Browsed by
Category: Olahraga

Shenzhen Central Park

Shenzhen Central Park

Sebelumnya saya sudah pernah cerita tentang Garden & Flower Expo Park, ternyata saya menemukan taman lain di tengah kota Shenzhen juga.

Seperti biasa, saya melakukan perjalanan dinas dengan jadwal yang sangat mepet. Saya baru dapat visa Senin siang, sementara jadwal pesawat berangkat Senin malam. Karena pergi dari Jakarta dini hari, sampai Shenzhen sekitar jam 8 pagi. Teman-teman memilih membayar tidur di hotel, saya si manusia pagi gak bisa tidur lagi, memilih jalan kaki menyusuri area sekitar hotel untuk mencari rute olahraga keesokan hari.

Mengikuti panduan gmaps, saya sampai di gerbang Shenzhen Central Park setelah berjalan kaki sekitar 5 menit dari hotel.

scpark1

Saya lihat di peta, taman ini luas banget. Saya makin gak sabar untuk menunggu pagi dan menyusuri seluruh taman. Saya kembali ke hotel untuk mandi dan bersiap-siap. Jam 12 partner kerja akan menjemput saya, makan siang bersama dan langsung ke pabrik. Tiba di hotel lagi sudah hampir larut malam.

scpark2

Meski kurang tidur dalam waktu 48 jam terakhir, badan saya masih juga otomatis bangun pagi. Pasrah dengan siklus biologi, saya dengan semangat kembali ke taman.

Taman ini bagus banget, kondisi sangat terawat dan kebersihan dijaga sekali. Jogging track juga disediakan di sisi kiri jalan. Tempat sampah tersedia di setiap jarak 500 meter.

scpark3

Di jembatan saya melihat banyak kakek yang sedang melakukan pemanasan. Kostum standar mereka : kaos putih singlet (kalo di Indonesia terkenal dengan merk Swan), celana pendek, sepatu putih dan kaos kaki hitam. Usia yang sudah lanjut tak membuat mereka meninggalkan kegiatan ini, salut deh. Wajar kalau badan mereka terlihat lebih lentur dari saya, mereka menjulurkan kaki ke pagar jembatan kemudian dengan santai menempelkan kepala ke arah lutut. Saya gak bisa!

scpark4

Setelah melakukan pemanasan, mereka mulai berjalan cepat keliling taman. Ada di antara mereka yang masih sanggup lari juga. Saya kalah cepat. Malu banget rasanya lari di belakang mereka.

scpark5

Kok cuma kakek-kakek yang pada jogging?

Ternyata anak muda memilih main basket di 2 buah lapangan yang terdapat di tengah-tengah taman ini. Sekelompok remaja memilih main skate board di sisi lain taman. Sementara itu para wanita yang cukup lanjut usia berkumpul untuk senam taichi.

Gak heran kalau badan orang China ramping-ramping yah. Susah kalo beli baju di China, Taiwan, Hongkong, Korea dan Jepang … ukurannya kecil-kecil. Udah lah mereka rajin olahraga, selalu jalan kaki kemana-mana, minum teh tanpa gula sepanjang hari, belum lagi konsumsi herbal nya.

scpark6

Keberadaan taman besar yang mengapit sungai di tengah bangunan pencakar langit kota, mengingatkan saya akan Monas yang lokasinya tidak jauh dari kantor. Beda nya, kita tidak akan menemukan tukang jualan apapun di Shenzhen Central Park. Sementara kalau di Monas, makin malam ya makin rame pedangang menggelar tikar untuk tempat display produk jualannya.

scpark7

Tidak sampai 1 jam saya menghabiskan pagi itu di taman kota Shenzhen, lumayan dapat 4,5KM. Kebanyakan jalan menikmati lingkungan sambil foto-foto taman. Dengan pakaian basah keringat, saya kembali ke hotel untuk mandi, sarapan dan siap-siap ke pabrik.

Semangat pagi, bloggers!

1st Run Race

1st Run Race

Setelah rutin berlatih secara bertahap selama 2 tahun terakhir, saya menyampaikan keinginan untuk ikut lomba lari ke pak suami. Tahun lalu Masguh masih melarang, seperti yang saya ceritakan di sini. Tapi tahun ini saya sudah mulai diijinkan ikut, dengan catatan “harus ada satpamnya, alias dikawal

Saya didaftarkan oleh teman-teman kantor di acara Pocari Sweat Run Race tanggal 11 Mei 2014 untuk jarak 5KM. Kebetulan lokasi nya di Mall Alam Sutera, gak jauh lah dari rumah. Sayangnya pas hari H, Masguh ada turnamen golf dari kantornya. Jadi beliau mendaulat Rafa untuk menemani saya.

race5km3

Rafa pakai baju yang sewarna, dan ikut lari di samping saya. Kata orang, istilah untuk pelari yang tidak mendaftar tapi ikutan lari di kerumunan peserta disebut BANDIT. Nah hari itu Rafa jadi bandit deh. Hihihihi

race5km1

Alhamdulillah saya berhasil menyelesaikan lari sejauh 5KM dalam waktu 51 menit. Gak sepenuhnya lari sih, masih dicampur jalan soalnya. Lumayan lah untuk sekedar percobaan pertama.

Ketika buru-buru mau pulang, eh ketemu Meta dan Ninit. Sekalian aja ditodong untuk foto bareng. Karena mereka termasuk orang-orang yang menginspirasi saya untuk lari, selain Kiky sahabat saya yang atlit triathlon ini.

race5km2

Minggu depannya, 18 May 2014, saya ikut Samsung Run Series di Senayan. Gak tanggung-tanggung, saya mendaftarkan seluruh anggota keluarga dari Masguh, Rafa sampai Fayra.

race5km4

Saya, Masguh dan Rafa ikut yang 5 KM. Sementara Fayra ikut kategori junior 400 meter.

race5km5

Terpaksa kali ini membawa mbak nya ikut serta, karena Fayra baru mulai race jam 7:30 … yang dewasa 5KM mulai start jam 06:15. Kasian kalo Fayra harus nunggu sendirian. Gak mungkin juga bawa dia jalan 5KM sebelum dia lomba sendiri 400 meter.

race5km6

Alhamdulillah semua merasakan lomba lari untuk yang pertama kali nya. Fayra bangga banget sama medal finisher nya. Target kami bukan untuk jadi pemenang 3 besar yang naik podium, cukup menjadi HAPPY FINISHER saja. Sesuai tagline grup lari kantor saya: YANG PENTING FINISH hahaha.

race5km7

Waktu tempuh saya membaik di acara ini. Kalau sebelumnya 5KM ditempuh dalam waktu 51 menit, yang kedua saya bisa menempuh dalam waktu 47 menit. Setidaknya ada kemajuan lah.

Gak sabar saya mau menunjukan 2 medal finisher ini ke dokter tulang nanti.

I’m-possible!

Kalau saya bisa, kalian juga pasti bisa. #ayolari

I’m possible

I’m possible

Dengan kondisi tulang yang sudah gak lengkap karena melalui begitu banyak “bongkar-pasang” seperti tampak pada foto di bawah ini:

xrayde

Dokter meminta saya untuk menghindari beberapa aktivitas, diantaranya:

  • No more high-heels
  • No more driving
  • No more stairs
  • No more backpack
  • No more high-impact, adventure and extreme sport
  • Not to carry more than 3KG weight

Intinya sih GAK BOLEH JADI ORANG SUSAH hahahahaha

Terus saya nyerah dan nurut begitu aja?

Owh tentu tidak *bandel mode ON* … tapi tetap dengan penuh perhitungan.

Dibilang katanya gak boleh hamil lagi karena proses melahirkan akan membuahkan resiko saya mengalami lumpuh pinggang ke bawah. Alhamdulillah dikasih kesempatan hamil Fayra dan berkat tim dokter yang hebat saya berhasil melahirkan Fayra.

Dibilang gak boleh pake high-heels, saya masih pake sepatu/sendal dengan hak 5cm untuk acara-acara tertentu saja. Mengakalinya dengan mengganti sepatu berhak runcing, dengan hak wedges. Kalau dirasa tulang belakang mulai ngilu, ya lepas sepatu/sendalnya. Nyeker aja selama sisa acara. Hehehe

Dibilang gak boleh nyetir mobil manual, toh akhirnya saya terpaksa nyetir juga waktu mami sakit dan masguh tugas keluar kota. Alhamdulillah mobilnya udah matic, jadi gak bikin ngilu punggung. Nyetir juga masih sekitar BSD, bukan ke tengah kota Jakarta. Secara SIM juga mati dari 10 tahun lalu sejak divonis dokter gak boleh nyetir.

Dibilang gak boleh naik tangga … saya tetap melakukannya di stasiun kereta Tanah Abang. Udah gitu kantor yang sekarang juga gak ada lift. Gak cuma Head Office di Jakarta, gedung kantor cabang BSD yang terdiri dari 4 lantai juga gak ada lift nya. Kebetulan pemilik perusahaan percaya sekali dengan FengShui, dan konon karena itu pula jadi gak ada lift di kantor.

Dibilang gak boleh bawa beban lebih dari 3KG, saya masih suka bandel juga. Terutama kalo lagi travelling ke luar kota/negeri. Dimana saya harus pergi sendiri, bawa tas laptop dan koper. Lumayan angkat tas dan koper setiap masuk mesin security checking, gak mungkin minta bantuan petugas bandara dong … secara badan saya dari luar kan tampak sehat sempurna.

Yang terakhir larangan berolahraga high-impact di mana lari termasuk salah satu pantangannya. Awalnya saya diajak Masguh jalan pagi untuk latihan sa’i sekitar 3 bulan sebelum umroh. Tapi setelah itu jadi olahraga rutin keluarga setiap akhir pekan atau hari libur lainnya.

powerwalk1

Semakin kesini saya semakin ketagihan. Yang tadinya jalan santai, saya ubah menjadi power-walk yaitu jalan dengan kecepatan jogging. Saya melakukannya secara bertahap:

  • Jalan santai 2-3KM sebanyak 2-3x seminggu selama beberapa bulan.
  • Jalan cepat 3-4KM sebanyak 2-3x seminggu selama setahun.
  • Yang awalnya hanya melakukan semampunya dalam waktu 30-45 menit, kemudian saya kasih target jarak 4-5KM.
  • Lanjut dengan konsisten menempuh jarak 4-5KM, dengan kecepatan 15menit per KM.
  • Setelah itu saya tingkatkan kecepatan 10 menit per KM dengan jarak minimal 5KM.
  • Saya lalu memacu diri untuk bisa mencapai kecepatan <10 menit per KM dengan jarak yang sama.

Tahun 2014 ini saya mencoba lari di sela-sela jalan cepat.

Awalnya mencoba lari 200 meter setelah 4KM lebih saya jalan cepat di hari Sabtu pagi, pulangnya baru berasa tulang saya rontok. Akhirnya saya menghabiskan sisa hari tsb dengan leyeh-leyeh aja seharian. Kasian yaaa

powerwalk5

Gak kapok juga minggu berikutnya saya coba lari lagi 200 meter, sisanya ditempuh dengan jalan cepat. Alhamdulillah gak ada masalah. Setelah beberapa kali seperti ini, saya coba lari 200 meter terus jalan sekitar 500 meter, lanjut lari lagi 200 meter, kemudian jalan lagi. Eh ternyata saya bisa!

powerwalk4

Saya mencatat semua kegiatan olahraga ini menggunakan aplikasi Endomondo (bisa unduh secara gratis di Google Play atau Apps Store). Karena saya login menggunakan account Facebook, setiap selesai latihan maka aplikasi ini menampilkan catatan tsb ke timeline FB saya. Saya juga install aplikasi Nike+ dan menghubungkannya ke account Path. Yang seru adalah ketika teman-teman klik Like/Love, maka saya akan mendengar suara tepuk tangan. Tambah semangat dong kalo ditepokin gini. Aplikasi ini mencatat waktu, jarak tempuh, rute (pakai GPS), sampai jumlah kalori yang terbakar.

powerwalk3

Teman-teman yang sering melihat aktivitas ini, mengajak saya bergabung ke komunitas pelari di kantor dengan mengusung tagline “YANG PENTING FINISH”. Di sini berkumpul para atlit serius sampai yang cuma pelari versi KW macam saya.  Setiap Selasa dan Kamis sore, kami berkumpul di lobby kantor kemudian jalan kaki ke Monas. Di sana kami lari bersama sesuai dengan kecepatan masing-masing dan jarak semampunya. Mulainya sih bareng, tapi nanti yang selesai duluan akan tunggu di titik kumpul sebelumnya. Yang lain beneran lari, kalo saya tetap sebagai HAPPY WALKER.

powerwalk2

Jadwal saya sekarang:

  • Selasa dan Kamis, olahraga di Monas
  • Sabtu, Minggu dan hari libur lain, olahraga di sekitar komplek rumah

Setiap saya tugas kantor pun, saya selalu membawa peralatan olahraga. Di Semarang, teman sekamar saya memilih kemulan karena di luar hujan gerimis. Saya tetap memilih keluar jam 5 pagi dan mencari keringat sendirian.

powerwalk8

Waktu ke Bali, alhamdulillah dapat teman sekamar yang bergabung dalam komunitas lari. Kami janjian membawa seragam lari kantor dan jalan bareng di sepanjang pantai Nusa Dua. Kalau nanti tugas ke China di luar musim dingin atau musim gugur, saya udah niat mau bawa peralatan olahraga juga.

powerwalk7

Minggu lalu teman-teman membuat tantangan 5KM di Endomondo. Saya ikutan dong, meski yakin pasti menempati posisi terakhir juga. Yang menerima tantangan ini ada 18 orang. Yang sudah menjalani ada 9 orang. Dan yak tentu saja, saya berada di posisi 9 karena yang menjadi tolok ukur adalah waktu tempuh. Posisi pertama diduduki oleh atlit senior di kantor, 5KM ditempuhnya dalam waktu 16 menit saja. Edun kan! Saat dikejar anjing atau kebelet pipis aja, saya gak akan bisa secepat itu. Jiahahaha

powerwalk6

Minggu ini diluncurkan tantangan baru yang berjudul AYO LARI. Syaratnya jarak tempuh setiap latihan minimal 2KM. Yang paling sering latihan dalam periode waktu tsb, akan menempati posisi pertama. Saya ikutan lagi dong ah.

Sebenarnya tahun lalu saya udah mau ikutan race 5KM yang bertaburan di Jakarta dan sekitarnya. Waktu itu Masguh masih melarang, karena beliau tau jiwa kompetitip saya sedemikian tinggi. Katanya “kamu gak mungkin tetap jalan kalo liat orang di kanan kiri kamu lari

powerwalk9

Waktu saya nonton film Jack Ryan – Shadow Recruit, saya langsung senggol Masguh “tuh pa, badannya sama kayak aku. Dioperasi yang sama. Dan akhirnya dia bisa lari juga“.

Masguh bilang “lah dia kan acting, ma. Kalo kamu beneran mengalaminya

Kami sudah tanya ke dokter tulang juga sih. Dokter bilang saya harus latihan menguatkan otot punggung dulu. Dan yang pasti harus berlatih secara bertahap, supaya tulang saya juga gak kaget menerima guncangan badan saat lari. Dan saya sudah menjalani latihan bertahap itu dalam waktu 1 tahun terakhir. Saya sudah bisa lari walo cuma jarak 500 meter dan kombinasi dengan jalan cepat. Alhamdulillah badan saya baik-baik saja.

powerwalk11

Akhirnya tahun ini Masguh mengijinkan saya ikut race yang 5KM aja, tapi dengan syarat harus didampingi beliau. Supaya saya ada satpamnya dan gak bandel di arena nantinya. Hehehe

Target saya … saat check-up tahunan bulan April nanti, saya membawa medal pertama untuk ditunjukan ke dokter tulang. Cukup medal finisher saja deh, saya akan dengan bangga pamer nya. Saya akan dengan lantang berkata “Don’t ever tell me that it’s IMPOSSIBLE, because I’m possible by trying harder

Target saya berikutnya … harus bisa lari non-stop min 5KM. Gak pake jalan lagi.

Doakan saya mampu yaaa *ngiri sama bumil yang berhasil finish 5KM di RunForLove TUM kemarin*

powerwalk10

Buat mantan pasien TBC Tulang di luar sana, yuk coba tantang diri kita untuk bisa melakukan lebih. Kalo saya bisa, kalian juga pasti bisa.

Buat ibu-ibu yang sering ngomong “pingin olahraga tapi sibuk, gak ada waktu, udah capek ngurus rumah dan keluarga, dll” yuk kita luangkan waktu minimal 30 menit cukup 2x seminggu dulu. Olahraga ini untuk diri kita, bukan semata egois ninggalin anak/rumah/keluarga. Tapi ibu yang sehat dan bahagia dibutuhkan dalam setiap keluarga.

Whatever your sport is, let’s put on your shoes and get sweat!