dan masih jelek (belum aspal mulus). Memang tidak jauh dari jalan Raya, tapi khawatir dengan kondisi jalannya. Alhamdulillah makanannya enak dan harga standar resto di Bandung lah.

Berangkat jam 9 malam dari Bandung, sampai BSD jam 12 malam. Langsung tepar deh. Untungnya besok Sabtu, masih ada waktu istirahat sampai Senin sebelum anak-anak kembali sekolah.

Bagaimana libur lebaran kalian?

Mohon maaf lahir batin yaaa, kali aja ada salah kata – salah gaya – salah posting – salah komen.

Liburan Awal 2012

Liburan Awal 2012

Rafa tanya “kenapa sih ma, kalo kita liburan itu perginya selalu mepet sebelum masuk sekolah?

Saya dan Papa nya menjelaskan, kondisi liburan itu dinamakan Peak Season. Dimana semua orang ingin berlibur, menyebabkan harga penerbangan dan hotel menjadi sangat tinggi alias mahal.

Saya balik tanya “kamu mau jalan-jalan di awal liburan, setelah itu bosan dirumah 3 minggu sisanya. Atau bosan dirumah 3 minggu, baru asyik jalan-jalan?

Rafa langsung menjawab “iya enak kaya gini aja deh ma. Bosan dulu, abis itu jalan-jalan. Trus istirahat 2-3hari, balik ke sekolah jadi semangat

Alhamdulillah senangnya anak udah bisa diajak diskusi.

Liburan kali ini, kami membuat 3 alternatif tujuan:

  1. Pulau Seribu
  2. Garut
  3. Bandung

Pulau Seribu dibatalkan mengingat cuaca yang lagi agak kurang bersahabat akhir-akhir ini. Khawatir ombak besar, sementara ini akan menjadi perjalanan pertama anak-anak menggunakan kapal laut (ferry / speed boat). Takutnya pengalaman pertama mereka, malah bikin mereka gak nyaman.

Garut dibatalkan setelah uti dan akung menunda kedatangannya ke Jakarta. Akung masih harus menjalani fisio terapi seminggu sekali. Jadi mungkin ke Jakartanya ditunda 1-2 bulan ke depan sampai pengobatan akung tuntas.

Akhirnya kami cuma pergi ke Bandung ajah. Tujuan utama leyeh-leyeh alias istirahat. Jadi jadwal tidak dibuat padat. Lebih banyak menikmati hotel dan kumpul keluarga.

Hari pertama (Kamis, 5 Jan 2012) begitu sampai di Bandung, kami langsung menuju Museum Geologi.

Masuk sini serba GRATIS loh. Di pintu masuk, kita cuma diminta mengisi data diri di buku tamu. Parkirnya gratis juga. Kami sempat menonton film di Auditorium tentang sejarah terbentuknya benua di muka bumi. Kemudian kami menuju sayap timur untuk melihat sejarah kehidupan.

Alhamdulillah museum ini sangat terawat dan bersih. Sempat ke toilet mengantar Fayra, kondisinya bersih juga. Kami lanjut ke sayap barat untuk melihat ruang Geologi Indonesia. Disini diperagakan batuan dan mineral, gunung api, dan kegiatan penyelidikan geologi di Indonesia. Sayangnya lantai 2 masih ditutup untuk renovasi.

Berbeda dengan Rafa yang sangat antusias di dalam museum ini, Fayra komentar “aku gak suka museum ini. Isinya cuma tulang tengkorak dan batu doang“. Rafa coba menghibur “tapi batu-batunya bagus loh Fay. Lihat tuh stalaktit, belerang dan batu kristalnya keren banget“.

Hari kedua (Jumat, 6 Jan 2012) kami menikmati hotel aja.

Kami menginap di Padma Hotel. Milih kamar yang ada bak mandinya. Jaga-jaga kalo anak-anak minta berenang, tapi diluar hujan. Padahal sih mamanya Rafayra malas keluar kamar hehehe.

Ternyata kolam renangnya ada air hangat. Karena posisinya di pinggir lembah Ciumbuleuit, jadi hawa nya tetap aja dingin. Hotel ini memberikan compliment berupa Afternoon Tea (jam 15:30 – 17:00) dan Breakfast (jam 06:00 – 10:00). Minuman hangatnya gak cuma teh dan kopi, tapi lengkap ada bajigur dan aneka jamu tradisional. Makanannya juga dari waffle, pancake, sampai surabi dan jajan pasar (rebusan ubi, singkong, getuk, putu mayang, dll).

Alhamdulillah karena anak-anak masih dibawah usia 12 tahun, semua itu berlaku gratis juga untuk anak-anak. Pemandangan bagus, makanan enak-enak (western food dan makanan tradisional), pelayanan memuaskan, kondisi hotel juga sesuai lah.

Setelah berenang dan sarapan, kami keliling kawasan hotel. Ternyata selain menyediakan meeting room, chapel untuk tempat menikah, Jacuzzi, kolam renang anak, kolam renang dewasa, fitness center dan spa, hotel ini juga menyediakan arena untuk anak-anak. Ada jungle tracking, wall climbing, lapangan basket dan bola ukuran kecil, juga ada tempat pelihara burung dan angsa.

Saya gak mau kalah dong, ikut main bola sama Rafa dan papanya. Fayra yang melihat petugas menyebar pupuk kandang (kotoran sapi dan kuda) ke semua rumput, memilih pegang kamera dan foto-foto dari pinggir aja. Takut celana panjang dan sendalnya kotor, katanya. Princess banget ya anak gw *tepok jidat*.

Setelah check out dari Padma, kami janjian ketemu mbah mami (ibu saya) dan keluarga kakak saya di salah satu FO di Jl. Riau. Ibu-ibu belanja baju untuk anak-anak, sementara Rafa dan bapak-bapak sholat Jumat. Setelah makan siang, kami check in ke Aston Braga. Seru juga yah rame-rame menginap di condotel isi 3 kamar.

Hari ketiga (Sabtu, 7 Jan 2012) kami pergi ke Rumah Stoberi di Lembang.

Harusnya formasi liburan kali ini, lengkap dari sisi keluarga saya. Sementara awal 2011, formasi liburan keluarga lengkap Masguh. Sayangnya Kamis malam, dapat kabar kalau adek saya sakit. Padahal Heri sudah dapat cuti kantor dari Jumat sampai Senin. Flu nya agak berat, takut menularkan anak-anak. Jadi gak bisa nyusul ke Bandung deh.

Alhamdulillah kesampaian ngajak Mami liburan bersama cucu-cucunya. Padahal baru seminggu sebelumnya mami pulang dari Brisbane – Australia menemani adiknya natalan di sana. Tapi ketika diajak liburan, mami dengan semangat menyanggupi.

Kalau liat foto diatas, ketauan deh saya paling bogel di keluarga. Dibanding kakak, adik dan mami … saya paling pendek dan memiliki ukuran kaki yang kecil (padahal 38 loh). Bersyukur sih gak terlalu besar seperti mereka, karena saya jadi mudah mencari pakaian dan sepatu. Gak harus repot cari ukuran besar *ngeles aja, padahal mah malu pendek sendiri* Hehehe

Senangnya mengawali tahun 2012 dengan liburan. Bisa melupakan sejenak kegiatan rutin (kantor dan sekolah), menguatkan tali kekeluargaan, juga benar-benar nge-charge baterai diri kami. Semoga bisa lebih semangat menjalani tahun 2012 ini. Amin.

Life is good, it will be better if we can enjoy it!

Suatu hari di Pontianak

Suatu hari di Pontianak

Lagi buka-buka folder LIBURAN di hard-disk, nemu subfolder PONTIANAK yang fotonya diambil tahun 2009 tapi kaya nya belum pernah di publish. Tujuan utama ke Pontianak saat itu bukan untuk liburan, tapi bukan de namanya kalo singgah ke suatu tempat tanpa memanfaatkannya untuk jalan-jalan. Pontianak tidak begitu besar, semua jalan-jalan ini dilakukan hanya dalam waktu 1 hari aja. Semua foto dibawah diambil dari kamera handphone, jadi maaf kalo agak buram.

Terminal 3 BUISH (Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta)

Saat itu pertama kalinya saya mengunjungi Terminal 3 yang memang baru dibuka tahun 2009. Pembangunan selesai 15 April 2009, saya kesini 22 Mei 2009. Bandar udara ini dirancang oleh arsitek Perancis Paul Andreu, yang juga merancang bandar udara Charles de Gaulle di Paris.

Penampakan interiornya minimalis modern. Bermandikan cahaya alami karena banyak dinding kaca. Tidak suram dan kusam seperti pada Terminal 1 dan 2. Kursi tunggu dan karpetnya masih gres, anyar, kinclong banget. Yaiyalah, baru sebulan sebelumnya beroperasi. Gak tau deh penampilannya sekarang ini. Belum pernah kesana lagi.

Kalau melihat Master Plan diatas, kebayang suatu hari nanti Internasional Airport kita akan keren banget yah. Transportasi menuju bandara akan dilengkapi dengan kereta api semacam Airport Express di negara lain. Semoga aja beneran terwujud.

Pontianak

Nama Pontianak dipercaya ada kaitannya dengan kisah dongeng Syarif Abdurrahman yang sering diganggu oleh hantu Kuntilanak ketika beliau menyusuri Sungai Kapuas. Menurut ceritanya, Syarif Abdurrahman terpaksa melepaskan tembakan meriam untuk mengusir hantu itu sekaligus menandakan dimana meriam itu jatuh, maka disanalah wilayah kesultanannya didirikan. Peluru meriam itu jatuh melewati simpang tiga Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang kini lebih dikenal dengan Beting Kampung Dalam Bugis Pontianak Timur atau kota Pontianak.

Sungai Kapuas

Kota Pontianak dilalui oleh sungai terbesar dan terpanjang di Indonesia yaitu Sungai Kapuas. Sungai ini merupakan rumah dari lebih 300 jenis ikan dengan total panjang sungai 1.143 km. Kebetulan saya menginap di hotel yang berada di pinggiran sungai. Saya menikmati sarapan sambil memperhatikan lalu lintas kapal di sungai ini.

Tugu Khatulistiwa

Pontianak juga dilintasi oleh garis khatulistiwa yang ditandai dengan Tugu Khatulistiwa di Pontianak Utara. Letaknya sekitar 3KM dari pusat kota, ke arah kota Mempawah. Menurut catatan di dalam gedung ini, tanggal 31 Maret satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda datang untuk menentukan titik/tonggak garis equator di kota Pontianak. Tonggal awal dibuat dengan anak panah.

Tahun tahun 1990, Tugu Khatulistiwa kembali direnovasi dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya. Peresmiannya pada tanggal 21 September 1991.

Peristiwa penting dan menakjubkan di sekitar Tugu Khatulistiwa adalah saat terjadinya titik kulminasi matahari, yakni fenomena alam ketika Matahari tepat berada di garis khatulistiwa. Pada saat itu posisi matahari akan tepat berada diatas kepala sehingga menghilangkan semua bayangan benda-benda dipermukaan bumi. Pada peristiwa kulminasi tersebut, bayangan tugu akan “menghilang” beberapa detik saat diterpa sinar Matahari. Demikian juga dengan bayangan benda-benda lain disekitar tugu. Peristiwa titik kulminasi Matahari itu terjadi setahun dua kali, yakni antara tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September.

Kuliner Pontianak

Pisang goreng Pontianak sangat terkenal. Setiap sore menjelang magrib, jajaran tukang gorengan di pinggir jalan selalu dipenuhi dengan anak muda. Sebuah gorengan dijual dengan harga Rp 1,000 – 2,500 tergantung dari ukurannya. Pisangnya memang manis-manis, dan biasanya dioles selai srikaya diatasnya. Enak banget deh makan gorengan ditemani teh manis hangat atau secangkir kopi.

Yang unik adalah bakso nya. Seporsi bakso disini, biasanya dilengkapi dengan kwetiaw dan jeruk kecil. Bukan jeruk nipis ya, tapi jeruk manis pontianak yang ukurannya mini. Nah kalau kita mau baksonya pakai mie kuning biasa atau bihun, jangan lupa menyebutnya saat pesan. Karena kalau kita gak bilang, akan dihidangkan dengan kwetiaw.

Udara di Pontianak sangat panas. Enaknya kalo siang minum es lidah buaya. Awalnya saya khawatir akan lendir yang biasanya keluar saat kita memotong lidah buaya. Tapi ternyata setelah jadi minuman, enak banget! Gak terasa lendir sama sekali. Saat digigit, krenyes-krenyes seperti makan nata de coco. Lidah buaya disini besar banget deh. Selembarnya bisa seukuran betis saya. Cara bikinnya gampang juga: kupas kulitnya, potong kotak-kotak dagingnya, rebus dalam air gula. Sekarang minuman ini diproduksi dan dikemas secara profesional, bahkan sampai di eskpor juga loh.

Keraton Kadriah

Keraton Kadriah pertama kali dibangun oleh Sultan Pontianak keenam, Sultan Syarif Mohamad Alkadrie pada 1923. Beliau memerintah 1895-1944. Keraton ini berdiri di atas tanah seluas 9.800 meter persegi. Bangunannya terdiri atas pendopo, balai, dan 8 ruang utama. Di atap depannya bertuliskan “Istana Kadriah” dalam bahasa Arab.

Di dalam keraton ini tersimpan beberapa benda bersejarah peninggalan sang sultan antara lain pakaian kesultanan dari sultan-sultan yang berbeda, tahta kesultanan, tongkat penobatan, meriam, dan ranjang tidur antik. Yang paling menarik singgasana sultan yang berwana kuning keemasan dan cermin seribu wajah berukuran besar.

Melihat foto-foto keluarga di sini, saya langsung paham dari mana asal kegantengan dan kecantikan para keturunan keluarga kesultanan Pontianak hehehe. Ternyata salah satu Sultan pernah menempuh pendidikan di Belanda dan mendapat istri seorang wanita Belanda. Kebayang kan campuran melayu – china – dayak – belanda … ganteng dan cantik aja gitu deh.

Lihat foto lambang negara kita di salah satu dinding keraton? Ya itu karena pembuat lambang Burung Garuda adalah Sultan Hamid Alkadrie II. Konon Presiden pertama RI Sukarno membuat sayembara lambang negara dan menerima hasil dua buah gambar rancangan lambang negara yang terbaik. Yaitu Burung Garuda karya Sultan Hamid II dan Banteng Matahari karya Muhammad Yamin. Namun, yang diterima oleh Presiden Sukarno adalah karya Sultan Hamid II dan karya Muhammad Yamin ditolak.

Sayang sekali perhatian pemerintah setempat terhadap bangunan ini sangat minim. Keraton tidak dirawat. Hanya dibersihkan semampunya oleh keluarga keturunan sultan. Barang-barang banyak yang berdebu, kayu-kayu sudah pada reyot, rumput di halaman tidak rapih. Sangat memprihatinkan.

Kalau masuk ke sini, siapkan receh karena banyak orang yang minta uang di depan bangunan keraton. Mereka sekedar menyapu, menata alas kaki kita di anak tangga, membantu parkir kendaraan. Ada juga yang berjualan cindera mata seperti aksesoris, sarung tenun, dll.

Museum Kalimantan Barat

Sudah menjadi kebiasaan saya, pasti tidak melewatkan museum yang ada di daerah manapun yang saya kunjungi. Museum Negeri Propinsi Kalimantan Barat ini terletak di Jalan Jendral Ahmad Yani. Bangunan museum terbagi atas tiga ruang pamer. Ruang pengenalan memamerkan koleksi geologi, pertambangan, foto-foto situs dan artifak di Kalbar. Selain itu bermacam koleksi arkeologi, historika berupa pakaian raja, bangsawan dan lainnya. Di ruang Etnografi terdapat koleksi etnografi Suku Dayak dan Melayu antara lain peralatan rumah tangga dan kesenian. Sedangkan di ruang keramik bermacam keramik dari China, Thailand, dan keramik lokal.

Di bagian belakang Museum terdapat replika jangkar kapal dagang asing, miniatur rumah lanting, miniatur lumbung padi, miniatur perahu lancang kuning, miniatur gazebo, dll.

Begitulah pengalaman saya seharian menikmati Pontianak. Sayangnya gak sempat ke salah satu kuil disana, penasaran mo lihat seperti apa dalamnya.

Yang kaget begitu menjelang magrib, daerah perumahan menjadi sangat berisik. Suaranya seperti berada dalam pangkalan bajaj. Ternyata karena setiap rumah di Pontianak memiliki mesin genset dan hampir setiap hari listrik mati. Jadi begitu hari akan gelap, semua rumah menyalakan genset untuk penerangan dalam rumah. Gimana rasanya tidur dengan suara seperti itu yah?