Browsed by
Tag: Kawaguchi

Japan D2 – Kawaguchi

Japan D2 – Kawaguchi

Hari kedua di Jepang, Masguh baru mulai workshop. Acara Masguh hari ini akan padat seharian sampai gala dinner. Sebenarnya saya juga diundang untuk ikut lunch dan dinner, tapi mengingat acara ini dihadiri oleh 100 orang telekomunikasi dari seluruh dunia … kebayang isinya akan basa basi sosialisasi kan yah?

Padahal saya kesini untuk liburan.

Jadi mari jalan-jalan aja, gak ada Masguh juga gapapa deh. Toh hari pertama kemarin sudah paham bagaimana keluar dari area Disney Resort menuju Central Tokyo. Sudah tau juga bagaimana cara naik transportasi umum di Jepang. Khusus cerita tentang kerennya kereta di Jepang akan saya buat posting tersendiri yah. Semoga gak bosen bacanya.

Kemana saya pergi hari kedua ini?

Sebelum berangkat ke Jepang, saya sudah khatam membaca buku traveling karya Claudia Kaunang yang berjudul “Rp2,5 Juta Keliling Jepang“. Beliau menulis bahwa untuk melihat pemandangan gunung Fuji nan terkenal itu, paling bagus dari danau Kawaguchiko.

Petunjuk dari mbak Claudia, untuk menuju kesana kita bisa naik bus dari Shinjuku. Tapi karena saya sudah punya JRpass – unlimited 7 days, saya memilih naik kereta dengan panduan dari Hyperdia:

  • Dari Tokyo Central naik JR Chuo Special Rapid Service menuju Takao
  • Dari Takao naik JR Chuo line sampai Otsuki
  • Dari Otsuki naik Fujikyu Railway menuju Kawaguchiko (tarif 1.100 Yen)

Kereta Fujikyu ini adalah kereta wisata khusus untuk menuju tempat terbaik melihat gunung Fuji. Keretanya cuma 2 gerbong, agak jadul keretanya sih. Tapi kalo dibanding KRL Jabodetabek, kereta jadul di Jepang juga masih jauuuhhh lebih bagus dan lebih bersih tentunya.

kawaguchi1

Total perjalanan sekitar 3,5 jam. Bagaikan pergi dari Jakarta ke Bandung sebelum ada tol Cipularang. Saya tidak sendiri kok, saya pergi berdua dengan anak bosnya Masguh yang masih menempuh kuliah kedokteran tahun ke 2. Anak ini terobsesi dengan Jepang, rajin baca komik dan novel Jepang juga suka nonton anime. Bisa berbahasa Jepang untuk percakapan sehari-hari. Cocok kan untuk jadi teman perjalanan agak jauh gini?

kawaguchi4

Dia pasrah mau diajak jalan kemanapun, bisa sampai di Jepang aja udah bahagia banget katanya. Makanya senang ketika ibunya dapat tugas kantor ke Tokyo dan diajak ikut. Sementara saya senang punya teman perjalanan yang bisa jadi penerjemah. Hehehe.

Setelah menempuh perjalanan lebih dari 3 jam dengan 3x ganti kereta, akhirnya kami sampai di stasiun terakhir … KAWAGUCHIKO.

kawaguchi2

Eh saya tampak gemukan di foto atas ini yah? Terima kasih pada baju 4 lapis dan celana 2 rangkap. Hahahahaha

Stasiun nya kecil dan masih manual. Ada petugas pemeriksa karcis, tidak mesin seperti stasiun di kota besar. Beli karcis pun di atas kereta, ada kondektur yang keliling. Bangunannya terbuat dari kayu, sangat tradisional. Meski demikian, tetap dilengkapi dengan pusat informasi berbahasa Inggris, toilet yang selalu bersih dan airnya dingin seperti air kulkas, kafetaria alias kantin.

kawaguchi3

Di depan stasiun tersedia “retro bus” dengan tarif 1.300 yen. Saya sempat tanya ke bagian informasi tentang rute bus ini, tapi malah disarankan untuk jalan kaki saja menuju Ropeway. Saat saya lihat lebih dekat, penumpang bus memang kebanyakan orang lanjut usia. Jadi saya dianggap masih kuat lah jalan agak jauh.

kawaguchi5

Saya jalan kaki mengikuti arah petugas informasi yang digambarkan di peta. Tolong dicatat perkiraan waktu tempuh yang diinformasikan petugas yah. Kalau dibilang waktu tempuh sekitar 15 menit, itu artinya 15 menit dengan kecepatan berjalannya orang Jepang. Yang mana saya saja kalah cepat jalan kaki di sebelah ibu tua berkimono lengkap dengan sendal jepit kayu. Hahahahaha payah kan!

kawaguchi6

Menyenangkan sih jalan kaki menuju danau Kawaguchiko. 15 menit berlalu dengan melintasi perumahan masyarakat yang bersih dan tenang. Saya jadi membayangkan kalau di Indonesia mungkin seperti di Lembang atau Malang gitu kali yah. Kota nya dingin dan tidak terlalu padat penduduk maupun alat transportasi umum. Saya jatuh cinta dengan rumah tradisional mereka. Walau berukuran kecil, tapi pasti tertata indah dengan taman ciri khas Jepang.

japan5

Hamparan salju masih saya temukan di pinggir jalan. Memang tidak banyak dan sudah mulai mencair juga sih. Harus lebih hati-hati lagi karena jalanan jadi agak licin dan basah.

Jangan tertipu dengan matahari yang lagi diskon, sinarnya memang diobral sangat menyilaukan. Tapi suhu udara tetap berkisar antara 1 sampai 3 derajat Celcius. Demi foto di dekat salju *iyaaa saya memang norak hahahaha*, saya harus menahan dingin luar biasa.

kawaguchi8

Begitu melihat tulisan “Lake Kawaguchiko” … bahagia banget. Pemandangannya luaaarrr biasaaa.

kawaguchi7

Tapi ini bukan tujuan utama kami. Masih harus melanjutkan perjalanan sedikit menanjak ke arah ropeway yang dikenal dengan nama Kachi Kachi Ropeway.

kawaguchi9

Ropeway adalah kereta gantung menuju ke atas gunung (saya lupa nama gunungnya). Hanya 1 gerbong dengan kapasitas 5-10 penumpang. Tarif perjalanan bolak balik 700 Yen. Bisa kok kalau mau 1 arah aja ke atas dengan tarif lebih murah, nanti pulangnya ada jalur pejalan kaki. Saya tentu memilih 2 arah dong, pe-er banget kalo udah jauh-jauh kesini masih harus tracking. Medannya lumayan curam dan masih sedikit bersalju.

kawaguchi10

Sampai di atas, gak putus mengucapkan “Masya Allaahhh … Subhanallah“. Pemandangan danau yang dikelilingi beberapa gunung kecil ini sangat indah. Duh pokoknya sulit dilukiskan dengan kata-kata deh.

kawaguchi11

Setelah itu saya celingak-celinguk “mana gunung Fuji nya?

Eeehhh ternyata masih harus naik tangga lagi ke belakang. Karena gunung fuji terletak di belakang gunung yang saya naiki ini. Agak ngos-ngosan juga sih. Maklum kondisi badan sudah gak kaya dulu *nenggak doping dan anti aging *

Tapi semua usaha itu terbayar ketika melihat karya Sang Maha Kuasa …

Here it is … the famous mount Fuji in front of my eyes!

kawaguchi12

Aaahhh lunas!

Perjalanan panjang di kereta 3,5 jam dan jalan kaki 15 menit ditambah lagi beberapa puluh anak tangga … terbayar lunas.

It’s really worth the effort!

Pokoknya untuk kalian yang berencana liburan ke Jepang, coba luangkan 1 hari untuk kesini deh. Dijamin gak menyesal.

Konon katanya kalau kesini pas musim gugur (autumn) sekitar bulan September sampai November, pemandangannya akan lebih spektakuler lagi. Karena pepohonan akan berwarna warni. Daun-daun tidak hanya berwarna hijau, tapi ada merah dan kuning.

Di kawasan Kawaguchi ada beberapa tempat yang layak dikunjungi:

  • Kubota Itchiku Museum –> museum Kimono
  • Kawaguchiko Museum of Art –> menampilkan berbagai lukisan dan foto
  • Kawaguchiko Music Forest –> lebih seperti taman bermain daripada museum. Menampilkan beberapa alat musik
  • Kebun buah (strawberry, cherry dan bluberry)
  • Happy Days – tin ton museum –> museum mainan
  • Dan masih banyak tempat lain yang bisa dilihat

Sayangnya saya tidak punya banyak waktu disini. Cuma tek tok balik hari. Mungkin kalau mau puas disini harus menginap yah. Banyak yang menawarkan penginapan juga, dari yang tradisional sampai hotel modern.

Diatas sini ada yang jual cemilan juga loh. Dan semua cemilan dibuat dalam bentuk gunung Fuji berhiaskan salju pada puncaknya. Gemes banget!

kawaguchi13

Sampai coklat wafer kitkat pun dijual dalam kemasan berbentuk gunung Fuji juga. Dengan rasa yang gak kalah heboh … Bluberry Cheese Cake.

Kaya’ apa tuh?

Sabar yaah, saya akan ceritakan berbagai rasa dan kemasan kitkat dalam postingan tersendiri.

Semua posting tentang Jepang bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/japan/

Touch Down Japan

Touch Down Japan

Baru tahun lalu, masguh bertanya “pingin jalan-jalan kemana lagi yang belum pernah kamu kunjungi? Anak-anak kaya nya udah siap untuk perjalanan 6-8 jam di pesawat tuh

Waktu itu saya menjawab sekenanya “Jepang atau Australia deh. Aku belum pernah

Masguh sudah pernah ke 2 negara yang saya sebutkan itu. Tapi dia bertanya saya mau kemana, kan?

Sempat cari informasi ke mbak Lily yang menawarkan Japan Halal Trip. Tapi kok mahal banget yah untuk bisa ke Jepang. Tahun lalu kami baru umroh + bayar SD Fayra, tahun ini bayar SMP Rafa. Gak tau deh kapan bisa kesampaian ke Jepang. Yang penting diniatin, suatu hari nanti harus bisa sampai ke negara ini.

Per Desember 2012 Masguh menerima tugas baru di kantor yang membuatnya akan lebih sering berpergian lagi. Mendengar jadwal pergi 1/2 tahun 2013 saja sudah membuat saya geleng-geleng kepala. Tapi langsung semangat ketika menerima pertanyaan “dari semua negara tujuan itu, kamu mau ikut yang mana?

Horrrrreeeeeeee.

Saya langsung cek roadmap produk yang harus saya luncurkan tahun ini. Akhir February bisa nih cuti abis launching, karena February 2013 genap setahun saya kerja di perusahaan ini dan sudah melengkapi peluncuran 6 produk yang ditargetkan di awal tahun 2012. Bisa jadi alasan bagus ke juragan saat minta ijin cuti, toh? Hehehehe *devilish smile*

Dan beruntungnya bulan February ini adalah jadwal Masguh pergi ke …. TOKYO

Yippiiieee.

Seperti biasa yang namanya liburan nebeng, hotel dan biaya hidup akan ngikut Masguh. Saya hanya perlu modal tiket saja. Sempat mikir mau bawa anak-anak, tapi tidak jadi dengan alasan:

  1. Tiket ber 3 ampuuunn mahalnya. Dan kalau pergi ber3 ke negara mahal seperti Jepang ini, bukan nebeng liburan lagi namanya. Sudah pasti nombok
  2. Saya gak sepede waktu bawa anak-anak ke Hongkong, karena merasa di Hongkong lebih banyak orang yang berbicara bahasa Inggris walau saya tidak bisa berbahasa Mandarin atau Canton. Sementara di Jepang, konon katanya tidak banyak orang yang berbahasa Inggris.
  3. Saya belum pernah ke sana. Selama Masguh kerja, saya gak berani bawa anak-anak jalan sendirian tanpa modal pengalaman pernah kesana dan tanpa bisa bahasa setempatnya.
  4. Agak repot kalau anak-anak harus bolos sekolah selama seminggu. Apalagi Rafa sudah kelas 6 juga.
  5. Saya belum pernah melakukan winter trip. Sejauh ini kalau jalan ke negara 4 musim, selalu dalam periode akhir Maret sampai September. Kalau saya sendiri belum pernah merasakan winter trip, gimana mau mempersiapkan anak-anak untuk merasakan dingin yang ekstrim.
  6. Paspor anak-anak habis masa berlaku bulan May 2013.

Akhirnya diputuskan cuma saya yang ikut. Nanti kapan-kapan insya Allah kalau ada rejeki, akan balik lagi kesana membawa anak-anak. Itung-itung survey medan dulu lah.

japan1

Total perjalanan kami adalah 8 hari. Kami berangkat Minggu tengah malam, pulang Minggu siang. Efektif disana cuma 6 hari sih. Jadi kami hanya membawa:

  • 1 tas kamera DSLR
  • 1 tas laptop (namanya juga kerja)
  • 1 koper besar berisi seluruh pakaian saya dan Masguh dan souvenir kantornya untuk dibagikan di acara di sana.
  • 1 koper kecil berisi baju tebal + coat + sarung tangan + topi cupluk + syal untuk ganti di airport tujuan
  • 1 tas selempang berisi dokumen + dompet + gadget

Alhamdulillah anak-anak tidak rewel atau ngambek ditinggal, karena mereka diberi pengertian kalau papanya kerja sementara mamanya akan ikut untuk survey tempat liburan bagus untuk mereka. Hehehe

Sampai di Narita Airport, semua orang keluar dari belalai langsung lari ke kamar mandi untuk ganti baju tebal. Sebelum mendarat, pramugari mengumumkan suhu setempat diperkirakan minus 4 derajaat Celcius.

Melihat matahari yang gonjreng banget, dengan sok tau nya saya hanya lapis jaket kulit ditambah syal. Saya merasa sudah pakai baju 2 lapis dibalik jaket (tank top + kaos lengan panjang). Berapa suhu hari itu?

japan2

Saat masih menunggu Limo (bus express airport ke hotel) yang menjemput, saya merasa cukup hangat dengan kostum yang saya gunakan itu. Tapi begitu keluar pintu ke arah bus, saya berasa digampar oleh angin yang sangat menggigit. Langsung saya pakai sarung tangan dan menutup muka dengan syal.

Wokeh, ternyata saya tertipu dengan penampakan matahari yang bersinar sangat terang itu.

Kostum saya di hari berikutnya:

  • 3 lapis baju
  • coat tebal
  • legging di dalam jeans
  • kaos kaki tebal yang saya pakai sampai diluar jeans
  • sepatu boots
  • sarung tangan
  • syal

Badan frankenstein penuh tambalan ini kewahalan menghadapi suhu 1-5 derajat Celcius. Memang sejak operasi ke 5, saya lebih mudah kedinginan walau suhu hanya 10-15 derajat Celcius. Meski baru ini merasakan suhu dibawah 5 derajat.

japan5

Begitu mengetahui saya dan Masguh pergi tanpa membawa anak-anak, langsung orang berkomentar “bulan madu kedua yaaa?

japan3

Well … kinda *_^

Setelah 13 tahun bersama, boleh dong kali ini kami menikmati waktu hanya berdua? Untuk menjaga soda-soda asmara tetap berbusa. Hahahaha

Semoga kami bisa seperti kakek nenek yang kami temui di Tokyo Central Station ini. Masih semangat keliling dunia berdua tanpa kenal usia.

japan4

Ada pepatah yang bilang “Young people travel for knowledge, Old people travel for experience

Saya setuju dan suka sekali dengan kalimat tersebut.

Jepang adalah negara ke 12 yang saya kunjungi. Selama disini saya pergi ke 4 kota berbeda: Tokyo, Kyoto, Osaka dan Kawaguchi. Saya juga sempat kopdar dengan teman blogger, Fety di Shibuya.

Cerita detil perjalanan ini, nantikan dalam posting berikutnya yaaa

PS: iya saya masih ingat kok cerita Taiwan belum selesai. Nanti disambung lagi deh, karena yang ini lebih hangat. Hehehehe

Semua posting tentang Jepang bisa dilihat di http://www.masrafa.com/category/jalan-jalan/japan/