Jajan Kacamata

Jajan Kacamata

Karena faktor genetika, seluruh anggota keluarga kami dengan sangat terpaksa harus menggunakan kacamata. Bukan karena gaya, tapi memang cacat fisik alias ada kekurangan dengan jarak pandang.

IMG_1587

Masguh mulai menggunakan kacamata begitu memasuki usia kepala 4. Saya ngatainnya sih Rabun Senja … alias mata merabun karena usia masuk masa senja hahahahaha. Sebenarnya sebelum harus pakai kacamata ‘plus’, setiap General Check Up dari kantor yang dijadwalkan rutin setiap 2 tahunan, Masguh memang dinyatakan ‘minus’. Tapi berhubung minusnya masih kecil dan masguh merasa masih cukup bisa melihat tanpa kacamata, beliau memutuskan untuk BELUM BUTUH. Nah makin kesini, makin ribet sendiri ketika mulai kuliah. Habis lihat layar di depan kelas, setelah itu lihat buku, kepalanya mulai nyut-nyutan karena mata yang melihat samar. Setahun terakhir Masguh memutuskan untuk pakai kacamata.

IMG_1102

Saya sendiri pakai kacamata sekitar tahun 1996, ketika sudah mulai kerja kantoran. Mungkin karena lebih sering melihat layar komputer ditambah dengan faktor genetika dari keluarga saya yang memang mayoritas menggunakan kacamata juga. Tidak hanya ‘minus’, mata saya pun dinyatakan ‘silindris’. Sejak saat itu saya rutin pakai kacamata sampai semua kacamata hitam saya bikin minus + silindris juga.

Fayra yang pernah protes “kenapa sih kacamata hitam mama harus dibuat minus + silindris, kan aku jadi gak bisa pinjem punya mama” Sekarang sih Fayra sudah mengerti alasannya.

Yah percuma dong kalo kacamata hitam hanya digunakan untuk gaya, tapi mata saya burem saat harus pakai kacamata hitam ketika sedang nyetir mobil atau berpergian. Hehehe

IMG_1106

Rafa dan Fayra sama-sama dinyatakan butuh pakai kacamata ketika kelas 4 SD. Mereka juga mewarisi genetika saya, memiliki kombinasi ‘minus’ dan ‘silindris’. Mata Rafa lebih besar angka minus dan silindrisnya dibanding Fayra. Akhirnya sekarang kami semua rutin ke dokter mata setiap 6 bulan sekali untuk pengecekan rutin. Alhamdulillah akhir tahun kemarin silindris di mata Fayra dinyatakan hilang, meski minusnya bertambah besar.

Yang repot dengan mata silindris itu kalau lagi nyetir malam. Setiap kena sinar lampu dari kendaraan arah berlawanan, mata langsung agak blur gitu. Jadi kalau nyetir malam, biasanya saya duduk lebih maju dan otak dipaksa bekerja lebih keras untuk konsetrasi tingkat tinggi. Karena itu saya sering menghindari nyetir malam, rasanya lebih capek di badan

IMG_2404

Yang nyebelin kalo punya anak harus pakai kacamata adalah …. sering jajan bingkai kacamata!

Namanya juga anak-anak, adaaaaa aja alasan kacamatanya rusak.

Yang gak sengaja kedudukan di sofa lah.

Yang keinjek teman di mushola lah.

Yang ketekan saat disimpan di dalam tas lah.

Yang kena bola lah (yang ini gagang aman, tapi tatakan hidung patah).

Saat kacamata rusak, anak-anak harus menunggu sampai akhir pekan datang. Karena kami harus menunggu bos yang nyetir mobil ke Jakarta (saya cuma diijinkan menyetir seputaran TangSel karena kondisi tulang belakang), terlebih pakbos juga yang akan bayar kan tuh. Jadi lah Rafa pakai solasi sampai punya gagang kacamata baru seperti pada foto di atas itu. Hahahaha

Kebijakan dari kantor papanya, pembelian kacamata bisa diganti oleh perusahaan:

  • Bingkai setiap 2 tahun sekali
  • Lensa setiap 1 tahun sekali

Tapi kenyataannya … kami membeli bingkai kacamata anak-anak hampir tiap 3 bulan sekali.

Ini yang kami sebut sebagai JAJAN KACAMATA … sebel sendiri karena sering kejadian.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Hijabku

Hijabku

IMG_9840

Wanita Muslim Indonesia berusaha pakai hijab.

Wanita Arabnya malah nggak pakai hijab kalau lagi di luar Arab.

Semuakah?

Tentu tidak.

Masih banyak wanita arab yg sami’na wa ato’na. Begitu juga wanita Indonesia.

Arab itu negara
Islam itu agama

Saya pakai hijab karena ini salah satu perintah agama yang saya anut, jelas ditulis dalam kitab sucinya (QS 33 : 59 dan 24 : 31)

Saya pakai hijab bukan karena pingin ke arab-araban, cukup idung saya saja lah yang kearaban 😅

Kalau ada orang yang kebetulan menganut agama yang sama dengan saya, tapi belum menjalankan perintah agamanya … itu tanggung jawab pribadi masing-masing. SIAPA PUN ORANGNYA.

QS 39 : 41
Sesungguhnya Kami menurunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk manusia dengan membawa kebenaran; siapa yang mendapat petunjuk maka (petunjuk itu) untuk dirinya sendiri, dan siapa yang sesat maka sesungguhnya dia semata-mata sesat buat (kerugian) dirinya sendiri, dan kamu sekali-kali bukanlah orang yang bertanggung jawab terhadap mereka.

QS 34: 25
Katakanlah: “Kamu tidak akan ditanya (bertanggung jawab) tentang dosa yang kami perbuat dan kami tidak akan ditanya (pula) tentang apa yang kamu perbuat”.

QS 74 : 38
Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Saat Ibu Mengantar Sekolah Anak

Saat Ibu Mengantar Sekolah Anak

Waktu saya masih jadi mbak kantoran, anak-anak berangkat sekolah diantar oleh supir pribadi atau ikut mobil jemputan sekolah. Saya hanya mengantarkan anak-anak ke sekolah saat cuti kerja atau saat anak-anak ada acara kegiatan sekolah di hari libur (biasanya Sabtu).

Meski demikian kesibukan saya di pagi hari sebagai seorang ibu juga lumayan heboh.

Saat mempersiapkan diri sendiri untuk berangkat ke kantor, saya juga multitasking mengawasi mbak yang menyiapkan bekal sekolah anak-anak. Biasanya menu dari saya, sementara eksekusi di dapur dilakukan oleh mbak. Untuk cemilan yang harus dipanggang atau dikukus, sudah saya lakukan malam hari sebelum tidur. Kecuali cemilan yang harus digoreng, mbak tinggal cemplungin ke penggorengan saja.

IMG_2604

Setelah berhenti ngantor, kegiatan antar jemput anak-anak menjadi tugas utama saya. Waktu ada pembantu yang menginap, kegiatan saya lumayan padat. Aktifitas saya di pagi hari gak jauh berbeda dengan kondisi saat saya jadi mbak kantoran. Karena biasanya kegiatan-kegiatan tersebut (mengaji, olahraga, kursus bahasa Arab, belanja kain, ke konveksi, cek toko, dll) saya lakukan setelah mengantar anak-anak, langsung dari sekolah mereka.

Keadaan berubah drastis dimulai ketika mbak yang sudah ikut saya lebih dari 5 tahun memutuskan menikah dan menghabiskan sisa waktunya di kampung halaman. Padahal saat itu suami saya sedang diperbantukan di kantor pusat yang lokasinya ada di Timur Tengah sana selama 6 bulan. Saya pun menjadi Single Fighter dalam periode tersebut. Berbagai macam kegiatan saya kurangi, toko pun saya tutup, saya total berhenti jualan (termasuk tidak melayani penjualan online lagi), saya juga berhenti kursus bahasa Arab. Menghadiri majelis taklim masih terus dilakukan meskipun frekuensinya sudah menurun. Olahraga masih dilakukan setiap hari walau hanya di dalam rumah selama 30-60 menit.

Setiap mau pergi, otak saya sibuk berkalkulasi. Ketika diajak pergi oleh teman pun, saya langsung menghitung kegiatan apa di rumah yang bisa saya lakukan dalam waktu yang sama. Misalnya hanya sekedar makan siang di seputaran BSD saja, setidaknya saya membutuhkan waktu 1-2 jam untuk meninggalkan rumah. Dalam waktu yang sama, saya bisa menyapu – mengepel sambil mesin cuci berputar, kemudian lanjut menjemur pakaian. Atau waktu 2 jam tersebut bisa saya gunakan untuk menyetrika pakaian.

Setelah suami kembali ke tanah air, beliau melanjutkan kuliah lagi setelah pulang kantor. Sampai rumah nyaris tengah malam, gak mau kalah sama mbak Cindrelela. Praktis keberadaan suami hanya bisa dirasakan setiap wiken atau hari libur saja. Alhamdulillah sekarang hidup saya dipermudah oleh mbak yang membantu nyuci nyetrika, setidaknya datang ke rumah saya setelah dzuhur dan bekerja selama 2-3 jam saja. Tugas utama saya masih antar jemput anak dan memasak.

IMG_8441

Tentunya kehebohan di pagi hari tidak berkurang. Karena saya tetap sendiri saat menyiapkan bekal sekolah anak. Saya masak untuk sarapan keluarga, cemilan anak-anak, sampai bekal makan siang mereka. Saat makanan siap, anak-anak sudah sarapan dan rapih siap masuk mobil … eh saya belum sempat mandi. Biar sudah mencoba bangun lebih pagi, seringnya tetap gak kekejar juga urusan mandi ini. Soalnya saya masak disambi nyuci piring dan peralatan masak sekalian. Supaya saat masak selesai, dapur bersih. Saat anak rapih, bekal lengkap tersaji.

Saya bukan robot yang jam biologisnya selalu tepat waktu. Kadang saya bangun kesiangan dan jejumpalitan, tidak sempat menyiapkan bekal kumplit anak-anak. Alhamdulillah seiring tumbuhnya anak-anak yang semakin besar dan mandiri, Fayra suka berinisiatif “nasi masih ada di magic jar kan, ma? Udah mama siap-siap aja dulu, biar aku ceplok telor sendiri untuk sarapan“. Kalau frozen food berlimpah di kulkas, bisa diolah untuk bekal makan siang mereka. Tapi kalau gak ada stok biasanya keluar gerbang komplek rumah, saya belokan mobil ke tukang nasi uduk terdekat kemudian lanjut ke sekolah.

IMG_7557

Saat ngobrol dengan teman yang memiliki 3 orang anak, tersimpulkan:

Ada 2 pilihan saat antar ke sekolah bagi ibu TANPA supir dan pembantu, dengan jumlah ANAK LEBIH DARI SATU:

  1. Ibu tampil mempesona dengan alis paripurna, tapi anak sarapan seadanya dan makan siang beli dekat rumah atau ketring di sekolah
  2. Ibu belum mandi, tapi anak sarapan sehat dan bekal makan siang lengkap

 

Saya memilih yang ke 2, tinggal pakai kacamata hitam untuk menutupi muka bantal.

Yang penting saat buka jendela mobil dan mengucapkan selamat pagi ke satpam sekolah, setidaknya terlihat agak keren terbantu oleh kacamata hitam.

Seringnya sih saya pakai baju olahraga ke sekolah, karena dari sana saya lanjut jogging.

Pakai piyama atau daster pun gak masalah, tinggal dilapis kerudung panjang.

Kuncinya: JANGAN TURUN DARI MOBIL hahahahahaha

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Tahu Rambutan

Tahu Rambutan

Lagi buntu mempersiapkan bekal sekolah anak … kemudian buka aplikasi COOKPAD. Muncul lah beberapa posting yang lagi kekinian yaitu TAHU RAMBUTAN. Menyesuaikan dengan isi dapur, akhirnya saya buat versi ini.

IMG_0475

Tahu Rambutan

Bahan:
1 Tahu Cina
1 butir telur ayam, kocok pakai garpu
Penyedap rasa / kaldu jamur secukupnya
10 butir telur puyuh rebus
1 bungkus mie instan dihancurkan tanpa dimasak

Bumbu dihaluskan:
Lada
Garam
2 siung bawang putih

Cara:
– Hancurkan tahu menggunakan garpu
– Campur tahu dengan telur kocok
– Masukan penyedap rasa dan bumbu halus, aduk rata
– Bentuk adonan, masukkan telur puyuh ditengahnya
– Gulingkan bulatan tahu ke mie instan yang dihancurkan
– Goreng sampai kecoklatan dan matang

Alhamdulillah anak-anak suka.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Ngeteh Cantik Bersama Tropicana Slim Stevia

Ngeteh Cantik Bersama Tropicana Slim Stevia

Sudah kali ke 3 Nutrifood mengadakan acara Blogger Gathering dan alhamdulillah saya kembali menerima undangannya. Saya hadir dengan pakaian bernuansa warna kuning seperti yang diminta oleh panitia.

IMG_0993

Kamis sore, 16 Februari lalu kami berkumpul di Nutrifood Inspiring Center untuk minum teh sambil diperkenalkan dengan produk barunya yaitu Tropicana Slim Stevia, pemanis alami nol kalori yang terbuat dari daun Stevia. Rasa manisnya pas banget di lidah dan produk ini sangat cocok untuk penderita diabetes atau mereka yang sedang menjalani diet.

IMG_0347

Dalam acara ini mba Susana selaku Head of Nutrifood Research Center, menjelaskan bahwa kita sering gak sadar begitu banyaknya asupan gula dari berbagai makanan dan minuman yang kita konsumsi. Padahal dokter merekomendasikan bahwa asupan gula per hari itu maksimal 50 gram alias 4 sendok makan saja. Angka tersebut tidak hanya kita dapatkan dari gula pasir saja, melainkan dari kandungan gula yang terdapat pada makanan alami seperti buah, sayur dan susu. Karena itu pemanis buatan yang rendah kalori ini bisa menjadi alternatif bagi kita yang tetap ingin merasakan manis, tanpa takut kelebihan kalori maupun kenaikan gula darah.

IMG_0373

Stevia adalah salah satu bahan pemanis yang sudah disetujui dan dinyatakan aman oleh WHO. Daun Stevia telah lama digunakan secara luas oleh banyak negara diantaranya Amerika, Jepang dan beberapa negara-negara Eropa untuk memaniskan makanan juga minuman secara alami.

1 sachet Tropicana Slim Stevia setara dengan 2 sendok teh gula pasir. Jadi untuk kalian yang suka masak atau baking seperti saya, bisa mengkonversi resep 2 sdt gula menjadi 1 sachet Tropicana Slim Stevia.

IMG_0344

Selain mendapat ilmu tentang kesehatan dan asupan, tiap acara Tropicana Slim pasti kita mendapat ilmu dan pengalaman praktek yang tak kalah menarik. Yang mecing dengan acara ngeteh cantik, apalagi kalo bukan menata meja kece supaya acara minum teh menjadi menarik.

Mba Tuning Soebagjo yang kecantikannya sama mempesona dengan foto-foto rumah dalam akun IG @ohhappyhome miliknya, berbagi ilmu dan pengalamannya dalam menata meja makan kepada kami.  Beliau juga tidak pelit untuk berbagi tips n trik untuk memadukan berbagai aksesoris, warna dan motif hingga meja makan bisa terlihat cantik.

IMG_0366

Para blogger yang hadir dibagi menjadi 3 kelompok dan bisa langsung mempraktekan ilmu yang telah diberikan oleh mbak Tinung tadi. Kelompok saya menerapkan tema “Moms night out” dan menata meja makan dengan tampilan yang sederhana, terkesan rapi bersih dan elegan.  Ceritanya meja ini ditata untuk acara makan malam cantik bersama ibu-ibu lain, tanpa harus ribet nyuapin anak dan taplak meja bebas noda pastinya.

Alhamdulillah kelompok kami dipilih mbak Tinung sebagai penampilan terbaik. Kami pun menerima hadiah berupa piring cantik yang ukurannya lumayan besar. Wah asyik nih, bisa dipakai untuk tempat kue kalau ada acara di rumah.

IMG_0377

Seperti biasa, acara ini ditutup dengan foto bersama jajaran panitia, pengisi acara dan seluruh peserta. Nambah ilmu lagi dan beberapa teman baru. Seneng deh!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn