Bolu Kukus Pandan

Bolu Kukus Pandan

Siapa pun yang membuka tutup dandang / kukusan dan melihat tampilan di bawah ini, pasti senyum gembira:

bolukukus1

Artinya kita terbebas dari kutukan bolu kukus hahahaha.

Membuat bolu kukus itu sebenarnya gampang, resepnya juga sederhana. Tapi kadang bantet, gak mau mekar alias mingkem aja gitu.

Beberapa waktu lalu saya mencoba resep serba dua yang populer di komunitas memasak NCC. Alhamdulillah berhasil mekar, rasanya pas gak kemanisan, teksturnya juga lembut.

bolukukus2

Bahan:

  • 2 butir telur
  • 200 gr gula pasir
  • 200 gr terigu
  • 200 gr cairan (saya gunakan 100ml sprite + 100ml susu cair / santan)
  • 1 sdm emulsifier (TBM / ovalet)
  • 1 sdt baking soda
  • 1 sdm pasta pandan / pewarna hijau

Cara:

  • Campur semua bahan dalam wadah, mixer sampai kental berjejak
  • Ambil sebagian adonan, taruh dalam mangkok dan beri pasta pandan / pewarna hijau
  • Siapkan kukusan dengan jumlah air tidak terlalu banyak, supaya tidak muncrat dan membuat bagian bawah kue bantat.
  • Panaskan kukusan sampai uap cukup berlimpah
  • Tuang adonan dalam cetakan sampai penuh, bagian atas diberi 1 sdm adonan warna hijau.
  • Masukan cetakan dalam kukusan, lapisi tutupnya dengan serbet supaya kue tidak terkena tetesan air dari tutup kukusan.
  • Kukus selama 15 menit.

Notes:

Banyak yang berhasil juga meski tutup kukusan tidak dilapir serbet. Terutama yang bentuk kukusannya kerucut, karena air akan menetes ke pinggir kukusan bukan langsung ke kue.

Selamat mencoba!

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Transit Di Semarang

Transit Di Semarang

Setelah sebelumnya mampir di Lamongan, dalam perjalanan dari Surabaya ke Jakarta kali ini kami sengaja transit dan bermalam di Semarang. Kami tiba sekitar jam 8 dan makan malam di Bakmi Godog Noel Noemani.

semarang19

Karena anak-anak sudah ngantuk plus kecapekan, kami langsung menuju hotel Holiday Inn di sekitar SimpangLima. Hotel ini masih tergolong baru, dengan design minimalis modern.

semarang18

30 Dec 2014

Jam 7 pagi kami sudah sarapan di hotel. Tepat jam 8 kami pergi ke Lawang Sewu.

semarang16

Walau sebelumnya saya sudah pernah ke tempat ini, begitu juga Masguh, tapi kunjungan kali ini kami membawa anak-anak. Sengaja menggunakan jasa Pemandu Wisata, supaya anak-anak bisa mendengar langsung cerita sejarah berdirinya tempat ini dan proses pemugaran yang tengah dilakukan.

semarang15

Setelah puas mengelilingi gedung Lawang Sewu, kami melanjutkan perjalanan ke Klenteng Sam Poo Kong. Sayangnya di sini tidak tersedia jasa Pemandu Wisata, jadi kami hanya menceritakan ke anak-anak sesuai yang kami baca di internet aja.

semarang17

Tidak lama kami di klenteng karena langit mulai gelap dan begitu kami masuk mobil, hujan turun sangat deras. Kami baru sempat makan siang sekitar jam 2 di daerah Kendal. Asyik banget bisa makan garang asem ditengah guyuran hujan, plus minum teh poci panas. Duh nikmat!

semarang20

Alhamdulillah Java Road Trip 2014, perjalanan darat Jakarta – Surabaya – Jakarta selama 10 hari ini selesai. Kami tiba di BSD jam 12 malam dalam kondisi sehat dan selamat. Masih sempat istirahat beberapa hari di rumah, sebelum kembali beraktiftas dengan rutinitas.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Wisata ke Lamongan

Wisata ke Lamongan

29 Dec 2014

Saat perjalanan kami dari Surabaya untuk kembali ke Jakarta, kami melalui jalur PANTURA (pantai utara pulau Jawa) dan pastinya melewati kota Lamongan. Pemerintah Jawa Timur sedang giat mengajak beberapa pihak swasta untuk mengembangkan beberapa tempat wisata di kota ini. Kalau Batu – Malang letaknya di atas (pegunungan), nah kota Lamongan ini letaknya di berbatasan dengan laut Jawa. Sama seperti Malang, kota Lamongan saat ini menarik banyak wisatawan untuk berkunjung.

Tempat wisata yang lagi hits sekarang adalah Wisata Bahari Lamongan (WBL). Sebenarnya WBL sudah berdiri sejak tahun 2004, tapi dalam periode 10 tahun tidak pernah sepi pengunjung karena memang pengelola selalu menambah wahana baru. Dalam lahan seluas 11 hektar, katanya ada 3 wahana baru dibuka setiap tahunnya. Bisa dibilang tempat ini seperti Ancol di Jakarta.

Kami tidak masuk ke WBL, melainkan ke sebrangnya yaitu Maharani Zoo & Goa. Saya masih bingung dengan bahasa yang digunakan untuk nama tempat ini. Kok campur-campur gitu yah? Harusnya kan Maharani Zoo & Cave … atau Goa Maharani dan Taman Satwa.

lamongan1

Goa Maharani sebenarnya sudah diresmikan sebagai objek wisata dari tahun 1994. Tapi sekarang tempat ini dikelola oleh manajemen yang sama dengan Jatim Park. Tiket masuk hari Senin saat kami kesana, dikenakan 40rb per orang (Zoo + Goa Maharani). Sementara kalau mau tiket combo (Zoo + Goa Maharani + WBL) dikenakan 70rb per orang. Tiket masuk diberikan dalam bentuk gelang kertas (seperti di Jatim Park).

Koleksi binatangnya hampir sama dengan Batu Secret Zoo. Cuma jumlah binatang per kandang memang lebih sedikit. Semua binatang dalam kondisi sehat dan aktif bergerak, kondisi kandang juga bersih terawat. Artinya kesehatan dan makanan binatang terjaga dan dikelola dengan baik.

lamongan2

Sebelum ada Taman Satwa, harga tiket masuk ke Goa Maharani cuma Rp2,500 saja. Meski sekarang harga tiket menjadi 40rb, tapi kondisi goa benar-benar berbeda. Beberapa spot bebatuan diberi lampu berwarna-warni sehingga menambah keindahan keajaiban alam di dalam perut bumi.

Goa Maharani berada 25 meter dibawah permukaan tanah dengan luas rongga 2,500 meter persegi. Stalaktit dan stalakmit yang terbentuk secara alami ini katanya masih terus bertumbuh, tampak sangat cantik apalagi dengan pancaran cahaya yang diatur sedemikian rupa.

Goa Maharani sekarang dilengkapi juga dengan Gem Stone Gallery. Tempat ini merupakan museum aneka batu dari seluruh dunia. Tidak hanya itu, Gem Stone Gallery juga dilengkapi dengan koleksi beberapa fosil kayu dan dedaunan.

Keluar dari Goa Maharani, kita masih melalui taman satwa ke arah pintu keluar. Anak-anak gak bosan-bosannya mendatangi 1 kandang binatang ke kandang lainnya. Kapan lagi bisa sedekat ini dengan binatang yang tidak mungkin mereka temui sehari-hari.

lamongan3

Fasilitas tempat ini cukup lengkap. Ada piramid edukasi (sayang kami gak sempat masuk ke dalamnya), ada area bermain anak, banyak toilet yang bersih dan berlimpah air, juga dilengkapi dengan jejeran warung makan dan tempat membeli buah tangan. Mushola terletak di sebelah kanan pintu masuk. Kami sempat sholat dzuhur jamak ashar dulu sebelum melanjutkan perjalanan.

lamongan4

Perjalananan kembali ke Jakarta kali ini ditempuh dengan sangat santai. Begitu melihat pantai cantik di daerah Paciran, kami tergoda untuk berhenti sejenak. Kami menghabiskan waktu dengan makan mie instan dalam kemasan sambil menikmati semburat jingga sebelum matahari terbenam.

lamongan5

Kami pun melanjutkan perjalanan menuju kota Semarang untuk bermalam.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Setengah Hari di Madura

Setengah Hari di Madura

Ketika sudah sampai di Surabaya, sayang aja kalau tidak mampir ke Madura. Memang kami tidak punya saudara yang bisa dikunjungi di Madura, tapi gak ada salahnya membawa anak-anak ke sana.

28 Dec 2015

Ini kunjungan anak-anak yang kedua kali ke Madura, sebelumnya (tahun 2010) kami cuma penasaran sama jembatan Suramadu. Asli cuma bolak balik lewat jembatan aja, tanpa pergi lebih jauh.

madura1

Tarif untuk melewati jembatan SURAMADU masih sama, yaitu 30rb untuk mobil dan 3rb untuk motor. Seperti biasa, masih ada juga orang-orang yang nekat berhenti di pinggir jalan sekedar untuk foto-foto. Meski papan peringatan sudah terpasang, melarang pengendara untuk berhenti, tetap saja tak dipedulikan sebagian orang.

madura2

Tak lengkap rasanya datang ke Madura tanpa mencicipi makanan tradisional di sana. Nah yang ngetop banget dari Madura, katanya sih Bebek Goreng Sinjay di daerah Bangkalan.

Berbekal petunjuk dari apilkasi Waze di henpon, kami berhasil tiba di warung Bebek Sinjay. Tiba pukul 11 siang, antrian di kasir sudah mengular sepanjang 100 meter. Memang prosedurnya adalah kita harus memesan makanan dan minuman di kasir, setelah membayar kita pindah ke loket di sebelahnya untuk mengambil minuman, setelah itu antri lagi di loket sebelahnya lagi untuk mengambil makanan.

Untuk menghemat waktu, saya minta anak-anak dan papanya untuk mencari meja selama saya antri di kasir. Begitu saya sudah membayar, gantian saya yang duduk sementara mas Rafa dan papanya antri mengambil pesanan. Jam 12 baru deh bisa makan.

Trus gimana rasanya setelah antri sejam baru bisa makan?

Alhamdulillah makarna nya enak!

Nasinya pulen, bebeknya digoreng kering, bumbunya meresap sampai ke bagian dalam, dagingnya empuk dan berbau, sambal mangganya mantab, pedasnya pas.

Nasi Bebek Sinjay ini udah buka cabang di Surabaya, tapi kami memilih makan di Madura di tempat aslinya biar lebih afdol aja. Hahaha

madura3

Setelah makan siang, kami mampir ke Masjid Agung Bangkalan untuk melaksanakan sholat dzuhur.

Masjid ini dibangun tahun 1800an dan sudah mengalami beberapa kali pemugaran. Awalnya masjid ini hanya digunakan khusus untuk keluarga keraton, kemudian dibuka untuk umum dan diperluas untuk bisa menampung jamaah lebih banyak.

Sebenarnya kami ingin membawa anak-anak menikmati pantai indah di Sumenep, tapi perjalanan menuju kabupaten paling timur di Madura itu membutuhkan waktu 5-6 jam. Khawatir kami tidak sempat mengejar waktu matahari terbenam di pinggir pantai, sayang aja kalo sampai sana kemaleman. Kami tidak ada rencana bermalam di Madura soalnya, jadi akhirnya diputuskan untuk kembali ke Surabaya saja.

Dalam perjalanan kembali ke jembatan Suramadu, kami mampir di tempat kerajinan batik untuk membeli kemeja batik, daster serta kain untuk membuat rok. Kami tiba di Surabaya sekitar pukul 4 sore.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn
Mengejar Matahari di Bromo

Mengejar Matahari di Bromo

Dari Museum Angkut dan D’topeng, kami melanjutkan perjalanan menuju kota Probolinggo. Untuk bisa menikmati pemandangan matahari terbit dari balik gunung Bromo, kami memang tidak bisa membawa mobil pribadi ke atas dan kami memilih untuk sewa jeep. Seminggu sebelum keberangkatan saya sudah gugling tentang tarif sewa jeep dan membaca review dari blog orang untuk mencari penyewaan jeep yang terpercaya. Alhamdulillah dapat notel pak Sariadi dan beliau membantu kami mencari penginapan di sekitar Bromo untuk sekedar istirahat sejenak.

Kami tiba di Probolinggo sekitar jam 12 malam, langsung menuju penginapan dengan panduan mbak resepsionis hotel melalui telepon. Agak khawatir dengan jalan yang gelap dan terus menanjak, alhamdulillah kami tiba dengan selamat. Sebelum tidur saya minta anak-anak untuk langsung menggunakan pakaian dengan lapisan sbb:

  • Fayra : legging + kaos lengan pendek + jilbab + kaos kaki, dilapis jeans dan sweater
  • Rafa : jeans + kaos lengan panjang + kaos kaki

Suhu malam itu sekitar 10-15 derajat celcius, cukup dingin bagi anak-anak yang terbiasa dengan udara Jakarta 28-35 derajat.

Kami bangun jam 3 pagi dan suhu makin rendah alias dingin sekali, kami langsung melapisi badan dengan jaket tebal dan sarung tangan. Rafa dan masguh menggunakan topi kupluk untuk menjaga kuping tetap hangat. 30 menit kemudian supir jeep sudah mengetuk pintu kamar kami.

Tujuan pertama adalah gunung PANANJAKAN

Hari ini tepat tanggal 25 Dec 2014, libur natal, wajar kalau wisatawan membludak sehingga perjalanan jeep ke atas terhambat. Untuk menghemat waktu, kami naik 2 motor ojeg (saya dgn Fayra, sementara Rafa dgn papanya). Sampai di atas kami mampir ke kedai kopi untuk menikmati kopi susu panas dan pisang goreng yang baru diangkat dari wajan.

bromo2

Sekalian kami sempatkan untuk sholat subuh setelah melihat notifikasi aplikasi adzan di henpon. Kemudian kami jalan kaki menuju spot yang dibangun khusus untuk menikmati matahari terbit.

bromo1

Semua pengunjung berdesak-desakan maju mencari posisi nyaman. Sayangnya hari itu cuaca agak mendung sehingga matahari bersembunyi dibalik awan.

bromo4

Ini kali pertama untuk Rafa dan Fayra menikmati detik-detik matahari terbit. Subhanallah … walo matahari tidak tampak seperti yang diharapkan, kami tetap menikmati pemandangan indah gunung Bromo dari Gunung Pananjakan ini.

Setelah puas, kami kembali naik ojeg menuju jeep dan melanjutkan perjalanan berikutnya yaitu menuju gunung BROMO.

bromo3

Karena ini kunjungan saya kedua, Masguh ketiga dan Fayra masih kami anggap belum cukup kuat untuk naik tangga ke kawah gunung Bromo … maka hanya Rafa yang naik kuda dan lanjut jalan kaki melihat kawah.

bromo5

Berikut hasil foto mas Rafa dari atas gunung Bromo:

bromo6

Selama nunggu mas Rafa, kami dibawah asyik foto-fotoin Fayra aja. Udara mulai tidak dingin lagi, Fayra mulai mencopot jaket dan jilbabnya.

bromo7

Setelah mas Rafa datang, kami melanjutkan perjalanan ke SAVANAH dan BUKIT TELETUBIES. Entah siapa yang memberi nama, tapi memang benar panorama bukit berselimut kehijauan mengingatkan kita akan taman bermain dalam film anak-anak itu.

bromo8

Udara makin panas, Rafa dan papanya mulai mencopot jaketnya sementara Fayra juga mencopot sweaternya. Perubahan suhu memang lumayan drastis, karena itu siapkan baju berlapis supaya gampang mretelin nya.  Saya ingat seorang teman yang tidak mencopot jaket anaknya walo si anak mengeluh kegerahan, karena dia lupa dibalik jaket si anak cuma menggunakan piyama tidur. Sementara kalau foto-foto dengan latar belakang pemandangan spektakular macam di wallpaper komputer, kita harus kece bukan?

Supir jeep dengan cekatan menawarkan kami untuk foto menggunakan kamera dari henpon saya. Sepertinya karena wisatawan lain biasanya minta tolong fotoin, jadi si bapak sudah terbiasa dan hasil fotonya lumayan bagus. Berikut salah dua hasilnya di henpon saya:

bromo11

bromo9

Puas foto-foto dan lari-lari di Savanah, kami melanjutkan perjalanan ke tempat syuting film PASIR BERBISIK yang diperankan oleh Dian Sastro dan Christine Hakim.

bromo10

Jam 9 pagi kami kembali ke hotel untuk sarapan dan beberes, kemudian melanjutkan perjalanan ke Surabaya.

Share this...
Share on FacebookShare on Google+Tweet about this on TwitterShare on LinkedIn