Perjalanan Mantan Pasien TBC Mendapatkan Residence Permit Qatar

Perjalanan Mantan Pasien TBC Mendapatkan Residence Permit Qatar

Sejak ada konflik politik dengan negara tetangganya, pemerintah Qatar memberikan bebas visa bagi orang Indonesia yang mau berkunjung sampai dengan maksimal 30 hari.

Saya dan anak-anak yang mau tinggal lebih lama dari itu, menggunakan Family Visa yang berlaku selama 5 tahun untuk sekali masuk ke negara ini. PakSuami yang sudah mendapatkan Residence Permit (kartu Qatar ID), menjadi sponsor visa kami.

Begitu mendarat dan stempel passport di imigrasi bandara Doha, paksuami langsung menerima SMS “istri dan anak2-anak kamu sudah tiba di negara ini. Mereka punya waktu maksimal 7 hari kerja untuk melakukan medical checkup kalau mereka mau tinggal lebih dari 30 hari

Artinya kalo kami tidak melakukan medical checkup dalam waktu 7 hari, maka kami harus keluar dari negara ini di hari ke 31 setelah mendarat.

Medical checkup wajib dilakukan untuk usia >12 tahun. Fayra tidak perlu medcheck, tapi tetap wajib datang ke kantor Medical Commission.

Kalau hasil medcheck bagus, paksuami akan menerima SMS lagi untuk proses berikutnya yaitu sidik jari. Seminggu kemudian biasanya QID sudah bisa kami terima. Dianggap SAH menjadi penduduk negara ini.

Kami tiba di Qatar tanggal 28 Dec 2017, kami pergi ke Medical Commission tanggal 1 Jan 2018 untuk melakukan tes darah dan Xray dada. Fayra hanya menunggu diluar setelah data diri dan foto diserahkan ke petugas. Pintu masuk untuk laki dan perempuan dipisah. Jadi tidak bisa suami mengantar masuk istri, atau ibu mengantar masuk anak laki. Petugas di dalam akan memandu kita, cukup sodorkan form dan lakukan pembayaran sebesar QAR 100 per orang.

Melihat hasil xray saya yang tidak normal, petugas meminta saya kembali ke papan xray dan melakukan foto 6 gaya dari semua sisi (360 derajat).

Malamnya paksuami menerima SMS yg menyatakan hasil medcheck Rafa bagus. Tapi sampai 2 hari kemudian belum ada notifikasi hasil medcheck saya. Deg-degan parah.

C423D949-C57B-4FF4-AEA2-C260AC1A72C6
Tanggal 3 Jan 2018 malam, saya dan paksuami sama-sama menerima SMS dari pemerintahan yang meminta saya datang kembali ke Medical Commission.

Hasil Xray saya sebelumnya:

  • Di foto dada depan, rusuk gak ada 2
  • Di foto belakang, L2-L3 nyambung dan bengkok
  • Di foto agak kebawah, tulang pinggul groak
  • Dan ada TB mark di paru-paru

Di form saya diberikan stempel “abnormal” … kalo kata mas Ragil “being normal is so last year” Hahaha

Tanggal 4 Jan 2018 saya datang ke Medical Commission dan diperiksa dokter, dicek kondisi jahitan 30cm di punggung.

Saya jelaskan riwayat penyakit, saya tunjukkan surat rekomendasi dari dari dokter tulang Indonesia dan rekam medis sebelumnya. Bahkan saya tunjukkan foto-foto Xray sebelum dan sesudah operasi saya tahun 2003-2004.

Perawat bilang dokter mengijinkan saya untuk bisa tinggal di Qatar selama 1 tahun dengan stempel baru di form “Conditional Residence”. Tidak deportasi (dipulangkan ke negara asal) seperti yang saya khawatirkan sebelumnya.

Tapi saya diberikan rekomendasi dan form pengantar untuk ke RS lain untuk pemeriksaan lebih detil lagi.

Kalo nanti diperiksa mereka hasilnya OK … maka RS akan langsung lapor ke kantor imigrasi untuk memberikan status full Residence Permit bagi saya.

Tidak banyak orang yang tahu kalau penyakit TBC itu meninggalkan jejak di paru seumur hidup.

Seperti halnya bekas luka alias koreng di kulit.

Meskipun TBC yang pernah diderita bukan TBC paru (bisa tulang seperti saya, usus, lambung, kulit, otak, darah, dll).

Dalam istilah medis disebut TBC Mark/Scar. Dan ini tidak ada cara apapun untuk menghilangkannya.

Walau pasien sudah mendapat pengobatan sebelumnya dan sembuh secara sempurna, jejak itu tidak akan pernah hilang dari tubuhnya. Katanya ada kemungkinan 10% bahwa penyakit ini bisa kambuh jika mantan pasien tidak menjaga pola hidupnya.

Hal ini menjadi kendala untuk mendapatkan persetujuan Visa atau Residence Permit dari negara adidaya yang sangat khawatir terhadap penyakit TBC.

Beberapa negara secara tegas menolak dengan alasan ‘tidak sehat untuk dijadikan penduduk tetap’, dan langsung memulangkan orang tsb ke negara asalnya (deportasi).

Tapi ada beberapa negara yang memilih untuk memberikan pengobatan jika memang mantan pasien dianggap memiliki gejala penyakit tsb (diduga kambuh).

Tanggal 8 Jan 2018 saya kembali memenuhi panggilan pemerintah Qatar untuk ke RS yang ke 3x nya guna mendapatkan pemeriksaan lebih detil.

Kali ini ke RS Rumailah (salah satu member dari Hamad Medical Corporation),  di gedung Communicable Disease Center di bagian Outpatient. Saya tunjukan form pengantar ke suster yang standby di depan pintu masuk, kemudian barcode pada form tersebut di-scan, dan saya diminta ke bagian pendaftaran untuk menyerahkan form. Setelah itu saya diminta duduk di ruang tunggu wanita. Selanjutnya akan ada perawat lain yang memanggil nama saya dan memandu masuk ke dalam.

Saya diperiksa tinggi dan berat badan, dicek apakah ada gejala TBC (batuk, demam, turun berat badan >5 KG, dll). Lanjut dengan ambil 2 tabung kecil sample darah. Kemudian saya diminta ke ruangan lain yang tertutup rapat untuk menyerahkan air liur dalam tabung kecil. Saya diminta kembali ke ruang tunggu, sejam kemudian diminta masuk lagi untuk menyerahkan air liur dalam tabung kedua.

Terakhir saya diberikan surat pengantar untuk bertemu dokter spesialis minggu berikutnya.

9212CB3C-8A52-48BD-8109-6459BE7CBC99

Tanggal 15 Jan 2017, jam 7 pagi Doha masih berselimut kabut. Jarak pandang tidak lebih dari 1 KM.

Calon penduduknya yang satu ini (tunjuk diri sendiri) berjalan melawan dingin menuju RS yang ke 4x untuk bertemu dengan dokter spesialis.

Sebenarnya negara ini gak ribet kok, semua sistematis dan teratur di Qatar.

Negara menjalankan peraturan ketat seperti itu untuk melindungi warga negaranya dari penyakit menular. Semua intruksi harus ngapain, dimana dan jam berapa, dikirim ke kita melalui SMS. Bahkan malam sebelum tanggal yang dijadwalkan, kita akan menerima SMS reminder. Administrasi terkomputerisasi dengan baik dan alat-alat pemeriksaannya canggih. Kondisi RS seperti yang saya lihat dalam film-film Hollywood.

Jadi saya jalani saja tanpa keluh. Toh semua yang saya jalankan tidak diminta biaya apapun. GRATIS!

Saya hanya berdoa semoga niat baik saya datang ke negara ini untuk mengabdi pada keluarga, menghasilkan keputusan yang baik pula hingga dipercaya untuk menerima QID.

Kalo ternyata diputuskan harus pulang?

Ya sudah mungkin itu yang terbaik dari Allah SWT dan pasti ada rencana lain dariNYA.

Gitu aja saya mah mikirnya.

La hawla wa laa quwwata illa billah

D16EB467-571E-4C03-ADEC-7A0C7A325EF7

Saya diminta menjelaskan pengobatan apa saja yang ditempuh sebelum dan sesudah operasi, obat apa saja yang saya konsumsi. Saya yang masih ingat detil nama-nama obatnya, menyebutkan dengan lancar. Minum obat tanpa putus selama 1,5 tahun membuat saya hafal semua namanya di luar kepala.

Alhamdulillah dokter spesialis yang memeriksa hasil lab (darah + ludah)  dan Xray, menyatakan saya sudah sembuh total dari TBC Tulang, sudah mendapat pengobatan tuntas dan tidak akan menularkan yg lain.

Bahkan dokter ini kagum sama hasil operasi 14 thn lalu yg sedemikian keren, tulang belakang saya tidak pake pen titanium … hanya diganjel 2 rusuk dan sebagian tulang pinggul. Saya pernah dipasang pen titanium sepanjang 14cm selama setahun, tapi dokter terpaksa mencabutnya karena oglek setelah saya membawa ransel ke Eropa hanya 3 bulan setelah pemasangan. Jadi beliau mengganti pen tersebut dengan tulang saya sendiri.

Dokter di RS Rumailah ini heran melihat saya bisa berjalan normal, kaget mendengar saya cerita sudah menyetir mobil  setiap hari selama 4 tahun terakhir dan melakukan jogging 5KM setiap hari. Beliau sampai bertanya di RS mana dulu saya dioperasi dan siapa nama dokternya.

I proudly said “Dr.LG is one of the best spine surgeon in Indonesia

103F0811-B448-4A80-A18F-2A15A08502B1

Allahu akbar … alhamdulillah saya diberikan form untuk kembali ke Medical Commission guna mendapat stempel persetujuan keluarnya Residence Permit. Legaaaa banget!

Saya langsung memberikan kabar baik ini ke Dr. LG yang selama 2 minggu terakhir saya minta bantuannya untuk standby menerima telpon jika pemerintah atau RS di Qatar membutuhkan penjelasan lebih detil dan akurat dari dokter yang menangani pengobatan saya di Indonesia. Beliau ikut lega dan bahagia dengan keluarnya keputusan ini.

Foto di atas saya ambil bulan Juni 2017 ketika saya mengunjungi Dr. LG untuk meminta surat rekomendasi yang menyatakan saya bersih dari TBC, tulang sudah direkonstrukti dengan baik, dan sembuh sempurna. Sekalian pamit ke beliau karena saya akan tinggal jauh dan tidak lapor diri setiap tahun (medical check up) seperti yang biasa saya lakukan selama 13 tahun terakhir.


Alhamdulillah saya sudah menerima SMS:

MC No xxxx.
يرجى من حامل رقم القومسيون أعلاه مراجعة وزارة الداخلية لاستكمال الاجراءات.
The Holder of the above MC No. is kindly requested to go to Ministry of Interior to complete the procedures.

 

Hidup kalo lurus aja kan gak seru yah … macam roller coaster kalo sampe naik turun ditebalik-tebalikin baru asyik dan menantang hehehe.

Setelah Medical Commission selesai investigasi TBC Tulang dan kasih approval, tgl 18 Jan 2018 saya lanjut Finger Print di Ministry of Interior (kantor Kementrian Dalam Negeri Qatar).

Awalnya lancar tuh 9 jari, eh terakhirnya ini jempol kiri gak mau kedeteksi. Padahal sudah menjalankan tips dari mba @zenobiasatriano untuk rajin-rajin oles vaseline petroleum jell beberapa hari sebelum sidik jari dan pagi sebelumnya gak nyuci piring biar kulit jari gak kering.

Hal yang lumrah sih kalo harus balik lagi untuk mengulang sidik jari. Malah ada teman yang cerita kalo dirinya bolak balik sidik jari sampe 10x! .

Alhamdulillah tgl 25 Jan 2018 balik lagi untuk sidik jari, lancar jaya dalam waktu 15 menit. Antrian cuma 4 orang sebelum saya, tapi proses scanning jari saya makan waktu lebih lama dari orang lain. Sampai berulang-ulang pakai antiseptik tangan dan lotion baru terdeteksi semua. Lanjut dengan scan retina mata dan telapak tangan. Setelah itu saya boleh pulang.

Beberapa hari kemudian paksuami menerima SMS yang menyatakan hasil sidik jari saya sudah OK dan bisa datang ke kantor Imigrasi untuk pengambilan kartu Qatar ID. Wuiiihh lega banget.

Saaahh deh jadi penduduk Qatar terhitung akhir Jan 2018. Bismillah …

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Persiapan Masak Mingguan

Persiapan Masak Mingguan

Ketika mamang tukang sayur gak lewat depan rumah Doha, mari lakukan #foodprepping atau #mealprep seperti mamah milenial idola masa kini.

Biarpun ada supermarket tidak jauh dari rumah, tapi saya cuma belanja tiap wiken. Saya yang sejak operasi TBC Tulang dilarang dokter tulang untuk membawa beban lebih dari 3KG, harus menunggu kuli angkut kesayangan alias suami + anak lanang libur. Setiap belanja, di kepala saya harus sudah kebayang mau masak apa seminggu ke depan.

7B6F13F2-1E74-427F-9526-236E3767B254

Agak pusing menatap merek-merek yang belum pernah dilihat di Indonesia sebelumnya, juga kemasan yang berukuran jumbo, belum lagi bingung harus memilih tomat Marocco atau Iran, bawang India atau China, terong Belanda atau New Zealand, dan lain sebagainya.

Jadi mari fokus pada tag harga saja. Hahahaha

Biasanya saya membuat list belanjaan sebelum berangkat, meski kadang sampai di supermarket berubah tergantung ketersediaan sayuran dan harga diskon lauk pauk.

94505B53-4E85-4D61-BFDA-C26CE2F2B3CB

Kemudian saya cuci semua bahan begitu sampai rumah, keringkan, masukkan ke dalam kotak plastik dan simpan di kulkas.

Supaya awet, sayuran harus benar-benar kering yah.

Selain ditiriskan dalam baskom bolong-bolong (seperti saringan), kadang masih saya elap dengan tisu dapur juga (kitchen towel). Terbukti timun dan wortel parut, juga kol cacah yang masih awet disimpan walo sudah 4 hari di dalam kulkas pintu bawah.

Kalo pingin makan gorengan … tinggal campur toge + kol cacah + wortel parut. Kasih terigu, lada, garam dan air sebelum digoreng jadi bakwan.

Kalo pingin yang seger-seger, tinggal campur wortel dan timun parut. Kasih air perasan lemon, gula dan garam … jadi acar deh.

Kadang parutan timun dicampur sama es batu, sprite dan perasan lemon, jadi mojito minuman segar saat siang bolong.

FD38D7BA-0BA8-4678-9CA7-C02E2CC00BAD

Mari kita siapkan lauk-pauk.

Pertama masukan bumbu racik ayam goreng ke dalam panci, isi air sebanyak 1 liter, campur dengan jahe geprek + sereh geprek + daun jeruk sobek, gunakan untuk merebus ayam (ungkep supaya siap goreng setelahnya).

Jangan pakai panci presto karena kalau terlalu matang, ayam bisa hancur. Fungsi ungkep hanya supaya bumbu meresap saja, karena setelah itu nanti masih akan diolah lagi (digoreng atau bumbu balado atau saus mentega, dll).

A3593241-E35D-46D4-8CA4-8BFC50BCCF98

Angkat ayam, masukkan ke dalam kotak plastik, tunggu dingin, tutup dan simpan ke dalam kulkas.

Air bekas ayam, digunakan untuk ungkep ayam/ati-ampela lagi sampai 2-3x. Ngirit sis, males ngulek bumbu sementara bumbu racik sachet susah didapat 😛 Jadi sekali ungkep ayam, 1 saset bumbu bisa dipakai untuk 5 ekor. Terbukti masih enak tuh, kloter terakhir gak hambar. Malah semakin kaya rasa.

C2A98BE3-E247-4F58-8AE4-9984ED05BDB8

Sementara itu di panci lain rebus daging bersama daun bawang + jahe geprek + lada bubuk + garam. Busa putih di atasnya buang menggunakan saringan atau serok kecil.

Setelah itu angkat daging, potong2, keprek di ulekan, rebus lagi dengan sisa air ungkep ayam. Tiriskan, masukkan ke dalam kotak, tunggu dingin, tutup dan simpan ke dalam kulkas. Siap digoreng menjadi empal gepuk atau dibalado.

9180FEBF-E453-41C8-8C6D-43398D7EDDBD

Air rebusan daging di saring, masukan ke dalam kotak plastik, tunggu dingin dan simpan ke dalam kulkas. Siap menjadi kaldu utk sayur sop, sayur asem, soto, dll.

Sayap ayam yang sudah diungkep, dibaluri bumbu lumur, masukkan ke dalam kotak plastik, tunggu dingin dan simpan ke dalam kulkas. Siap digoreng/panggang menjadi chicken wing.

Kulit ayam digoreng dalam minyak panas, masukkan 5 siung bawang putih geprek dan 1 sdm ketumbar butir. Setelah kulit ayam kering, saring minyak dan buang kulit + bumbu lain. Simpan minyak dalam wadah kaca, siap menjadi minyak ayam untuk bikin mie ayam 😉

Bumbu lain (daun bawang, jahe, lengkuas, sereh, daun jeruk) dicuci bersih, keringkan, masukkan ke dalam wadah terpisah, simpan ke dalam kulkas. Begitu pun bawang-bawangan dan cabe.

485512F4-47EF-40CC-A515-99C315478A29

Kalo daging sapi jangan dicuci yah. Langsung masuk kotak aja. Ayam fillet boleh dicuci dulu, keringkan pakai tisu dapur (kitchen towel), baru masuk kotak sebelum disimpan ke dalam kulkas.

A1B6466F-C4AB-4D06-B9CA-331637E1C126

Untuk minyak … di sini saya bisa foya-foya dan gaya pakai Canola oil, Corn oil, Sunflower oil, dll. Karena mencari minyak sawit alias Palm oil, justru lebih susah dan mahal.

Bumbu dapur bisa cari di lorong Thailand (sereh, daun jeruk, lengkuas), Philippines (daun pisang), China, Japan, Korea (saus tiram, kecap ikan, dll). Ketumbar, asem, jahe, kayu manis, cengkeh, kapulaga banyak di lorong bumbu karena memang selalu digunakan dalam masakan Timur Tengah.

BFDC2FAB-F5FC-44C3-B61F-787183B6C2A8

Alhamdulillah kemiri, terasi, kerupuk, bawang merah goreng dan bawang putih goreng bawa lumayan banyak dari Indonesia. Kotak-kotak plastik yang saya gunakan juga beli di PasMod BSD kalo gak salah harganya 22ribu isi 10 kotak plastik yang bisa masuk microwave (katanya).

Kurang daun salam dan daun pandan nih yang belum nemu. Lupa bawa … hiks.

Kayaknya saya masih harus pergi ke Qatindo (toko orang Indonesia di Qatar), biar stok dapur makin lengkap.

FCF49E15-E2AA-4E25-8CCC-3241E80E7C7C

Kebiasaan menyiapkan bahan makanan ini sudah saya lakukan sejak jaman jadi mbak kantoran. Lanjut begitu pensiun, gak punya embak nginep yang bantu masak di rumah. Makanya begitu jadi perantau, saya sudah gak kaget lagi dan tinggal melakukan apa yang sudah biasa dikerjakan.

Dengan menyiapkan bahan makanan seperti ini repotnya cuma seminggu sekali kok. Hari-hari lain tinggal cemplang cemplung aja.

Yang jelas lebih irit waktu masak dan gak sebel liat isi kulkas berantakan. Bikin makin semangat untuk masak sendiri.

Meski ada Talabat, aplikasi pengganti Go-Food di sini, tapi lebih hemat juga cocok di lidah kalo kita masak sendiri, ya kan??

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Merantau Di Doha

Merantau Di Doha

Kadang kita harus merelakan kehidupan yang sudah sedemikian kita rencanakan, untuk bisa memiliki kehidupan lain yang sedang menanti diri kita.

Begitu lah yang terjadi pada keluarga kecil kami.

Ketika paksuami sudah menyelesaikan sekolahnya (baca: Cerita Istri Mahasiswa) dan mendapat promosi di kantornya, kami mengira ini sudah rencana terbaik dari Allah SWT. Ternyata … di saat yang bersamaan, paksuami juga mendapatkan posisi permanen di kantor pusatnya yang terletak di Doha – Qatar. Allah punya skenario lain yang menanti kami.

Dengan berbagai pertimbangan dan diskusi panjang, kami memutuskan untuk menerima tantangan baru yaitu hijrah ke negeri nun jauh di tengah gurun dengan segala resiko yang harus dihadapi terlepas dari tawaran dan paket menarik yang diberikan.

Anak-anak yang saat ini memasuki masa remaja, sudah bisa kami ajak diskusi dan diminta pertimbangan. Tanpa kami duga, mereka mendukung keputusan untuk mencoba memulai kehidupan di negara baru.

Beberapa kendala terus kami temui, mulai dari urusan administrasi legalisir dokumen yang sangat menguras waktu dan tenaga … sampai urusan restu dari keluarga yang tidak mudah didapat melihat negara tujuan sedang mengalami konflik politik dengan para tetangganya.

Tapi kami tidak menyerah, dan terus menghadapi semuanya dengan tekad bulat. Karena kami fokus pada anak-anak yang harus diberi makan, tagihan yang harus dibayar dan mimpi yang ingin kami capai bagi keluarga. Kami ingin kehidupan yang lebih baik dan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak, semampu kami.

Alhamdulillah kemudahan demi kemudahan kami dapatkan, bantuan dari para sahabat juga terus berdatangan, sampai restu orangtua yang akhirnya di tangan.

5092281B-C8A7-4B83-B434-D0C77587171E

PakSuami sudah pernah tinggal di Qatar selama 6 bulan, dan saya pernah mengunjunginya sebelum beliau pulang ke Indonesia. Jadi setidaknya kami sudah mempunyai gambaran kehidupan di sana.

PakSuami berangkat awal November, saya menyusulnya di awal Desember. Saya hanya menghabiskan 10 hari di sana untuk fokus mencari rumah dan sekolah anak-anak. Setelah itu saya pulang ke Indonesia untuk merapihkan rumah, mempersiapkan barang-barang yang akan dibawa, juga mengurus administrasi pindah sekolah anak-anak.

6D768493-22F4-4A4D-BB51-8CD14119F9B1

Pindah negara tentu tidak mudah bagi anak-anak yang sudah memiliki ikatan kuat dengan lingkungan sekitar. Mereka harus meninggalkan zona nyaman, sahabat dekat dan teman sekolah yang sudah sangat akrab. Mereka nantinya harus beradaptasi lagi, membiasakan diri dengan bahasa Inggris untuk percakapan sehari-hari, dan mencari teman baru yang cocok di hati.

745D5BAF-B600-4D8B-AE05-FA96E49E9A9E

Dengan waktu yang sangat pendek di tengah kesibukan pekerjaan dan persiapan pindahan, saya juga menyempatkan diri untuk pamitan ke beberapa sahabat.

A5D9AC8C-5A62-40A6-9612-97B4A6748D8B

Saya merasa terharu dengan perhatian para tetangga kesayangan – saudara 24 jam saya, yang sampai membuatkan video dengan pesan cinta mendalam juga hadiah yang insya Allah sangat bermanfaat untuk urusan domestik rumah nantinya.

3AE374BC-08D1-4BD6-BFB2-85B79753FA03

Yang paling berat adalah ketika harus berpisah dengan keluarga besar. Tidak banyak kata yang bisa saya sampaikan ke mereka, tidak banyak air mata yang menetes di wajah saya, tapi saya yakin  mereka paham perasaan saya dari pelukan erat kepada diri mereka satu persatu.

Akhir Desember saya membawa anak-anak menyusul papanya. Hanya beda 1 hari dengan jadwal keberangkatan cargo yang membawa sebagian barang dari rumah lama.

CBA261B5-C1A5-4FAB-B0A5-88B06D4A17B5

Membuat perubahan besar dalam hidup adalah sesuatu yang menakutkan. Tapi apa kamu tau apa yang lebih menakutkan dari hal itu?

PENYESALAN.

Khawatir akan sesuatu yang tidak bisa kita rubah, hanya akan membuang waktu kita secara sia-sia selamanya.

Mari kita berhenti mengkhawatirkan sesuatu yang akan hilang dalam hidup kita, dan fokus pada keuntungan baru yang akan kita dapatkan dalam hidup.

Setidaknya begitulah mantra yang saya ucapkan kepada diri sendiri setiap harinya.

0B95B702-B9EE-4086-9FD6-5403D871CCB4

Family has to stick together.

We don’t need to be perfect for each other.

We just need to be happy together.

2213C2EB-DE8B-4269-8C49-7DE4CFB24664

Tahun sudah berganti, lembaran hidup baru sudah menanti.

Saatnya menata hati dan mari hadapi apapun yang harus dijalani.

Tidak lupa untuk terus mensyukuri apa yang sudah dimiliki.

EDA72019-1953-46CC-921F-E2E1777C5ED5

Just like smartphone, installing a new life is not that easy.

We have to sync previous device, input new data and download some applications.

It takes time to process. It needs effort to explore.

You will enjoy it when you get used to it.

Begitulah kalo mantan Smartphone Developer menggambarkan apa yang sedang dihadapinya.

A8E284F4-22CD-47BE-9A65-CB664AE5EBF0

Let’s start a new year with a new life in a new place called new home.

La hawla wa laa quwwata illa billah.

Bismillah …

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
18 Tahun Bersama

18 Tahun Bersama

D7DAACF8-7C39-43B2-8AEB-6346D0D37C53

He knows that I’m an ‘experience buyer‘, not a ‘shopper

So instead of gives me diamonds or expensive bags, he takes me somewhere I couldn’t forget.

I couldn’t ask for more, I’m so blessed.

Happy 18th anniversary, suamiku!

See you tomorrow, pap … let’s start our new life chapter to the next level

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Sahabat Sejati

Sahabat Sejati

875ED171-01AC-4119-83A9-CD0C85C4158E

Saya dan Yohanna Gewang sudah saling mengenal sejak bayi, karena dijemur bareng di depan masjid Al Bilal

Bapak dan Ibu kami saling bersahabat, begitupun kami.

Tiap ambil raport, mami buka lembaran nilai sambil bergumam “wah kamu yg ranking 1, kasian nih Ane pasti ranking 2”.

Tahun berikutnya “yah kamu ranking 2, pasti Ane yg ranking 1”.

Begitu terus dari SD sampai SMP. Kami baru bisa sama-sama ranking 1, kalo beda kelas.

Kami berpisah sekolah ketika saya memilih STM, padahal kami berdua diterima di SMAN yang sama.

Saya memilih kuliah dan kerja di bidang teknik Telekomunikasi, mbak nya memilih perhotelan.

Tapi kami sering bertemu karena setiap business trip, saya wajib menginap di hotel tempatnya bekerja (dari Batam sampe Bali)

Kami sama-sama menutup karir demi anak.

Posisi terakhir saya GM di Product Development, mbak nya GM Sales di sebuah hotel bintang ternama.

But here we are, productive mommies.

Karena kami berusaha tetap berkarya meski tidak harus menjadi mbak kantoran lagi.

Business sahabat saya ini makin menggurita dgn total karyawan mencapai 300 orang sekarang.

Saya? Alhamdulillah ngamen sana sini dan menjadi Blogger professional

Semoga hubungan persahabatan kami semakin menebal seiring dengan menebalnya kadar lemak tubuh (eh ) dan dompet (aamiin).

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn