No bake – Oreo Cheese Cake

No bake – Oreo Cheese Cake

oreo_cheesecake3

Bikin cemilan sederhana yuk, baik dari sisi bahan maupun cara pembuatannya. Selain itu alat yang dibutuhkan juga gak boleh bikin sink cucian piring penuh *edisi emak malas*

Sejak punya anak, saya selalu nyetok OREO di rumah. Entah kenapa cemilan yang satu ini sangat digemari anak-anak. Jadi saya browsing resep yang menggunakan oreo sebagai salah satu bahan utamanya.

Nyontek dari IG mba @titiesti dan sudah dijapri resep lengkapnya. Tapi tidak semua bahan yang disebutkan ada di dapur saya. Karena itu saya buat OREO CHEESCAKE ini disesuaikan dengan keterbatasan bahan yang saya punya saja.

Tanpa krimcis (mahal bu, jadi gak pernah nyetok hahaha), jadi diganti dengan keju cheddar.

oreo_cheesecake1

 

Bahan kulit:

2 bungkus oreo

5 sdm mentega / unsalted butter dicairkan

Bahan isi:

1 kotak whipcream (250 ml)

1 kotak keju cheddar (175 gr)

2 sdm gula pasir

1/2 sdt vanili

Cara membuat kulit:

  • Hancurkan kulit oreo sampai menjadi remah
  • Tuang mentega cair ke dalam remahan oreo, aduk rata
  • Tekan-tekan adonan oreo ke dasar loyang hingga menyerupai kulit pie
  • Masukkan ke dalam kulkas, sementara kita membuat isinya

Cara membuat isi:

  • Parut keju dan campur dengan isi oreo (gula di tengah) + whipcream + gula pasir + vanili dalam sebuah panci.
  • Panaskan panci, aduk rata kurang lebih 3-5 menit sampai keju meleleh.
  • Angkat panci dari kompor dan dinginkan
  • Kocok menggunakan whisk atau mixer sampai mengembang
  • Bisa dicampur dengan remahan kulit oreo (bila suka)

oreo_cheesecake2

Penyelesaian:

  • Keluarkan loyang oreo dari kulkas
  • Tuang larutan keju ke dalam loyang
  • Hias dengan oreo di atasnya
  • Masukkan ke dalam kulkas selama kurang lebih 6 jam sebelum dihidangkan

oreo_cheesecake4Taruh dalam wadah plastik kecil yang ada tutupnya. Bisa jadi bekal anak untuk cemilan di sekolah ^_*

 

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Simple Burger

Simple Burger

Pusing mikir bekal anak ke sekolah?

Sama buuuu … pusingnya selalu berulang tiap Senin sampai Jumat hahahaha

Coba sini emak-emak males repot mari merapat.

Kita bikin simple burger yuk!

simple_burger

Rotinya beli jadi aja, biasanya 1 kemasan isi 4 pcs tuh. Tinggal dipotong tenggahnya, trus panasin sebentar di atas teflon.

Keju iris selalu sedia di kulkas kan yah?

Bikin telor ceplok dulu, yang kuningnya gak mateng banget juga enak tuh.

Sekarang mari kita bikin daging burgernya.

Bahan:

2 sachet kornet (100 gr)

2 sdm tepung roti / panir

1 butir telur

Lada garam secukupnya

Cara:

  • Campur semua bahan menjadi satu
  • Tuang 1 sendok adonan ke dalam wajan yang sudah dioles mentega
  • Tekan adonan supaya bentuk agak pipih
  • Balik ketika sudah berwarna kecoklatan
  • Angkat

Penyelesaian:

  • Oles roti dengan mayonis
  • Tumpuk daging burger, telur ceplok dan keju di tengah roti
  • Sajikan

Selamat sarapan!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Kecelakaan

Kecelakaan

Inget tulisan sebelumnya yang saya bilang ke bengkel?

Ini loh penampakan pasiennya:

ditabrak

Akhir bulan Ramadhan kemarin, Fayra menginap di rumah kakak saya. Baru 1 malam, Fayra menelpon minta dijemput. Saya mengajak Rafa untuk menjemput Fayra ke Kalimalang sekitar jam 1 siang.

Dalam perjalanan dari tol BSD, saya mencoba mendahului 2 truk kontener yang berjalan lambat di sisi kiri dan tengah. Ketika saya memacu kecepatan di kanan jalan, seketika ada sebuah sedan yang menyalip di antara truk dan mepet ke sisi mobil saya.

Kalau saya biarkan dan banting stir ke kanan, maka resikonya adalah saya akan menabrak tembok pembatas tol.

Kalau saya lengah dan stir ke kiri, maka resikonya adalah saya menjepit sedan itu ke truk kontener … atau malah mobil saya yang menabrak truk tersebut.

Dalam hitungan sepersekian detik, saya reflek mengurangi kecepatan tanpa melihat ke arah belakang melalui kaca spion. Seketika mobil saya dihantam Avanza dari belakang, lumayan keras.

Saya dan Avanza tsb minggir dan diskusi di bahu jalan tol. Pengemudi Avanza mengerti kondisi saya karena mobilnya pun dipepet oleh sedan yang sama dari arah belakang sebelumnya. Beliau tidak menyalahkan saya yang reflek mengurangi kecepatan padahal kondisi saya ada di lajur cepat (paling kanan). Saya pun tidak menyalahkan beliau karena saya juga salah tidak melihat ke belakang sebelum mengurangi kecepatan.

Kondisi hidung Avanza penyok lebih parah dari mobil saya. Bagian tengah retak dan kaburator bocor hingga air mengucur lumayan deras. Kondisi mobil saya penyok bagian belakang, pintu bagasi tidak bisa dibuka, lampu kiri belakang pecah dan bemper belakang turun agak miring.

Saya putuskan untuk keluar di pintu tol Bintaro, parkir di sebuah supermarket kecil. Rafa berdiri di belakang memantau saya tes fungsionalitas mobil terutama lampu sen dan lampu rem. Alhamdulillah masih berfungsi dengan baik, dan kami pun putar balik masuk tol lagi kemudian kembali ke BSD.

Saya berusaha untuk tenang walau sebenarnya badan gemetaran, jantung deg-degan, lemas gak karuan. Sampai rumah cuma bisa goleran di sofa dan mengabari suami melalui WA dengan mengirim foto kondisi mobil.

Alhamdulillah saya dan Rafa baik-baik saja, masih dalam perlindungan Allah SWT. Tidak ada luka benturan. Tulang saya juga tidak memberikan alarm berupa rasa ngilu *sujud syukur*.

Belum sempat ke bengkel untuk memperbaiki kerusakan, 2 minggu berikutnya mobil saya kembali dihantam motor di per4an Eka Hospital. Melihat lampu hijau yang berubah menjadi kuning, saya putuskan untuk berhenti. Tiba-tiba sebuah motor dengan kecepatan tinggi menghantam mobil saya. Sepertinya dia berniat untuk melaju cepat tanpa melihat lampu yang sudah berubah jadi merah. Dentuman keras membuat saya melihat ke belakang melalui spion, motor tsb jatuh setelah menabrak mobil saya. Untungnya pengemudi motor masih bisa bangun dan kembali naik ke atas motornya.

Masya Allah … ujian dan teguran dari Allah untuk saya.

Bagian belakang mobil makin penyok, bemper makin turun hingga menimbulkan bunyi saat roda berputar karena karetnya terseret ban. Saya cek kontrak asuransi mobil, ternyata periode “All Risk” sudah berakhir dan sekarang yang ditanggung cuma “Total Lost Only“. Artinya saya harus membayar penuh semua biaya perbaikannya.

Sebelum suami pulang, saya mencari informasi ke beberapa bengkel. Setelah mengetahui langkah perbaikan dan rincian biaya, saya diskusi dengan suami melalui WA.

Ternyata perbaikan gak cukup dilakukan dalam waktu 1 hari. Saya harus menunggu cat mengering, tapi mobil bisa dibawa pulang dulu. 3 hari kemudian saya bawa mobil kembali ke bengkel untuk proses poles nya.

Sambil menunggu mobil kembali kinclong, tetangga saya yang cantik-cantik menjemput di bengkel, mereka mengajak saya makan siang dan jalan-jalan ke Ikea. Lumayan deh ya … daripada lu-manyun di bengkel sendirian. Hehehe

Mereka heran “kok elo bisa sih ngurusin mobil ke bengkel kayak gitu? gak nunggu suami pulang aja, biar dia yang bawa ke bengkel?

Yah beginilah resiko single fighter, semua harus dikerjakan sendiri selama mampu. Kalau semua nunggu suami pulang, trus gimana saya mengerjakan tugas mengantar anak-anak dan urusan mobilitas lainnya?

Tidak sulit kok. Cuma harus cari informasi dari teman-teman cowok dan survey ke beberapa bengkel untuk membandingkan pelayanan juga biayanya. Alhamdulillah PR sudah dikerjakan dan mobil kembali mulus saat suami pulang.

Pelajaran bagi saya untuk lebih hati-hati di jalan nih.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Single Fighter

Single Fighter

Hai blog, apa kabar?

Masih ada yang suka datang ke blog ini dan kecewa karena yang punya gak pernah ngapdet kah?

Maaf yaaa … Nyonya yang punya blog lagi sok sibuk nih. Maklum sekarang Nyonya jadi petarung tunggal alias Single Fighter.

Sebelumnya udah cerita kan ya kalo bapaknya anak-anak harus bekerja nun jauh di sana. Alhamdulillah gak ngalamin kejadian kayak istri bangtoyib, pak suami bisa pulang lebaran kemarin kok. Walau cuma seminggu dan hari-harinya diisi berbagai kegiatan (silaturahmi lebaran, urus cuti kuliah ke kampus, urus ini itu ke kantor Jakarta, dll), agak kurang berasa liburannya tapi masih bersyukur kok bisa ngumpul bersama.

Segitu doang, de?

Owh belum … ternyata simbak yang udah 5 tahun bantu di rumah, abis lebaran tahun ini melaksanakan resepsi pernikahannya. Gak bisa melarang dong yah, yang ada malah kami ikut senang menerima kabar ini. Bagaimanapun simbak udah kayak keluarga sendiri. Bahkan ibu saya pun menyempatkan datang ke acara tsb ke kampung simbak di Brebes sana.

Nah, Nyonya yang punya blog ini memulai tantangan baru tuh.

  • Mengurus 2 anak yang mau remaja (antar jemput sekolah dari Senin sampai Jumat, antar les hari Sabtu, antar pentas nari sana-sini, antar tanding ini-itu)
  • Mengurus kerjaan domestik rumah tangga (nyuci – nyetrika – nyapu – ngepel – masak)
  • Mengurus toko (staf berapa kali teriak kalo stock kurang tapi nyonya gak pernah nengok toko, konveksi kekurangan orang karena tukang jahit mudik, supplier bahan belum ada yang baru)
  • Mengurus online shop (kerjasama dengan beberapa partner baru dan melayani pembeli secara langsung via jempol … wasap dan line maksudnya hehehe)
  • Mengurus remote order dari suami (asuransi mobil, ke bengkel, administrasi cuti kuliahnya, submit form rimbesan ke kantornya, ngawasin tukang cat di rumah, dll)

Jadi single fighter di badan itu rasanya kayak digebukin 10 orang deh *lebay yoben hahaha*

Kewalahan pasti, tapi saya sebisa mungkin tidak mengeluh. Setiap videocall sama suami, tampilan masih prima dan penuh senyum. Pantang bagi saya untuk mengeluh.

Kasian kan beliau udah kerja keras, jauh dari rumah, menahan rindu kumpul anak istri … trus masih harus nerima omelan dan keluhan istrinya?

Gak gampang sih, paling ribet di manajemen waktu … kalo pekerjaannya insya Allah bisa diselesaikan. Cuma harus rela bangun lebih pagi, tidur lebih malam dan badan selalu sehat aja kok. Malah dengan pembagian kerja di rumah, membuat anak-anak lebih mandiri dan bertanggung jawab.

Saya berpikiran positif, sepertinya Allah SWT sedang mempersiapkan saya untuk kehidupan selanjutnya. Kalau harus menemani suami merantau ke negara orang, artinya saya juga harus hidup seperti ini kan? Kalau nanti suami pensiun sementara anak-anak kuliah atau kerja jauh dari rumah, belum tentu kami sanggup bayar pembantu dan harus hidup berdua aja kan?

Saya gak ngoyo dan berusaha ngerem OCD sekarang. Rumah kadang gak dipel 2 hari, cucian numpuk seminggu, masak sehari sekali (pagi doang), kalo lagi kumat malesnya paling nelpon delivery service warung makan dekat rumah. Olahraga masih saya sempatkan, pengajian rutin dan les bahasa Arab masih saya hadiri … cuma buka komputer untuk nulis blog dan blogwalking yang keteteran.

Yuk lah mari kita nikmati aja. Masih banyak loh orang lain yang hidup lebih susah dari saya.

Setiap suami khawatir dan tanya “kamu gakpapa, ma?

Saya selalu menenangkan beliau “we’re doing just fine, paps! semangat cari nafkah yaa

petarungtunggal

 

Demikianlah apdet cerita hidup saya.

Insya Allah masih banyak cerita untuk ditulis di sini, doakan kami selalu sehat ya.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Stay Healthy and Be Happy

Stay Healthy and Be Happy

Sejak berhasil sembuh dari penyakit TBC tulang yang membuat saya merasakan 3x operasi besar dan menginap 29 hari di Rumah Sakit, saya bertekad untuk hidup lebih sehat. Saya ingin bisa mendampingi keluarga dan melihat anak-anak tumbuh dewasa.

Makanya saat Arninta mengundang saya untuk hadir ke acara blogger gathering and product launching Tropicana Slim Canola Oil, saya langsung menyanggupinya. Kebetulan saya memang penyuka rangkaian produk Tropicana Slim, keluarga saya juga rutin memakai produknya. Penasaran kali ini Nutrifood mengeluarkan produk kesehatan apa lagi, makanya saya semangat untuk datang.

nutrifood1

Acaranya dilaksanakan di Nutrifood Inspiring Center yang terletak di Apartemen Menteng Square. Duh tempat ini menyenangkan banget deh. Gak salah kalo Arninta menyebutnya sebagai rumah kedua. Design interiornya keren dan nyaman banget. Tempat ini bisa digunakan secara gratis kalau kalian punya komunitas dan ingin membuat acara, tinggal hubungi aja pihak Nutrifood untuk daftar dan booking tempatnya.

nutrifood

Begitu sampai, para undangan dengan dresscode “touch of red” diminta untuk mengisi buku tamu dan diminta naik ke alat ukur komposisi tubuh. Bentuk alatnya seperti timbangan badan, tapi ada pegangan yang harus kita pegang dengan posisi seperti memegang setir motor. Mba petugas memasukan angka tinggi badan dan usia kita.

nutrifood2

Hasilnya cukup membuat saya tercengang:

  • Mass index body : 22 (normal)
  • Kelebihan lemak tubuh : 33%
  • Kekurangan otot tubuh : 25%
  • Usia tubuh : 42 tahun

Walau mba-mba petugasnya menuduh saya berusia 27 tahun *uhuk* … ternyata alat ini bilang usia tubuh saya malah 5 tahun lebih tua. Hiks

nutrifood3

Acara ini memberikan pengetahuan baru bagi saya. Terutama dalam mengetahui jenis-jenis lemak dan apa manfaatnya untuk tubuh. Saya baru paham perbedaan palm oil (minyak goreng yang biasa kita pakai untuk masak), corn oil dan canola oil.

Saya juga mencatat anjuran konsumsi lemak bagi tubuh:

  • Batasi asupan lemak 25-35% dari kebutuhan kalori per hari
  • Batasi asupan lemak jenuh <7% dari total kalori
  • Batasi asupan lemak trans <1%
  • Lemak tak jenuh lebih baik untuk kesehatan tubuh kita

nutrifood4

Untuk tahu bedanya antara kandungan lemak jenuh dan tak jenuh, dilakukan percobaan dengan menyimpan 3 jenis minyak ke dalam kulkas. Setelah beberapa saat kita bisa melihat kalau palm oil lebih gampang membeku di suhu rendah, artinya adalah kandungan lemak jenuh nya sangat tinggi. Padahal lemak jenuh ini dikategorikan sebagai lemak yang kurang sehat karena dapat meningkatkan kolesterol LDL (jahat).

Batasan penggunaan lemak untuk tubuh itu <57% atau setara dengan 5 sendok makan minyak. Dan ini kebutuhan per hari yaaaa … bukan per sekali makan.

Saya kaget ketika mendengar kalau 1 potong ayam goreng tepung dari restoran cepat saji itu mengandung 2 sdm, lauk di warung nasi padang mengandung 2,5 sdm … yang paling gak sopan adalah 2 bakwan goreng mengandung 1,5 sdm minyak goreng.

Tertohok banget gak sih?

Mana sebentar lagi bulan ramadhan, paling enak kan tuh buka puasa minum teh manis dan makan gorengan. Mana cukup nyemil 2 bakwan doang? Belum pisang goreng, risol, tahu berontak dan teman-temannya.

Kalau dilihat dari percobaan di atas … udah paling benar deh untuk mengganti palm oil alias minyak goreng yang biasa kita pakai, dengan minyak jagung atau minyak kanola.

Minyak kanola adalah minyak yang berasal dari biji bunga kanola, lebih sehat dan baik untuk jantung karena mengandung antioksidan (vitamin E), lemak jenuh yang lebih rendah, plus tinggi Omega 3. Minyak kanola yang beraroma seperti minyak zaitun ini, juga bisa dipakai untuk menggoreng makanan.

Ini adalah salah satu hasil dapur masrafa dengan mencontek resep dari web Tropicana Slim – Aglio Olio yang menggunakan Canola Oil dan Kecap Asinnya. Saya mengganti salmon dengan Tuna, sementara paprika diganti dengan cabe keriting dan rawit. Pokoknya menyesuaikan dengan isi kulkas di rumah aja.

nutrifood6

Sebagai seorang ibu, saya harus menjaga asupan keluarga. Selain mengganti jenis minyak dan membatasi penggunaannya, sepertinya saya juga harus memikirkan resep makanan yang direbus, dikukus  atau dipanggang. Gak lupa untuk makin rajin olahraga juga sih.

Suka banget deh sama quote nya Nutrifood:

“home is the place where loves begin from healthy body”

nutrifood5

Bonus menghadiri acara keren ini adalah saya bisa bertemu para blogger kondang dan foto bareng mereka. Kapan lagi coba?

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn