Identitas baru

Identitas baru

Lebih dari 3 bulan saya menjadi penduduk gelap alias tanpa identitas. Dan entah kenapa…semuanya terjadi secara berurutan. SIM A saya sudah mati dari tahun 2004, sejak diputuskan saya tidak boleh nyetir mobil sama dokter tulang. KTP Jakarta saya terpaksa ditutup karena rumah orang tua saya di cempaka putih dijual. Akhirnya kami mengurus KTP dan KK di Tangerang sebagaimana lokasi kami tinggal di rumah hasil keringat sendiri. Tapi karena ramadhan dan lebaran, proses pembuatan KTP dan KK membutuhkan waktu yang lebih panjang dari biasanya. Saya bingung harus bawa identitas apa saat keluar rumah. Saya langsung cari pasport, ternyata expired September 2007. Dan yang lebih parah … kartu atm saya tertelan di mesin saat itu juga. Untuk mengurusnya tentu saja dibutuhkan identitas dan buku tabungan. uggghhhh

Kebetulan ada beberapa hari dimana saya harus ketemu orang di sebuah gedung perkantoran. Untuk masuk kedalamnya saya harus menukarkan identitas dengan GUEST CARD. Saya cuma punya IDcard dari kantor dan selembar fotocopy KTP jakarta (yg sebenarnya udah mati dan diganti surat pindah). Satpam di gedung itu kekeuh minta KTP/SIM/Pasport, kalo tidak saya harus mengurus dulu di kantor sekuriti. Padahal waktu saya tinggal 5 menit lagi sebelum janji saya dengan orang yang harus saya temui. Dengan memasang muka kesal dan agak ngotot, akhirnya satpam itu luluh dan menerima IDcard kantor + fotocopy KTP. Dan saya pun langsung terbirit-birit pergi sebelum menyalahi janji. Minggu berikutnya saat saya harus ke gedung yang sama, dengan pede saya berjalan dengan IDcard kantor yang dikalungkan dileher tapi saya balik. Sehingga nama PT dan foto saya tidak tampak. Saya pun bisa masuk dengan selamat tanpa harus adu debat dengan satpam.

Minggu lalu pak RW kerumah untuk mengantarkan KTP dan KK baru. Betapa senangnya saya membaca secara detil penampakan dari identitas baru saya. Kalau sebelumnya field PEKERJAAN terisi PELAJAR walopun STATUS = MENIKAH dan udah punya anak 2, kali ini PEKERJAAN terisi MENGURUS RUMAH TANGGA:

my new ID
Duh bangga sekali rasanya….

Tapi saya masih harus mengurus Pasport, ATM dan SIM A dalam waktu dekat. Iya…saya udah boleh nyetir ama dokter dengan syarat mobilnya harus MATIC. Pleeeeaaaaseee deh dok, mosok untuk bisa nyetir aja saya harus ganti mobil sih. Ah bodo deh … yang penting saya bikin SIM nya dulu ajah.

Ada yang menerima jasa pengurusan identitas tsb?

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Down for a week

Down for a week

Sebel….
masrafa.com mati suri selama seminggu lebih. Pemilik hosting gak ngasih info apa-apa tentang ini. Setelah ditelpon sehari 3x selama 2-3 hari berturut-turut…akhirnya bisa tayang lagi.

Mohon maaf untuk pembaca cerita rafa yang udah bolak balik kesini dan gak bisa liat apa2.

insya allah minggu depan deh update halaman ini

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Pesta Blogger 2007

Pesta Blogger 2007

Ketika saya mendapat email undangan untuk menghadiri Pesta Blogger 2007 untuk mewakili komunitas Blogfam, saya merasa sangat tersanjung dan excited banget. Kapan lagi bisa bertemu ratusan blogger yang selama ini hanya saya kenal di dunia maya.Pertanyaan masguh “emang mo ngapain aja disana?” tidak dapat saya jawab secara detil. Saya sendiri masih belum kebayang apa yang akan saya lakukan disana. Saya cuma bisa bilang “baca di www.pesta blogger.com aja deh” hehe

Rencana nya saya meminta masguh untuk ‘menggauli’ suami teman baik sementara istri-istri nya berpesta. Tapi sayang….teman baik tidak bisa datang karena cacar *gak ada penyakit yang lebih keren lagi wi?*. Akhirnya masguh memutuskan untuk mengajak Rafa, supaya ada teman untuk ekplorasi Grand Indonesia yang memang belum lama dibuka.

Masguh dan Rafa mengantar saya sampai di lobi Blitz Megaplex. Suasana seperti foto di atas lah yang menjadi pemandangan pertama saat memasuki arena pesta. Kebetulan saya bertemu beberapa teman dari Blogfam yang sama-sama memakai kostum dadakan I’m a BLOGFAMous. Penyakit standar blogger kalo ketemuan…langsung deh banci potonya kumat:

Acara dimulai dengan berkumpul di studio 1. Dibawah layar besar tersedia beberapa kursi untuk pembicara. MC mengucapkan selamat datang kepada seluruh peserta, dan ketika nama komunitas berbagai blog disebut para wakil berdiri untuk menandakan kehadirannya. Komunitas id-gmail lah yang paling ramai baik dari sisi jumlah yang hadir sampai responnya sepanjang acara. Sebenarnya saya merasa kurang nyaman dengan respon yang kadang saya rasa kurang pada tempatnya. Apalagi saat enda menyampaikan sambutan pembuka dari ketua panita. Komunitas ini terus saja melemparkan celetukan-celetukan yang membuat peserta lain terganggu. Gak tau dengan yang lainnya, yang pasti saya merasa terganggu.

Acara dilanjutkan dengan sambutan dari Bapak Menkominfo Muhammad Nuh yang kemudian menetapkan tanggal 27 Oktober sebagai HARI BLOGGER NASIONAL. Beberapa orang peserta bertetiak “libur….libur….libur”. Hehehe…saya sih setuju untuk hal yang ini.

Sayang saya tidak bisa mengikuti acara secara keseluruhan. Rafa sudah jenuh dengan Grand Indonesia yang tidak ada TimeZone nya. Saya pamid pulang setelah selesai makan siang. Salut untuk jajaran panitia yang sudah bekerja maksimal untuk mewujudkan mimpi ini menjadi nyata. Secara keseluruhan acara ini seru juga karena saya bisa bertemu banyak teman, seleb blog, blogger terjauh (dari poso), blogger termuda (anak SMP), sampai blogger tertua (prof iwan yg berusia 73 th).Jujur pesta ini masih jauh dari bayangan saya.

Saya berharap ajang ini benar-benar merupakan pesta, tempat kita bisa bersosialisasi-bertetap muka-berkenalan-mengobrol panjang. Tapi kenyataan yang tersaji di pesta ini hanya beberapa forum diskusi panel yang membuat kebanyakan peserta menjadi jenuh karena tidak melibatkan interaksi peserta.

Saya harap Pesta Blogger 2008 akan lebih baik dari ini dan bisa membuat indonesia bersatu dengan suara baru!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Idul Fitri 2007

Idul Fitri 2007

Idul Fitri 2007

Ramadhan 2007 telah berlalu, alhamdulillah tahun ini saya bisa menjalankan ibadah puasa tanpa rintangan penyakit, kehamilan atau menyusui seperti tahun-tahun sebelumnya. Ramadhan tahun ini adalah kali kedua saya menjalankan ibadah setelah puasa tahun 2005. Cuma hutang 12 hari karena periode kewanitaan ajah yang menjadi hambatan hehehe.

Idul fitri tahun ini kami di Jakarta. Karena tahun depan adalah jatah kami ke Surabaya. Biar adil, kami bergantian merayakan Idul Fitri antara Jakarta dan Surabaya. Tapi ternyata tahun ini keluarga mas Iwan gak bisa pulang berlebaran di Jakarta, mereka merayakan di Batam. Dan mami juga ada acara lain yang mengharuskan untuk pergi ke Jawa Tengah setelah sholat Ied. Jadi kami merayakan hari kemenangan ini hanya dengn Heri dan keluarga besar jakarta yang lain (om, tante, sepupu, dll).

2 minggu penuh saya menjadi fulltime mother at home karena 2 asisten pulang kampung. Alhamdulillah saya bisa meyakinkan bos untuk memberikan cuti 2 minggu penuh. Sebenarnya bos agak kurang rela, tapi saya mengingatkan beliau untuk tidak merasa terganggu kalo saya membawa Fayra ke kantor. Kebayang kan ada gadis mungil berangkang sana sini diantara cubicle meja kerja hihihihi.

Pembagian tugas cukup asyik juga… papa nyuci dan ngepel, Rafa nyapu dan beresin mainan (termasuk yang diberantakin sama Fayra juga), mama masak (eh lebih banyak nelpon delivery service ding hehe) dan menjaga Fayra. Yang nyetrika siapa? Papa cuma mau nyuci, mama tidak bisa meninggalkan Fayra. Akhirnya kami memanggil orang untuk menyetrika cucian kering yang sudah menggunung karena 2 minggu tidak di setrika.

Fayra ternyata tidak mau menyentuh makanan instan yang udah saya disiapkan untuk keadaan darurat. Mungkin karena saya tidak pernah mengenalkan makanan instan sejak dia lahir, jadi dia merasa aneh dengan rasanya. Tapi saya bersyukur karena ternyata Fayra lebih memilih ketupat + sayur labu, lontong + sayur lodeh, spageti bolonis yang saya bikin untuk sarapan, nasi hangat + tempe goreng, dan makanan dewasa lain yang dimakan oleh kami. Bahkan Fayra doyan banget sama teh botol dan Java Chip Frapucinno karena Fayra udah canggih menggunakan sedotan. duh maaf sayang…mama suka lupa kalo kamu udah umur setahun lebih

 Rafayra gosok gigi bersama
Rafa – Fayra kompak gosok gigiTidak ada orang lain dirumah, membuat kami menjadi lebih dekat satu sama lain. Kami selalu bersama selama 24 jam x 14 hari, kami saling membantu, kami juga tidur dalam 1 kamar selama 2 minggu itu. Asyik banget deh.Fayra sekarang lagi belajar jalan, jadi maunya titah terus. Dan Fayra tidak mau diajak orang selain mama-papa. Karena takut punggung saya bermasalah lagi, urusan titah Fayra diambil alih oleh papanya. 2 minggu mengikuti aktifitas Fayra, sukses membuat masguh kehilangan 5kg dari beban tubuhnya. Saya pun juga ikut agak langsing karena turun 2kg. Asyik kan pah…kita gak perlu diet!

 Rafayra main di kolong meja
Rafa – Fayra main di kolong mejaDokter selalu mengingatkan saya untuk tidak mengangkat beban lebih dari 4kg. Dokter mengijinkan saya untuk memangku Rafa atau Fayra selama saya dalam posisi duduk yang benar. Tapi ibu mana yang akan tega untuk tidak menggendong anaknya? Ya…saya akui kalo saya bandel. Saya nekat menggendong Fayra lebih dari 5 menit setiap kali ada kesempatan. Saya rela merasakan ngilu luar biasa ketika menjelang tidur malam, setiap punggung saya mendapat beban lebih dari yang sudah ditetapkan dokter. 2 minggu di rumah adalah waktu yang kami manfaatkan sebaik-baiknya untuk bisa merasakan kedekatan sebuah keluarga secara full time. Dan kami sangat menikmatinya!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
De, are you moslem?

De, are you moslem?

Barusan abis baca tulisan mas Bayu yang ini. Jadi senyum-senyum sendiri deh. Mengingat peristiwa yang sama juga sering menimpa saya.

R. Kristiani

Melihat sebait nama ini tanpa pernah bertemu muka, pasti tergambar sosok wanita tanpa jilbab. Untuk agamanya? pasti dituduh seperti nama belakangnya lah. hehehe

Saya tidak menyalahkan mami yang memberi nama ini. Bagaimana pun nama adalah do’a. Dan memang do’a mami saat memberi nama saya adalah agar kelak saya bisa menganut katolik seperti dirinya. Karena saya anak beliau perempuan satu-satunya.

Kalaupun akhirnya Allah SWT tidak mengabulkan do’a mami, dan ternyata malah mami yang ikut memeluk agama Islam di tahun 1995… itu saya anggap sebagai anugerah.

Tetapi efek nama ini semakin banyak saya rasakan terlebih setelah saya memutuskan memakai jilbab tahun 1996 sebagai identitas keislaman saya. Banyak orang yang tidak percaya ketika saya menyebut nama saya. Banyak mahasiswa yang kaget ketika dosen memanggil nama tsb dan berdirilah saya lengkap dengan jilbabnya (ya iyalah…mosok dipanggil dosen pake copot jilbab dulu hehehe).

Peristiwa yang kurang mengenakan terjadi ketika saya bekerja untuk mengurus koneksi dari partner ke server kantor. Saat itu pihak MQ meminta passwordnya diganti menjadi ‘subhanallah’ dan saya tidak mengabulkannya. Karena komunikasi terjadi melalui email tanpa bertemu wajah, saya memaklumi kalo saya dituduh rasis. Tetapi sebelum dituduh rasis, saya jelaskan bahwa untuk password sudah ada aturan yang kami terapkan, yaitu 8 karakter dengan komposisi 2 angka + 4 huruf + 2 angka. Jadi bukan karena saya kristiani kemudian saya tolak password tsb. Alhamdulillah mereka bisa menerima.

Saat hamil Fayra, masguh sempat mengusulkan “kita kasih nama anak kedua PERMATA ISLAMI aja ma. Retno itu kan bahasa jawa yang artinya permata. Dan blakangnya kita kasih Islami biar bertolak belakang sama ibunya yang Kristiani. hahaha

Sekarang dengan bisnis sampingan menjual baju renang muslimah, peristiwa yang berkaitan dengan nama makin sering terjadi. Apalagi saya hanya berjualan online tanpa bertemu muka dengan pembeli.

Seringkali saya menerima SMS “is that you on website? are you moslem?

Saat keusilan saya kambuh, ingin sekali saya menjawab “yes that’s me. I’m not moslem. I just wear it to increase sale” hihihihi

Saya sudah pernah bertanya tentang proses pergantian nama, tetapi ternyata birokrasi di Indonesia sulit sekali dan butuh biaya yang tidak sedikit. Ngurus akte kelahiran, ijasah, KTP, kartu keluarga, sampai passport butuh waktu dan biaya. Dan saya belum rela untuk mengeluarkan uang sebanyak itu hanya untuk -delete- nama belakang saya.

Apalah arti sebuah nama? Tetapi nama adalah do’a. Untuk saya…biarlah nama saya menjadi kenangan atas sejarah hidup saya. Karena saya yakin, selain dalam nama… orang tua kita pasti selalu mendoakan yang terbaik untuk anak-anaknya kan?

Yang pasti…saya bersyukur menjadi orang Islam. Dan rasa syukur ini saya tunjukan dengan identitas berupa pakaian yang insya Allah bernuansa islami. Selebihnya biar orang lain yang menilai…

Jadi cukup panggil saya -DE- yaaaaa

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn