Menjelang lebaran
Karena anak mama + papa(mertua) cuma 2 orang : adek dan masguh, yang mana 2-2nya ada di Jakarta (enggak ding, yang 1 di ciputat….yang 1 lagi di bekasi), maka tradisi mudik diatur bergantian.
Adek bersuami orang Pekanbaru, kalo de kan smua keluarga udah di Jakarta. Jadi kalo tahun lalu de ke surabaya, adek ke sumatera. Tahun ini jatahnya adek ke surabaya, kami di Jakarta. Pernah ada kejadian de di jakarta, adek harus ke sumatera. Kalo udah gini yang bingung mertua deh. soalnya mereka sama-sama anak tunggal, kalo anak 2-2nya gak ada….ya terpaksa ikut anak. Karena mertua udah sering ke Jakarta, tahun itu diputuskan mertua ikut lebaran sama adek di sumatera.
Tahun ini jatah de lebaran di Jakarta. Tapi entah kenapa mama pingin banget 2 anaknya ngumpul di surabaya. Masguh juga punya feeling kuat kalo tahun ini kami harus ke surabaya. Walo de gak dapet cuti atau libur nasional, diputuskan utk tetap ke surabaya di tanggal merah aja (3-6 november). Berangkat malam takbiran. sedih juga sih…masak gak sholat Ied. Soalnya sampe surabaya jam 7.40 (jadwal di tiket kereta).
Adek sekeluarga naik pesawat berangkat tgl 29 okt. Om yanto (sepupu mama) datang ke bekasi untuk ambil mobil dan dibawa ke surabaya atas permintaan adek. Om yanto pergi bertiga dengan sodara masguh yang lain.
Kemarin (30 okt) jam 5 pagi, om yanto telpon ke mama sambil nangis-nangis. Katanya mobilnya nabrak 2 orang penyebrang, saat om yanto menghindari panther yang nyalib ngebut banget dari kanan. Om yanto buang setir ke kiri. ternyata ada 2 penyebrang yang baru mulai jalan ke tengah. Om yanto shock banget dan gak sempat ngerem.
1 korban meninggal dunia, 1 korban patah tulang kaki dan tangan (kalo gak salah). Alhamdulillah om yanto gak sendiri. Ada 2 orang saudara masguh yang lain dan membantu mengurus ke keluarga korban. 2 korban itu sudah usia lanjut >60 tahun yang kebetulan mau pergi ke sawah.
Keluarga korban yang meninggal sudah ikhlas. Mereka tidak menuntut apapun. Adek juga udah ngasih uang sbg tanda duka cita. ya mungkin memang gak sebanding dengan nyawa. tapi hanya itu yang dapat kami berikan sebagai tanda prihatin.
Om yanto masih ditahan di polres. sampai kedua keluarga korban menandatangani surat perjanjian damai. Keluarga yang meninggal sudah tandatangan. tinggal keluarga korban yg patah tulang.
Korban patah tulang sudah dibawa ke RS di surabaya. Semalam udah operasi, walau katanya masih harus operasi 1x lagi. Keluarga mereka masih pro-kontra untuk damai. Kami sudah siap menanggung biaya RS. Tapi kalau sampai puluhan juta ya mikir juga sih. Soalnya korban itu udah tua, dan orang desa banget. kami takutnya kalo ternyata orang itu ada komplikasi atau penyakit lain yang belum diketahui sebelumnya karena gak pernah ke dokter trus ternyata ketahuan sekarang dan mrk meng-klaim sebagai akibat kecelakaan gimana?
Polisi di polres malah mengambil kesempatan. Katanya om yanto bisa dibebaskan dengan syarat membayar 15jt. Tapi harus tetap wajib lapor setiap hari. Darimana uang 15jt saat ini? sedangkan kami masih harus menanggung biaya rumah sakit utk korban yg operasi. Alhamdulillah teman golf suami adek yang seorang jendral membantu menyelesaikan masalah ini.
De, masguh dan Rafa sekarang masih di jakarta. Kami hanya bisa monitor lewat telpon sehari 3x. Ingin rasanya segera kesana. menemani keluarga yang sedang menghadapi masalah ini. Tapi gimana? de gak dapet cuti dan perusahaan korea ini tidak mau memberikan libur nasional. pheeewwww bingung rasanya…
Mohon do’a teman-teman, agar masalah ini cepat selesai.