Science Museum – Hongkong

Science Museum – Hongkong

Pulang dari Ocean Park, kami balik ke hotel untuk mandi air hangat dan istirahat sebentar. Abis sholat dzuhur, kami melanjutkan perjalanan. Alhamdulillah cuaca udah lebih terang. Kami jalan kaki ke arah KonJen RI dan makan di warung Candra di seberangnya. Makan nasi rawon (utk de dan masguh) dan nasi goreng (1 porsi untuk Rafa & Fayra), plus teh manis hangat 3 gelas…. HKD$160 ajah. huhuhuhu

Kata masguh, udah pasti makanan indonesia lebih mahal. Soalnya kluwek ma terasi nya kan import. hehehe.

Dari warung Candra kami jalan kaki lagi ke arah Sogo. Trus turun ke stasiun MTR di basement nya Sogo untuk naik kereta ke arah Tsim Sha Tsui di Kowloon (pulau di seberang Hongkong island). Sekitar 15 menit perjalanan MTR sampai tujuan. Trus jalan kaki lagi ke Science Museum.

Tiket masuk dewasa : HKD$25
Tiket masuk anak 6-11th : HKD$12,5

Gedung ini terdiri dari 4 lantai, 3 ke atas dan 1 ke bawah. Ada lebih dari 500 alat peraga disana yang menjelaskan tentang ilmu pengetahuan dari energi, transportasi, kaca, telekomunikasi, anatomi tubuh manusia-hewan-tumbuhan, dll. Semuanya ditata rapih, menarik, informati, dan interaktif.

Di lantai dasar kita disambut dengan berbagai alat peraga yang berhubungan dengan energi. Masguh membantu menjelaskan ke Rafa setiap alat peraga yang kami coba. Fayra juga gaya deh, ikut-ikutan pencet alat peraga apapun yang dilakukan mas Rafa.

Foto diatas diambil ketika Rafa mencoba menarik kabel dari sebuah alat yang pada layar nya ada gambar stop kontak listrik dengan tulisan “kalo mau tau ada apa dibalik stop kontak ini, tarik tali nya“. Dengan semangat ditariknya tali, gambar berubah menjadi instalasi kabel listrik di rumah. Ditarik lagi, gambar tiang listrik terus sampai ke kantor pusat tenaga listrik. Rafa jadi mengerti bagaimana listrik disalurkan dari PLN sampai ke rumah.

Rafa juga tidak melewatkan Magic Plasma Ball. Dia menempelkan telapak tangan nya, kemudia aliran listrik menyambar telapak tangannya. Berbentuk seperti petir berwarna warni. Seru!

Di lantai dasar sebelah kiri juga ada alat peraga yang berhubungan dengan konstruksi bangunan. Beberapa sudah menerapkan sistem robotik. Tapi ukuran nya dibuat mini. Traktor itu aja cuma cukup dinaiki Rafa.

Dilantai 2 ada telecommunication gallery. Karena bidang pekerjaan de dan masguh di dunia telekomunikasi, maka kami berkewajiban menjelaskan konsep telekomunikasi. Kebetulan disini dijelaskan secara lengkap. Dari cara kerja telepon, perkembangan jenis kabel dari wire sampai fiber optic, sampai konsep selular juga ada. Oh ya… ada penjelasan tentang pemasangan kabel laut juga loh. Ada miniatur kapal laut yang dilengkapi dengan rol kabel laut. Trus ada animasi penjelasan cara pemasarangan kabel dibawah laut. Wah…Rafa jadi tambah ngerti aja apa yang dilakukan oleh papa-mama nya dikantor.

Ini yang gak kalah seru. Semua orang udah tau kalo Rafa itu banci tampil dengan tingkat kenarsisan yang mayan tinggi *nurun siapa sih*. Melihat ada studio televisi mini, Rafa langsung mencoba menjadi presenter cilik. Dia mengutak atik alat yang biasa dioperasikan oleh operator di stasiun TV. Pindah-pindah dari kamera 1 ke kamera 2. Sampai dia pastikan wajah dia muncul di TV. Kurang narsis apa coba?

Dilantai 3 kami masuk ke ruangan kaca. Disini dijelaskan tentang kaca cembung, cekung dan bagaimana aplikasinya. Berbagai macam pantulan bayangan di peragakan disini. Setiap kaca, beda hasilnya. Fayra yang paling senang disini. Dia merasa banyak anak kecil seumuran dia yang ikut main. Padahal itu semua bayangan dia sendiri. hahaha.

Terakhir kami turun ke lantai basement. Ilmu tentang fisika dan biologi dijabarkan disini. Dari penggambaran berbagai anatomi manusia, hewan dan binatang. Sampai bagaimana hewan, tumbuhan dan manusia tumbuh – berkembang. Rafa takjub melihat perkembangan janin sampai dilahirkan. Tapi terakhirnya Rafa tanya “nah yang 9 bulan ini keluarnya lewat udel ya ma?” hihihihi

Saking seru nya bermain dan belajar disini, kami baru sadar kalau diluar sudah hampir gelap. Udah gitu kami sempat liat warning yang ditampilkan melalui ticker news di salah satu dinding museum. Wah…peringatan thunderstrom. Harus cepat pulang nih, takut kenapa-napa di jalan. Soalnya nyebrang pulau juga…walo gak berasa karena naik MTR.

Padahal rute kami seharusnya dari Science Museum kami akan jalan kaki ke Avenue of stars (semacam Hollywood Walk of Fame gitu loh) dan melihat symphony of lights yang akan dimulai jam 8 malam di Victoria Harbour. Semua gedung bertingkat di Hongkong akan memancarkan sinar yang menari-nari. Lampu dan laser beraneka warna dan bentuk akan terpancar dari 30 gedung diseputar pelabuhan mengikuti irama lagu. Waktu gugling gambarnya menggoda banget:

Apa daya hujan lumayan deras dan angin nya juga kencang. Akhirnya kami putuskan untuk nyari stasiun MTR terdekat dan langsung pulang ke Causeway Bay. Kasian Rafa dan Fayra keanginan juga kehujanan.

Tips hari ini:
– Kata orang Deplu yang ketemu waktu makan siang di warung Candra, sebaiknya ke Hongkong jangan pas summer (musim panas). Karena cuaca sangat tidak menentu. Seringnya hujan malah kadang ditemani taifun (angin ribut). Kalau winter (musim dingin), cuaca cenderung cerah cuma udara nya aja yang dingin. Jadi ke Hongkong sebaiknya bulan September – Januari.

– Pantes aja di tiap kamar hotel disediakan payung besar dengan logo hotel, karena ternyata cuaca di musim panas ini benar-benar tidak terduga. Jangan terpesona dengan awan biru nan cerah saat kita berangkat, karena di tengah jalan bisa terjadi hujan deras dengan angin kencang. Jadi jangan heran kalau foto kami di liburan kali ini kebanyakan pake raincoat atau ada basah dikit.

– Hampir di setiap pintu masuk public space disediakan plastik untuk membungkus payung. Karena mall, tempat wisata atau toko-toko tidak mau lantainya basah kena tetesan air dari payung. Pertamanya kami gak tau fungsi plastik itu, dan orang-orang menatap kami yang masuk dengan payung yang netes-netes air hujan. Trus setelah kami perhatikan, semua orang masuk pasti ngambil plastik itu dan membungkus payungnya dengan rapih. Maaf…ndeso tenan deh kami.

PS: Hari ini 17 Juni 2008, seperti yang tertulis di buku nikah … kami sudah melalui 8 tahun biduk rumah tangga. Semoga pernikahan kami selalu bahagia dan mesrah…amin

SEMUA POSTING TENTANG HONGKONG BISA DILIHAT DI SINI

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Ocean Park – Hongkong

Ocean Park – Hongkong

Hari kedua di Hongkong, 17 Juni 2008

Masguh harus kerja *ya iyalah…masguh kesini kan untuk kerja, kami ber3 aja yang nebeng liburan hihihihi*. Karena gak mau menyia-nyiakan waktu yang ada, de nekat pergi bertiga aja. Dari hotel kami naik taxi ke Far East Finance Centre, tempat masguh mengerjakan tugasnya hari ini. Kalau dilihat dari peta sih kaya nya dekat sama stasiun MTR Admiralty Centre, cuma takut bingung nyari gedungnya…jadi diputuskan naik taxi bayar HKD$30 ($1 = Rp 1,000).

Karena belum jam 9, kami makan dulu di KFC gedung sebelahnya. Ternyata ada paket sarapan yang isinya scramble egg, sosis, hot milk tea, chicken wing. Lumayan untung ganjel perut. Rafa dan Fayra lahap banget ngabisin makanannya.

De liat peta, kira-kira nunggu masguh enaknya pergi kemana yang gak jauh dari gedung ini. Iya…peta emang udah jadi kitab de selama berada di negara orang. Pokoknya modal liat peta sama berani nyamperin orang untuk nanya jalan pake bahasa inggris….yakin bakal selamat dimanapun berada.

Nemu 1 titik yang lokasi nya cuma di seberang gedung, dengan tulisan “CITYBUS to OCEAN PARK (9am – 4pm)”. Trus liat di brosur Family Fun Guide, disitu digambarin kalo Ocean Park ini sebuah tempat wisata dengan berbagai atraksi binatang laut … mirip ama Ancol kalo di Jakarta. Tempatnya sih jauh dari Far East Finance Center, tapi kan pemberhentian bus nya dekat dari sini. Berpisahlah kami ber3 sama masguh di gedung ini.

Ternyata gak bisa nyebrang ke tempat pemberhentian bus dari atas jalan. Kami harus turun ke arah stasiun MTR dibawah tanah. Karena gak ada lift atau eskalator, terpaksa stroller dilipat dan di tenteng. Ada seorang esmud (eksekutif muda) berjas rapih yang kasian ama emak bawa 2 anak, 2 tas plus 1 stroller ini. Dia bantu bawain stroller sampai ke seberang. Alhamdulillah…masih ada orang baik di dunia ini.

De berjalan ke arah loket bus yang ternyata menjual tiket masuk ke Ocean Park juga. Sekalian beli tiket bus return, biar nanti ketemu masguh lagi disini. Berikut harga tiketnya:

  • Tiket masuk Dewasa HKD$ 208
  • Tiket masuk Anak 3-11 tahun HKD$ 103
  • Tiket citybus Dewasa HKD$10,6
  • Tiket citybus Anak 3-11 tahun HKD$5,3

Kalo dirupiahin total ke Ocean Park abis 350rb deh. Fayra masih gratis masuk tempat wisata atau naik kendaraan umum.

Saat kami berangkat, cuaca diluar cukup cerah. Tapi begitu sampai di tujuan, cuaca berubah menjadi berawan…sangat gelap. Di pintu masuk, seorang petugas meminta konfirmasi “karena mendung dan sangat berkabut di atas sana, maka beberapa atraksi luar ruangan kami tutup hari ini. is that ok with you?” . Yah mo gimana lagi. Udah terlanjur beli tiket yang mayan mahal untuk kantong kami, dan di hongkong pun cuma 4 hari…mau gak mau ya menerima keadaan ini. Hujan turun deras sekali. Kami bertahan di pintu masuk sebelah toko souvenir. De lihat orang-orang sibuk memilih raincoat. Akhirnya de ikut beli raincoat bening ukuran dewasa HKD$25 + raincoat kids seharga HKD$50. Ampun deh, demi nekat masuk ke sini…terpaksa beli jas ujan seharga 75rb rupiah.

Hambatan gak cuma di cuaca doang. Karena baru pertama kali kesini, de benar-benar tidak mengenali medan. Ternyata kami harus melewati 4 eskalator setinggi 2-3 meter sebanyak 4 buah. Liat foto diatas deh, gak mungkin kan de membawa stroller yang berisi Fayra diatasnya? Curam sekali! Lagipula peraturan disini sangat ketat. Dinding kaca eskalator ditempel foto dilarang membawa stroller diatas eskalator. Terpaksa stroller dilipat dan ditenteng selama berada diatas eskalator. Rafa membantu membawakan tas ransel yang berisi termos, susu, air minum, baju ganti dan diapers Fayra. Lumayan berat untuk anak seusia Rafa. Tapi dia menyanggupi karena kasian liat mama yang repot gandeng Fay sambil nenteng lipatan stroller. I love you mas, and I’m very proud of you son!

Ocean Park ini sangat luas (870,000 meter persegi) dan berbukit. Pemandangan dari atas sangat indah. Kita bisa melihat kota Hongkong dari sisi yang berbeda. Sayang hujan rintik membuat foto sedikit buram, kalo cuaca cerah…pasti luar biasa hasilnya.

Atraksi permainan banyak yang ditutup, atraksi binatang diluar ruangan juga ditutup. Kami cuma bisa melihat aquarium hiu dan jellyfish (ubur-ubur). Tidak seperti di seaworld Ancol, aquarium disini dipisah berdasarkan jenis hewannya.

Foto diatas diambil saat kami melewati terowongan dibawah aquarium hiu. Walaupun ruangannya gelap, Fayra cukup menikmati. Jarinya yang mungil sibuk menunjul ikan pari besar yang lewat diatasnya.

Semua penjelasan yang terdapat disini (brosur, dinding, maupun papan petunjuk) semua dibuat dalam 2 bahasa yaitu China dan Inggris. Lumayan membantu de untuk menjelaskan ke Rafa apa saja yang kami lihat. Menurut de taman ini memang sangat cocok untuk anak sekolah. Permainannya menarik dan menantang seperti dufan, informasi tentang binatang lautnya sungguh lengkap. Pantas aja kalo 30,000 anak sekolah di Hongkong pasti mengunjungi taman ini setiap tahunnya.

Balon udara yang dibelakang itu juga gak terbang karena hujan. Duh padahal pingin banget. Kapan lagi bisa naik balon udara…di Jakarta kan gak ada.

Oh iya, saat di depan aquarium jellyfish … de sempat dimarahi sama seorang nenek dalam bahasa china. Dia narik-narik raincoat yang de pakai, disuruh nutupin stroller. Karena dia liat Fayra cuma pake jaket aja, celana nya basah kuyup. Sedangkan stroller nya gak dilengkapi raincoat (di indonesia merasa gak butuh raincoat untuk stroller). De jelasin kalo de bawa baju ganti dan akan secepatnya gantiin baju Fayra nanti kalo sudah sampai bawah atau di bus. Rafa kebingungan liat nenek itu marah-marah pake bahasa china, tapi mama nya kok ngebalas dengan bahasa inggris. Duh de terharu juga ada orang yang perhatian sama anak kecil sampai segitunya. Tapi gak kebayang kalo de jadi menantunya. hihihihihi

Ocean Park dibagi menjadi 2 area, Headland dan Lowland. Kedua area ini dihubungkan dengan kereta gantung (cable car) sejauh 1,5km. Ketika datang kami naik 4 eskalator untuk mencapai headland. Untuk turunke lowland kami naik kereta gantung.

Lihat bukit yang ada dibelakang foto diatas? Itu lah Headland. Sepanjang perjalanan kami di kereta gantung, kehilangan sinyal selular. Masguh yang udah selesai, mencoba menghubungi kami tapi gak bisa. Dia nyusul ke Ocean Park. Tapi gak berhasil menemukan kami. Dia sibuk chatting sama teman2 de, bilang kalo de HILANG! wah jadi heboh deh…

Masguh sampe kepikiran untuk minta bantuan bagian informasi. Siapa tau bisa manggil kami melalui pengeras suara. Tapi taman segitu luasnya, juga kondisi hujan deras…gak mungkin akan kedengaran. Ketika de udah dapat sinyal, de terima SMS dari masguh yang ngabarin kalo dia udah di Ocean Park. Tapi de udah terlanjur kirim SMS ngasih tau kalo kami udah didalam bus balik ke Admiralty Centre. Akhirnya masguh langsung naik bus untuk menyusul kami. Udah beli tiket mahal, gak masuk ke dalam tamannya … yang penting nemu istri dan anak-anak. hihihihihi

Kami balik ke hotel dengan kondisi baju dan sepatu basah kuyup. Mandi air hangat dan istirahat dulu sebentar. Siap-siap melanjutkan perjalanan….

Tips hari ini:

Ocean Park tidak ramah stroller. Kalo mo kesini jangan bawa stroller deh. Repot banget harus nenteng-nenteng. Ada tempat penyewaan loker, tapi harga loker kecil HKD$50 sedangkan yang besar HKD$75. Dalam rangka pengiritan…de gak rela nitip stroller bayar 75rb rupiah. Dan berharap ada area yang bisa dilalui dengan stroller…tapi ternyata susah dan merepotkan. Hiksss pelajaran berharga

SEMUA POSTING TENTANG HONGKONG BISA DILIHAT DI SINI

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Liburan 2008 – Hongkong

Liburan 2008 – Hongkong

Hari pertama, 16 Juni 2008

Hari ini harus bangun pagi, kami harus sampai di Bandara jam 6 pagi. Rafa udah dibangunin dari jam 4. Dan terpaksa mandi jam 5. Fay cuma di waslap aja, itu pun saat dia masih tidur nyenyak. Kami berangkat jam 5 lewat dikit, bawa mobil sendiri yang nantinya mobil ini akan diinapkan di sukarno-hatta.

Setelah check-in, kami langsung mengurus fiskal. Ternyata counter pembayaran Fiskal dan bebas fiskal (anak <12 tahun bebas fiskal) itu lumayan jauh. Jadi saat papa bayar fiskal, mama lari ke sisi lain bandara untuk ke counter bebas fiskal mengurus Rafa dan Fayra. Alhamdulillah antrian cuma beberapa orang, jadi gak harus berdiri lama.

Antrian imigrasi yang makan waktu lumayan lama. Heran pagi-pagi dah banyak aja orang ngantri. Kirain kami masih punya waktu untuk sarapan, ternyata 2 jam sebelum jam berangkat itu mepet banget. Terpaksa kami masuk pesawat dalam keadaan lapar. Sambil berharap makanan di pesawat enak. hehehe

Alhamdulillah Fayra gak rewel selama 4 jam lebih dipesawat. Dia anteng aja dibacain buku yang memang sengaja kami siapkan untuk perjalanan kali ini. Karena buku baru, dia masih semangat ngeliatin gambarnya. Rafa juga sibuk mainan dan nonton kartun dari tv yang ada di depannya.

Setelah makan, Fayra tidur nyenyak sampai di Bandara Hongkong. Dipindahin ke stroller pun gak berasa. Asyik aja tidur.

Tepat di security check, de disuruh minggir. Jadi ingat waktu 2003 ke Belanda, transit di Singapore pas di security check harus keluar masuk 3x cuma karena de lupa implant besi dipunggung. Alatnya bunyi mulu, walo de udah buka jaket, sepatu sampai jam tangan. Padahal baru operasi juga 3 bulan sebelumnya.

Kali ini ternyata Fayra yang diperiksa. Karena fayra dalam posisi tidur dan matanya merem, dipasang alat untuk cek suhu badan. Ditakutkan demam dan bawa virus masuk hongkong. hihihihi ada-ada aja yah.

Kami pilih naik kereta airport express train menuju Hongkong Central di Hongkong Island. Kami melewati 3 pulau dalam waktu 30 menit. Gak berasa sih, soalnya tiap nyebrang pulau masuk ke bawah tanah gitu. Jadi gelap doang hahaha.

Sampai Hongkong Central ada bus yang siap mengantar sampai hotel tujuan. Bus ini gratis, karena harga tiket kereta nya juga udah mahal. Dewasa 100rb/ orang, anak-anak diatas 6 tahun cuma 50rb. Fayra masih gratis.

Setelah istirahat sebentar di hotel Rosedale, kami berniat jalan-jalan sambil mencari makan malam. Jalan kaki aja dari hotel Rosedele yang terletak di Causeway Bay menuju Times Square. Kalo liat di brosur sih ada tempat yang jualan mainan anak, tapi ternyata cuma sebuah mall besar dengan toko-toko gitu aja. Akhirnya kami cuma makan di McD aja. Yang jelas cuma jual daging sapi dan ayam. Pesan kentang goreng ma ayam, pilih aman. hihihi

Gak lama disana kami balik ke hotel. Masih capek perjalanan tadi. jadi mo istirahat dan nyiapin tenaga untuk besok jalan yang lebih jauh

Tips hari ini:

– Mengikuti saran dari jeng Fitra, kalo pergi sebaiknya bawa tas selempang untuk menyimpan tiket, paspor, dompet, handphone, pulpen (banyak form yang harus diisi saat pergi ke LN). Kalo pake ransel, sibuk mindahin dari belakang ke depan saat butuh sesuatu. Kalo pake tas cewek yang di jinjing bikin tangan gak bebas bergerak.

– Bawa buku dan mainan anak untuk mengusir kebosanan anak selama di perjalanan.

– Stroller bisa dibawa sampai ke pintu pesawat, tapi kita harus lapor saat check in. Nanti strollernya dikasih tag/gantungan yang mengijinkan stroller kita melewati security check sampai gate.

– Ambil brosur yang banyak di airport. Apalagi di hongkong ada brosur yang beda untuk Shopping Guide, Family Fun Guide, MTR map, Islands map sampai brosur khusus yang menjelaskan tempat2 wisata yang berhubungan dengan budaya sana. De cuma ambil peta dan Family Fun Guide. Sangat informatif isinya. Bisa jadi pegangan selama kita berada disana *kapan yah BUISH menyediakan brosur-brosur menarik dan lengkap informasi seperti itu*

SEMUA POSTING TENTANG HONGKONG BISA DILIHAT DI SINI

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Batal liburan ke Bali

Batal liburan ke Bali

Sebenarnya liburan ke Bali tahun ini sudah jauh direncanakan de, ketika uang bonus kantor turun di bulan April. Nyari tiket pesawat jauh-jauh hari bisa menghemat banyak uang. Dan ngatur jadwal cuti 2 orang pekerja luar rumah ini jadi lebih gampang.

Tapi semuanya hancur berantakan ketika Rabu siang de terima telpon dari masguh “gak jadi ke Bali ma. Liburan ke Bali terancam batal

Waks …gimana sih?

Kesal dan mo marah rasanya saat itu. Kok bisa sih form cuti udah ditandatangan, ujuk-ujuk dapat tugas dadakan. Trus gimana dengan tiket pesawatnya? Gimana dengan voucher hotel di Bali yang sudah ditangan ini? Gimana njelasin ke Rafa kalo dia gak jadi liburan?

Sebelum de merepet dengan omelan gak jelas, Masguh melanjutkan “gak jadi ke Bali, tapi upgrade ke Hongkong ma. Mau kan liburan ke Hongkong?

Apalagi nih? Anak-anak gak punya paspor. Lagian brapa banyak duit yang harus dikeluarkan untuk sampai Hongkong? Trus gimana anak-anak dipesawat selama itu? wah seribu pertanyaan berputar di kepala de.

Ternyata masguh dapat tugas dadakan dari kantor. Saat dia bilang ke bosnya “kan saya udah ajuin cuti pak. Saya udah janji ma keluarga untuk liburan ke Bali“. Bosnya dengan santai bilang “ya udah pindahin aja liburannya ke Hongkong

Sampai Kamis sore belum ada kepastian dari kantor masguh untuk keberangkatan kesana. Sementara de menunggu dengan cemas. Besok udah jumat, Senin harus berangkat. Mau gak mau jumat harus bikin paspor anak-anak. Belum lagi nyari tiket kesana. Yang ditanggung kantor masguh kan cuma tiket dia, fiskalnya, biaya hotel dan hidup disana. Sedangkan kami ber3 tinggal modal tiket dan paspor aja.

Kamis malam kepastian itu datang. Akhirnya jumat de gak kerja karena harus bawa anak-anak ke imigrasi. Alhamdulillah siang udah selesai paspornya *untung ada orang dalam ^_^*.

Jumat sore travel agent pun ngasih kabar tentang konfirmasi hotel di Hongkong. Lega banget. Tapi ternyata kantor masguh cuma mengijinkan tiket pesawat Singapore, Cathay atau Garuda. Tanggal 16 tidak ada penerbangan Garuda dari JKT ke HKG. Kalo pake Singapore transit dulu min 1,5 jam di Changi. Akhirnya kami pilih Cathay deh. Walo sebelumnya pingin naik China Airlines yang jauh lebih murah. Apa daya….hiks.

Ternyata gak semudah itu kepergian kami, sampai siang tadi kami belum menerima uang jalan (SPJ istilah dikantor masguh) untuk biaya hidup disana. Karena surat masguh baru diajuin jumat pagi, maka uang dari dept. finance belum cair. Akhirnya minggu malam kami pergi ke rumah salah seorang staf finance yang kebetulan membawa dollar untuk orang-orang kantor yang mau pergi ke communicasia di singapore. Masguh diijinkan untuk pakai uang itu dulu. Alhamdulillah

Packing sudah selesai. Ternyata liburan 2 orang dewasa yang membawa 2 anak, membuat 1 koper besar tidak cukup menampung segala keperluan yang mau dibawa. Kami juga bawa popmie 6 biji, susu fay 3 kaleng 400gr, abon, diapers. Karena katanya disana susah cari makanan halal. Terpaksa kami harus menambah 1 ransel besar untuk pakaian de dan masguh. Karena koper sudah penuh dengan keperluan rafa dan fayra.

Rafa juga membawa 1 ransel yang berisi buku dan mainan. Papa nya bertugas pegang 1 koper + 1 ransel besar. Mama bawa 1 ransel berisi termos, susu dan diapers Fay untuk kebutuhan diperjalanan…. juga bawa 1 tas slempang yang berisi surat2 (paspor, fax konfirmasi hotel, uang, dll) sambil mendorong stroller Fayra.

Semoga perjalanan kami tidak menemui hambatan apapun. Amin

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Ninggalin anak

Ninggalin anak

Resiko sebagai pekerja luar rumah, adalah bersedia melakukan tugas dari perusahaan apapun dan dimanapun. Beruntung de bersuamikan orang yang bekerja di dalam bidang yang sama. Setidaknya kami saling mengerti akan resiko pekerjaan masing-masing.

Ada perjanjian tidak tertulis yang telah de dan masguh sepakati. Kalau de yang tugas ke luar kota, maka mami datang dan menginap untuk menemani anak-anak dirumah. Kalau masguh yang tugas ke luar kota/negeri, maka kami meng-import orang tua masguh dari Surabaya untuk tinggal dirumah kami. Setidaknya dengan begini anak-anak tidak merasa kesepian banget saat orang tuanya tidak ada dirumah selama beberapa hari. Kalo masguh tuh … tugas luar paling cepat 3 hari, paling lama sebulan. Makanya rela ngimport ortunya jauh-jauh dari jawa timur.

Tahun ini adalah tahun terberat untuk de, karena pekerjaan menuntut de untuk pergi ke luar Jakarta. Diawali Januari – Februari harus ke Surabaya, kemudian di lanjut Bandung. Harusnya lanjut lagi ke Semarang, tapi badan ini gak kuat (maklum umur makin tua hehehe). Terpaksa minta ganti orang untuk melanjutkan misi, alhamdulillah bos mengerti dan menerima.

Bulan Mei ini de cuma pergi ke Jogja lanjut Solo. Harusnya pun ke Semarang lagi, cuma bos ngasih taunya telat. Nelpon jam 11 siang, padahal pesawat untuk pulang ke jakarta jam 6 sore. Akhirnya misi pun dilanjut oleh teman yang lain. Kok ya pas Semarang muluw yang dilewatin…padahal gak sengaja loh. Lagian akhir tahun kemarin de juga udah ke Semarang kok.

Jadwal bulan Juni sudah keluar, de harus ke Batam tanggal 16-19. Tapi kami sudah berencana untuk liburan tahunan keluarga tanggal segitu. Tiket dan voucher hotel untuk liburan sudah ditangan. Memang sengaja kami pesan jauh-jauh hari sebelumnya, supaya tidak sulit mencari karena tanggal segitu musimnya liburan anak sekolahan. Nego dengan bos dan tim lain … BERHASIL! Intinya “pekerjaan tidak boleh mengganggu jadwal cuti” hihihihi

Akhirnya jadwal ke Batam mundur tanggal 20-23 Juni. Padahal tanggal 20 itu harusnya de masih cuti. Sementara teman-teman lain berangkat tanggal 19. Tapi mana tega de dari Bali jam 9.45 trus sampe di Sukarno-Hatta ninggalin masguh dan anak-anak beserta koper, untuk lanjut ke Batam. Sekali lagi de bersyukur…bos gak ada masalah dengan hal ini. De dipersilahkan berangkat tanggal 20.

Sedih … pasti!

Kangen … selalu!

Tapi ini semua harus dijalani. Setidaknya memang tahun ini harus nyapu-nyapu keliling indonesia dulu. Kejadian ini sama persis ketika de kerja di pabrik panci yang baru mulai melebarkan sayap ke kanan dan kiri pulau jawa.

Divisi lain suka sirik dan bilang enak ya kalian bisa jalan-jalan gratis terus … wuenak gundulmu! Pergi untuk kerja bukan liburan. Mana enak, wong dibebani harus kirim laporan sehari 2x. Selama di lokasi itu pun kami stay di hotel, karena kantor cabang belum selesai dibangun/renovasi. Biasanya kami ngumpul di 1 kamar dari jam 9 pagi sampai jam 12 malam. Tidurnya balik lagi ke kamar masing-masing. Keluar hotel paling cuma untuk cari makan atau cari sinyal yang bagusan. Suka malu kalo harus kerja di mall (kalo kepaksa sinyal yang bagus dikota itu baru di mall). Kami ber 3-5, beli makan dan minum biar gak diusir, gelar beberapa handphone dan laptop tanpa saling bicara satu sama lain. Konsentrasi dengan tugas masing-masing soalnya.

Senangnya di Solo kemarin sempat ketemu hotma yang menemani makan soto enak dan murah. Makasih ya jeng, lain waktu temani aku nyari batik. Tapi mungkin kalo kesananya liburan, bukan kerja.

Sayangnya gak sempat ketemu Shant yang udah cengklungan nungguin dirumahnya. Karena hari itu kami diusir sama pihak hotel. Mau perpanjang gak bisa, hotel sudah fully booked. Jadi yang harusnya main ke rumah shant untuk makan bakso, jadi sibuk nyari hotel lain. Maaf ya shant, lain kali kalo kesana insya Allah tak sempatkan mampir.

Kalo lagi kerja, gak berasa ninggalin anak. Masih bisa nelpon rumah beberapa kali. Masih bisa YM-an sama masguh nanyain kondisi rumah tadi paginya. Tapi saat menjelang tidur … adalah saat-saat terberat. Dimana kangen dan sedih menumpuk dalam dada ini. Kamar hotel yang besar dan fasilitas di dalamnya tidak bisa mengobati rasa kesendirian. Jauh dari anak-anak dan suami … hiks.

Kalo bertepatan dengan wiken atau lokasi gak jaug dari Jakarta kaya ke Bandung yang lalu, kebetulan juga dapat hotel semi apartemen … masguh dan rafayra bisa nyusul ke hotel. Walo tetap ditinggal untuk kerja, setidaknya saat tidur bisa ada disamping mereka.

Alhamdulillah 2 minggu ini gak ada jadwal pergi (Bali, Lombok, Pekanbaru, Medan diserahkan ke teman lain). De bisa ada disamping Rafa yang akan menjalani Evaluasi Hasil Belajar semester 2. Mulai besok 5 Juni, Rafa akan ulangan umum sampai tanggal 10. Bagi rapot tanggal 14 Juni. Makanya kami bisa liburan tanggal 16-19. Setidaknya di saat Rafa butuh bimbingan belajar, mama nya ada di Jakarta.

Untuk itu, de nutup warung sampai Juli 2008. Order ditutup dulu sementara waktu. Blogwalking akan jarang. Kalo update blog mah tergantung isi kepala nanti.

Mohon do’anya biar Rafa mendapat kemudahan selama ulangan umum. Duh anak yang mau EHB, kok emak bapaknya yang panik duluan dan deg-degan yah. Foto dibawah untuk menutup postingan kali ini. Rafa dan Fayra joget di depan kaca menjelang tidur:

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn