Browsed by
Category: Rafa

Cerita Rafa

Kamar rafa

Kamar rafa

Sejak pindah ke rumah ciputat, Rafa bilang “ma..kamar aku kok belum di cat sih?”. Padahal udah jelas dindingnya gak cuma tembok beton aja, melainkan udah dicat putih. Memang mama dan papa tidak langsung mendandani rumah ini habis-habisan, melainkan bertahap. Karena rumah ini kecil, maka furniturenya harus pesan sesuai kebutuhan aja dan cat nya harus warna pilihan. Kalo furniturenya beli jadi takutnya malah jadi penuh dan kalo cat nya salah warna rumahnya akan berkesan sempit. Saat mama bilang “kamar Rafa kan udah dicat nak…itu warna putih” eh Rafa menjawab “kalo putih mah belum dicat ma. nih kaya buku gambarku masih putih belum dicat“. hihihi anak sekarang pinter banget deh jawabnya.

waktu ngecat pagar rumah, mama dan Rafa ngecat sendiri loh. Mama udah beli cat sehari sebelumnya saat mama pulang kerja dan lewat didepan toko bangunan. Jadi sabtu siang Mama dan Rafa sibuk berdua diluar ngecat pagar. Papa asyik bobo siang dikamarnya gak tau kalo anak dan istrinya udah blepotan cat diluar. Gimana hasil kerjasama Mama dan Rafa? jangan harap bisa sebagus tukang profesional deh. Salah satu sisi ada yang tebal banget catnya, di sisi lain catnya tipis. Yang penting seluruh pagar udah ganti warna aja. hehehe. Papa bangun tidur ngeliat keluar kaget, kok pagarnya jadi blang blentong gini. hihihi

Karena 3 bulan lagi adeknya Rafa akan lahir, maka kamar rafa mulai didandanin sama mama dan papa. Rafa minta kamarnya berwarna biru, merah dan orange. Walah…kaya apa nanti kalo kamarnya warna merah. Akhirnya diputuskan untuk pake 2 warna aja, biru dan orange. Sedangkan pernak-pernik kamarnya terdiri dari 4 warna: merah, kuning, biru dan orange. Papa udah pesan tempat tidur, lemari dan meja belajar. Hordeng kamar Rafa juga udah diganti jadi partikel blind yang berwarna-warni. Trus Mama nemu kertas kado motif atlas dunia, sama mama kertas kado itu dibawa ke tukang bingkai. Mayan juga hasilnya…kaya lukisan hihihi

Sabtu kemarin mama dan papa ikut seminar PESAT yang diselenggarakan oleh milis sehat. Tadinya Rafa minta ikut, tapi diundangan tertulis tidak boleh bawa anak kecil. Lagian hari ini tukang cat mau datang. Akhirnya Rafa nurut ditinggal dirumah, karena dia mau jadi mandor tukang cat “nanti biar aku yang kasih tau tukang catnya ma…mana yang harus dicat” gaya banget deh nih anak.

Jam 12an mama dapat telpon dari Rafa “maaaaaa….kok warna kamarku jadi gini? katanya biru ama orange. kok malah jadi kuning?“. Mama bingung deh. Kebetulan waktu di toko bangunan, mama yang pilih warna birunya dan papa yang pilih warna orangenya. Sampe dirumah…beneran warna nya agak aneh. Kok cenderung ke kuning yah? Trus saat dipoles kedua kali dan ditunggu sampai kering sempurna, hasilnya malah jadi orange cenderung ke pink. Udah gitu papa ngeles lagi “iya kan adeknya Rafa cewek. jadi papa pilih warna yang ini. biar kesan nya lembut. Yang biru adalah sisi cowok untuk rafa. Yang orange muda sisi cewek untuk adek“. Halah papa bisa aja deh ngelesnya. Mo liat warna kamar Rafa? nih dia:

gimana? cukup aneh gak? smoga furniturenya sesuai yang diharapkan. Soalnya waktu pesan furniture, mama yang pilih warna duco nya dan papa yang pilih finishing kayunya. Kalo furniturenya udah datang nanti dilaporkan disini deh. Tunggu yah

Minum susu UHT

Minum susu UHT

Om dan tante pernah khawatir gak sih sama berat badan anak yang gak naik-naik?

Sama deh, mama Rafa juga gitu. Palagi liat struktur tulangnya Rafa yang gak jauh beda sama mama. Dengan tulang yang kecil gini…kalo berat badan Rafa turun 1 kg aja, pasti langsung keliatan kurusan. Tapi kalo naik 2kg, gak kliatan apa-apa. Tetap aja cungkring gitu. Sama persis tuh kaya mama.

Waktu Rafa umur 1-2thn, berat badan Rafa tuh gak gerak cuma 11kg ajah. Perasaan mama sih Rafa udah makan dan minum susu sesuai takaran untuk anak seumurnya. Gak tau kenapa beratnya stabil aja 11kg. Tapi sih sejauh Rafa gak sakit dan masih lincah, mama gak begitu khawatir. Cuma kadang kalo liat anak-anak lain agak gempal dan montox dikit, mama suka ngiri aja.

Baru-baru ini, mama baca tentang artikel susu UHT. Selama ini memang Rafa masih minum susu bubuk. Kadang kalau pergi, mama suka kasih Rafa susu UHT kemasan kecil. Tapi setelah membaca artikelnya, mama jadi tertarik untuk mengganti susu bubuk Rafa menjadi susu cair UHT aja. Ini sharing kegunaan susu UHT nya, tapi maaf kalo kepanjangan:

Susu pasteurisasi
Merupakan susu yang diberi perlakuan panas sekitar 63-72 derjat Celcius selama 15 detik yang bertujuan untuk membunuh bakteri patogen. Susu pasteurisasi harus disimpan pada suhu rendah (5-6 derajat Celcius) dan memiliki umur simpan hanya sekitar 14 hari.

Susu bubuk
Berasal susu segar baik dengan atau tanpa rekombinasi dengan zat lain seperti lemak atau protein yang kemudian dikeringkan. Umumnya pengeringan dilakukan dengan menggunakan spray dryer atau roller drayer. Umur simpan susu bubuk maksimal adalah 2 tahun dengan penanganan yang baik dan benar.

Susu bubuk dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu susu bubuk berlemak (full cream milk prowder), susu bubuk rendah lemak(partly skim milk powder) dan susu bubuk tanpa lemak (skim milk prowder)(SNI 01-2970-1999).

Susu UHT (ultra high temperature)
Merupakan susu yang diolah menggunakan pemanasan dengan suhu tinggi dan dalam waktu yang singkat (135-145 derjat Celcius) selama 2-5 detik (Amanatidis, 2002). Pemanasan dengan suhu tinggi bertujuan untuk membunuh seluruh mikroorganisme (baik pembusuk maupun patogen) dan spora. Waktu pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti susu segarnya.

Susu UHT dikemas secara higienis dengan menggunakan kemasan aseptik multilapis berteknologi canggih, Kemasan multilapis ini kedap udara sehingga bakteri pun tak dapat masuk ke dalamnya. Karena bebas bakteri perusak minuman, maka susu UHT pun tetap segar dan aman untuk dikonsumsi. Selain itu kemasan multilapis susu UHT ini juga kedap cahaya sehingga cahaya ultra violet tak akan mampu menembusnya dengan terlindungnya dari sinar ultra violet maka kesegaran susu UHT pun akan tetap terjaga. Setiap kemasan aseptic multilapis susu UHT disterilisasi satu per satu secara otomatis sebelum diisi dengan susu. Proses tersebut secara otomatis dilakukan hampir tanpa adanya campur tangan manusia sehingga menjamin produk yang sangat higienis dan memenuhi standar kesehatan internasional.

Dengan demikian teknologi UHT dan kemasan aseptik multilapis menjamin susu UHT bebas bakteri dan tahan lama tidak membutuhkan bahan pengawet dan tak perlu disimpan di lemari pendingin hingga 10 bulan setelah diproduksi.

Keunggulan Susu UHT
Kelebihan-kelebihan susu UHT adalah bisa diberikan untuk anak usia lebih dari 1 thn dan umur simpannya yang sangat panjang pada suhu kamar yaitu mencapai 6-10 bulan tanpa bahan pengawet dan tidak perlu dimasukkan ke lemari pendingin. Jangka waktu ini lebih lama dari umur simpan produk susu cair lainnya seperti susu pasteurisasi.

Tip Penggunaan Susu UHT
Apabila kemasan susu UHT telah dibuka, maka susu tersebut harus disimpan pada refrigerator. Susu UHT harus dihindarkan dari penyimpanan pada suhu tinggi (di atas 50 derjat Celcius) karena dapat terjadi gelasi yaitu pembentukan gel akibat kerusakan protein.

Kerusakan susu UHT sangat mudah dideteksi secara visual, ciri utama yang umum terjadi adalah kemasan menggembung. Gembungnya kemasan terjadi akibat kebocoran kemasan yang memungkinkan mikroba-mikroba penbusuk tumbuh dan memfermentasi susu. Fermentasi susu oleh mikroba pembusuk menghasilkan gas CO2 yang menyebabkan gembung. Kerusakan juga ditandai oleh timbulnya bau dan rasa yang masam. Selain menghasilkan gas, aktivitas fermentasi oleh mikroba pembusuk juga menghasilkan alkohol dan asam-asam organik yang menyebabkan susu menjadi berflavor dan beraroma masam.

Menanggapi pertanyaan yang mana yg lebih bagus,kembali pada pola pemakaian dan subyektivitas selera masing-masing orang, ada orang yang menyukai susu yang rasanya “sangat susu” dan pola konsumsinya sangat cepat misalnya 1 liter susu dihabiskan dalam 2 hari saja, untuk orang dengan pola konsumsi seperti ini, mereka akan pilih pasteurized milk. Tapi ada juga yang pola konsumsinya lama, mungkin 1 liter akan habis dalam 1 minggu atau lebih, nah untuk orang yang pola konsumsinya seperti ini mereka lebih baik memilih susu UHT . Untuk kandungan gizi dan lainnya, kedua-duanya sama saja, tidak ada perbedaan yang mendasar.

Jika ingin minum produk susu itu dalam kondisi “hangat” disarankan
untuk tidak merebusnya secara langsung karena itu akan merusak kandungan gizi dari susu
dalam kemasan tersebut, apalagi jika memanaskannya sampai mendidih, karena tujuan dari pemanasan sebenarnya adalah untuk sterilisasi produk tersebut. Jika hanya untuk selera saja (suka minuman hangat) merendam susu (terlebih dulu dituang dalam gelas) dalam air panas akan lebih baik.

Kalo mo lebih lengkap bisa dilihat di dairy consultant

Pertama kali ngenalin UHT ke Rafa agak repot juga. Karena Rafa bilang susu UHT gak enak, gak ada rasanya. Walo sekarang banyak juga UHT rasa coklat, vanila dan rasa buah-buahan. Tapi mama bertekad mengenalkan Rafa ke susu yang plain supaya gak banyak gulanya. Trus hambatan lain tuh Rafa suka susu yang hangat. Kalo susu dengan suhu ruang atau dingin…dia pasti gak mau minum.

Setelah nyoba dicampur 1/2 nya dengan susu bubuk…trus kompisisinya dirubah banyakan susu UHT…sampe akhirnya murni susu UHT, butuh waktu 1 minggu. Sekarang Rafa udah doyan susu UHT yang plain tanpa dicampur atau dihangatkan dulu. Semua merek dicobain untuk Rafa. Dari Indo***K, U***A, dll. Maksudnya sih supaya Rafa gak tergantung dengan 1 merek aja. Biar mama gak repot belinya. Perubahan di Rafa juga mulai keliatan nih.

Dengan minum susu UHT, perut Rafa gak terasa kenyang banget. Jadi makan Rafa lebih banyak porsinya. Trus Rafa juga jadi doyan ngemil. Dalam sehari Rafa bisa menghabiskan 1 liter susu (5x minum). Makan sehari 3x. Ditambah ngemil cake, puding, donut atau roti tawar pake ceres/selai. Hasilnya? berat badan Rafa sekarang 20kg dengan tinggi 110cm (rata-rata berat teman di skolah Rafa skitar 15-18kg). Liat dipoto atau wujud aslinya sih emang masih cungkring aja. Tapi kalo mangku atau gendong dia baru berasa. Dan yang paling berasa nih…saat belanja bulanan, pengeluaran mama berkurang (kan UHT lebih murah dari susu bubuk). hehehe

Mama sih gak berharap banyak badan Rafa bisa sebesar zidan, mas dipta atau danial. Yang penting gizinya seimbang, Rafa sehat dan masih lincah aja udah cukup untuk mama.

ps:
mama udah ke sekolah Rafa untuk membicarakan sang preman cilik. Pihak sekolah akan membantu menyelesaikan masalah ini. Alhamdulillah…

Preman Kecil

Preman Kecil

Beberapa waktu lalu, Rafa sempat mengeluh kalo perutnya sakit. Tadinya mama menyangka bahwa Rafa cuma acting aja untuk menghindari disuruh makan sama mama. Soalnya Rafa suka gitu sebelumnya. Tapi saat itu…Rafa meringis. Papa jadi khawatir dan meminta mama untuk ngecek perut Rafa. Saat ditanya “mananya yg sakit?” Rafa cuma bisa menunjuk ke perut. Setelah ditanya-tanya lebih dalam, akhirnya Rafa mengaku kalo dia pernah dipukul temannya di mobil jemputan sekolah. Tapi Rafa menegaskan “tapi temen ku itu cuma bercanda loh ma. Dia mukul aku pake tasnya

Mama langsung terhenyak. Wah gak bisa dibiarkan dong peristiwa kaya gini. Takutnya nanti keterusan. Besok paginya mama telpon ke sekolah dan bercerita ttg hal ini ke kepala sekolah. Ternyata ini kejadian yang ke 2 kali terjadi di mobil jemputan Rafa. Sebelumnya ada 1 anak yg dipukul juga, anak itu sampe mogok sekolah 3 hari. Dia mau ke sekolah kalo diantar oleh orangtuanya…gak mau naik antar jemput. Kepala sekolah cukup kaget juga, ternyata Rafa mengalami hal yang sama. Beliau berjanji untuk mencari tau siapa yang berbuat dan akan menasehati anak-anak yang ikut mobil jemputan Rafa.

Beberapa waktu setelah peristiwa itu…ada lagi cerita Rafa yang lain. Belum lama ini mama membelikan dompet bergambar tokoh kartun Incredible. Dompet itu dipakai untuk menyimpan kartu golongan darah Rafa, kartu rumah sakit atas nama Rafa dan kartu timezone. Sabtu saat kami ke rumah sakit untuk perawatan gigi Rafa, dompet itu ada di tas Rafa. Dirumah sakit Rafa buka dompet itu sambil bilang “ma…isiin uang dong dompet aku. Biar kaya dompet papa, ada kartu dan uangnya“. Mama memasukan 2 lembar lima ribuan ke dalamnya.

Senin saat Rafa sekolah, mama lupa ngeluarin dompet dari tas Rafa.Senin malam mama ingat kalo belum menyimpan dompet Rafa. Saat mama ambil, kaget aja duitnya gak ada. Mama tanya ke Rafa duitnya kemana, Rafa jawab “dipinjam temanku ma. tadi abis diliat-liatnya“. Ternyata waktu dijemputan, ada teman Rafa yang usil buka-buka tasnya dan mengambil dompet itu. Trus setelah dilihat-lihat, dompetnya dimasukan lagi ke dalam tas Rafa…tapi duitnya enggak.

Selasa pagi saat mobil jemputan Rafa datang, mama menegur anak yang dibilang Rafa meminjam duitnya. “Kamu kmrn ambil duit di dompet Rafa yah?” eh dia jawab “aku gak ngambil. cuma pinjam kok“. Trus de nasehatin “lain kali tidak boleh seperti itu ya sayang. Kalau pinjam harus dikembalikan”. Eh selasa malam saat mama pulang kerja, di tas Rafa ada 2 lembar limaribuan lecek. hehehe dikembalikan sama dia.

Jumat lalu saat sedang makan siang, mama mendapat telpon dari rumah. Ternyata si mbak yang ngasih tau kalo Rafa belum pulang. Padahal biasanya kalo jumat jam 11 Rafa sudah sampe rumah. Ini sudah jam 12.30 Rafa belum sampai, mana diluar ujan dan petir menggelegar. Mbak takut kalo Rafa kenapa-napa. Mama langsung telpon ke sekolah. Salah satu guru Rafa yang mengangkat telpon bilang bahwa beliau akan menghubungi handphone driver jemputannya. Beberapa menit kemudian beliau telpon ke HP mama. “maaf mama Rafa. mo kasih tau kalo Rafa baru saja sampe dirumah. Menurut drivernya, tadi ada salah satu anak dijemputan yang melempar sepatu Rafa ke jalan saat mobil berjalan kencang. Trus pak driver langsung balik arah untuk mencari sepatu Rafa. Sampai beliau juga gak sempat sholat jumat cuma untuk mencari sepatu Rafa

duh…duh….duh. Kasian si bapak yang harus mencari sepatu Rafa. Alhamdulillah sepatu Rafa ketemu. Mama dah bingung deh harus berkata apa lagi. Ini beneran ada PREMAN CILIK di dalam mobil jemputan Rafa. Ganti mobil jemputan lain…gak mungkin. Soalnya untuk ke arah rumah Rafa, cuma ada 1 mobil. Itu juga pesertanya cuma 4-6 orang. Kalo yang ke arah pamulang sih ada 2 mobil. Kalo gak naik jemputan…siapa yang akan antar Rafa? Mama dan papa kan kerja. Mobil dirumah cuma 1.

Mama gak tau nih harus gimana selain menunggu kabar dari sekolah, apa tindak lanjut dari sekolah. Mama kenal sih sama orangtua anak itu, tapi kalo mama ngomong langsung ke beliau kan gak enak. Smoga masalah ini cepat selesai.

Dana Pendidikan

Dana Pendidikan

Melihat brosur dengan kata2 seperti poto disamping, mama dan papa merasa tertohok (duh bhs apa pula ini). Belum lagi saat membaca posting di MPnya nte Shant. Masalahnya tahun depan Rafa masuk SD. Dan sekolah Rafa yang sekarang baru berencana membuat SD, belum tahap implementasi. Jadi kami harus survey ke SD-SD terdekat untuk mengetahui biaya pendidikannya, metodenya, lingkungan sekolahnya juga kebersihan sekolahnya.

Banyak orang bilang “kan masih tahun depan Rafa masuk SD, kenapa repot dari sekarang?“. Yah…mungkin bagi sebagian orang waktu 1 tahun itu cukup lama. Tapi bagi kami selaku orang tua Rafa, waktu 1 tahun itu sudah didepan mata. Menurut informasi dari beberapa orang tua murid yang sudah mempunyai anak di SD, pendaftaran masuk itu dibuka mulai Januari-April. Walaupun tahun ajaran baru dimulai bulan Juli. Ada juga beberapa sekolah yang mengharuskan calon siswa untuk tes masuk seperti yang dialami oleh kak Lily. Nah, kalo kami survey mulai sekarang…setidaknya kami masih punya waktu 6 bulan untuk menentukan sekolah mana yang akan dipilih untuk Rafa nanti.

Kesiapan mental anak untuk memasuki SD tentu menjadi hal yang utama. Tapi menurut kami yang lebih penting adalah kesiapan orang tua dalam menyiapkan dana pendidikan. Eh ini bukan mau iklan terkait dengan brosur di poto itu loh yah, kami cuma mau sharing aja gimana usaha kami dalam menyiapkan dana pendidikan untuk Rafa dan calon adeknya nanti. Karena gimanapun juga susahnya kami mencari uang, kami tetap ingin pendidikan yang terbaik untuk anak-anak kami. Papa Rafa juga pernah bilang kan waktu Rafa mau masuk TKbiarin deh gw sarapan jilat tembok, yang penting anak gw dapat sekolah yang bagus” hehehe

Ada beberapa SD yang sudah masuk di list sekolah favorit keluarga kami. Tentu ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi, antara lain:

  • Lokasi diusahakan gak jauh dari Ciputat – Pamulang – Pondok Cabe
  • Mengutamakan agama Islam dalam pendidikannya (pokoknya yang berbau agama Islam deh)
  • Kondisi sekolahnya bersih
  • Metode pengajarannya : Active Learning
  • Memiliki sarana dan alat penunjang yang memadai
  • Biaya pendidikan yang terjangkau

Dari list SD favorit tersebut, diambil kesimpulan bahwa:

  • biaya masuk saat ini berkisar Rp 8-15jt (termasuk uang gedung, sarana pendidikan 1 tahun, seragam dan buku pelajaran wajib).
  • SPPnya Rp 200 sampai 400rb-an per bulan.
  • Uang jemputan dari rumah ke sekolah PP skitar Rp 150 – 300rb.
  • Biaya pendidikan ini mengalami kenaikan skitar 9-15% tiap tahunnya

Sebagai gambaran detilnya, bisa lihat contoh biaya pendidikan di salah satu sekolah favorit kami di sini.

Mhmmmm….benar-benar menakjubkan yah. Gimana kami gak repot menyiapkan dari sekarang? Setidaknya…..dengan melakukan survey dari sekarang, kami sudah punya gambaran berapa besar dana pendidikan yang harus disiapkan. Karena Rafa masih tahun depan masuk SDnya, berarti kami masih memiliki waktu 1 tahun untuk mengumpulkan dana tersebut. Kalo kami ambil biaya termahal yaitu Rp 15jt, berarti tiap bulan kami harus menabung Rp 1.250.000

Hal ini cukup berat untuk kami, walaupun mama dan papa kerja loh. Kami sih berharap kedepannya nanti ada rejeki yang entah datang darimana untuk membayar biaya pendidikan SD Rafa. Tapi gimanapun juga, kami harus nyiapin dari sekarang. Kalo memang gak sanggup nabung Rp 1.250.000 per bulan, yah at least ada yang ditabung lah. Setidaknya saat Rafa akan masuk SD, kami mempunyai modal awal. Tinggal nanti usaha gimana mencari kekurangannya. Coba bandingkan kalo seandainya kami sama sekali tidak punya tabungan. wah pasti repot deh.

Minggu lalu, kami memutuskan untuk datang ke bank yang punya program Tabungan Pendidikan. Dengan begini, kami “dipaksa” menabung tiap bulan dengan jumlah uang yang sudah kami sepakati sebelumnya. Uang yang kami setor ke rekening, akan didebet otomatis tiap bulannya. Dan tabungan ini hanya bisa diambil tahun depan, saat Rafa akan masuk SD. Kenapa kami memilih jalan ini? Soalnya kalo kami taruh uang ditabungan biasa, kami bisa mengambil uang tsb kapan aja. Ini yang kami hindari. Kalo enggak gatel, pasti ada aja kejadian kepepet yang meng’halal’kan kami untuk menggunakan uang itu dulu. Wah jelas gak bisa kaya gitu kan.

Yah semoga ini jalan terbaik yang bisa kami tempuh saat ini. Kami yakin, sebesar apapun semangat dan cita-cita Rafa… kalo tidak ada dukungan dari kami selaku orangtua nya, hal itu akan mustahil dicapai. Kami sadar bahwa dengan memulai tabungan ini sekarang….udah cukup telat. Tapi it’s better late than never, right?

Ini merupakan pelajaran yang berharga untuk kami. Dengan pengalaman ini, kami sudah berencana untuk menyiapkan dana pendidikan untuk adeknya Rafa begitu dia lahir. Paling lambat saat adeknya Rafa berusia 1 bulan deh. Semakin dini kita menabung, semakin ringan jumlah setoran perbulannya kan?

Ke dokter gigi

Ke dokter gigi

2 minggu lalu badan Rafa panas tinggi sampe lebih dari 40. Mama ditelpon uti dari rumah, sempet bikin kerja jadi gak konsen. Papa langsung pulang cepat dan janjian sama uti di RS. Uti dan akung membawa Rafa ke RS naik taxi. Soalnya kalo nunggu papa pulang ke rumah bisa kemaleman. Sampai di dokter dibilang kalo Rafa radang tenggorokan dan amandelnya yang agak membesar. Alhamdulillah setelah 2 hari minum obat, Rafa kembali ceria lagi. Tapi Rafa ngeluh kalo lidahnya sakit. Ketika mama periksa mulut Rafa, ada gigi depan bawah baru yang tumbuh masuk ke dalam. Jadi tonggosnya ke dalam gitu, makanya lidahnya sakit. Karena kalo Rafa bicara….lidahnya akan tergesek ke gigi baru, hal ini yang bikin lidah Rafa sakit.

Sabtu pagi (1 April) mama membawa Rafa ke dokter gigi anak di RSPI. Kebetulan beliau ini kakak temen kerja mama. Dan beliau juga aktif sekali membalas email-email di milis SEHAT. Sampe sana dokternya langsung ngucapin kata pembuka “Rafa sudah berusia lebih dari 3 thn. Untuk anak usia diatas 3 thn, saya harap bisa duduk sendiri tanpa dipangku orangtua. Pendekatan yang akan saya lakukan : 1. dengan bicara 2. bicara tegas 3. dibantu suster untuk memegang anak. Jadi orang tua hanya melihat saja ya bu-pak. Karena dengan metode ini saya harap anak tidak takut ke dokter gigi. Lagipula anak usia diatas 3 tahun itu tenaganya luar biasa kalau berontak. Jadi sebaiknya tidak dipangku orangtua.“. Trus Rafa langsung diminta untuk duduk sambil diajak ngomong “ayo mas duduk sini. kita naik pesawat dulu ya. Nah…naik keatas deh sekarang”. Dokternya terus bicara sambil memencet kursi untuk naik keatas.

Ternyata ada 2 gigi bawah yang tumbuh. Dan 2-2nya agak masuk kedalam. Untuk itu 2 gigi susu Rafa dicabut, supaya gigi tetap yg baru tumbuh itu bisa maju kedepan menempati posisi yang seharusnya. Rafa dikasih pegang kaca, supaya bisa ikut melihat giginya. Didepan kursi yang Rafa dudukin ada TV di dinding. Jadi Rafa duduk sambil menonton film kartun. Alhamdulillah pencabutan 2 gigi berlangsung cepat dan lancar. Rafa tidak menangis ataupun berontak. Kami akui, pendekatan dokter ini bagus banget jadi anak tidak takut. Setelah selesai Rafa dapat hadiah priwitan.

Karena gigi Rafa banyak yang rusak, dokter merencanakan untuk melakukan perawatan total terhadap gigi Rafa.Dari 20 gigi susu Rafa, hanya 1 yang bagus. yang lainnya kalo gak gripis ya bolong. Semua ini bermula waktu Rafa usia 1,5 thn. Abis mandi sore, Rafa minta dibungkus pake handuk kaya lontong (posisi tangan didalam lilitan handuk). Ketika uti bilang “tunggu sebentar disini ya mas”, eh Rafa tetap bandel dan jalan beberapa langkah. Kaki Rafa kesandung lipatan karpet. rafa pun jatuh seperti pohon tumbang. Gigi Rafa yang saat itu sudah lengkap, patah 8 gigi depannya. Kami langsung membawa ke dokter gigi karena Rafa kesakitan dan gak mau makan-minum selama 1 bulan. Oleh dokter gigi anak, gigi rafa ditambal. Tapi hanya beberapa minggu tambalannya copot lagi. Katanya karena bagian gigi yang tersisa cuma sedikit, pegangan untuk tambalannya jadi gak kuat. Akhirnya kami ke dokter gigi lagi. Oleh dokter disuntik untuk menghilangkan rasa sakit dan dokter bilang biarkan saja toh nanti gigi susu akan berganti menjadi gigi tetap. Sejak itu kami gak pernah ke dokter lagi. Nah oleh dokter yang sekarang…akan dilakukan perawatan total. Jadi setiap sabtu kami harus datang untuk perawatan gigi Rafa.

Dokter bilang, bermula dari gigi yang sakit itu Rafa jadi malas mengunyah. Nah kalo gigi tidak dipakai untuk mengunyah, maka otot sekitar mulutnya jadi tidak kuat. Kalo otot sekitar mulut tidak kuat, maka gigi juga akan cepat rusak (gripis dan mudah patah). Karena gigi yang sakit pun Rafa jadi malas gosok gigi. Karena proses pembersihan giginya kurang, gigi Rafa jadi banyak yang berlubang. Jadi semua ini seperti lingkaran setan. Gigi sakit bikin Rafa malas ngunyah, dan karena gak sering dipakai ngunyah…gigi yang baru tumbuh dan bagus pun jadi mudah rusak. Kalo giginya udah rusak dan sakit, Rafa pun malas ngunyah. Muter terus seperti itu.

Sabtu (8 April) kami kembali ke dokter gigi anak. Kali ini 3 gigi geraham Rafa ditambal. Karena gigi geraham tetap akan tumbuh saat Rafa umur 9-12 thn, jadi sayang kalo dicabut sedangkan gigi penggantinya masih lama datangnya. Karena kelopak gerahamnya sudah hancur, gigi Rafa dijaketin pake cangkang stenlisil yang berbentuk gigi susu geraham. Untuk melakukan penambalan ini dilakukan anastesi lokal. Dan sekali anastesi bisa dikerjakan 3 gigi sekaligus. Dokter bilang ke Rafa “sekarang kita pasang 2 gigi robot ya mas”. Rafa mah senang kalo disamain dengan robot. Saat giginya di bor, Rafa sempat nangis karena takut dengan suara mesinnya. Dokter bilang “kalo Rafa nangis, mama-papa biar diluar. Rafa mau?”. Akhirnya Rafa menurut sambil terisak-isak. Dokter bilang lagi “kalo gak pake nangis, setelah selesai akan dokter kasih hadiah. kalo gak nurut…lidah Rafa bisa kena alatnya dan berdarah”. Akhirnya Rafa diam dan menurut. Alhamdulillah proses penambalan 3 gigi dan pemasangan cangkang pada 2 gerahamnya berjalan lancar. Setelah selesai rafa pun mendapat hadiah jam tangan.

Ke RS membawa Rafa tidaklah mudah. Rafa orangnya bosenan. Jadi mama membawa majalah, buku mewarnai, mobil2an, pesawat2an untuk menemani Rafa. Proses kali ini pun berlangsung cukup lama. Apalagi setelah dari RSPI kami harus ke RSIB untuk USG adeknya Rafa, jadi kami gak bisa datang ke acara ulang tahun Rai. Mama udah kelamaan duduk ngantri di 2 rumah sakit. Gak sanggup lagi kalo harus ke rumah Rai. Maaf ya Nte Shendy, lain kali kami main kesana deh.

Alhamdulillah sekarang Rafa makan lebih banyak dan lebih cepat. Karena gigi robotnya kuat banget untuk ngunyah. Dan setiap ketemu orang… pasti Rafa mamerin gigi robotnya dengan bangga. Sabar ya mas…kata dokter masih 3x kunjungan lagi yang harus kita lakukan. Dan akan ada 4 gigi robot lagi untuk Rafa. Sekarang Rafa udah gak takut lagi ke dokter gigi dan semakin rajin menggosok giginya. Smoga gigi tetapnya akan tumbuh dengan baik dan rapih.

Untuk om dan tante yang punya anak kecil, sering-sering ya ajak anaknya ke dokter gigi. Supaya perkembangan giginya bisa dipantau terus. Dan anak juga tidak takut untuk bertemu dengan dokter gigi. Pengalaman Rafa ini cukup untuk Rafa aja ya. Smoga nanti adeknya punya gigi yang lebih bagus dari Rafa. Pokoknya mulai saat ini Rafa akan rajin kontrol ke dokter gigi. Setelah proses perawatan nya selesai, rafa harus tetap kontrol setiap 6 bulan sekali. Yah minimal untuk pembersihan karang gigi deh.