Browsed by
Category: Rafa

Cerita Rafa

Mimisan

Mimisan

Beberapa hari kemarin Rafa mimisan. Hal ini berlangsung sejak Rafa jatuh dari tempat tidur. Mungkin karena asyiknya bermimpi…Rafa gelundung dari tempat tidur. Malam itu tiba-tiba mama mendengar Rafa berteriak dari kamar disertai dengan tangisan. Mama kebangun karena kaget dan langsung lari ke kamar depan untuk liat Rafa. Ternyata Rafa udah naik ke atas tempat tidur sambil menutup mulutnya.

Ditangan Rafa ada tetesan darah, di sprei, sarung bantal guling, dan dibaju Rafa juga ada tetesan darah. Mama panik…tapi mencoba untuk tenang. Rafa menangis sambil terus menutup mulut dengan tangan mungilnya. Mama mencoba bertanya ke Rafa

Mama : “mas kenapa?”
Rafa : “aku jatuh dari tempat tidur ma”
Mama : “mana yang sakit mas?”
Rafa : “bibir aku sakit ma”

Mama meminta Rafa untuk membuka mulutnya. Begitu tangan Rafa diturunkan, mama lihat bibir Rafa ngejeding (bengkak dikit). Tapi ternyata darah yang menetes itu bukan dari bibirnya, melainkan dari hidung kirinya.

Besok malam, Rafa terbangun lagi sambil menjerit panik “maaa….aku berdarah lagi“. Kali ini gak sebanyak sebelumnya. Tapi Rafa cukup panik melihat tangan nya ada tetesan darah dari hidung. Hal ini berlangsung 3-4 hari setiap jam 2-3 malam. Mama jadi kurang tidur deh, abis tiap tengah malam selalu khawatir sama mimisan Rafa.

Mama telpon ke sekolah. Nanya kegiatan Rafa akhir-akhir ini. Mama agak khawatir kegiatan di skolah Rafa banyak sehingga Rafa jadi kecapekan. Ternyata enggak tuh. Tapi ada berita baru dari sekolah Rafa
:

Saat ini lagi trend di skolah Rafa, dimana anak-anak main perosotan … meluncur dengan posisi kepala duluan. Gak tau siapa yang mulai, tapi hampir smua anak penasaran dan ikut mencoba. Bahkan dalam waktu istirahat yang cuma 10 menit, Rafa bisa naik-turun perosotan sampai 5-10x dengan posisi seperti itu. Yang tadinya 1 guru ditugaskan untuk menjaga perosotan saat jam istirahat, dengan adanya atraksi baru ini … sekarang 3 guru ditugaskan untuk standby disamping perosotan. Guru-guru diskolah udah mencoba untuk melarang. Tapi anak-anak kurang puas dengan penjelasan kenapa mereka dilarang.

“kenapa gak boleh bun? kan dibawah ada busa tebalnya. Lagian kami kan gak jatuh. Kami kan gak pa-pa. Kami kan kuat bun
Selama jawaban yang diberikan kurang memuaskan, anak-anak gak mau berenti bertanya dan tetap melakukan atraksi itu.

Dengan mama menelpon ke sekolah, guru-guru di skolah Rafa jadi punya alasan yang kuat untuk melarang anak-anak beratraksi di perosotan. Sejak hari itu, gak ada lagi gaya baru dalam meluncur di perosotan sekolah. Alhamdulillah…malamnya Rafa gak mimisan lagi.

Walaupun mimisan Rafa telah berhenti untuk 1 malam, Mama+Papa tetap membawa Rafa ke dokter. Takutnya gak cuma karena jatuh dan main perosotan aja. Dokter bilang mimisan biasa terjadi pada anak laki-laki usia 3-12th terutama saat mereka sedang kecapekan, kepanasan atau kedinginan. Jika mimisan datang berturut-turut selama 5-6 hari, maka harus dilakukan pemeriksaan darah di lab. Takutnya ada kelainan darah pada tubuh anak. Biasanya anak laki-laki lebih mudah membawa penyakit keturunan (genetik). Kalau kelainan darahnya karena penyakit, ini bisa disembuhkan. tapi kalau kelainan darah karena genetik, ini tidak bisa disembuhkan. Orang tua hanya bisa mengawasi anak utk meminimalisasi kemungkinan anak berdarah.

Alhamdulillah mimisan Rafa cuma berlangsung selama 4 hari. Lagipula Rafa juga jarang berdarah kok. Kalau memang ada kelainan darah, anak akan gampang sekali berdarah. Keberet, lecet atau kepentok sedikit langsung berdarah. Rafa tidak segitunya. Yah semoga mimisan Rafa kemarin cuma karena dia kecapekan akibat trend atraksi baru di skolah.

ps : mas….gak usah beratraksi lagi yah

Kapan Rafa punya adek?

Kapan Rafa punya adek?

Pertanyaan itu sudah ratusan kali de dengar setiap kami bertiga pergi ke rumah sodara atau pun bertemu teman-teman.

“Rafa udah besar loh de, udah mau 5 tahun. Gak pingin ngasih adek buat dia?”

“Anak yang ke berapa jeng? Oh cuma 1 toh…lom berencana nambah?”

Bermacam-macam kalimat lain dengan arti yang sama, terus bergulir ke telinga kami.

Sejak operasi tulang belakang tahun 2004 lalu, de jadi takut untuk hamil. Selain karena dokter masih berdebat dengan “gimana cara ngeluarin bayi nya nanti?“, kondisi tulang de juga beresiko untuk menanggung beban perut yang membuncit selama 9 bulan. Mama nya masguh juga bilang ke de “udah lah mbak, gak usah hamil lagi…kan kamu udah punya Rafa. Daripada nanti ada apa2 dengan badan mu sendiri

Walaupun ada keinginan dalam hati untuk punya anak lebih dari 1, tapi dengan kondisi yang ada….de mencoba untuk menghapuskan keinginan itu dari pikiran de. Dulu waktu hamil Rafa, de dan masguh berencana untuk punya anak 3. Alasan nya sederhana aja…biar kalo di rumah diadakan pemungutan suara, ada yang menang. Soalnya kalo anak cuma 2 (seperti masguh di keluarganya), 1 anak bela papa, 1 anak bela mama….wah seri deh. Gak ada yang menang hehehe.

Saat ulang tahun Rafa yang ke 4 tahun lalu, kami pergi ke panti balita di daerah Cipayung. Semua baju bayi, mainan, sepatu dan benda-benda mungil lain yang dulu dipakai Rafa selama bayi…kami berikan ke panti. Dikamar anak usia 6 bulan – 2 thn, ada seorang anak yang berwajah agak arab…melihat ke arah de sambil teriak “mmmaaaaammmaaaa”. Masguh yang melihat kejadian itu langsung bilang ke de “eh ma, itu anak mirip sama kamu. manggil kamu mama lagi. kita ambil aja yuk, daripada kamu hamil beresiko”. Tiba-tiba Rafa jalan mendekati kami sambil bilang “aku mau adek. tapi gak mau anak orang“. huaaaaa….airmata langsung jatuh di pipi de. Gak kuat de menahan tangis ketika mendengar ucapan Rafa dan sambil menatap mata anak panti yang tadi manggil de dengan sebutan mama. Masguh langsung mengajak kami untuk segera pergi dari situ. Bukan apa-apa…semakin lama kami disitu, semakin deras air mata de.

Satu bulan lalu, saat de menjadi temporary-full-time-mother…ada kejadian yang bikin de geli. Rafa lagi main mobil-mobilan dilantai, de duduk di sofa sambil nonton tivi. Tiba-tiba Rafa nyeletuk “mama hamil yah? dari samping perut mama kaya orang hamil“. De cuma ketawa cekikikan. Apa perut de segitu besarnya yah. Rafa…ada-ada aja deh kamu mas.

Saat de sudah melakukan serangkaian tes kerja di perusahaan baru ini, de mulai mencium keanehan dalam diri de. Selain badan de yang mulai gak enak, kenapa tamu bulanan tak kunjung datang padahal jadwalnya sudah berlalu 1 minggu. Iseng de beli testpack di Hero….

Betapa terkejutnya de pagi itu….hasilnya positif. De nangis di kamar mandi. Tapi itu bukan tangisan bahagia melainkan tangisan ketakutan. Semua bayangan jelek melintas di pikiran de. Bagaimana nanti????? Apakah badan de sudah cukup siap? Apa resiko yang akan de hadapi? Langsung kebayang saat-saat de terkapar di rumah sakit selama sebulan dengan 8 selang menancap di tubuh de kaya jemuran. De langsung ke kamar dan menangis di depan masguh.

Masguh bilang “Sudah lah ma. Mungkin ini sudah waktunya. Kita harus mensyukurinya. Rafa sudah besar, kita sudah tinggal di rumah milik kita sendiri, kita sudah punya mobil…maybe it’s the right time to have another baby. Kalo Allah SWT sudah berkehendak, pasti smua nanti ada jalannya. Kamu yang ikhlas, dan percaya sama Allah SWT. Jangan sampai hatimu merasa tidak siap menghadapi kehamilan ini, karena aku takut janin ini akan merasa sebagai anak yang tidak diharapkan. Nanti malah terjadi apa-apa. Sekarang kamu yang tenang, nanti malam kita ke dokter yah

Malamnya kami ke dokter kandungan yang membantu kelahiran Rafa dulu. Alhamdulillah dari hasil roxen terakhir dan hasil lab, tubuh dan tulang de udah siap untuk menghadapi kehamilan. Dokter itu pun langsung menelpon ke dokter tulang de. Ini yang de senang, mereka cepat tanggap dan langsung bertukar pikiran untuk membahas kehamilan de. Tapi de bilang “dok….silahkan diskusi dulu, saya mau pulang. Daripada saya ikut dengerin malah pusing. Mending kalo nanti udah ada kesimpulan, baru saya datang lagi yah”. Dokternya cuma senyum. Pokoknya dia pesan supaya de konsentrasi untuk ngejalanin kehamilan dulu. Biar masalah pengeluaran bayinya…mereka yang pikirin. Ya jelas lah…that’s what the doctors are for!

Sekarang kehamilan ini sudah memasuki minggu ke 12. Berbagai suplemen penguat tulang, pelancar peredaran darah dan vitamin harus de minum. Jadi sekarang de kembali berkutat dengan pil (itulah knapa status di YM de pernah “ngedrugs lagi”…hehehe *lirik elsa*). Emang bosan minum obat, apalagi de pernah minum obat selama 1,5 thn nonstop. Tapi kalo ngebayangin gimana bentuknya nanti adeknya Rafa…semangat de langsung timbul.

2 minggu lalu, de pindah dokter kandungan. De ke RSIB krn lebih dekat dari rumah. Ternyata dokter itu pernah menemani dokter tulang de, waktu operasi pasien TBC tulang. Jadi dokter kandungan yang ini tau persis gimana tulang de skrg. Dokter bilang, saat usia kandungan 4 bulan…de harus datang ke dokter tulang untuk diperiksa apakah ada pergeseran tulang cangkokan akibat beban yang mulai berat. Dan saat usia kandungan 6 bulan, de datang lagi ke dokter tulang untuk dibuatkan peyangga khusus.

Resiko yang akan de hadapi: saat kandungan berusia diatas 7 bulan, de akan merasa nyeri luar biasa di punggung de. Peyangga itu nanti diharapkan dapat meminimalisasi rasa sakit yang mungkin timbul. Dan proses melahirkan sudah ditetapkan yaitu C-sec (oprasi sesar) dengan bius total (kalo bius lokal mau disuntik dimana, secara punggung de ada resleting bekas jahitan 30cm hihihi).

kata dokternya “kalo kamu ikhlas menjalaninya, pasti rasa sakit itu tidak akan berasa kok”. Jadi sekarang de jalani dulu yang ada dihadapan de. Mohon do’a ya teman-teman…smoga semuanya baik-baik aja.

Art Work

Art Work

Sejak Rafa usia 3 bulan dalam kandungan, mama rajin membacakan buku cerita untuk Rafa. Begitu Rafa lahir, koleksi buku cerita pun bertambah banyak. Begitu Rafa sudah bisa memegang pensil dengan benar, mama langsung mengenalkan Rafa dengan pensil warna. Umur 2 tahun, Rafa punya hobi baru yaitu mewarnai gambar.

Semua gambar yang menurut Rafa belum berwarna, pasti langsung dicoret dengan pensil warna. Gambar apapun di koran (yang memang biasanya dicetak hitam-putih) gak ketinggalan diwarnain. Setelah Rafa mulai mahir mewarnai, Papa membelikan crayon. Saat menggunakan pertama kali, banyak krayon yang patah karena Rafa terlalu semangat hihihi. Papa dan mama juga rajin membelikan Colouring Book. Biasanya 1 buku mewarnai bisa diselesaikan Rafa dalam 1 hari loh. Memang Rafa jarang main keluar rumah, jadi kalo di rumah dia sibuk mewarnai aja. Kadang Rafa bosan juga mewarnai…trus ditinggalnya main sepeda atau skuter di garasi. Tapi kalo udah capek, masuk ke dalam rumah balik lagi megang krayon. Saat mama komen gambar disamping “kok sepatunya boots beda mas antara yang kanan dan yang kiri?”, Rafa menjawab “biarin dong ma. aku kan masih kecil, boleh pakai semua warna yang aku suka” hihihih nyerah deh mas!

Saat pertemuan bulanan di sekolah Rafa bulan lalu, Mama-Papa kaget melihat hasil karya Rafa di sekolah. Dari bundel kegiatan Rafa selama sebulan, terselip 1 lembar kertas coretan rafa menggunakan cat air. Ternyata sekolah sudah mengenalkan kuas dan cat. Wiken lalu, mama-papa-Rafa jalan-jalan ke mall ambasador. Trus Mama liat 1 set alat melukis seperti di poto ini. Ternyata gak mahal juga. Mama beliin untuk Rafa dengan harga Rp 20.000

Wali kelas Rafa bilang kalau Rafa memang keliatan bakatnya di bidang seni lukis. eh papa malah ketawa dan heran, soalnya mama dan papa gak ada yg bisa melukis. Kami cuma bisa gambar teknik (network configuration) menggunakan rotring dan visio. Boro-boro megang cat dan kuas, mama-papa gak akrab tuh sama pensil warna atau krayon. Sedangkan Rafa udah ngabisin hampir 10 box krayon. Liat gambar disamping, ini hasil karya Rafa menggunakan krayon. Walaupun masih berantakan…yah lumayan lah dibanding mama-papanya. hehehehe

Gambar ini yang membuat mama dan papa kaget waktu pulang kerja beberapa hari lalu. Rafa menggunakan cat air dari alat lukis set yang waktu itu mama beli (gambar diatas). 1 gelas plastik yang biasanya dipakai untuk minum Rafa juga dikorbankan untuk tempat basahin kuas saat Rafa melukis. Tapi mama pesan supaya gelas itu jangan dipakai lagi untuk minum ya. Dari hasil gambar disamping, kelihatan banyak perkembangan dari rafa. Perpaduan warna, kerapihan dan cara rafa mengoleskan cat ke kertas benar-benar mengagumkan mama dan papa.

Melihat ini semua, mama dan papa berencana untuk menyalurkan bakat Rafa. Sayang soalnya kalo kemampuan Rafa ini diabaikan. Untuk tahap awal, mama dan papa berencana untuk memasukan Rafa ke sanggar lukis. Kemarin sih sempat ambil brosur Global Art Cinere. Teman-teman, om atau tante ada yang punya info utk sanggar lukis? Khususnya yang ada di sekitar Cinere, Ciputat atau Pamulang. Mohon info nya yah

Manasik Haji

Manasik Haji

Kamis minggu lalu, Rafa pulang sekolah sambil menunjukkan sesuatu ke mama. Rafa bercerita “aku dibagiin handuk di sekolah ma. Kata bunda di sekolah handuk ini untuk naik haji besok sabtu”. Pas mama buka bungkusannya…. ternyata isinya kain ihrom. Oalah mas, ini baju untuk haji.

Sabtu pagi Rafa diantar Mama dan Papa ke sekolah. Dalam catatan di surat sekolah, Rafa harus memakai baju itu dari rumah. Jadi mama sibuk dandanin Rafa dengan baju itu. Karena takut melorot (secara Rafa aktif bergerak banget), mama pasang ikat pinggang.

Sayang acara ini tidak boleh disaksikan oleh orang tua murid kecuali yang bertugas. jadi seluruh kegiatan haji nya gak bisa di dokumentasikan sama mama. Setelah acara selesai, orang tua boleh masuk ke dalam. Mama hanya sempat ambil poto Rafa di tempat Jumroh dan Ka’bah. Untuk liputan kegiatan selama haji/umroh bisa lihat tulisan di blog ummi fawwaz.

Setelah selesai acara manasik Haji dan umrohnya, setiap anak dibagikan sebotol aqua kecil yang berisi air zamzam dan 2 butir kurma. Rafa senang banget dengan kegiatan nya hari ini. Wah mas…senangnya kamu … mama dan papa aja belum pernah merasakan manasik haji. Kalah deh sama kamu

Liburan bersama Rafa

Liburan bersama Rafa

Seneng banget bisa full time nemenin rafa selama sebulan ini. Tiap hari ada aja project besar (ngecat pagar) atau project kecil (aneka prakarya) yang kami buat bersama. De sangat menikmati banget waktu-waktu de bersama rafa dirumah.

Akhirnya, keputusan dari kantor baru telah datang. Deal gaji sudah disepakati (walaopun lebih rendah dari yang de harapkan…tapi at least naik 50% dari gaji yang lama). I’m back to work…

Saat de bilang ke Rafa kalo de udah harus kerja per 23 Jan ’06 ternyata respon dari Rafa biasa aja. Cenderung cuek malah. Mungkin dia ngerasa udah terbiasa ditinggal de. Dan sebulan ini emang kami puas banget menikmati waktu bersama di rumah.

So…here i am on the new journey.
Masih adaptasi lingkungan, masih kenalan-kenalan, masih nyari tempat makan siang. Kerjaan yang de tanganin skrg beda dengan sebelumnya. Jadi tantangan baru menghadang.

do’ain de yah prens