Browsed by
Tag: Singapore

Menikmati Skyride di Sentosa

Menikmati Skyride di Sentosa

Masih hari pertama di Singapore, kunjungan tahun 2012. Pas lihat-lihat folder foto liburan, ternyata sudah 3 tahun berturut-turut Rafa dan Fayra ke Singapore. Mama nya malah 5 tahun berturut-turut. Papanya? Tahun ini tiap bulan ke Singapore. Hahahaha jomplang banget kan.

Doakan aja semoga bisa menjadi penduduk Singapore beneran suatu hari nanti. Dari pada Masguh mondar mandir kan yah? sekalian aja minta base di situ. Insya Allah saya siap kalo diminta pensiun untuk ikut suami. Amin ya Rabb.

Sebenarnya sebelum ke POLW, kami sempat jalan-jalan menyurusi Vivo City. Lihat playground di atas, anak-anak iseng nyoba beberapa mainan. Kami juga menyusuri belakang Vivo, mencari jalan menuju Boardwalk. Sekali-kali gitu mo nyoba jalan kaki menuju Sentosa. Pas lihat dari pinggir deck, yampuuun jauh aja tuh kek nya. Jadi mari kita balik naik ke lantai 3, naik Sentosa Express aja deh.

Selesai main air, sempat-sempatnya iseng foto di sekitar perjalanan jalan kaki menuju Beach Station.

Dari Beach Station, kami iseng dong turun kereta di Imbiah Station. Kaya’nya belum pernah punya foto dengan background Merlion yang ini deh. Hihihihi norak kan alasan turun kereta nya.

Dari situ jalan kaki terus ke atas, naik beberapa eskalator. Rafa pingin nyoba LUGE, tapi gak yakin Fayra bisa duduk diam di atas go-cart dengan kondisi jalanan menurun tajam gitu. Kami putuskan untuk coba naik Skyride aja. Sambil menikmati pemandangan sebelum matahari terbenam.

Skyride

Alhamdulillah Fayra sudah melewati batas minimum tinggi badan untuk naik Skyride. Kami membayar tiket S$12/orang untuk naik skyride bolak balik.

Lumayan deg-degan juga duduk diatas kursi yang digantung di kawat baja. Naik turun melewati bukit di Sentosa ini. Faktor U juga kali yaa … uzur karena umur. Hahahaha

Anak-anak sih cuek aja. Duduk goyang-goyang sambil liat kanan kiri. Tapi setelah mencoba fokus lihat pemandangan matahari terbenam di pantai, rasa deg-degan nya hilang juga.

Udah capek habis main air dan naik skyride, kami balik ke hotel. Besok enaknya jalan-jalan kemana lagi ya?

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini

Port of Lost Wonder

Port of Lost Wonder

Liburan ke Singapore ini bukan yang pertama kali untuk anak-anak. Apalagi untuk mama papanya. Jadi kami tidak membuat itinerary yang detil, karena sebagian besar tempat wisata di Singapore juga sudah pernah dikunjungi Rafa dan Fayra.

Membaca blog Thalia beberapa waktu lalu, kami jadi tertarik untuk merasakan apa yang diceritakan dipostingan yang ini.

Jadi begitu sampai di York hotel, taruh koper dan sholat, lanjut makan siang di Orchad, trus kami langsung jalan lagi ke Sentosa untuk bermain air di Port of Lost Wonder.

Kalau naik Sentosa Express menuju POLW, kita turun di Beach stasiun (pemberhentian terakhir). Kemudian turun eskalator, ambil jalan ke kiri dan tunggu tram yang ke arah Palawan Beach. Bisa jalan kaki juga sih sekitar 5 menit dari stasiun terakhir ini.

Tiket masuk POLW:

Hari kerja (Senin – Jumat) –> S$8/anak

Hari libur (Sabtu – Minggu – Public Holiday) –> S$15

Alhamdulillah kami kesana hari Jumat, jadi lebih murah. Dan bagi orang dewasa yang mendampingi anak tidak dikenakan biaya masuk, yang pasti 1 dewasa untuk mendampingi 1 anak. Pas kan anaknya 2, jadi mama papa gratis deh.

Jam buka POLW 8 pagi sampai 6:30 sore. Terakhir masuk jam 4:30 sore. Permainan air nya ditutup jam 6 sore.

Jangan tanya deh gimana senangnya anak-anak disini. Kita teriak manggil-manggil nama mereka juga gak didengerin. Asyik main aja gitu. Petugas pengawasnya banyak banget. Udah jelas peraturan nya kalau mau main air harus pakai baju renang, eh papa nyamperin anak-anak ke dalam tempat main air masih pake baju lengkap … tiba-tiba di priwitin aja gitu sama petugasnya. Disuruh minggir, gak boleh masuk ke arena bermain tanpa pakai baju renang. Hihihihi ketat juga yah.

Arena POLW ini bisa dibilang gak terlalu besar sih. Masih lebih luas dan lengkap Ocean Park BSD tentunya. Tapi yah lumayan untuk anak-anak dari pada sekedar main di pantai doang. Design POLW semua berbau Pirates atau Bajak Laut. Dari mulai pancuran/shower tempat bilas, lampu hias, sampai seragam petugasnya.

Standar Singapore, tempat ini bersih dan terawat sekali. Tempat sampah dimana-mana, air bersih juga mengucur, toilet – tempat bilas – kamar mandi – wastafel … lengkap semua.

Ada jam tertentu dimana anak-anak diajak untuk mendengarkan cerita. Tapi karena pengunjung hari itu tidak begitu ramai, tempat ceritanya hanya dilakukan di Hatch Patch. Dongeng yang diceritakan tidak jauh dari penghuni pantai dan laut. Cara penyampaian ceritanya juga dilakukan 2 arah. Anak-anak diminta berpartisipasi dengan menjawab pertanyaan dan menggambar mahluk laut yang diceritakan di papan tulis yang disediakan di depan. Lumayan anak-anak jadi istirahat sebentar dari air.

Foto diatas adalah area The Deck, disediakan untuk orang yang mau picnic. Bebas deh mau berjemur pakai bikini atau sekedar gegoleran aja di matras yang di tersedia. Enak banget kesini sore-sore, gak panas dan bisa menikmati hembusan angin sepoi-sepoi.

Satu jam lebih main air disini, anak-anak masih gak puas juga. Mereka minta main ke pantai diluar area POLW. Akhirnya kami minta ijin ke aunty penjaga, untuk main ke pantai sebentar tapi nanti balik lagi kesini untuk mandi sebelum pulang. Dibolehin! Cuma diingatkan untuk cepat kembali karena mereka tutup jam 6:30. Setengah jam sebelum tutup harus udah masuk lagi ke dalam.

Puas banget deh mereka main di pantai. Sampai setengah badannya penuh pasir. Setelah itu kami balik ke POLW untuk mandi sebelum pulang.

Etapiiiii … papa mana yah?

Jiaaaahh … anak-anak main air, mama asyik motoin anak-anak, eeehhh papa nya tidur aja gitu dipojokan. Hihihihihi

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini

Numpang Liburan

Numpang Liburan

Akhir-akhir ini Masguh harus mondar mandir mengerjakan sebuah project di Singapore. Sekali pergi paling cuma 3 hari sih, tapi sering dan tetap aja yang ditinggal di rumah ngiri pingin ikutan pergi. Hehehe

Setelah anak-anak protes “kenapa papa nginep di hotel gak ngajak-ngajak?

Akhirnya di epruf juga untuk nebeng liburan, ketika papanya kerja disana.

Alhamdulillah akhir-akhir ini nilai ulangan anak-anak bagus-bagus semua, Rafa malah meningkat pesat. Jadi liburan ini sebagai reward untuk mereka juga.

Papanya berangkat Rabu, kami nyusul Jumat pagi. Tapi sebagian besar pakaian sudah masuk ke dalam koper papa. Saya tinggal gandeng anak-anak dan nyeret 1 koper kecil saja.

Sempat khawatir dengan jadwal penerbangan jam 7:55, karena artinya kami harus berangkat dari rumah jam 5an. Tapi alhamdulillah anak-anak bisa bangun jam 4:30, langsung mandi dan sholat subuh. Begitu jam 5 taxi yang dipesan via telp sehari sebelumnya, sudah menunggu di depan rumah. Cussss … mari kita berangkat ke erpot.

Sekarang tidak perlu lagi mengisi form imigrasi di bandara. Jadi setelah dapat boarding pass bisa langsung stempel passport. Sarapan dulu di starbuck D2, sambil nunggu waktu boarding.

Ternyata pesawatnya ada di terminal 3, jadi dari Gate E4 kami naik bus menuju pesawat. Eh kebagian pesawat GA merah, padahal kan biasanya biru.

Papanya sempat bbm, kalau gak bisa jemput di Changi. It’s OK lah, anak-anak udah besar. Rafa bisa bantu bawa ransel. Naik MRT menuju hotel juga gampang.

Kaget begitu sampai Changi, kami masuk ke terminal 3. Maklum udah 1,5 tahun gak kesini, baru tau ada Terminal 3. Seperti terminal lainnya, keren – mewah – bersih. Dan yang ini dilengkapi dengan playground juga loh *norak*. Sambil nunggu Rafa ke toilet, Fayra asyik main deh. Mama jagain koper aja di kursi.

Baru nyalakan henpon, Masguh SMS “udah sampai? aku di jalan menuju terminal 3. Tunggu di depan ya

Horeeeee … papa bisa jemput.

Lihat deh tuh yang kangen papanya!

Tunggu kelanjutan cerita liburan ini di postingan berikutnya yaaa

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini

Biaya liburan ke Singapore

Biaya liburan ke Singapore

Karena ada beberapa orang yang tanya tentang perincian biaya liburan ke Singapore, disini akan saya tulis detilnya. Tanpa bermaksud sombong atau pamer, cuma berharap informasi ini berguna untuk pembaca yang mau liburan dengan membawa keluarga seperti kami:

Hari Pertama

  • Taxi dari Changi Airport ke hotel di Bencoleen road : SGD 20
  • Bellboy tip : SGD 5
  • EZlink ticket : SGD 35
  • Makan malam di Orchad : SGD 40
  • Jajan cemal cemil : SGD 15
  • TOTAL hari pertama = SGD 115 (dikali Rp 7,000) = skitar Rp 805,000

Hari Kedua

  • Sarapan Rafa + Fayra : SGD 5
  • Jurong Bird Park 4 orang : SGD 60
  • Makan siang di Jurong Bird Park : SGD 45
  • EZlink top up : SGD 35
  • Science Center all in ticket utk 4 orang : SGD 92
  • Song of the sea – Sentosa utk 4 orang : SGD 40
  • Makan malam di Sentosa : SGD 50
  • TOTAL hari kedua = SGD 325 (dikali Rp 7,000) = Rp 2,275,000

Hari Ketiga

  • Sarapan Rafa + Fayra : SGD 5
  • Naik taxi ke Orchad : SGD 10
  • Makan siang di Lucky Plasa : SGD 25
  • Naik taxi dari Tampines ke hotel sekitar Orchad : SGD 10
  • Hotel Bencoolen 2 malam : SGD 250
  • Taxi dari hotel ke airport = SGD 20
  • Total hari ketiga = SGD 320 (dikali Rp 7,000) = Rp 2,240,000

Total biaya liburan 4 orang selama 3 hari di Singapore = Rp 5,320,000 (diluar tiket pesawat dan belanja/oleh-oleh)

Tiket pesawat tinggal cari promo di AirAsia aja.

Gimana …. tertarik untuk mencoba?

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini

Science Center – Singapore D2

Science Center – Singapore D2

Jumat, 26 Feb 2010

Setelah puas 1/2 hari di Jurong Bird Park sampai makan siang disana, persinggahan berikutnya adalah Science Center. Kami naik MRT turun di stasiun Jurong East, kemudian jalan kaki menuju stasiun bus. Lanjut naik bus nomor 335. Waktu nanya petugas, disuruh jalan “cuma 8 menit jalan kaki dari stasiun ini kok. Jalan aja deket banget“. Phiewwwhh, makasih loh pak disuruh jalan kaki 5-10 menit disiang bolong jam 1 terik bawa 2 krucil ginih. hihihihi

Kami turun dihalte depan Science Center. Dipintu masuk bertengger lah sebuah patung dinosaurus besar yang mengeluarkan suara dan kepalanya mengangguk-angguk. Fayra gak berani deketin patung, jadi mas Rafa foto sendiri aja didepan dino. Kaya nya sih patung ini sengaja ditaruh untuk ngikutin museum science di emrik sana hihihihihi.

Kami membeli karcis terusan, total berempat SGD 92 sudah termasuk:

  1. Science Center
  2. Omni Theatre (IMAX studio)
  3. Body World Exhibition

Science Center ini buka dari jam 10 pagi sampai jam 6 sore. Kalo hari Senin tutup.

Karena saat kami datang bertepatan dengan dimulainya film di studio IMAX, kami langsung belok kanan dari loket menuju Omni Theatre . Bioskop ini unik dengan layar berbentuk bola yang sangat besar. Beda sama theater Imax Keong Emas yang di TMII – Jakarta. Ilustrasi bentuk layar dan studio digambarkan dengan jelas dibawah ini (nyomot dari sini):

Tinggi studio nya seperti bangunan 5 lantai sekitar 16 meter sementara lebar diameternya 23 meter. Dengan bentuk layar seperti itu, penonton bisa memandang 180 derajat ke samping dan 125 derajat secara vertikal. Layarnya terbuat dari alumunium, jadi bisa menerima pantulan cahaya 30% lebih jelas dan memiliki lebih dari 45juta lubang kecil untuk menyalurkan udara – AC dan suara dari speaker ke arah penonton. Keren yah *norak*. Menonton film tentang ikan-ikan di lautan Indonesia *bangga*, berasa ada didalam lautan dan ikut berenang diantara ikan-ikan tsb. Rafa senang banget selama 40 menit film diputar. Sementara Fayra yang agak bosan dan takut, karena berasa ada didalam laut.

Diluar studio ada Movie Ride. Studio kecil berbentuk setengah badan pesawat. Saat kita nonton film, studio ini bergerak. Sayangnya Fayra gak bisa ikut menikmati karena ada syarat tinggi badan minimum 107cm. Semua anak kecil yang mau masuk diminta berdiri dekat papan seperti foto terlampir. Keliatan kan kalo Fayra masih dibawah tinggi minimum. hehehe

Seperti Science Museum di Hongkong, semua alat peraga disini bisa dimainkan langsung oleh anak-anak. Rafa paling suka ada di The Mind’s Eye dan dibagian cermin-cermin. Rafa suka bereksperimen dengan keajaiban cermin. Seperti foto diatas, Rafa nyembul dari balik dinding berkaca sehingga terlihat seperti potongan kepala diatas meja. Fayra cekikikan liat badan masnya menghilang.

Didalam Science Center dibagi kedalam beberapa area:

  1. The mind’s eye
  2. Nano technology
  3. I-space
  4. Mathematic
  5. Sound exhibition
  6. Eco Garden
  7. Tsunami exhibition
  8. Living with viruses
  9. Human Body
  10. Kinetic Garden
  11. Our solar system
  12. Space science
  13. Water works

Dalam Science center ini kita bisa mempraktekan ilmu-ilmu yang selama ini dipelajari di sekolah. Penjelasan tentang Tsunami pun digambarkan dengan menarik untuk anak-anak. Sayangnya kami gak bawa baju ganti atau baju renang, padahal di area Water Works seperti foto dibawah ini … anak-anak harusnya bisa asik main air dan disana disediakan kamar mandi untuk bilas setelah basa kuyup. Alhamdulillah anak-anak gak protes karena gak bisa main basah-basahan. Mereka sudah dijanjikan sore ini kami akan ke Sentosa.

Saat kami datang bertepatan dengan waktu pameran Body Worlds, dan tiket kami sudah sekalian untuk melihat pameran tsb. Jadi kami lanjut melihat ke ruang sebelah. Kami tidak mengunjungi Snow World disini, karena anak-anak sudah pernah merasakan Snow World di Genting  – Malaysia.

Body Worlds Exhibition

Pameran Body Worlds ini menampilkan mayat-mayat manusia dan hewan yang sudah diproses sedemikian rupa oleh beberapa ilmuwan. Tujuan utamanya untuk memperkenalkan ilmu kesehatan kepada masyarakat. Mayat yang digunakan adalah hasil sumbangan orang-orang yang merelakan tubuh mereka (saat mereka meninggal) untuk plastination melalui program donasi tubuh.

Body Worlds Exhibition adalah sebuah pameran keliling tubuh manusia yang di awetkan dan bagian-bagian tubuh yang di peragakan yang disebut plastination untuk mengungkapkan struktur anatomis batin. Pameran developer dan promotor adalah ahli anatomi Jerman Gunther von Hagens, yang menemukan teknik plastination pada akhir tahun 1970-an di University of Heidelberg.

Di pameran ini kami melihat beberapa bagian tubuh manusia juga beberapa hewan (rusa, jerapah, kuda). Ada yang ditampilkan secara utuh, ada juga yang ditampilkan hanya bagian tertentunya. Kita bisa melihat paru-paru orang yang merokok disandingkan dengan paru-paru orang yang meninggal dalam kondisi sehat. Hal ini ditampilkan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup sehat selama kita masih bernafas.

Plastines (mayat yang dijadikan patung atau alat peraga) manusia ditampilkan dalam posisi yang berbeda-beda. Ada yang lagi main basket, ada yang menari, ada yang duduk.

Dalam menghasilkan spesimen untuk Body Worlds, von Hagens mempekerjakan 340 orang di 5 laboratorium di 3 negara, Cina, Jerman dan Kyrgyzstan. Setiap laboratorium telah dikategorikan khusus, dengan laboratorium cina berfokus pada spesimen binatang. Salah satu spesimen yang paling sulit untuk menciptakan adalah jerapah yang muncul di Body Worlds & The Mirror of Time.

Untuk membuat spesimen dibutuhkan waktu tiga tahun,hal ini sepuluh kali lebih lama dari yang diperlukan untuk mempersiapkan tubuh manusia. Dibutuhkan 10 orang untuk memindahkan jerapah, karena berat badan terakhir (seperti semua spesimen setelah plastination) adalah sama dengan hewan asli.

Dipintu masuk pameran, pengunjung dilarang mengambil foto. Saya akan tampilkan hasil gugling aja yah. Ini dia contoh salah satu plastines yang kami lihat disana:

Mayan seram yah?

Penjelasan lebih detil dalam bahasa indonesia dan liat proses pembuatannya, bisa dilihat disini.

————–

Karena kami harus lanjut ke Sentosa, kami tidak bisa lama-lama di Science Center. Kami menyebrangi Gedung Science Center dan menunggu bus 335 di halte sebrang untuk lanjut ke stasiun MRT Jurong East. Kami akan ke Sentosa dan melihat pertunjukan laser disana.

Tips ke Science Center Singapore:

  • Sebaiknya luangkan waktu 1 hari penuh supaya anak-anak puas mencoba semua alat peraga didalam gedung Science Center.
  • Bawa baju ganti dan peralatan mandi, supaya anak-anak bisa bermain air sampai basah kuyup.
  • Untuk anak < 3 tahun, saya tidak menyarankan untuk ikut masuk ke Omni Theater. Karena bentuk layar dan film yang disajikan dengan suara yang menggelegar, akan membuat anak takut. Saya melihat beberapa anak kecil nangis kejer didalam studio dan orang tuanya tidak bisa menenangkan mereka kecuali membawa keluar ruangan. Kasian mengganggu penonton yang lain.

Semua posting tentang Singapore bisa dilihat disini