Browsed by
Category: Kerjaan

Anak Baru

Anak Baru

Menjadi anak baru baik di sekolah maupun di kantor, rasanya tetap sama. Deg-degan, khawatir, semangat … semua berbaur menjadi satu. Itu lah yang saya rasakan 2 minggu lalu.

Ternyata jalan ceritanya harus dibelokan sedikit olehNYA. Hari pertama saya langsung ke airport untuk mengejar penerbangan pertama ke Taipei dari Cathay di hari Senin pagi pula.

Sama sih deg-degan, khawatir, semangat … tapi lebih ke kondisi jalan Jakarta menuju bandara. Selain itu saya belum kenal benar dengan orang yang akan menjadi partner perjalanan. Hanya bertemu beliau kurang dari 5 menit hari Kamis sebelumnya. Saya sibuk mengingat seperti apa wajah beliau supaya bisa langsung mengenalinya di bandara.

Diperjalanan saya menerima short message “belum masuk aja udah jadi bahan gosip lo!“.

Waduw … apa lagi ini.

Saya diminta mengecek twitter dari seorang wanita yang bekerja dikantor baru, tertulis:

Kry baru bisa absen di erpot untuk langsung dikirim ke LN. Bagus!!!!

Wah langsung lemes deh. Tapi saya pikir-pikir lagi … its not my fault, I didnt ask for it!

Perintah tugas ini datang dari bos langsung. Saya tidak pernah minta untuk ditugaskan dihari pertama saya seperti ini. Jujur badan saya hari itu pun masih kurang fit, lelah perjalanan Dubai belum terbayar ditambah peristiwa pingsan beberapa hari sebelumnya. Tapi saya kan juga gak bisa menolak tugas seenaknya, wong anak baru mana berani macem-macem.

Seorang teman bilang: “Jangankan dia yang belum kenal elo, gw yang tau elo luar dalem aja ngiri de!

Teman lain bilang: “Apalagi kalo dia tau elo baru pulang dari LN sebelum ninggalin kantor lama de

hahahaha segitunya kah??

Mungkin saya hanya beruntung, bisa melihat dunia luar dan menikmati fasilitas tsb dari kantor gratis pula. Dan saya sangat mensyukurinya.

Saya tidak takut terhadap omongan orang lain saat saya masuk ditempat baru nanti. Saya cuma tidak ingin kedatangan saya dianggap sebagai ancaman bagi penghuni lama.

Ah she just doesn’t know me…

Andaikan dia tau kalo biaya perjalanan ini sebagian harus menggunakan uang pribadi dulu. Karena nama saya belum tercatat di database HRD, maka saya harus mengeluarkan uang untuk biaya pengurusan visa, airport tax, biaya hidup disana, biaya komunikasi disana, etc. Kalau boleh memilih saya pasti memilih untuk tidak pergi. Saya capek dan bangkrut…

Saat perjalanan Dubai saya harus nombok sekian ratus US dollar. Uang itu belum keluar dari kantor lama. Biasanya membutuhkan waktu 2-3 minggu baru cair. Nah sekarang saya harus mengeluarkan uang beberapa ratus US dollar lagi, yang katanya juga baru cair 2-3 minggu setelah saya submit bukti pembayaran. Trus pulang dari sana, saya hidup 3 minggu kedepan sampai tanggal gajian pake duit apa?

Ah nasib anak baru

Perjalanan anak baru sudah dimulai. Saya harus melangkah maju dan berhati-hati. Saatnya pembuktian diri, bahwa saya pantas berada diantara mereka sang penghuni lama. Saya yakin tidak ada orang yang bisa sukses dan selalu beruntung, tanpa melakukan usaha apa-apa.

Seperti tulisan Mas Billy disini:
Keberuntungan itu ada tapi keberuntungan itu adalah faktor ‘X’ yang ada di luar sana. Sebuah faktor yang berada di luar kontrol kita. Jadi ngapain dipusingin? Daripada cuma merasa ingin beruntung, mendingan JUST PERFORM. Jangan perdulikan hal-hal yang tidak perlu. Fokus dan lakukanlah sebaik-baiknya segala hal-hal yang diperlukan, dan yang ada di dalam kontrol kamu!

yeah…that’s what I’m going to do!

Pindah Terminal

Pindah Terminal

Akhirnya setelah 4 tahun 4 bulan saya mengabdi di perusahaan dan setahun terakhir diberikan wewenang sebagai preman terminal, saya merasa harus melanjutkan langkah diluar. Kebetulan beberapa bulan terakhir ada beberapa tawaran yang datang. Saya hanya bisa bersyukur, dikala orang lain susah mencari kerja … saya malah ditawari beberapa kesempatan. Dan setelah melalui proses yang lumayan panjang, akhirnya saya menetapkan hati … untuk pindah terminal *masih tetap sebagai preman*.

4 tahun terakhir saya bertemu banyak orang dengan beragam latar belakang. Orang-orang yang dengannya saya habiskan sebagian besar dari waktu 24 jam perharinya. Berkat mereka, saya tumbuh menjadi lebih dewasa. Belajar dari mereka, saya merasa lebih matang. Mengenal mereka lebih dekat, saya makin bersyukur atas karuniaNYA. Karena mereka adalah sebagian dari anugerah yang dilimpahkan Tuhan dalam kehidupan saya.

Juragan sudah tau saya menjalani proses di tempat lain dan sangat merestui pergerakan saya. Dengannya saya berbagi roadmap hidup yang ingin saya capai 5 sampai 20 tahun kedepan. Dorongan semangat dan nasehat darinya membuat saya semakin mantab memilih. Bahkan beliau mengijinkan saya untuk pergi ke Dubai sebagai tugas akhir darinya, walau tau saya harus pergi sepulang dari sana. Beliau bilang “gw mau elo belajar de. You go there as company representative. But you have to learn from them. Its for your reference in your future own life!

What a great boss i have!

Hari pertama kembali ke kantor setelah saya pulang dari Dubai, malamnya saya menerima bbm. Boss ditempat baru meminta saya untuk masuk lebih awal. Padahal kesepakatan dalam kontrak hari pertama saya adalah tgl 7 Juni 2010. Tetapi karena ada event yang harus dihadiri di Taipei tanggal 1-3 Juni, saya diminta berangkat tgl 31 May 2010. Wah saya gak enak, udah bilang juragan kalo hari terakhir tgl 4 Juni soalnya. Akhirnya saya telp beliau malam itu, dan saya mendapat jawaban yang benar-benar diluar dugaan “GO de! you can do it. Tomorrow i will accompany you to HRD and explain them. We’ll make your last day come earlier

Besok paginya kami menghadap HRD dan bilang kalo saya harus pergi ke Taipei hari senin, dan mohon agar proses clearance di percepat. Settlement untuk Dubai Business Trip pun diselesaikan hari itu juga.

Hari berikutnya saya sibuk mengurus dokumen untuk keperluan visa. Saya ke bank untuk buka rekening gaji baru. Saya menghadap HRD kantor baru untuk mengurus perubahan tanggal masuk. Alhamdulillah semua proses lancar dan saya pun sudah punya notelp juga email kantor baru. Saya pergi ke percetakan untuk membuat business card kantor baru. Pokoknya semua kilat dalam sehari.

Hari kamis 27 Mei 2010 menjadi hari terakhir saya di kantor ungu karena jumat merupakan hari libur nasional. Saya tidak mau mengirim email perpisahan seperti orang kebanyakan, yang menyatakan betapa perusahaan ini telah menjadikan diri kita menjadi lebih baik dan mengucapkan banyak terima kasih kepada orang-orang didalamnya dengan kalimat panjang lebar yang saya yakin orang tau intinya dan gak akan baca semuanya. Saya kan bukan keluar (resign), tetapi saya cuma LULUS. Kata itu lebih tepat digunakan karena bermakna lebih luas. Dengan menggunakan template email Kabar Gembira yang biasa digunakan HRD, saya membuat email dengan gambar dibawah:

Ketika saya pamitan dan salam-salaman keliling beberapa lantai, respon orang lucu-lucu deh. Mereka pikir email itu bercanda. Sebagian lain gak ngerti maksudnya apa dan bilang “nice pict”. Hahahaha.

Kesibukan seminggu ini membuat saya tidak sempat sarapan. Clearance proses membuat saya mondar mandir dari pagi. Saat makan siang, saya bersama 2 teman pergi ke PP … ceritanya mau makan besar karena udah kelaperan banget. Eh sampai sana badan saya lemas, kepala berat dan tiba-tiba pandangan hitam. Saya sempat kirim msg ke bbgroup “gw pengsan“. Dan teman saya bilang “gw gendut de, tapi elo berat juga kalo digotong” hehehehe. Gak lama beneran saya gak kuat ngapa-ngapain lagi. Dan mereka pun membawa saya ke UGD RS Jakarta naik taxi.

jiah…sang preman yang katanya jagoan itu pun tumbang. Saya diberikan oxigen dan infus selama 2 jam. Masguh pun ditelpon dan langsung datang ke RS. Setelah infus abis dan saya merasa enakan, saya diperbolehkan untuk pulang.

Saya kembali ke kantor untuk menyelesaikan proses clearance terakhir. Mengembalikan IDcard dan laptop perusahaan. Sayang hari itu teman-teman divisi hanya ada sebagian, juragan pun lagi cuti untuk liburan. Saya menerima tabung ‘tanda kelulusan’ dari teman-teman yang berisi sebuah kaos dengan tulisan EAGLE FLY, CHICKEN STAY
Mungkin sebagian teman yang tau saya kerja dimana, pasti langsung ngeh makna ‘chicken’ dalam tulisan tersebut dan kenapa bawa-bawa ayam ke dalam kalimat tsb. Tapi kalimat ini pun bisa bermakna lebih dalam lagi: jagoan pergi, penakut tetap tinggal. hehehe

Menurut saya ada 3 kelompok orang yang tinggal disana (atau di perusahaan lain udah kelamaan):

  1. Orang yang emang niat kerja disana. Entah krn perusahaan tsb bagian dari mimpinya untuk benar-benar mengabdikan diri, atau memang karena perusahaan tsb sudah memberikan segala yang dia butuhkan.
  2. Orang yang hanya menjadikan pekerjaannya sbg status. Bbrp orang yang saya kenal di pabrik panci misalnya, punya usaha sampingan yang sudah running well. Jadi bekerja di pabrik panci hanya sbg status aja, selain itu karena beliau udah lama … ijin-ijin ninggalin kantor gampang banget. Kerja gak pake target, gak usaha untuk naik grade, yang penting ada pemasukan tetap per bulan karena bisnis kan bisa naik turun.
  3. Orang yang emang gak ada tawaran di luar atau memang belum berani melangkah keluar aja.

Apapun alasannya, itu adalah hak pribadi yang bisa kita pilih. Masa depan kita adalah tanggung jawab kita sendiri.

Kalau saya jujur masih bekerja untuk uang. Saya akan maju terus membela bayaran lebih besar. Kepindahan saya ini adalah yang ke 6 dalam kurun waktu 14 tahun. Walau beberapa orang ngatain saya ‘pelacur telco‘, saya mah bodo amat hahaha. Saya cuma bersyukur bahwa kemampuan saya masih dibutuhkan orang lain dan mereka menghargainya.

Alasan kepindahan kali ini:

  1. Gaji sedikit lebih banyak
  2. Tunjangan kesehatan full unlimited termasuk untuk suami dan anak-anak (ditempat sebelumnya semua wanita dianggap single kecuali ada surat kematian suami atau surat cerai)
  3. Bensin, tol, parkir bahkan service mobil dibayarin kantor
  4. Tunjangan telekomunikasi juga dapat untuk 2 nomor paskabayar.

Jadi gaji saya bisa difokuskan untuk membantu bayar sekolah anak-anak dan kebutuhan operasional rumah tangga. Beli gincu dan beha bergantung berlian? wah tentu bisa dong! hahahaha

Alhamdulillah … alhamdulillah … alhamdulillah

Tidak ada habisnya kalimat itu saya ucapkan. Saya benar-benar bersyukur semua ini datang tepat pada waktunya. Disaat kami sedang menata keping puzzle kehidupan kami yang semakin membesar, secara jumlah anak juga udah 2 … kepingan puzzle yang harus ditata pun jumlahnya jadi lebih banyak. Allah berikan tepat pada waktunya, tidak lebih dulu … tidak pula terlambat. Rumah baru, sekolah anak baru, kerjaan baru dan masguh pun mendapat jabatan baru. Alhamdulillah.

Enggak ada jalan kehidupan orang yang mulus sempurna. Ada lobang-lobang yang harus dilalui, ada tanjakan, ada turunan. Mundur 1 langkah ke belakang untuk mengambil ancang-ancang, dilanjutkan 5 langkah mantab ke depan. Semua butuh perjuangan. Mari bikin roadmap hidup, apa yang ingin kita capai 5-10 tahun kedepan? Supaya kita punya gambaran, langkah apa yang harus kita ambil dan kebayang perjuangan yang harus dilakukan untuk mencapainya.

Disinilah saya sekarang, dengan status yang sama sebagai preman … hanya beda terminal. Langkah yang harus saya tempuh, untuk mencapai roadmap hidup yang lebih jauh lagi. Semoga saya tidak hanya singgah di terminal, tapi juga bisa merasakan airport hehehehe.

Juragan

Juragan

Ketika kita bekerja untuk orang lain, maka otomatis kita akan memiliki juragan yang biasa kita panggil bos – atasan – majikan – dan sebutan lainnya. Seiring dengan berjalannya 13 tahun saya sudah bekerja untuk orang dan perusahaan lain, memberikan saya pengalaman memiliki beberapa juragan.

Alhamdulillah saya dekat dengan hampir smua direct line manager (bos diatas de langsung). Ada yang udah kaya teman, sahabat, bahkan kakak sendiri. Jadi gak cuma ngomongin masalah kerjaan dikantor, tapi bisa jalan bareng ma mereka saat makan siang atau setelah pulang dari kantor sebagai teman.

Ada salah satu x-juragan yang kebetulan rumahnya searah waktu dulu saya ngontrak rumah di Cibubur. Jadilah saya sering nebeng berangkat atau pulang kantor. Kalo pagi datang telat, cuek aja … karena berangkatnya nebeng bos jadi bos juga telat hehehe. Saat diperjalanan pulang, kalo istri beliau nelpon, pasti dijawab “iya bentar ngedrop de dulu nih, kasian gak ada suaminya” hihihi baik kan!

Kalau ada acara dirumahnya, beliau juga suka ngasih tau “ke rumah de, ada babi guling nih” huahahaha jelas saya gak akan datang biar diundang juga.

Dari bapak inilah saya mendapat tagline tentang hubungan bos dan anak buah. Beliau bilang “batasan juragan dan anak buah nih de: anak buah boleh capek tapi gak boleh pusing. Kalo juragan itu boleh pusing tapi gak boleh capek” Ngerti kan maksudnya?

Pokoknya kita sebagai kroco mumet harus siap banting tulang ngurusin kerjaan printilan yang bikin badan capek. Tapi kalo udah masalah politik atau butuh eskalasi ke atas-atas … giliran juragan yang maju. Kita gak usah pusing. Enak yah

Waktu keluar dari pabrik panci, saya bergabung ke perusahaan milik teman sendiri. Nah karena hubungan pertemanan kami memang sudah dekat, bekerja dengannya juga asyik aja. Gak ada panggilan pak or bos. Walo sempat ada staf admin disana yang bingung “gila ni anak baru gak sopan banget, yang lain manggil PAK … eh dia sok mesra dengan nyebut MAS“. Maaf ya mbak, susah ganti panggilan karena udah kebiasaan. Dia mah udah kaya kakak saya sendiri diluar urusan kerjaan. Saya juga kenal baik ma NYONYA (istri beliau). Udah gitu saya bukan memanggilnya PAK-nama-lengkapnya, melainkan MAS-panggilan-kecilnya. Hihihihi

Diperusahaan yang sekarang, pertama kalinya saya merasakan punya ibu bos. Awalnya ada rasa khawatir juga. Saya hampir gak pernah bekerja disebuah divisi yang perempuannya banyak banget. Sebelum-sebelumnya paling banyak 1 divisi (total skitar 20 orang) itu ceweknya 2-3 orang. Disini…wuiihhhh kebanyakan cewek dan juragannya pun cewek. Khawatir terjadi konflik yang menggunakan hati atau perasaan aja. Katanya kan perempuan lebih pakai hati daripada logika.

Ternyata kekhawatiran itu gak berasalan. Ibu bos asyik banget dan kebetulan begron dia juga dari teknik. Jadi sama gagah gemulai – lembut perkasa nya ma saya. Beliau juga hobi belanja dan jalan. Jadi cocok-cocok aja. Diluar urusan kantor, kami beneran seperti layaknya sahabat. Bahkan sampai sekarang pun kami masih terus berhubungan. Beliau juga yang mengenalkan saya dengan facebook. Setiap kali beliau datang ke Indonesia, pasti saya dan teman2 sibuk menyambutnya. Paling enggak kami selalu menyempatkan 1 hari untuk bisa ketemu makan atau jalan bareng saat beliau datang.

Ketika terjadi perubahan struktur organisasi, saya ditempatkan disebuah departemen dengan nama yang menurut saya kurang komersil … TERMINAL DEPT. Kebetulan cuma ada saya dan bos baru saya di departemen ini. Pengumuman melalui email, big bos memperkenalkan bos baru sebagai Head of Terminal. Langsung mendapat respon celaan dari teman-teman lain “no wonder jabatan beliau Kepala Terminal, anak buahnya aja PREMAN TERMINAL” hahahaha

Gak sampai 1 bulan, kami sudah mendapatkan chemistry. Kebetulan kami harus meluncurkan 2 program dalam waktu 1 bulan. Jadi sebulan pertama kami di terminal, harus jungkir balik menyiapkan 2 program tersebut. Gimana gak langsung bounding, sehari-hari harus berinteraksi satu sama lain lebih dari 10 jam bareng. Ada yang nyeletuk “akrab banget sih kalian, kemana-mana berdua terus“. Saya cuma bisa jawab “biasaaa…hari-hari aja. Secara cuma berdua di dept ini, mau gak mau lah ama dia terus. Gak ada korban lain” hihihihi

Karena lokasi meja kerja kami agak jauh, komunikasi utama terjadi melalui YM.

de: pagi pak kater (kpala terminal)

bos: eh premanku dah datang

Saya menyebutnya sebagai JAGOAN, sementara beliau tetap memanggil saya PREMAN

de: yang meeting nanti, gw gak perlu datang kan? jagoan aja cukup lah

bos: iya preman jaga terminal aja

Kadang sore, beliau suka iseng ngingetin saya untuk makan.

bos: De ngemil sana! Gak ada preman yang cungkring. Nanti gak ada yang takut ama terminal kita. Setoran supir bisa berkurang nanti

de: Gak usah bawel ah. Cukup kluarga ma teman2 gw aja yang rewel ngingetin gw makan

bos: kali ini lo harus nurut de, gw kan bos elo!

hahahaha mati gaya deh kalo dah keluar kata-kata andalan beliau itu

3 bulan kemudian terjadi re-strukturisasi besar-besaran di perusahaan ini dan saya mendapat bos baru yang kebetulan teman STM. Saya mengenal beliau hampir 16 tahun. Udah gitu rumah kami juga searah, kami biasa bertemu di kereta Serpong Express. Betapa kebetulan!

Ada yang bilang, dalam hidup ini kita tidak bisa memilih 3 hal: ORANG TUA, ANAK dan BOS. Walau sebagian juga menyanggah “bisa kok, kalo emang gak suka tinggal resign aja. Cari bos baru” Tapi tetap aja kita gak bisa milih kan? it’s a gift!

Sekarang saya sedang menikmati masa-masa pendekatan dengan juragan baru. Selama hampir 16 tahun ini kami hanya berinteraksi sebagai teman dan rekan kerja beda departemen, belum pernah sebagai atasan dan bawahan. Semoga saya bisa menemukan chemistry seperti hubungan sebelum2nya dengan mantan-mantan bos yang lain. Kita bisa bekerja maksimal, kalo lingkungan kerja kita menyenangkan bukan?

Kantor pindah ke gedung baru, dengan furniture yg minimalis warna warni menyegarkan. Juragan baru, partner kerja juga akan datang yang baru. Yipppiieeee

Semoga menambah semangat baru dikantor… biar kegiatan mencari uang menjadi lebih menyenangkan.

Indahnya Perbedaan

Indahnya Perbedaan

Bekerja di sebuah Multinationals Company (MNC), memberi warna baru dalam kehidupan saya. Begitu beraneka ragam nya orang-orang yang lalu lalang dalam perusahaan ini, dengan bahasa dan behavior yang beda-beda. Kebetulan lumayan lengkap isi kantor ini, dari pribumi – chinese – melayu (malaysia) – india – philipine – arab – pakistan – afrika sampai eropa.

Saat teman dari Afrika bertanya nama, saya sampai harus berulang kali menyebutkan nama karena RETNO didengarnya sebagai RIGHT NOW. aarrgghhhh. Akhirnya saya cuma bisa bilang “you can call me DE to make it simple

Ketika waktunya sholat magrib, kami yang muslim langsung berebut menuju mushola. Karena biasanya pakbos dari timur tengah selalu sholat tepat waktu dan menjadi imam (pemimpin sholat). Kami senang mendengar cengkok timur tengah nya saat beliau membaca surat Al-fatihah dan surat pendek lain. Kata teman saya, mendengar alunan ayat suci dari mulutnya berasa lagi sholat di Masjidil Haram di Arab sana. hahahaha ada-ada aja deh

Ada beberapa kejadian yang mengundang banyak tawa. Salah satunya saat orang phili ditugaskan ke Semarang. Kebetulan wujud beliau gak beda sama penduduk Semarang juga. Waktu makan disebuah warung soto:

mas niki dahar soto toh?” –> mas ini makan soto kan?

dijawab “yes, one please

minume teh?” –? minumnya teh?

dijawab “yes, tea please

Mbok penjual soto agak emosi “mas ini belagu banget. Dari tadi ngomong bahasa inggris muluw. Ngomong pake bahasa indonesia aja knapa sih!

Akhirnya seorang teman berbisik ke simbok “bu… mas itu dari pilipin, gak bisa ngomong bahasa indonesia

oalah maap mas, abis mukanya jawa banget” huahahahahaha

Yang paling seru terjadi saat workshop direktorat minggu lalu. Ketika petinggi dari Belanda diminta untuk memberikan sambutan, hadirin pada teriak “in bahasa please!”. Dia pun memandang serius kami, memegang mikropon … dan mulai berbicara:

OK, Selamat Siang

diam

tetap diam, tampang serius

kanan, kiri, lurus, stop, terima kasih

that’s all bahasa that i know

huahahahaha … semua yang hadir langsung ketawa ngakak. Akhirnya tetap aja dia ngomong bahasa inggris.

Ketika petinggi dari India melakukan presentasi dengan slide yang full color, ada teman yang teriak “idih, warna nya india banget. Kaya kain sari” huahahahaha. Walaupun beliau mengerti dan bisa bisa berbahasa indonesia, gak marah tuh. Malah cengar cengir aja.

Kalo yang dari Afrika Selatan, sebelum disuruh berbahasa udah ngeles duluan “I only speak bahasa during weekend“. Ah dasar curang! hihihihi. Tentu aja selama wiken dia harus ngomong bahasa indonesia, soalnya dia kan mau gak mau harus berinteraksi dengan supir taksi, pelayan restoran, petugas kasir, dll.

Tapi yang kasian ketika petinggi dari Malaysia memulai presentasi, dia udah percaya diri aja berbahasa. Tapi bahasa yang dia pakai tentu aja melayu, bukan bahasa indonesia murni. Hadirin malah pada gak ngerti dan kembali berteriak “English please

hahahahaha, dasar banyak maunya kalian!

Bekerja dengan mereka semua, membuka wawasan saya. Banyak sekali yang bisa saya pelajari. Banyak sekali hal-hal yang membuat perubahan dalam hidup saya.

Saya belajar untuk lebih tepat waktu dalam menjalankan sholat, melihat orang-orang yang dari timur tengah selalu tepat waktu ke mushola. Saya belajar untuk lebih tepat waktu, melihat waktu sangat berharga dimata mereka yang sungguh bekerja secara profesional. Saya belajar untuk lebih berani mengungkapkan pendapat, melihat bule-bule yang bisa ngomong tentang apapun yang ada di kepala mereka. Tanpa takut merasa salah, atau merasa ide nya tidak bisa diterima.

There’s no bad Idea, there always be good idea.  Hanya waktu aja mungkin yang belum datang untuk mengimplementasikan ide tsb. Yang penting disampaikan aja dulu. Gitu kata mereka.

Saya belajar untuk mencintai produk asli indonesia, melihat seorang bule dan india yang selalu menggunakan batik bahkan sebelum batik booming di Jakarta. Mereka udah pakai batik tiap jumat dari tahun 2005 loh. Dimana kita malah asik nge-jeans dan berkaos tiap jumat.

Yang pasti dan sangat terasa, saya banyak belajar bahasa Inggris disini. Mau gak mau setiap berinterkasi dengan mereka, setiap dokumen dan email yang saya buat … harus dalam bahasa internasional. Asyiknya … gak perlu kursus di lembaga terkenal, saya bisa mendapatkan native speaker secara gratis disini. Dibayar malah … hahahaha

Sekali lagi, saya bisa melihat indahnya perbedaaan dari kantor ini. Kalo dulu bhineka tidak harus tunggal ika, sekarang keanekaragaman bangsa pun memberi warna. Saya sangat bersyukur bisa menjadi bagian dari mereka.

Gaji 21jt

Gaji 21jt

Sejak de posting ini dan itu, beberapa orang bertanya tentang angka 21jt. Teman-teman yang sudah mengenal de pada ngeledekin “cuma 21jt de, yakin?“. Orang yang cuma baca blog ini sambil lalu dan melihat komen-komen bertaburan dari teman-teman, menyangka gaji de beneran 21jt.

De gak akan sepolos atau sesombong itu lah sampai menulis angka gaji di blog. Masalah pekerjaan aja sebisa mungkin gak ditulis secara gamblang. Kenapa ada juga yang yakin itu gaji de beneran yah…heran.

Ketika de bilang ke kiky, malah dapat jawaban gini:

de: eh udah banyak org yg nyangka gaji gw beneran 21jt
de: apa perlu gw klarifikasi di blog
de: dan critain asal usul 21jt itu?
kiky: Biar aja
kiky: Aminin aja
kiky: Selisih 2 juta ini

huahahaha … jadi maaf nih pembaca, ceritanya cuma sampe sini aja. Karena amanat dari pemilik angka favorit suruh diemin dan diaminin aja.

Jadi mari kita sama-sama mengamini do’a ini:

semoga gaji de & kiky bisa lebih dari 21jt.

AMIN … AMIN … AMIN…Ya robbal alamin, kabulkan ya Allah