Browsed by
Category: Rafa

Cerita Rafa

Bimbang milih sekolah

Bimbang milih sekolah

Lagi pusying cari sekolah untuk anak gak?

Sama dong hehehe

Saya mo sharing aja nih, dari sudut pandang emak beranak 2 yaa. Jadi ada pembanding antara anak 1 dan yang ke 2. Juga dari sisi kesopanan terhadap isi dompet orangtua.

Mungkin bisa baca disini kenapa Rafa dan Fayra sekarang sekolah di Binus. Murni karena 5 sekolah Islam di sekitar rumah baru kami, saat itu tidak ada kursi kosong di kelas 4 untuk Rafa. Jadi bukan karena kami berniat memilih international school semata.

Binus School Serpong dimata kami:

  • Worth the paid
  • Prinsip Binus: act as an eastern, think as a western
  • Kondisi sekolah: bersih banget, luas, fasilitas lengkap, isi library 20ribu buku! *menurut brosur, gak ikut ngitung beneran sih :p*
  • Pelajaran: sama dengan sekolah nasional, cuma beda bahasa pengantar saja. Untuk pelajaran Bahasa Indonesia, Kewarganegaraan, Social, Agama Islam tentunya disampaikan dalam Bahasa Indonesia dengan kurikulum DikNas. Sementara pelajaran English, Math, Science menggunakan kurikulum Singapore dan disampaikan dalam English.
  • Bahasa: fully English dan full expat teacher. Terkondisikan untuk selalu nginglis, diluar pelajaran yang disampaikan dalam Bahasa Indonesia tentunya. Pastinya kemampuan English anak-anak improve lah setelah setahun disana.
  • Beragam jenis manusia. Toleransi anak kami terhadap perbedaan bagus banget disini. Karena smua pemeluk agama ada, beragam suku bangsa dan expat pun ada.

Penampakan Binus Serpong:

Sempurna lah secara gedung dan fasilitas. Beneran sesuai sama yang dibayar.

Kekurangannya:

  • Pelajaran Agama minim banget. Walau ada setiap ramadhan ada sholat dzuhur berjamaah, pengajian dzuhur dan pesantren kilat. Tapi namanya juga sekolah umum, jadi pelajaran Agama yang diterima juga cuma yang umum aja
  • Kegiatan sekolah selalu senin-jumat. Ambil raport pun hari kerja. Agak repot untuk orangtua pekerja luar rumah macam kami ini. Sering bolos 1/2 hari untuk ke sekolah anak. Sering gak bisa hadir dan melihat kegiatan anak.

Untuk sekolah anak, kami mencari dengan syarat:

  • Perjalanan dari rumah menuju sekolah tidak lebih dari 30 menit
  • Bersih, terutama kamar mandi *selalu kami survey fasilitas kebersihan yang satu ini*
  • Guru-guru nya OK atau bermutu. Paling enggak English teacher harus beneran bisa bahasa Inggris. Gak mau yang asal, pernah dengar kejadian di salah satu sekolah mosok guru nyuruh anak murid lepas sepatu “open your shoes” instead of “take off your shoes”
  • Agama

Kenapa ada unsur agama?

Ingat nasehat Pak Ustadz pemilik Pesantren Daarul Quran Mulia tentang sekolah yang baik untuk anak:

sekolah yang mengutamakan dan mengajarkan juga mengimplementasikan pendidikan akhlak dan ibadah. Selain itu sekolah juga harus bisa memberikan materi untuk membuka wawasan anak terhadap lingkungan sekitarnya.”

Rafa dari PlayGroup sampai kelas 3SD belajar di sekolah Islam. Alhamdulillah English juga dapat di sekolah sebelumnya, jadi bisa tembus tes masuk binus. Begitu masuk ke lingkungan heterogen di sekolah umum, alhamdulillah iman rafa sudah terbentuk. Tidak tergoda makan atau minum saat puasa, walo temannya minum HopHop di sebelah dia jam 12 siang *kebayang gw aja pasti nelen ludah hahaha*. Sholat alhamdulillah tekun tanpa disuruh. Paling diingetin untuk tepat waktunya aja.

Fayra masuk PlayGroup di sekolah Islam, lanjut 2 tahun TK di Binus. Agamanya minim banget. Bisa gerakan sholat, tapi belum hafal semua bacaannya. Di Binus cuma diajarin agama secara general seperti cara wudhu, gerakan sholat, surat-surat pendek, makna puasa. Tapi belum diajarkan bentuk-bentuk lain seperti yang Rafa dapat di sekolah lamanya (asmaul husna, hadist, sejarah islam, fiqih, cara baca quran, dll). Jujur kami sebagai orangtua khawatir kalo masih ada >6thn ke depan Fayra berada di lingkungan ini.

Memang kami coba imbangi dirumah dengan mengenalkan Islam dalam kegiatan harian dan meminta bantuan seorang ustadz untuk datang ke rumah tiap sabtu dan minggu pagi, dalam 4 bulan ini Rafa sudah Quran juz 4 sementara Fayra sudah Iqra 4.

Tapi bagi kami, agama bukan sekedar bisa baca quran dan sholat. Ada yang lebih penting yaitu TAUHID, keyakinan kita terhadap keesaan Allah SWT. Keyakinan terhadap agama untuk kami penting banget.

Kami sebagai orangtua pekerja luar rumah, tidak mudah meluangkan waktu untuk mengajarkan anak secara detil tentang yang satu ini. Terlebih keluarga saya yang heterogen, ibu saya pun seorang mualaf. Kami merasa pengetahuan Islam kami belum cukup untuk memenuhi kehausan dan menghadapi sikap kritis anak. Kami membutuhkan orang lain yang ilmunya lebih dari saya dan suami, untuk membantu membentuk keimanan anak-anak dan menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis mereka. Karena itu kami berharap dapat menemukan sekolah yang berlandaskan agama Islam dalam penerapan pendidikannya.

Nah sekarang Fayra sudah mau selesai TK, Rafa sudah mau selesai SD. Sudah saatnya kami mencari skolah lain.

Selain karena faktor agama, juga faktor dompet sih hehehe. Kalo dari sisi uang masuk, Binus gak jauh beda dengan sekolah lain. Tapi di Binus itu biaya masuk lansung jeger bayar di depan. Sementara sekolah lain ada biaya daftar ulang yang harus dibayar setiap kenaikan kelas, biasa disebut sebagai uang kegiatan per tahun. Lumayan juga sebagian uang masuk itu kita cicil per tahun, enggak ngok di awal. Ditambah SPP Binus gak sopan banget buat dompet kami.

SPP SD ditambah SMP … dibayar per 3 bulan kok jleb yaaaa hahahaha

Sekarang kami lagi bimbang, labil, galau menentukan sekolah anak. Masih dalam tahap survey dan membanding-bandingkan antara beberapa sekolah dari sisi biaya, fasilitas (bangunan, penataan ruang kelas, toilet, area olahraga, perpustakaan), kualitas guru dan alumni. Kalau memang belum nemu yang sreg di hati, keknya akan terpaksa lanjut di sekolah sekarang … walau masih mikirin juga bayaran tiap bulannya harus ngurangi anggaran apa. Hahahaha

Suami selalu ngingetin sih “jangan semua sekolah dibandingkan dengan yang sekarang ya, ma. Tapi dipikirkan biaya sebanding gak sama apa yang kita dapat

Fayra berpesan “pokoknya aku mau SD yang ENGGAK pake: ni hao lao tse

Hahaha Fayra gak suka Mandarin ternyata.

Baiklah kami survey dulu ya, nanti review nya di share disini deh.

PS: Ni hao lao tse  –> ‘halo pak guru’ dalam bahasa Mandarin

United Nation Day

United Nation Day

Minggu lalu gak cuma om dan tante yang kerja di UN aja yang merayakan ulang tahun PBB seperti posting om Luigi disini. Binus School juga memperingati hari Perdamaian Dunia (United Nation day) dan siswa diminta mengenakan pakaian dari berbagai negara lain.

Tidak seperti ibu-ibu lain yang heboh cari penyewaan kostum, saya hanya bisa berusaha sedikit kreatif dengan memanfaatkan yang ada di lemari anak-anak saja.

Rafa menggunakan pakaian ala Cowboy dari Texas – Amerika. Cuma pake kemeja kotak-kotak, celana jeans, rompi, sepatu kulit mama (Fayra tetap ngotot itu sepatu papa karena modelnya cowok banget hahahaha), scarf untuk naik motor (maklum mama nya putri ojeg) ditambah dengan pistol2an plastik dan topi cowboy.

Topinya ‘nemu’ di ITC Kuningan dengan kerusakan dompet senilai Rp50rb saja.

Fayra menggunakan pakaian dari China. Sebenarnya baju ini mama beli waktu ke Shenzhen beberapa bulan lalu. Kerusakan dompet cuma 25 Yuan, atau sekitar Rp30rb saja.

Harusnya sih baju ini untuk stok kalau Februari nanti ada perayaan Imlek di sekolah, biasanya semua murid diminta menggunakan pakaian China. Baju perempuan ini disebut Cheongsam, kalau baju untuk laki-laki disebut Changshan.

Tapi karena mama nya males usaha mencari baju lain, mari gunakan yang ada aja. Nanti imlekan dipake lagi lah pastinya.

Ada ide kostum Halloween yang sesuai dengan karakter buku cerita, kira-kira apa yah? Jumat besok harus pake kostum lagi nih *beneran buntu ide*

Oretan Rafa

Oretan Rafa

Dipostingan yang ini, saya sudah tulis kan yah betapa cintanya Rafa dengan melukis. Dari mulai pakai pensil warna, krayon, spidol, cat minyak, cat air … semua udah dicoba. Dari mulai oret-oret di kertas, kanvas, batu, sampai kaos pun sudah dikerjakan. Tapi memang belum diarahkan atau disalurkan banget sih. Kami masih menganggapnya hobi, walau hasilnya sudah kelihatan menonjol. Dan kami belum memasukan Rafa ke lembaga kursus yang serius.

Ini beberapa coretan Rafa:

Yang terakhir udah mulai kelihatan keasyikan Rafa dalam menggunakan pensil. Itu murni oretan dan arsiran pensil aja. 3 gambar diatas adalah oretan tahun lalu (2010).

Wiken kemarin saat kami ke Gramedia, Rafa mulai minta ijin “ma, kaya nya aku mo gambarnya pake pensil aja deh. Jadi pencil drawing specialist gitu. Boleh gak?

Wah menarik nih. Intinya sih Rafa minta ijin beli buku skesta – pensil khusus gambar – penghapus khusus. Tapi keren juga kalo Rafa benar-benar tau apa keinginan dirinya sendiri. Kami sebagai orang tua sih cuma dukung sekuatnya.

Kami berjalan ke rak bagian alat-alat lukis. Buku sketsa yang bisa refill udah ditangan Rafa. Selanjutnya pilih pensil gambar. Ternyata 1 set pensil gambar isi 12 biji yang warnanya item semua, itu MAHAL sodara-sodara! Mosok 145rb aja. Sementara pensil yang gradasi warna kulit, 1 set nya 250rb tuh *ngelap jidat*.

Yah secara emaknya Rafa ini kan gak ada jiwa seni. Cuma tau kalo pensil itu ada HB dan 2B hehehe. Jadi agak kaget aja tau harga pensil segitu. Eh gak taunya pensil itu ada 5H, 8B, dll. Sementara ini, Rafa dibeliin yang satuan dulu sebanyak 3 biji *emang pensil berbiji, de!*. Dan penghapus untuk sketsa itu katanya yang bagus yang warnanya HITAM. Supaya kertas gak gampang kotor saat kita gosok penghapus. Okeh bungkus mas.

Sampai rumah, Rafa langsung nyoba nih:

Begitu udah paham ketebalan warna dari masing-masing tipe pensil, Rafa mulai mencoret lagi:

Deskripsi gambar diatas menurut Rafa: Siput lomba lari melawan kaki seribu, tetapi kalah tertinggal. Karena capek, siputnya nyender di batu. Hihihihihi

Lama-lama bosan juga Rafa dengan gambar hitam-putih nya. Dihapus lagi dan dipenuhi arsiran pensil warna. Judulnya tetap pake pensil sih.

*maafkan bayangan hape di pojok kanan bawah yaaa*

Lanjut lagi coretan Rafa di halaman berikutnya:

Gimana menurut pembaca yang budiman?

Lumayan lah yaaa, untuk anak 10 tahun yang hanya belajar otodidak. Kalo kata saya selaku yang melahirkan Rafa, coretan-coretan diatas KEREEENN BANGEETTT. Hehehe dilarang protes yaaa, namanya juga emak.

Kebetulan di sekolah Rafa ada Visual Art Competition nih. Syaratnya membuat karya 2 dimensi dalam kertas A3, dikumpulkan paling lambat 28 Oktober 2011. Temanya ada 2: “Save the World” dan “I Love Indonesia“. Siswa boleh kirim karya sebanyak-banyaknya. 3 karya terbaik di angkatannya, akan mendapatkan voucher buku @100rb. Untuk 12 karya terbaik di sekolah, akan dipajang dalam bentuk kalender sekolah tahun 2012. Seru yah.

Insya Allah Rafa ikutan. Lagi cari ide tuh anak, entah mau gambar apa. Doakan yaaaaa

Mandarin speaking test

Mandarin speaking test

Tadi malam Rafa meminta bantuan saya untuk mempersiapkan ‘speaking test’ selama ujian pertengahan semester. Kemarin Rafa sudah berhasil melalui ujian bicara untuk Bahasa Indonesia dan English. Hari ini dijadwalkan untuk ujian bicara dalam bahasa Mandarin.

I’m totally lost!

Dulu almarhum Bapak bisa bicara dalam beberapa bahasa, diantaranya English, Arabic dan Mandarin. Sebenarnya beliau berharap anak-anaknya mengikuti jejak dirinya dalam berbahasa asing. Tapi namanya juga anak kecil, saya menganggap Mandarin tidak penting untuk dipelajari. Dan saya selalu menghindar jika Bapak meminta setoran hafalan 10 kata dalam 1 hari. Saya baru menyesalinya sekarang, saat harus berhadapan dengan partner kerja yang kebanyakan berasal dari China.

Saya bersyukur anak-anak mendapatkan pelajaran Mandarin di sekolahnya. Walau tidak termasuk dalam 5 pelajaran utama yang menentukan naik kelas atau tidak, tetapi setidaknya anak-anak mempelajarinya. Saya tidak menuntut anak-anak untuk mendapatkan nilai sempurna dalam pelajaran ini, karena saya sendiri sebagai orang tuanya tidak bisa mengimbangi mereka dalam belajar.

Dan sekarang Rafa minta saya membantunya?

Pusing lah saya.

Kalau saya melakukan tanya jawab dimana saya bertanya dalam bahasa Inggris kemudian Rafa menjawab dalam bahasa Mandarin, bagaimana saya bisa tahu kalau Rafa menjawab pertanyaan dengan benar?

Disinilah teknologi berperan besar!

Akhirnya saya merekam suara Rafa dan mengirimkan voice notes ke partner saya yang warga negara China via BlackBerry Messenger. Saya minta bantuannya untuk memeriksa apakah pronunciation Rafa sudah benar.

Judulnya “describing yourself in Mandarin”, jadi Rafa berbicara tentang dirinya dalam bahasa Mandarin.

Beberapa saat kemudian, terjadi percakapan antara saya dengan partner:

Partner: He is introducing his name, birthday, address, phone number and family member. Your son is good for a beginner. His pronunciation is correct. Just not so familiar with the tone. Maybe he got it from his teacher.

De: What do you mean? His teacher is imported from Beijing

Partner: Your son’s voice tone is like western part of China. Different part of China, different tone. Ask him to carry on, the tone is not a big issue. Just watch some Chinese movie, he will become better. Chinese is difficult even for our local people. He is quite good

De: Aahhh I’m glad to hear that. Thank youuuu

Partner: It’s OK. Bring your son out some day. Let’s talk

De: Maybe when he is on holiday, I will bring him to office. We can have lunch together.

Partner: Yupe, good. Maybe he will take a Chinese as girlfriend, which will help him further on language

De: No la, he will work for telco industry. And you guys will help him further. Hahaha

Partner: Better become our Country Director

De: Hahahaha ammeeenn for that. Thank you for your help. Really appreciate it.

Partner: Happy to hear your son’s speaking Mandarin. Keep encourage him.

——————————————————————-

Waaahhh legaaaa banget. Setidaknya kalo orang China asli bisa mengerti apa yang diucapkan Rafa, ini sudah lebih dari cukup. Rafa baru belajar Mandarin satu tahun terakhir. Dan cengkok/dialeg bukan masalah. Itu bisa dilatih nanti saat Rafa berada dilingkungan yang terkondisikan berbahasa Mandarin.

We’re proud of you, mas! *I know you read this blog in front of your laptop and have a big smile*

PS: Just do your best for mid semester written test next week. Good luck, mas!

Rafayra ke Bank

Rafayra ke Bank

Hai hai … gimana liburan nya? Semoga menyenangkan yah

Kami ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir batin untuk pembaca blog ini *kek ada yg baca aja*

Sebelum mudik lebaran ke Surabaya, kami menyempatkan untuk membawa Rafa dan Fayra ke bank dekat rumah. Kebetulan Bank Permata ada program tabungan Permata Bintang untuk anak-anak:

  1. Kartu ATM dan buku tabungannya menggunakan design Pricess & Cars (tokoh kartun anak)
  2. Menggunakan data diri orang tua (cuma menunjukan KTP asli)
  3. Nama di kartu ATM adalah nama anak
  4. Setoran awal cuma 100rb
  5. Setoran selanjutnya minimal 25rb
  6. Tidak ada biaya administrasi (potongan) tiap bulan

Kami gak tanya sih bunga nya berapa. Karena kami gak begitu peduli juga. Tabungan ini semata untuk sarana anak-anak belajar menabung dan mengenal sistem per-bank-an.

Dengan membawa anak ke bank, mereka belajar beberapa hal:

    1. Belajar mengantri

Saat mereka memasuki pintu bank, disapa oleh satpam. Anak-anak diajarkan cara mengambil nomor antrian yang berbeda untuk ke teller dan customer service. Alhamdulillah Bank Permata mempunyai ruang tunggu yang ramah anak-anak. Jadi mereka sibuk bermain selama menunggu nomor antrian dipanggil.

    1. Belajar mengisi form dan mengingat data diri

Walaupun seluruh form diisi dengan data orang tua, tapi anak-anak melihat saya mengisi seluruh informasi pada form pembukaan rekening. Saya jelaskan data apa yang saya tulis seperti nama lengkap, alamat rumah, nomor telepon dan tandatangan. Sehingga Rafa dan Fayra mengerti bawa mereka harus menghafal data tersebut juga harus belajar untuk membuat tandatangan

    1. Belajar fungsi buku tabungan dan kartu ATM

Saya jelaskan ke anak-anak betapa pentingnya menjaga buku tabungan dan kartu ATM. Mereka belajar bahwa buku tabungan dan kartu ATM adalah bukti kepemilikan rekening. Dimana jika salah satunya hilang, kita harus lapor ke polisi dan menyerahkan surat kehilangan dari polisi ke bank. Mereka belajar untuk menghafal nomor PIN kartu ATM dan merahasiakannya.

Anak-anak belajar bahwa mereka bisa melihat lalu lintas angka-angka yang tertulis di buku tabungan. Mereka mengerti konsep tabungan adalah menitipkan uang ke lembaga resmi untuk dikelola. Jadi mereka gak nangis/sedih saat harus menyerahkan uangnya. Dan yang penting mereka sekarang jadi paham bahwa uang yang bisa diambil dari mesin ATM adalah sejumlah yang mereka titipkan. Jadi tidak semata-mata saat butuh uang, mesin ATM bisa mengeluarkan berapa pun yang mereka butuhkan.

Beginilah penampakan buku tabungan dan buku petunjuk untuk Rafa:

Beginilah penampakan buku tabungan dan kartu ATM untuk Fayra:

    1. Belajar menggunakan mesin ATM

Untuk menyingkat waktu, kami memilih kartu ATM instant. Karena jika kita ingin nama anak tercetak pada kartu ATM, kita harus menunggu sekitar 1-2 minggu. Harus kembali datang ke bank untuk mengambil kartu tsb. Sementara anak-anak udah gak sabar pingin liat dan pingin punya hehehe.

Karena PIN dan kartu ATM langsung aktif saat itu juga, keluar dari bank kami langsung menuju mesin ATM. Saya tunjukan cara memasukkan kartu, input nomor PIN, dan jelaskan menu apa saja yang tersedia. Setelah itu Rafa langsung mencoba sendiri untuk cek saldo.

    1. Belajar mengelola keuangan

Kenapa kami menyempatkan buka rekening sebelum libur lebaran? Karena saat lebaran anak-anak menerima THR dari saudara-saudaranya. Jadi begitu mereka terima uang, mereka mengerti bahwa akan lebih aman jika uang tsb disimpan di bank daripada disimpan di rumah atau dihabiskan untuk membeli makanan/pakaian/mainan/buku.

Kami bebaskan anak-anak untuk mengatur sendiri uang yang mereka dapat. Yang pasti Rafa dan Fayra paham bahwa mereka harus mengalokasikan berapa yang akan digunakan untuk membeli buku atau mainan, dan berapa yang harus ditabung. Alhamdulillah mereka menyisihkan 70% dari uang yang didapat untuk ditabung dulu, dan sisanya baru digunakan untuk membeli barang yang mereka inginkan.

Semoga kebiasaan menabung ini akan terus dibawa sampai mereka dewasa, apapun bentuk tabungan mereka nanti.

Note: bukan posting berbayar. bukan iklan Bank Permata.