Kembali nguli
Alhamdulillah liburan udah selesai. Duh 10 hari yang sangat menyenangkan.
Hari ini kembali nguli lagi di kantor, dengan setumpuk PR yang harus diselesaikan.
Gimana liburan kalian?
Alhamdulillah liburan udah selesai. Duh 10 hari yang sangat menyenangkan.
Hari ini kembali nguli lagi di kantor, dengan setumpuk PR yang harus diselesaikan.
Gimana liburan kalian?
Postingan sebelumnya sukses menaikan traffic pengunjung ke blog Cabe Keriting. Mungkin pada penasaran kaya apa sih mahluk yang ngakunya punya gaji 21jt itu. Nah untuk lebih jelasnya, de pajang nih barang bukti si ORANG KAYA:

Kalo Banker Bunker Sukses mah, kerja nyantai juga udah bisa punya duit segitu. Kalo de musti sampe lembur2, kerja di hotel *eh itu beneran foto diatas diambil saat de tes network di salah satu hotel jam 1 pagi…hiks*, sering ninggalin anak & suami, tetap aja angka di slip gaji belum nyampe juga.
Nah gitu deh bedanya orang yang udah berpenghasilan 21jt, ama yang masih jadi KROCO MUMET lagi berjuang demi angka yang sama. hahahahahahaha
Doakan saya yahhhhhh
PS: yang bikin gambarnya dia nih, belum dibayar hihihihihi
Berawal dari pertanyaan orang-orang dikantor tentang nama -de- yang cukup aneh kalo diliat dari wujud orangnya, akhirnya membuka beberapa tabir kehidupan teman-teman lain. Dan terbongkarlah rahasia bahwa kami sebenarnya sama, berasal dari ketidaksamaan.
Aneh kan?
Mami de yang dulu katolik menikah dengan bapak yang muslim, menghasilkan seorang de yang dulunya sekolah di TK katolik sempat sekolah minggu juga…tapi sekarang berjilbab.
Ternyata sebagian besar teman kantor de juga mengalami hal yang sama. Ada yang ibu dan bapak beda agamanya. Ada yang ortunya beragama sama, tapi ternyata beda agama dengan anak-anaknya. Ada yang pasangan hidupnya juga beda agama (ada yang suami, istri atau pacarnya beda agama).
Tidak seperti de yang suka cuek kalo orang nanya “kok nama lo aneh sih?”, pasti de jawab “iya nyokap gw dulu katolik jadi ngasih nama gw kek gitu”. Ada sebagian teman yang memilih untuk tidak menceritakan masalah hal ini ke orang lain. Berbekal pengalaman dia yang ketika menceritakan tentang hal ini, malah diceramahi sama yang dengar. Jadi sekarang teman de ini memilih untuk tidak menceritakan atau tepatnya lebih memilih orang yang akan diceritakan. Karena tidak semua orang bisa menerima perbedaan ini.
Karena kami pernah atau masih berada di lingkungan tsb, tenggang rasa diantara kami tidak dapat diragukan lagi. Kami sudah seperti saudara sendiri, walau berbeda suku dan agama. Teman-teman selalu mengingatkan de, kalo sekiranya makanan yang mereka bawa tidak HALAL untuk de makan “awas de…elo jangan ikut makan, itu haram!“. Disaat lain de bisa mengingtkan teman “eh besok rabu abu, kalian ke gereja yah? puasa gak?”
Pernah seorang teman mengajak de ke gereja Theresia di Menteng, ketika sampai sana de diajak masuk kedalam…de cukup menolak dengan bilang “enggak ah, ntar Tuhan elo bilang ke Tuhan gw kalo Dia liat gw masuk gereja lagi“. Hahahaha. Sebenarnya gak ada masalah sih untuk ikut masuk kedalamnya, dia cuma mo tanya-tanya ke Romo tentang pemberkatan pernikahan. Tapi maaf, jajanan diluar gereja lebih menggoda iman hingga de lebih memilih menunggu diluar sambil jajan mie ayam, es jeruk, rujak, kue cubit dan sempat membungkus gorengan ma otak-otak untuk teman lain dikantor.
Ada lagi kejadian dimana de dan 2 teman lain lagi berdoa untuk sebuah kejadian yang sama. Jam 4 sore kami chatting membahas keinginan kami, ternyata jam 6 kejadian beneran…tapi cuma de aja yang mengalami.
2 teman lain protes “kok kejadiannya cuma di elo sih de? kan kita semua berharap yang sama“.
De dengan santai menjawab “sory bro, Tuhan kita ber3 kan beda. Jadi tergantung kedekatan ama Tuhan masing2 lah. Siapa yang lebih dekat itu yang dikabulin”
Mereka membalas “lah ya elo minta ke Tuhan elo dong de, doa yang tadi itu untuk 3 orang. Gak cuma elo doang”
De balas lagi “ya maap…nama kalian gak ada di list umat Tuhan gw”
hahahaha obrolan yang bodoh kan?
Tapi begitulah, agama bukan isu yang berarti untuk kami. Hubungan profesionalisme dalam bekerja, hubungan pertemanan, hubungan persaudaraan tetap dapat terjalin erat tanpa memandang perbedaan yang ada.
Saat Imlek, x-bigboss yang kebetulan chinese malay membagikan angpau untuk kami di ruang rapat. Saat open house lebaran, x-buboss membagikan THR untuk anak-anak kecil kami yang datang ke apartemen beliau. Saat mendekati Natal, ada pohon Natal berhias kado-kado kecil disudut ruangan. Betapa indahnya perbedaan kami.
De yakin pelangi lebih indah jika beraneka warna. Apa indahnya pelangi kalau cuma hitam-putih?
De sadar bahwa Allah SWT menciptakan mahluknya yang beraneka ragam ini untuk mewarnai dunia. Supaya hidup kita lebih ceria. Bukan untuk membuat hidup kita lebih pusing dengan memperdebatkannya.
Bhineka memang tidak harus tunggal ika…
Resiko sebagai pekerja luar rumah, adalah bersedia melakukan tugas dari perusahaan apapun dan dimanapun. Beruntung de bersuamikan orang yang bekerja di dalam bidang yang sama. Setidaknya kami saling mengerti akan resiko pekerjaan masing-masing.
Ada perjanjian tidak tertulis yang telah de dan masguh sepakati. Kalau de yang tugas ke luar kota, maka mami datang dan menginap untuk menemani anak-anak dirumah. Kalau masguh yang tugas ke luar kota/negeri, maka kami meng-import orang tua masguh dari Surabaya untuk tinggal dirumah kami. Setidaknya dengan begini anak-anak tidak merasa kesepian banget saat orang tuanya tidak ada dirumah selama beberapa hari. Kalo masguh tuh … tugas luar paling cepat 3 hari, paling lama sebulan. Makanya rela ngimport ortunya jauh-jauh dari jawa timur.
Tahun ini adalah tahun terberat untuk de, karena pekerjaan menuntut de untuk pergi ke luar Jakarta. Diawali Januari – Februari harus ke Surabaya, kemudian di lanjut Bandung. Harusnya lanjut lagi ke Semarang, tapi badan ini gak kuat (maklum umur makin tua hehehe). Terpaksa minta ganti orang untuk melanjutkan misi, alhamdulillah bos mengerti dan menerima.
Bulan Mei ini de cuma pergi ke Jogja lanjut Solo. Harusnya pun ke Semarang lagi, cuma bos ngasih taunya telat. Nelpon jam 11 siang, padahal pesawat untuk pulang ke jakarta jam 6 sore. Akhirnya misi pun dilanjut oleh teman yang lain. Kok ya pas Semarang muluw yang dilewatin…padahal gak sengaja loh. Lagian akhir tahun kemarin de juga udah ke Semarang kok.
Jadwal bulan Juni sudah keluar, de harus ke Batam tanggal 16-19. Tapi kami sudah berencana untuk liburan tahunan keluarga tanggal segitu. Tiket dan voucher hotel untuk liburan sudah ditangan. Memang sengaja kami pesan jauh-jauh hari sebelumnya, supaya tidak sulit mencari karena tanggal segitu musimnya liburan anak sekolahan. Nego dengan bos dan tim lain … BERHASIL! Intinya “pekerjaan tidak boleh mengganggu jadwal cuti” hihihihi
Akhirnya jadwal ke Batam mundur tanggal 20-23 Juni. Padahal tanggal 20 itu harusnya de masih cuti. Sementara teman-teman lain berangkat tanggal 19. Tapi mana tega de dari Bali jam 9.45 trus sampe di Sukarno-Hatta ninggalin masguh dan anak-anak beserta koper, untuk lanjut ke Batam. Sekali lagi de bersyukur…bos gak ada masalah dengan hal ini. De dipersilahkan berangkat tanggal 20.
Sedih … pasti!
Kangen … selalu!
Tapi ini semua harus dijalani. Setidaknya memang tahun ini harus nyapu-nyapu keliling indonesia dulu. Kejadian ini sama persis ketika de kerja di pabrik panci yang baru mulai melebarkan sayap ke kanan dan kiri pulau jawa.
Divisi lain suka sirik dan bilang enak ya kalian bisa jalan-jalan gratis terus … wuenak gundulmu! Pergi untuk kerja bukan liburan. Mana enak, wong dibebani harus kirim laporan sehari 2x. Selama di lokasi itu pun kami stay di hotel, karena kantor cabang belum selesai dibangun/renovasi. Biasanya kami ngumpul di 1 kamar dari jam 9 pagi sampai jam 12 malam. Tidurnya balik lagi ke kamar masing-masing. Keluar hotel paling cuma untuk cari makan atau cari sinyal yang bagusan. Suka malu kalo harus kerja di mall (kalo kepaksa sinyal yang bagus dikota itu baru di mall). Kami ber 3-5, beli makan dan minum biar gak diusir, gelar beberapa handphone dan laptop tanpa saling bicara satu sama lain. Konsentrasi dengan tugas masing-masing soalnya.
Senangnya di Solo kemarin sempat ketemu hotma yang menemani makan soto enak dan murah. Makasih ya jeng, lain waktu temani aku nyari batik. Tapi mungkin kalo kesananya liburan, bukan kerja.
Sayangnya gak sempat ketemu Shant yang udah cengklungan nungguin dirumahnya. Karena hari itu kami diusir sama pihak hotel. Mau perpanjang gak bisa, hotel sudah fully booked. Jadi yang harusnya main ke rumah shant untuk makan bakso, jadi sibuk nyari hotel lain. Maaf ya shant, lain kali kalo kesana insya Allah tak sempatkan mampir.
Kalo lagi kerja, gak berasa ninggalin anak. Masih bisa nelpon rumah beberapa kali. Masih bisa YM-an sama masguh nanyain kondisi rumah tadi paginya. Tapi saat menjelang tidur … adalah saat-saat terberat. Dimana kangen dan sedih menumpuk dalam dada ini. Kamar hotel yang besar dan fasilitas di dalamnya tidak bisa mengobati rasa kesendirian. Jauh dari anak-anak dan suami … hiks.
Kalo bertepatan dengan wiken atau lokasi gak jaug dari Jakarta kaya ke Bandung yang lalu, kebetulan juga dapat hotel semi apartemen … masguh dan rafayra bisa nyusul ke hotel. Walo tetap ditinggal untuk kerja, setidaknya saat tidur bisa ada disamping mereka.
Alhamdulillah 2 minggu ini gak ada jadwal pergi (Bali, Lombok, Pekanbaru, Medan diserahkan ke teman lain). De bisa ada disamping Rafa yang akan menjalani Evaluasi Hasil Belajar semester 2. Mulai besok 5 Juni, Rafa akan ulangan umum sampai tanggal 10. Bagi rapot tanggal 14 Juni. Makanya kami bisa liburan tanggal 16-19. Setidaknya di saat Rafa butuh bimbingan belajar, mama nya ada di Jakarta.
Untuk itu, de nutup warung sampai Juli 2008. Order ditutup dulu sementara waktu. Blogwalking akan jarang. Kalo update blog mah tergantung isi kepala nanti.
Mohon do’anya biar Rafa mendapat kemudahan selama ulangan umum. Duh anak yang mau EHB, kok emak bapaknya yang panik duluan dan deg-degan yah. Foto dibawah untuk menutup postingan kali ini. Rafa dan Fayra joget di depan kaca menjelang tidur:
Banyak orang yang bilang betapa sulitnya mencari pekerjaan di jaman sekarang. Terbukti dengan semakin meningkatnya angka pengangguran di Indonesia. Ijasah sarjana pun seakan tidak ada harganya lagi.
Tapi alhamdulillah *de baru sadar, kata yg paling banyak dipakai dalam blog ini adalah alhamdulillah hihihi* de belum pernah merasakan sulitnya mencari pekerjaan. Justru yang de alami adalah kebalikan, tawaran pekerjaan kerap menghampiri melalui SMS dan telepon. Duh maaf…De tidak bermaksud menyombongkan diri disini, cuma ingin berbagi pengalaman ajah.
Waktu de kelas 3 STM *iya bener…kalian gak salah baca, de ngaku nih kalo de lulusan STM*, beberapa perusahaan datang mencari calon pekerjanya. Jadi walaupun belum ujian EBTANAS, kami sudah menerima tawaran kerja di berbagai perusahaan. Sabtu ujian terakhir, Senin udah mulai kerja.
Mungkin juga karena waktu STM jurusannya Switching alias sentral telepon. Jadi perusahaan lebih enak ngambil orang dengan keahlian yang sesuai dengan bidangnya. Lagipula anak STM kan gajinya murah dibanding D3 atau S1. Tapi saking spesifiknya, De sampai bingung menentukan jurusan yang mau diambil saat melanjutkan sekolah. Akhirnya De nerusin kuliah di jurusan yang melenceng yaitu Sistem Informasi.
Dari situ tawaran terus datang silih berganti. Dan kebetulan selalu pas juga datangnya. Ketika kontrak kerja akan berakhir…ada tawaran. Ketika De sudah jenuh di sebuah perusahaan, ada panggilan. Ketika De butuh uang lebih…juga ada promosi yang pasti efek ke naik gaji. Emang enak hidup serba pas-pasan gini.
Sampai hari ini De belum pernah mengirimkan surat lamaran menggunakan amplop coklat selayaknya pelamar lain. Biasanya tawaran itu datang melalui telepon atau SMS dengan kalimat “gue butuh orang dengan spek kaya elo. Berani menerima tantangan? Kirim CV ke email gue yah ”
Prosedur lain setelah mengirim CV tetap De jalankan, interview user-psikotes-medical checkup sampai nego gaji *ya iya lah de…mosok elo kerja tanpa dibayar*. Gak ada jalur khusus atau shortcut, cuma ngirim CV doang kok. Alhamdulillah belum pernah di reject di industri ini. Kalo industri lain…pernah juga ngalamin dengan alasan “kamu gak cocok di industri ini, karena background kamu telco banget“. Tapi yang lebih menyakitkan, De pernah direject dengan alasan “You are over qualified for high school graduated” karena De belum lulus kuliah dan hanya melampirkan ijasah STM. Hiksssss
De tau tidak semua orang seberuntung ini. Tapi sebenarnya hal ini bisa terjadi pada semua orang. Ingat aja prinsip LAW OF ATTRACTION, kalo kamu ingin sesuatu…fokus dan yakinkan diri bahwa hal itu akan kejadian di diri kamu. Karena di Al-Quran juga sudah jelas ditulis “AKU sebagaimana prasangka hambaKU”.
De juga selalu percaya bahwa kita harus selalu menjaga nama baik diri kita sendiri. Lakukan yang terbaik dimana pun kita bekerja dengan siapa dan bagaimana pun bos nya. Jangan lupa untuk menjaring hubungan seluas-luasnya dengan siapapun (partner kerja, departemen lain, vendor/supplier, juga mitra kerja dari perusahaan lain).
Jangan takut kalau hasil kerja keras kita tidak dilihat oleh bos atau tidak diakui oleh perusahaan. Percaya deh orang lain bisa melihat dan menilai tentang kinerja kita. Kesempatan lebih baik itu akan datang darimana pun asalnya. Makanya performance dan attitude harus selalu kita utamakan.
Gak terasa udah 12 tahun De bekerja di industri telekomunikasi. CV de juga udah dihiasi dengan pengalaman bekerja di 6 perusahaan. Julukan kutu loncat kerap de terima. Bahkan ada yang bilang kalo de ini HEAD JOB HUNTER hehehe.
De itu kaya monyet…yang selalu loncat kalo sudah berpegangan pada ranting pohon lain. Pokoknya loyalitas akan de berikan hanya kepada pendapatan paling besar. Maju terus membela yang bayar hahaha
Pindah tempat kerja tidak berarti jabatan naik lebih tinggi…tapi yang pasti bayaran yang diterima harus lebih tinggi. De gak ngejar karir, cuma ngejar uang. De bukan mencari mata pencaharian, tapi emang dasar mata duitan aja. hehehe
Bohong aja kalo ada orang di usia seperti de ini menjawab pertanyaan apa alasan kamu melamar kesini dengan jawaban “mencari ilmu, memperluas wawasan, mencari kesempatan lain“. Ah bullshit tuh. Emangnya anak fresh graduate yang baru pingin kerja. Setiap interview De selalu menjawab pertanyaan tersebut dengan jujur sambil senyum “nyari uang lebih banyak“. Pede banget yah *deejjjiiiigghhh*
De selalu mengingatkan diri sendiri, bahwa de tidak akan selamanya kerja kantoran seperti ini. Pada saatnya nanti, de akan menjadi ibu rumahan tapi tetap berpenghasilan. Untuk itu de menyempatkan diri menambah keahlian di bidang lain. Ikut kursus membuat dan menghias kue, belajar membuat aksesoris sendiri, sampai mencoba berdagang. Bahkan De udah daftar untuk ikut kursus Food Photography yang diselenggarakan milis memasak untuk jadwal February 2008. Semoga ilmu tersebut bisa menjadi modal De saat pensiun (target pensiun saat de berusia 35-40 tahun). Amin
Do’ain ya temans biar cita-cita de menjadi ibu rumahan cepat tercapai…