De, are you moslem?
Barusan abis baca tulisan mas Bayu yang ini. Jadi senyum-senyum sendiri deh. Mengingat peristiwa yang sama juga sering menimpa saya.
R. Kristiani
Melihat sebait nama ini tanpa pernah bertemu muka, pasti tergambar sosok wanita tanpa jilbab. Untuk agamanya? pasti dituduh seperti nama belakangnya lah. hehehe
Saya tidak menyalahkan mami yang memberi nama ini. Bagaimana pun nama adalah do’a. Dan memang do’a mami saat memberi nama saya adalah agar kelak saya bisa menganut katolik seperti dirinya. Karena saya anak beliau perempuan satu-satunya.
Kalaupun akhirnya Allah SWT tidak mengabulkan do’a mami, dan ternyata malah mami yang ikut memeluk agama Islam di tahun 1995… itu saya anggap sebagai anugerah.
Tetapi efek nama ini semakin banyak saya rasakan terlebih setelah saya memutuskan memakai jilbab tahun 1996 sebagai identitas keislaman saya. Banyak orang yang tidak percaya ketika saya menyebut nama saya. Banyak mahasiswa yang kaget ketika dosen memanggil nama tsb dan berdirilah saya lengkap dengan jilbabnya (ya iyalah…mosok dipanggil dosen pake copot jilbab dulu hehehe).
Peristiwa yang kurang mengenakan terjadi ketika saya bekerja untuk mengurus koneksi dari partner ke server kantor. Saat itu pihak MQ meminta passwordnya diganti menjadi ‘subhanallah’ dan saya tidak mengabulkannya. Karena komunikasi terjadi melalui email tanpa bertemu wajah, saya memaklumi kalo saya dituduh rasis. Tetapi sebelum dituduh rasis, saya jelaskan bahwa untuk password sudah ada aturan yang kami terapkan, yaitu 8 karakter dengan komposisi 2 angka + 4 huruf + 2 angka. Jadi bukan karena saya kristiani kemudian saya tolak password tsb. Alhamdulillah mereka bisa menerima.
Saat hamil Fayra, masguh sempat mengusulkan “kita kasih nama anak kedua PERMATA ISLAMI aja ma. Retno itu kan bahasa jawa yang artinya permata. Dan blakangnya kita kasih Islami biar bertolak belakang sama ibunya yang Kristiani. hahaha”
Sekarang dengan bisnis sampingan menjual baju renang muslimah, peristiwa yang berkaitan dengan nama makin sering terjadi. Apalagi saya hanya berjualan online tanpa bertemu muka dengan pembeli.
Seringkali saya menerima SMS “is that you on website? are you moslem?”
Saat keusilan saya kambuh, ingin sekali saya menjawab “yes that’s me. I’m not moslem. I just wear it to increase sale” hihihihi
Saya sudah pernah bertanya tentang proses pergantian nama, tetapi ternyata birokrasi di Indonesia sulit sekali dan butuh biaya yang tidak sedikit. Ngurus akte kelahiran, ijasah, KTP, kartu keluarga, sampai passport butuh waktu dan biaya. Dan saya belum rela untuk mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk -delete- nama belakang saya.
Apalah arti sebuah nama? Tetapi nama adalah do’a. Untuk saya…biarlah nama saya menjadi kenangan atas sejarah hidup saya. Karena saya yakin, selain dalam nama… orang tua kita pasti selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya kan?
Yang pasti…saya bersyukur menjadi orang Islam. Dan rasa syukur ini saya tunjukan dengan identitas berupa pakaian yang insya Allah bernuansa islami. Selebihnya biar orang lain yang menilai…
Jadi cukup panggil saya -DE- yaaaaa
5 thoughts on “De, are you moslem?”
Assalammualikum…
maaf bila saya salah menulis
saya buka blog ini karena ingin mengetahui arti nama saya..
wassalammualaikum…
Hmm begitu rupanya “kisah sebuah nama”. Menarik juga. Apalagi mbak Retno menuturkannya dengan cukup piawai, menarik simpati.
Semoga Allah SWT selalu memberkahi kehidupan anda yang justru lebih Islami ketimbang mereka yang tidak menyandang “Kristiani”.
salam kenal
saya juga retno kristiani
Nama Itu Doa Mbak,,,, 🙂
kata yang bagus ,,,, untuk bait sebuah cerita ……
Visit blog aang juga ya mbak,,
Terima kasih
Akhirnyaaa….