Browsed by
Category: Rafa

Cerita Rafa

Rafa berenang

Rafa berenang

Rafa mulai kami ceburkan ke kolam renang ketika umurnya sekitar 9 bulan. Masih digendong didalam kolam, hanya mengenalkan supaya Rafa tidak takut air.

Ketika Rafa masuk TK, pelajaran berenang diberikan 2 bulan sekali. Sampai sekolah tsb membangun kolam renang di area sekolah, baru pelajaran berenang diberikan sebulan sekali. Tetapi begitu masuk SD, mata pelajaran berenang ada didalam mata pelajaran diluar olahraga. Satu kali dalam seminggu Rafa wajib mengikuti swimming class di kolam renang belakang sekolah.

Semakin kesini, frekuensi Rafa berenang semakin sering. Sekarang Rafa bisa 3x seminggu berenang. Hari rabu ikut ekstra kulikuler, hari jumat ikut swimming class (wajib), hari sabtu/minggu berenang bersama teman di sport center komplek rumah kami atau berenang bersama keluarga.

Yang cukup mengagetkan akhir tahun lalu Rafa berhasil memenangkan Juara 2 Gaya Punggung perorangan Putera untuk kelas 3. Gak sia-sia berenang 3x seminggu, biar warna kulit jadi item metalik yang penting pulang bawa medali.

Ketika kami tanya siapa yang menjadi juara 1, Rafa menjawab “itu temanku, atlet renang“. Hehehehe ya pantes aja. Kami menyemangati Rafa, kalo memang mau Rafa pun bisa menjadi atlet seperti temannya.

Akhir minggu kemarin kami mencari club renang di sekitar BSD. Kami datang ke Damai Indah Golf Country Club, tempat dimana kebanyakan sekolah-sekolah umum di sekitar BSD melakukan kegiatan renang. Alhamdulillah kami berbincang dengan salah seorang pelatih renang disitu dan mendapat masukan positif tentang Rafa.

Secara postur, badan Rafa cukup tinggi untuk anak seumurannya. Hal ini akan mempermudah pelatih dan bisa memasukan dia ke kelas lomba apapun. Kalau anak agak pendek, biasanya tidak akan kami ikutsertakan ke dalam kelas gaya bebas. Karena biasanya akan kalah dengan anak yang lebih tinggi.

Kami coba lihat dulu gerakan apa yang sudah Rafa kuasai, nanti kita atur pelatihan seperti apa yang sesuai untuk Rafa. Kalau Rafa mau berprestasi tentunya harus rutin latihan. Tidak ada atlet yang sekali lomba langsung menang. Harus rutin berlatih.

Kalau mau renang untuk kesehatan cukup berenang 2x per minggu. Kalau ingin berprestasi dalam renang, harus latihan 4x per minggu masing-masing 2 jam setiap latihan.”

Sore itu Rafa diminta melakukan semua gaya renang yang sudah dikuasai. Rafa diminta berenang dari gaya bebas, kembali dengan gaya katak. Kemudian maju lagi dengan gaya kupu-kupu, dan balik ke pelatih dengan gaya punggung.

Badan rafa sudah ‘diatas air’, jadi kelihatan ada bakat di olahraga ini. Ada anak yang kurus, tetapi ketika berenang badannya cenderung tenggelam didalam air.

Rafa juga bisa melakukan gerakan dasar renang. Tinggal melatih daya tahan nya aja.

Kolam renang disekolahnya kecil ya bu? Saya melihat setiap 15 meter, Rafa pasti berhenti untuk mengambil nafas. Kalau disini ukuran kolam adalah Olympic Size yaitu 25 x 50 meter. Terlihat sekali setiap Rafa berhenti ditengah, kemudian lanjut lagi. Mungkin terbiasa dikolam kecil 15 meter sudah sampai ujung.

Saya akan mulai melatih Rafa di daya tahan dulu. Secara bertahap Rafa akan kuat berenang dikolam besar ini. Target akhir Rafa harus bisa berenang 3,000 meter per latihan.

Kalau Rafa sudah kuat, baru akan saya latih kecepatan renangnya. Setelah itu baru kita sertakan Rafa ke dalam berbagai lomba. Saya yakin 1,5 tahun kedepan Rafa sudah bisa ikut lomba paling tidak se-Tangerang Selatan.

Karena kami belum pindah ke BSD, jadwal latihan hanya 2x seminggu. Setiap Sabtu dan Minggu jam 7 pagi harus sudah sampai di kolam. Latihan diberikan selama 2 jam. Nanti kalau sudah pindah ke BSD, latihan dilakukan 4x seminggu.

Alhamdulillah 2x latihan kemarin Rafa menikmati kegiatannya. Walau capek tapi dia gak ada beban ngejalaninnya. Cuma komplen “kolamnya gede banget sih ma, gak ada kolam yang lebih kecil?” hehehehe.

Tapi selesai latihan, masih aja gak mau naik dari kolam. Malah asyik main perosotan spiral yang tinggi itu bolak balik sambil lari-lari. Kalo gak diingetin berkali-kali, gak akan mau mandi juga.

Pak Puji, sang pelatih renang memiliki 2 anak. Anak pertamanya perempuan adalah atlet golf nasional. Anak keduanya laki-laki adalah atlet renang nasional tingkat anak, yang sekarang lagi diarahkan ke golf juga. Anak laki itu hanya beda umur 1 tahun lebih tua dari Rafa. Tetapi badannya sudah membentuk selayaknya atlet dewasa aja. Perut kotak-kotak, dada bidang, pundak lebar dengan badan yang tidak terlalu besar.

Rafa bilang “aku mau badan ku kaya gitu ma. Gak gemuk, gak kurus, Tapi keren berotot keker. Bisa kan ma?

Insya Allah bisa ya nak, asal kamu rajin berlatih dan gak cuma semangat diawal aja.

Sebagai Informasi:

Anak yang berprestasi di bidang olahraga bisa diangkat menjadi atlet walikota atau propinsi. Seperti anak Pak Adjie (pelatih renang dari Sawangan), anaknya usia 10 tahun sudah diangkat menjadi atlet renang untuk kabupaten Bogor. Setiap ada lomba, anak tsb diutus sebagai perwakilan dari Bogor atau Jawa barat. Mendapatkan gaji 3-10jt per bulan. Dan setiap memenangkan perlombaan akan mendapat reward lagi. Setiap dikirim lomba, biaya perjalanan lomba bisa dibantu sponsor. Perlombaan yang diikuti sampai tingkat internasional.

Kami sekarang menyalurkan hobinya di bidang seni dan olahraga. Kami lihat dulu sampai titik mana Rafa bertahan. Kami tidak akan memaksa jika nanti Rafa membelokan hobi nya ke bidang lain. Semoga Rafa bisa berprestasi dibidang apapun yang disukai. Amin.

Jiwa Seni Rafa

Jiwa Seni Rafa

Seperti yang udah beberapa kali saya tulis disini, minat Rafa terhadap seni memang menonjol dibidang gambar dan lukisan.

Akhir-akhir ini (terlebih setelah ikut kursus comic & cartoon), Rafa keliatan makin konsisten dengan hobinya. Sekarang sih kami masih menyebutnya sebagai hobi Rafa, tapi di sisi lain sepertinya Rafa sudah menjadikan hal ini sebagai passion nya.

Daftar hasil coretan warna yang pernah saya tulis disini:

Setiap pulang kerja, kami selalu disambut anak-anak yang memberikan hasil karya nya hari itu. Semalam Rafa memberi kejutan dipintu kamar saya, sebuah lukisan burung hasil oretan pensilnya.

Beberapa waktu lalu kami ke dokter gigi di RSIB. Untuk mendekatkan diri ke pasien, sang dokter yang baru ketemu Rafa ini mencoba ajak ngobrol:

Dokter: Rafa cita-cita nya apa?

Rafa: PELUKIS *dengan percaya diri*

Dokter: Kalo hobinya apa? Rafa suka ngapain sih?

Rafa: MELUKIS

Dokter: owh ya? pakai krayon atau pensil warna?

Rafa: EMANG AKU ANAK TK. ITU MAH MENGGAMBAR. AKU KALO MELUKIS PAKE CAT AIR ATAU CAT MINYAK

Dokter: owh beda yah?

Rafa: IYA KALO PAKE KRAYON ITU MENGGAMBAR. KALO PAKE CAT ITU MELUKIS

Saya terdiam agak lama. Biasanya dulu kalo ditanya cita-cita, Rafa selalu menjawab tergantung mood. Waktu 3 tahun bilangnya cita-cita mau jadi KUDA. Waktu umur 4 tahun, bilangnya mau jadi POLISI. Waktu umur 5 – 7thn, bilangnya mau jadi PILOT ato ASTRONOT. Tapi semakin kesini, menjawabnya sangat konsisten … PELUKIS.

Malamnya saya ngobrol santai sama papanya Rafa. Gimana seandainya melukis itu memang hobi dan passion Rafa, apa yang harus kami lakukan sebagai orang tuanya? Apakah kami siap menerima SENI sebagai jalan hidup anak kami? Apa komentar orangtua dan keluarga kami kalo seandainya Rafa jadi PELUKIS nanti. Bukan sekedar hobi, tapi mungkin menjadikannya sebagai mata pencahariannya … menjadikannya pekerjaan utama … menjadikan ini sebagai jalan hidupnya.

Masguh: Rafa bisa ambil jurusan design interior, design grafis, design produk. Gak harus lukis di kanvas kan?

Saya: Kalo seandainya Rafa memilih untuk melukis di kanvas?

Masguh: Pilihan kampusnya apa aja sih?

Saya: IKJ lah kalo di sini. kalo mau sekalian di Delft – Belanda atau Sorbone – Perancis

Masguh: Mhmmmm kek nya aku siapin mental dulu sembari nyiapin biaya kuliahnya Rafa nanti. Belum kebayang ma punya anak yang hari-harinya cuma di depan kanvas.

hehehe gak gampang memang menerima nya. Apalagi di keluarga kami memang tidak ada anggota keluarga yang hidup dari seni. Walau topik diatas hanya obrolan santai, tetap aja kami kepikiran. Karena kami gak mau memaksakan kehendak kami untuk masa depan anak-anak. Kami ingin anak-anak bisa tumbuh menjadi anak yang berguna, apapun jalan hidup yang dipilihnya. Kami sebagai orang tua cuma bisa memberikan sarana dan membimbing mereka aja. Semoga mereka bahagia dengan melakukan apa yang mereka suka, bukan karena terpaksa.

Kakak saya yang melihat perkembangan Rafa pernah komentar: “Anak lo kek nya bukan tipe anak sekolahan deh. Asah aja tuh hobi lukisnya, sayang kalo gak disalurin. Lagian enak kalo kita udah tau anak kita hobi apa dari umur segini. Gampang ngarahinnya.

Mmhhhmmm…ok deh … kami nyiapin mental dulu yak. Beneran gak kebayang punya anak pelukis hehehe.

Mencari sekolah di Serpong

Mencari sekolah di Serpong

6 bulan menjelang pindah rumah baru, kami mulai window shopping di sekitar Serpong. Gak cuma window shopping liat furniture dan bahan bangunan aja … tapi sekolah anak-anak juga kami liat-liat karena ini jauh lebih penting.

Hasil survey sekolah dengan mencari informasi dari website, telepon juga datang ke sekolah … pendafataran sudah dibuka sejak Desember 2009. Tes masuk sudah dimulai Jan sampai Mar 2010 yang dibagi beberapa gelombang. Pembayaran uang masuk sekolah dimulai Mar 2010. Itu semua untuk tahun ajaran 2010-2011 yang baru akan dimulai bulan JULI.

Untuk Fayra yang akan masuk TK, mencari sekolahnya jauh lebih gampang. Sementara Rafa yang sekarang kelas 3SD, ada ditengah-tengah periode SD. Jadi kami fokus mencari sekolah SD yang bisa terima Rafa, kemudian Fayra akan mendaftar TK di sekolah yang sama.

5 sekolah yang kami datangi:

  1. Al Fath BSD
  2. Tadinya kami berpikir urusan sekolah tidak akan menjadi sesuatu yang serius, karena sekolah Rafayra sekarang yaitu Al Fath Cirendeu memiliki cabang di BSD. Kami sempat bertanya jika pindah sekolah, tidak akan dikenakan biaya karena hanya pindah administrasi dan lokasi aja. Tetapi ketika kami datang ke kantor administrasi SD Al Fath BSD, kelas 3 disana sudah penuh dan hanya ada 1 kelas aja. Nama Rafa sudah masuk di waiting list nomor 3.

  3. Cikal Harapan
  4. Setelah mengetahui kelas 3 SD Al Fath sudah penuh, kami mencari sekolah yang tidak jauh dari rumah nantinya. Kami menemukan Cikal Harapan yang haya berjarak 1km dari rumah. Staf administrasi mengatakan kelas 3 nya sekarang penuh. Kami diminta untuk menulis data anak di buku tamu, kalau nanti ada murid yang pindah mereka akan menginformasikan melalui telepon.

  5. Raudhah
  6. Ketika kami kesana bulan Desember, kelas 3SD ada kursi kosong. Tapi awal Januari kami kesana lagi, kursi tsb sudah ada yang ambil. Anak tsb pindahan dari sekolah lain dimulai semester 2 di bulan Januari ini. Kami diminta menuliskan data di buku tamu lagi, urutan nomor 5 di waiting list kelas 4SD.

  7. Al Azhar
  8. Siapa sih yang gak tau reputasi sekolah ini? Begitu melihat fasilitas dan mengetahui bahwa Al-Azhar sedang memproses ijin untuk menjadi intl school, kami langsung pergi ke ruang pendaftaran. Ternyata semua pendaftaran dilakukan online, setelah itu transfer pembayaran, kemudian konfirmasi online juga di web nya. Kami melakukannya untuk mendaftarkan Fayra.

    Untuk anak pindahan seperti Rafa, prosedurnya manual ke ruang tata usaha. Seperti sekolah lain, kami diminta mengisi data di buku tamu. Nama Rafa berada di posisi 7 yang mengantri untuk masuk kelas 4 SD. Dan informasi ketersediaan bangku baru akan diumumkan bulan Juni. Kalau ada kursi kosong, semua anak di daftar waiting list akan ditest.

  9. Bina Nusantara (BINUS)
  10. Tadinya kami tidak memasukan nama Binus dalam list sekolah untuk anak-anak. Binus adalah sekolah international dengan biaya bulanan yang tidak sedikit. Materi Binus menggunakan kurikulum Cambridge. Bahasa pengantar yang digunakan ada 3, Indonesia – English – Mandarin.

    Akhirnya kami mendaftar di Binus karena mendengar Binus membuka kelas 4SD baru, masih ada 15 kursi yang kosong untuk anak dari luar Binus. Kami pun mendaftarkan Rafa dan Fayra ke Binus.

Phiiieewwhhh

Ternyata gak mudah mencari sekolah anak yah!

2 bulan terakhir (8x sabtu) kami pergi dari satu sekolah ke sekolah lain untuk mencari informasi tentang ketersediaan kursi kelas 4SD. Mulai dari ruang pendaftaran, ruang tata usaha, menemui kepala sekolah … semua jalan kami tempuh.

Berapa besar sih kemungkinan ada anak pindah sekolah? Udah gitu 1 kursi kosong pun diperebutkan 5-10 orang dalam daftar tunggu.

Dengan segala pertimbangan, Rafa dan Fayra menjalani tes di Binus Sabtu 6 Feb 2010.

Fayra hanya diminta membawa pensil warna. Soal tes hanya selembar kertas bergambar tanpa warna. Anak-anak diminta mewarnai gambar tsb. Pengawas melihat ketekunan anak dalam mewarnai, konsentrasi anak, juga bercakap-cakap dengan anak untuk melihat pengenalan anak terhadap beberapa warna.

Rafa diminta membawa alat tulis. Soal yang diberikan berupa tes tulis, matematika dan wawancara yang semuanya dilakukan dalam bahasa Inggris. Setelah tes, pengawas memanggil kami untuk menjelaskan kondisi Rafa selama mengerjakan soal dan menjawab pertanyaan wawancara.

He did great. I’m amaze with his concentration. He can answer the questions and he can describe him self in english. I even told others to follow the way Rafa do the job.

Papanya tanya “so what do you think about the possibility? Does Rafa have a chance to get in here?

Dijawab oleh ibu guru tsb “I guarantee he will get it. I will be happy to have Rafa in this school

Setelah itu gurunya ngajak ngomong Rafa: “If you want to get in this school, you have to practise your english. Don’t be shy. Just speak what’s on your mind. Don’t be afraid of making mistakes. You know what? even native speaker makes mistakes.

Saya berbisik di telinga Rafa “kamu tau gak gurunya ngomong apa?

Rafa dengan kesal menjawab dengan berbisik “iya ngerti ma. gak usah ditranslete aku tau kok. aku gak boleh takut ngomong bahasa inggris

hehehe ya maap mas, kirain kamu angguk-angguk doang. Ternyata beneran ngerti.

Ketika meninggalkan Binus, Rafa bilang “tapi kan sekolah ini mahal ma?”

Saya pun mewek dan berjanji “Kalo kamu lulus tes dan diterima, kamu gak usah pikirin mas. Mama dan papa akan cari uangnya. Selama kamu terus belajar dan menikmati waktu-waktu di sekolah, apapun akan kami lakukan untuk kalian.

Kemarin saya menerima telpon dari Binus “Rafa dan Fayra lulus tes dan diterima bu. Silahkan registrasi ulang sebelum tanggal 23 Feb 2010

Alhamdulillah, we’re proud of you kids!

Updated: Perkembangan anak-anak di Binus School bisa dilihat disini yaa

Kunjungan ke Jatiluhur

Kunjungan ke Jatiluhur

Waduk Jatiluhur – 2 Jan 2010

Semester 1 kelas 3 SD, Rafa mendapatkan pelajaran IPA yang menjelaskan tentang kenampakan alam dan buatan. Kata-kata tersebut agak kurang familiar di telinga, tapi setelah membaca bukunya lebih lanjut … ternyata artinya:

  • Kenampakan Alam = Pemandangan alam yang merupakan buatan Tuhan YME (mis: gunung, pantai, laut, dll)
  • Kenampakan Buatan = Pemandangan alam yang merupakan buatan manusia (mis: waduk, gedung bertingkat, airport, dll)

Ketika melihat kata ‘waduk’, Rafa pun meminta penjelasan lebih lanjut tentang waduk. Walau sudah digambarkan dengan kata-kata, Rafa masih gak puas juga. Akhirnya saat libur setelah ambil raport, papa mengajak Rafa & Fayra mengunjungi waduk jatiluhur.

Kami pergi berempat melewati tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi), keluar di gerbang tol Jatiluhur. Masguh yang kebetulan pernah tinggal selama 3 bulan selama masa pendidikan dari kantornya, hafal banget jalanan menuju waduk. Gak perlu lagi mencari papan petunjuk jalan ataupun bertanya ke orang di pinggir jalan.

Sampai dikawasan waduk kami harus membayar Rp 10,000/orang x 3 (Fayra gak dihitung) + Rp 15,000/mobil. Total kami membayar 45rb untuk bisa masuk.

Waduk Jatiluhur terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan Jatiluhur adalah bendungan terbesar di Indonesia. Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah: Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 milyar m3 / tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia.

Di dalam Waduk Jatiluhur, terpasang 6 unit turbin dengan daya terpasang 187 MW dengan produksi tenaga listrik rata-rata 1.000 juta kwh setiap tahun, dikelola oleh PT. PLN (Persero).

Selain dari itu Waduk Jatiluhur memiliki fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 ha sawah (dua kali tanam setahun), air baku air minum, budi daya perikanan dan pengendali banjir yang dikelola oleh Perum Jasa Trita II.

Selain berfungsi sebagai PLTA dengan sistem limpasan terbesar di dunia, kawasan Jatiluhur memiliki banyak fasilitas rekreasi yang memadai, seperi hotel dan bungalow, bar dan restaurant, lapangan tenis, bilyard, perkemahan, kolam renang dengan water slide, ruang pertemuan, sarana rekreasi dan olahraga air, playground dan fasilitas lainnya. Sarana olahraga dan rekreasi air misalnya mendayung, selancar angin, kapal pesiar, ski air, boating dan lainnya.

Di perairan Danau Jatiluhur ini juga terdapat budidaya ikan keramba jaring apung, yang menjadi daya tarik tersendiri. Di waktu siang atau dalam keheningan malam kita dapat memancing penuh ketenangan sambil menikmati ikan bakar.

Kami menyewa sebuah perahu untuk berkeliling danau dan mendekati bangunan waduk. Orangnya menawarkan Rp 100,000 tetapi setelah diajak ngobrol dan tawar menawar, kami hanya membayar Rp 30,000 aja tuh. hehehe lumayan kan.

Walaupun cuaca agak mendung, gak menyurutkan ketertarikan Rafa dan Fayra. Mereka berdua sangat menikmati jalan-jalan ke kawasan waduk dan terus bertanya banyak hal. Setelah puas main air di pinggir danau, kami melanjutkan perjalanan ke arah atas untuk melihat bangunan waduk dari sisi yang lain.

Stasiun Bumi Indosat Jatiluhur

Karena sudah masuk waktu dzuhur, kami mampir ke Stasiun Bumi Indosat untuk numpang sholat di musholanya. Alhamdulillah bisa masuk setelah ijin di pos satpam dengan menunjukan kartu karyawan masguh.


Indosat baru saja meluncurkan Satelit PALAPA-D pada Q3 2009, untuk menggantikan Satelit PALAPA-C2 yang masa operasionalnya berakhir pada tahun 2011. Layanan dari satelit PALAPA-D yang disediakan Indosat antara lain adalah Transponder Lease untuk layanan broadcasting dan cellular backhaul sebagai basic service, VSAT service, DigiBouquet dan Telecast Service sebagai nilai tambah yang semuanya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan korporasi dalam komunikasi data dan broadcasting.

Dikawasan Stasiun Bumi Indosat Jatiluhur ini baru diresmikan Gedung Satelit PALAPA untuk menjadi lokasi pengendali dan pengawas trafik Satelit PALAPA-D serta pemeliharaan (maintenance) perangkat satelit.

Gedung Satelit PALAPA seluas 2.500 m2 ini merupakan bangunan dua lantai yang terdiri dari berbagai ruang pengendali dan pengawas, seperti Ruang Control Communication, Ruang Control Satelit, Ruang Base Band & Intermediate Frequency, Ruang Shelter, Ruang Workshop, Ruang Kerja Staf dan Ruang Istirahat.

Ruang Control Communication berfungsi sebagai ruang pengawas dan pengendali trafik, Ruang Control Satelit berfungsi sebagai ruang monitor dan pengendali Satelit PALAPA–D. Sementara itu Ruang Base Band & Intermediate Frequency merupakan ruang pengendali seluruh perangkat kontrol satelit/trafik melalui komputer.

Papa sempat menunjukan kepada Rafa-Fayra sebuah mobil yang biasa digunakan untuk memancarkan siaran langsung televisi dari tempat liputan secara langsung ke televisi yang ada dirumah melalui Satelit. Sayangnya karena hari libur, papa tidak bisa menunjukan isi dalam mobilnya karena kami tidak bertemu petugas disana.

Karena awan semakin gelap, kami langsung bersiap-siap pulang. Sebelumnya mampir dulu ke pertigaan sebelum tol untuk makan siang yang udah telat 2 jam hehehe. Mama takjub juga melihat porsi makan Rafa siang itu:

  • 1 porsi nasi
  • 2 ayam goreng
  • 1/2 ekor ikan mas goreng
  • 1 bakwan udang
  • 1 perkedel
  • 2 teh botol

Hujan turun deras ketika kami makan. Tukang parkir sibuk memayungi kami sampai ke mobil. Sepanjang jalan, Rafa dan Fayra ramai banget di kursi belakang. Dari mulai suap-suapan cemilan, sampai jungkir balik dari kursi belakang ke tengah.

Papa nyetir pelan-pelan karena jarak pandang yang terhambat derasnya hujan. Alhamdulillah kami sampai di Ciputat selamat. Hari ini pengetahuan Rafa bertambah lagi, setidaknya dia bisa menjelaskan tentang waduk dan satelit kalau ada yang bertanya.

Note:

  • Informasi diatas kami dapatkan dari sini dan situ.
  • Semua foto diatas diambil dengan menggunakan kamera dari Onyx
Raport Rafayra akhir 2009

Raport Rafayra akhir 2009

Setelah Evaluasi hasil belajar (EHB) alias ulangan umum semester 1 selesai dilaksanakan, masa menunggu nilai keluar diisi dengan berbagai lomba olahraga. Rafa mewakili kelasnya mengikuti lomba renang dan mini soccer. Alhamdulillah tepat di hari ibu, Rafa mempersembahkan dua medali ini sebagai hadiah hari ibu yang paling manis yang pernah saya terima:

Rafa mendapatkan juara 1 lomba mini soccer dan juara 2 lomba renang gaya punggung. Alhamdulillah, I’m so proud of you mas!

Raport Fayra

Tanggal 24 Desember 2009, saya datang ke sekolah Fayra. Alhamdulillah hasil raport Fayra memuaskan. Tidak ada nilai disana, cuma ada:

  • O = outstanding
  • G = good
  • F = fair
  • N = need attention

Ada beberapa item yang Fayra mendapat F:

  • Nama-nama benda disekitar, dalam Bahasa Inggris
  • Nama-nama teman di sekolah

itu aja kok. Selebihnya O dan G. Alhamdulillah

Fayra sudah hafal beberapa doa harian, sudah bisa melakukan beberapa gerakan sholat, sudah bisa menyusun kalimat sebab akibat, kemampuan motoriknya pun bagus, aktif dikelas, berani mengajukan pertanyaan. Untuk bahasa inggris, Fayra sudah mengetahui angka dan warna. Permintaan dengan bahasa sopan pun Fayra tau.

Mama, open de do piiisss” –> Open the door, please

Miss, pepe piisss” –> Paper, please

Cuma mungkin karena kami tidak banyak menggunakan bahasa inggris dirumah sebagai percakapan sehari-hari, pengenalan Fayra terhadap nama-nama benda disekitar sangat minim. Tapi ini menjadi acuan kami untuk terus mengenalkan bahasa inggris ke anak-anak dirumah.

Fayra termasuk orang yang cuek. Kalau udah asyik, dia bisa menciptakan dunianya sendiri dan tidak peduli dengan sekitarnya. Dia mau berbagi dengan orang lain, tapi dia tidak peduli siapa orang itu. Bahkan dia tidak peduli nama orang lain. Kacaw deh.

Setiap ditanya “Fayra tadi main sama siapa?” , dijawab dengan cuek “gak tau namanya

Kalau ditanya “emang tadi gak kenalan dulu, dia gak sebut namanya?” , dijawab santai “udah tapi aku lupa

Sekali lagi, ini menjadi pecutan untuk kami selaku orang tuanya. Sekarang saya lebih berhati-hati dan terus membantu Fayra mengingat nama orang. Setidaknya saya berusaha mengulang nama teman-teman main disekitar rumah maupun nama teman-temannya di kelas.

Dari sekolah Fayra, kami lanjut ke gedung SD yang letaknya beberapa ratus meter dari bangunan PG – TK. Alhamdulillah karena masih sepi, saya bisa langsung masuk ke dalam kelas sementara papanya sibuk cari parkir mobil.

Raport Rafa

Sebenarnya saat melihat hasil EHB Rafa semester ini, saya sudah membayangkan nilai yang akan tertera di raport Rafa. Ada beberapa mata pelajaran yang tertera nilai 7 koma sekian. Padahal biasanya nilai 8 aja sangat jarang Rafa dapatkan. Saya paham kalo materinya pun semakin sulit.

Walikelas rafa menjelaskan bahwa memang semua murid kelas 3 di SD Al-Fath menurun nilainya. Pertama karena mereka masih kaget dengan perubahan jam belajar, karena mulai kelas 3 ini mereka pulang lebih sore daripada kelas 1 dan 2.

Kedua karena materi yang diberikan sendiri memang lebih banyak dan lebih sulit. Ada beberapa kosakata yang sangat jarang dipakai dan Rafa sendiri bingung dengan pengertiannya. Seperti: melerai – kenampakan alam – dll.

Nilai Rafa yang 7 koma sekian ada di pelajaran:

  • Seni musik (sementara seni lukis/art nya dapat nilai 91)
  • Iqra (sementara agama nya dapat nilai 95)

Nilai nya tidak turun terlalu banyak, tapi tidak mencukupi untuk mendapatkan beasiswa tahun depan. Nilai rata-rata Rafa semester ini hanya 84,5 sementara syarat untuk dapat beasiswa min 85. Beda tipis banget yah … cuma 0,5 bikin gemes aja deh. hehehe

Tapi kami sudah cukup bangga dengan apa yang diraih Rafa. Kami tau tidak mudah untuk Rafa. Lagipula Rafa sudah berhasil menunjukan prestasinya dibilang lain kan? itu medali yang diatas … saat kami ambil raport, ternyata ada piala besarnya di kelas. Jadi yang dibawa pulang cuma medalinya aja, sementara piala disimpan dikelas.

Kami gak akan yg segitunya nge-push Rafa untuk dapat nilai bagus atau juara. Selama kami melihat Rafa melakukan yang terbaik yang dia mampu, itu sudah lebih dari cukup untuk kami.

Semoga Rafa – Fayra bisa menjadi manusia yang lebih baik dari kami, orang tuanya. Amin