Pelatihan Manajemen Kematian
Dalam rangka memperkaya diri, saya mencari ilmu baru yang belum pernah saya pelajari sebelumnya. Kali ini saya bergabung dengan Institut Manajemen Kematian dan Komunitas Peduli Jenazah untuk belajar tentang hal-hal yang harus dipersiapkan dalam menghadapi kematian.
Sebelum mas Rafa masuk SMA, saya dan paksuami pernah menyampaikan:
“Mama Papa berharap saat salah satu dari kami meninggal dunia, kamu bisa menjadi imam sholat jenazah kami. Dan mama papa juga berharap mas Rafa dan dek Fayra yang memandikan jenazah kami kelak”
Terus apa bisa anak kita menangkap pesan orangtuanya tanpa contoh nyata?
Ketika bapak meninggal, saya belum punya ilmu untuk ikut memandikan dan membungkus jenazah beliau dengan kain kafan. Saya cuma terima beres dan ikut menyolatkan saja. Sungguh penyesalan itu masih saya rasakan sampai sekarang.
Karena itu ketika seorang teman mengajak saya untuk ikut Pelatihan Manajemen Kematian, tanpa ragu saya langsung setuju.
Tidak muluk-muluk, saya hanya ingin bisa mengurus jenazah keluarga saya. Setidaknya saya ingin melakukannya untuk mami, mama papa mertua, dan suami saya (jika Allah berkehendak mereka pergi sebelum saya). Sebagai wujud bakti dan cinta saya kepada mereka.
Saya berharap anak-anak saya bisa melihat apa yang nanti saya lakukan, sehingga ketika Allah berkehendak saya pergi lebih dulu, mereka bisa melakukan yang sama terhadap jenazah saya.
Sesederhana itu saja.
Kalau bisa melakukannya untuk orang lain di luar lingkup keluarga, tentu akan sangat mulia. Terlebih ada hadist yang mengatakan, “Siapa yang memandikan mayat seorang muslim lalu diam atas apa yang ia lihat darinya, maka diampuni dosanya 40x”
Masya Allah!
Dalam pelatihan ini, kami diajarkan tentang:
- Meningkatkan kesadaran saat musibah sakit
- Mendampingi orang yang menghadapi sakratul maut
- Cara memandikan jenazah
- Proses pembungkusan kain kafan untuk jenazah laki dan perempuan
- Pelaksanaan sholat jenazah
- Proses memasukan jenazah ke dalam liang kubur
- Doa untuk jenazah sampai proses penguburan selesai
- Pengurusan akta kematian
Sayangnya karena keterbatasan waktu, kami belum diajarkan proses pemulasaran jenazah yang meninggal karena kecelakaan. Tentunya jenazah tipe ini harus menerima perlakuan khusus yang dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Ustad hanya menyarankan, jika memang keluarga tidak mampu menangani, proses pemandian jenazah korban kecelakaan sebaiknya diserahkan ke Rumah Sakit saja. Ketika jenazah sampai di rumah, bisa langsung dilanjutkan dengan proses sholat jenazah.
Tentu saya tidak akan menulis semua yang saya pelajari dari pelatihan ini. Hanya beberapa catatan penting yang sekiranya bermanfaat sebagai pengingat diri:
- Kematian adalah kepastian (QS 63:11, QS 62:8, QS 3:185)
- Hanya orang PINTAR yang INGAT MATI
- Mati itu harus dijemput keadaannya. Tidak perlu dipikirkan atau ditanyakan KAPAN dan DIMANA kita mati, yang penting keadaan saat mati harus dalam kondisi KHUSNUL KHOTIMAH. Bagaimana untuk mencapai kondisi tersebut? Perbanyak ilmu dan ibadah.
- Memakai baju warna HITAM saat ada kerabat meninggal, ternyata hukumnya MAKRUH karena hal tersebut mengikuti kebiasaan Yahudi. Sebaiknya gunakan warna putih, sebagai pengingat diri bahwa kita juga akan menggunakan PUTIH saat ‘pergi’ nanti.
- Wanita boleh ikut memandikan jenazah mertua (laki dan perempuan).
- Wanita dalam keadaan haid boleh ikut memandikan dan mengkafani jenazah. Yang tidak boleh adalah ikut sholat jenazah.
- Nabi melarang para wanita mengiringi jenazah sampai ke liang kubur. Sifat larangan ini TANZIH (tidak sampai haram).
- Boleh melakukan sholat jenazah di atas kuburan bagi keluarga yang tidak mendapati sholat jenazah di masjid/rumahnya, karena Rasulullah juga pernah melakukannya (Shahih Muslim no.1588). Misalnya orangtua meninggal di Jakarta, sementara anaknya tinggal di Amerika. Tidak perlu menunggu anaknya datang, secepatnya jenazah dikuburkan. Apabila sang anak mau sholat jenazah saat tiba di Jakarta, maka diperbolehkan untuk melakukan sholat jenazah di kuburan orangtuanya.
Pelatihan Manajemen Kematian ini secara rutin diselenggarakan di Ruang Belajar Masjid Raya Pondok Indah hari Minggu terakhir setiap bulan. Jika ingin mengikuti pelatihan ini, bisa langsung datang ke sana.
Awalnya saya berpikir kalau ikut pelatihan ini sendirian, kok rasanya ngeri-ngeri syedap gimanaaaa gitu. Makanya begitu Eka mengajak ikut pelatihan bersama, saya langsung meng-iya-kan. Ternyata pelatihan ini sungguh membuka mata hati saya dan menambah wawasan. Jadi saya sarankan keluarga dan teman-teman untuk ikut pelatihan ini.
Malu rasanya setiap habis sholat selalu berdoa untuk dihindarkan dari api neraka dan dimasukan ke dalam surga. Sementara kalo disuruh mati, jawabannya pasti belum siap bekal diri. Padahal mana bisa kita ke surga tanpa mati lebih dahulu?
Pelatihan ini membuat saya sadar, bahwa saya pribadi belum mempersiapkan kematian. Saya harus lebih aktif lagi dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kematian, baik kematian keluarga/kerabat maupun diri sendiri.
9 thoughts on “Pelatihan Manajemen Kematian”
terima kasih mbak De udah sharing. bermanfaat banget 🙂
Mbak Deeee, iya ya, malah bisa masuk surga kalo ga mati dulu..
zaman SMU pernah belajar manajemen kematian ini, beneran praktek jg mememandikan dan mengafaninya, tapi kalo disuruh mengulang skrg ya blas pasti udah ga inget lg hiks. Jadi pgn ikut belajar lagi jg
Mbaa, aku belum pernah ikut pelatihan manajemen kematian.
Sepertinya aku tak sanggup mba kalau harus memandikan dan menkafani jenasah 🙁
TFS mbak. Saya masih sering pake baju hitam nih klo melayani. InsyaAllah nanti gak lagi
Assalamualaykum.. Terima kasih Mba De utk sharing nya, bermanfaat sekali utk reminder diri sendiri.. Keep sharing n inspiring yaa Mba De, semoga selalu dalam penjagaan Allah dan keberkahan Allah..
Bude makasih ya sharingnya.. Aku pengen, ini ada terus kan ya. Klo bocil bisa ditinggal mau ah.
Pengen bisa mandiin orang2 tercinta ya bude.. Terlebih lagi ortu dan suami. Moga kita semua khusnul khotimah amin.
deee, kamu aktif banget sih. Ini penting banget ya padahal
perlu disiapkan tapi sedih ya kalo mesti mikirin beginian. heheh
jadi ngeri kalau inget kematian, rasanya kita hidup akan selamanya. Tapi itu pasti bakal terjadi persiapan aja banyakin bekel hhiiiii