Browsed by
Category: Rumah

Traveling is FUN

Traveling is FUN

Jumat lalu saat saya pacaran ama masguh di Grand Indo, kami nonton film di Blitz. Sebelum masuk ke studio, saya tertarik melihat IconLife Photobooth didalam area Blitz Megaplex. Display nya bagus-bagus dan sangat kreatif!

Kami tertarik dengan frame foto yang menampilkan foto kecil-kecil diatur seperti puzzle 3D. Ada yang berbentuk kotak, persegi panjang dan hati. Masing-masing frame berisi 28-32 foto. Harganya 200-250rb tergantung ukuran.

Saya langsung mikir deh, musti dibikin tema nih. Jadi wiken kemarin asyik milih-milih foto mana yang mau dicetak.

Saya pilih tema: Traveling is FUN. Saya letakan diatas rak sepatu depan pintu masuk, dikelilingi souvenir kecil yang kami bawa dari jalan-jalan.

Frame ini berisi kumpulan 28 foto jalan-jalan kami dari mulai ke Puncak – Bogor,  Tangkuban Perahu – bandung, Borobudur- Jogja, Singapore, Malaysia, Thailand, Hongkong, China, Taiwan sampai Jepang dan Dubai.

Sebenarnya ada 1 foto Masguh di Australia, tapi setelah jadi kok hilang yah. Foto didepan tram Hongkong kok malah 2x kecetaknya. Komplain minta cetak dan tempel ulang 1 foto lagi boleh gak yah? Sayang di struk nya gak ada notelp sih. Nanti kalo kesana lagi mo coba tanya ah. Kalo gak bisa, ya paling cetak 1 foto ukuran kecil trus tempel sendiri deh.

Karena foto Australia gak ada,  insya Allah ini frame pertama … ASIA Edition

Semoga nanti ada lanjutan frame lain edisi eropa, amerika, australia, dan lain-lain. Ini khayalan tingkat tinggi kami. Yah namanya juga ngayal, jangan tanggung-tanggung lah siapa tau beneran kejadian. Di Al-Quran ada ayat NYA: “AKU sebagaimana prasangka hambaKU”. Jadi yakin aja bakal kejadian … hehehe amin.

Suka banget ama quote dari Santo Agustinus ini:

Dunia ini bagaikan buku, dan orang-orang yang tidak pernah berpergian hanya membaca satu halamannya

Kalian sudah baca berapa halaman?

Beginning of new life

Beginning of new life

Sudah 3 minggu kami beradaptasi hidup di rumah baru, sekolah baru dan kantor baru. Masih mencoba mengenal tetangga-teman-lingkungan baru. Nyoba aktif di milis komplek juga. 3 bulan pertama mungkin agak berat untuk kami ber4, tapi kami yakin pasti bisa melaluinya dan menikmati keindahannya.

Rumah

Alhamdulillah rumah sekarang sudah mengakomodasi kebutuhan kami untuk saat ini. Rafa dan Fayra yang semakin besar, membutuhkan ruangan untuk kebebasan pribadi mereka. Sekarang mereka sudah punya kamar sendiri-sendiri yang letaknya bersebelahan. Mereka berbagi pendingin ruangan yang sama, dan kamar mereka terhubung oleh sebuah pintu geser yang bagian kuncinya berada di kamar Rafa (anak yang lebih gede, berhak mengatur privacy-nya hihihi).

Pemilihan warna diserahkan ke Rafa dan Fayra. Mereka yang menentukan tema, warna dan pernak pernik yang ada didalamnya. Pengaturan ruangan diserahkan ke mama tentunya.

Kamar Fayra

Warna yang dipilih Fayra adalah MERAH MUDA. Seperti anak perempuan lain seumurnya, Fayra loves every little pink! Tapi ada kecelakaan yang disebabkan kecacatan mata mama, yang harusnya kamar Fayra berwarna Shocking Pink + Soft Pink … eh malah yang dipilih catnya shocking pink + soft purple. Agak khawatir pas liat isi kaleng cat, tapi ternyata setelah dipoles ke tembok … lumayan juga.

Setiap ada orang yang ke rumah, pasti digeret Fayra “mo liat kamar aku yang kaya istana gak?” hihihihi *norak deh anak gw*. Cuma karena kelambu diujung tempat tidurnya dan sticker dinding bergambar castle dan putri dalam kereta kuda.

Dibagian ujung kaki tempat tidur ada sebuah meja kecil yang berisi perabotan lenong yang Fayra bilang “ini mekap aku“. Semua produk kecantikan dijejer dimeja itu mulai dari sisir, bedak, minyak telon, tisu, cutton bud, lotion sampai thermometer juga ada. Mama menyebutnya sebagai pojok dandan *halah ganjen amat*. Di dinding sampingnya terdapat rak gantung yang berisi aneka boneka Fayra.

Pokoknya kamar Fayra ini girly banget deh!

Kamar Rafa

Warna yang dipilih Rafa adalah BIRU. Kombinasi dari biru cerah dan biru lembut yang mendekati warna awan.

Furniture kami masih yang lama, tempat tidur pun masih menggunakan seperti foto diatas cuma dilakukan pengecatan ulang saja. Bagian atas tempat tidur tingkat yang tadinya menyerupai box bayi mulai dipereteli (dicopot-copot). Kebetulan design furniture dari awal memang sudah bongkar pasang dan diharapkan bisa digunakan untuk jangka panjang.

Bagian pagar tempat tidur sudah tidak digunakan. Tempat tidur atas digunakan di kamar Fayra. Sementara tempat tidur bawah digunakan dikamar Rafa. Bagian ujung kaki tempat tidur atas (foot board), ditaruh diujung atas tempat tidur Rafa. Cuma digeletakin aja dilantai, supaya terlihat sebagai head board tempat tidur Rafa.

Rafa minta ditambah ambalan kayu di dinding bagian atas tempat tidurnya untuk meletakan aneka lego hasil rakitannya. Ditambah 1 ambalan kayu untuk meletakan buku-buku bacaan koleksi Rafa. Pajangan dinding berupa gambar dunia, dipasang untuk membangkitkan semangat Rafa menjelajah dunia. Sebenarnya itu hanya kertas kado, cuma dibawa mama ke tukang bingkai trus dilapisi plastik dan dialasi triplek tipis aja.

Alhamdulillah pelan-pelan penumpukan kardus sudah mulai berkurang. Sebagian besar barang sudah menempati posisinya. Hanya tumpukan koper yang berisi baju mama-papa aja dipojokan kamar karena memang belum punya lemari pakaian dikamar tidur utama. hehehe napas dulu ah, nanti abis lebaran kalo ada rejeki baru nambah perabotan lain. Amin

Sekolah Rafa-Fayra

Selama ini Rafa-Fayra menikmati pendidikan sekolah Islam. Begitu masuk ke sekolah umum, terjadi lah shock culture. Yah namanya proses adaptasi. Ketika saya datang ke acara ‘parents orientation day’ dan mencoba mengelilingi lingkungan skolah, sampailah saya ke kantin yang letaknya di depan kolam renang. Waktu itu yang buka hanya 1 tempat makan dengan judul ‘Nasi Campur’. Benar saja, ketika saya lihat menu makanannya … saya menemukan 1 porsi nasi lengkap dengan sayur dan irisan tipis daging babi. Dari mana saya tahu? karena lingkungan kerja saya banyak yang non-muslim, dan menu tsb sering mereka makan di foodcourt Mall Ambasador. hehehehe

Kemudian saya ingatkan anak-anak untuk berhati-hati dalam mengkonsumsi makanan. Mulai tahun ini Rafa tidak akan ikut ketring di sekolah, tetapi membawa makanan dari rumah. Konsekuensinya adalah Rafa harus membawa beberapa kotak makanan. 1 botol minum + 1 kotak berisi cemilan + 1 kotak berisi nasi-lauk + 1 kotak berisi sayur + 1 kotak berisi buah. Yah harus selengkap itu karena kelas 4 SD ini Rafa pulang lebih sore dan memang lebih banyak kegiatan. Jadi supaya tetap bertenaga harus didukung dengan makanan yang kumplit. Itu pun diluar susu, 1x sebelum berangkat sekolah + 1x sore saat pulang sekolah + 1x saat mau tidur. Badan Rafa? tetap cungkring hihihihi

Ketika diingatkan untuk tidak sembarangan bertukar makanan, Rafa langsung menjawab “iya aku boleh tuker makanan dengan sesama muslim kan? kalo aku kasih makanan ke orang lain gpp, tapi aku harus hati-hati menerima makanan dari orang lain. ngerti kok ma” waaaahhh my big boy has grown up!

Disekolahnya sekarang Rafa bertemu dengan beragam anak dari berbagai agama – suku – juga warga negara. Ada temannya yang baru pindah dari China, komunikasi dilakukan dalam bahasa inggris karena bahasa mandarin Rafa baru dalam tahap permulaan. Disekolah ini pun Rafa jadi mengetahui bahwa di dunia ini ada berbagai macam kepercayaan atau agama.

ma … teman aku ada yang agamanya Budha loh. Ternyata ada ya agama Budha di Indonesia. Aku pikir cuma di luar negeri aja

hihihihi

Mungkin Rafa teringat saat jalan-jalan ke Bangkok beberapa waktu lalu. Karena disana kami mengunjungi beberapa temple dan melihat penganut agama Budha sedang menjalankan kegiatan keagamaan. Sementara Rafa belum pernah melihat kegiatan serupa di Jakarta.

Lucunya lagi sekarang Rafa jadi suka mengajukan pertanyaan ke teman yang baru dikenalnya “agama kamu apa?” Dan kaget saat teman satu mobil jemputannya ada yang menjawab “aku sih terserah mama-papa aja, kadang aku Kristen tapi kadang aku Budha

Wah mulai berat nih

Kami harus membekali pengetahuan agama yang lebih intensif ke anak-anak. Supaya benteng iman mereka menjadi lebih kokoh.

Disatu sisi kami memang sedikit khawatir, tapi di sisi lain kami merasa ada baiknya juga anak-anak mengenal perbedaan sedari dini. Supaya mereka paham bahwa Islam bukan satu-satunya agama yang ada di dunia. Supaya mereka bisa menghargai kepercayaan yang dianut orang lain. Semoga mereka bisa menikmati indahnya perbedaan dan bukan malah mempeributkannya.

Seperti yang ditulis @lucywiryono dalam timeline twitternya: “kenapa kita menaikan dagu saat berbicara mengenai Tuhan masing-masing. pdhl saat kita berbicara dan memohon kepadaNYA, kita menundukan kepala

Komunikasi masih menjadi kendala bagi Rafa dan Fayra di sekolahnya. Karena kami tidak mengajarkan bahasa lain sampai mereka bisa menyusun kalimat dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Untuk Rafa yang sudah diperkenalkan dengan bahasa Inggris dari umur 5 tahun saja masih agak susah. Rafa mengerti tulisan dan ucapan orang lain, tapi masih agak kesulitan menyampaikan isi pikirannya secara lisan dalam bahasa Inggris. Gimana Fayra yang hanya mengenal beberapa kosakata dalam bahasa Inggris. Tapi kami yakin mereka akan cepat belajar dan mengejar ketertinggalannya. Semoga 3 bulan kedepan mereka sudah bisa lancar berkomunikasi.

Alhamdulillah beasiswa Rafa sudah disetujui oleh kantor papanya untuk yang ketiga kalinya. We’re proud of you, son!

Untuk tahun ini, kami tidak memasang set yang terlalu tinggi untuk Rafa. Karena kami mengerti setahun pertama Rafa masih harus beradaptasi dengan lingkungan barunya, dengan bahasa inggris dan mandarinnya, dengan kurikulum sekolahnya, juga makin beratnya materi pelajaran dikelas yang lebih tinggi. Yang penting anak-anak bisa menikmati hari-harinya disekolah tanpa merasa terbebani.

Ah…sebentar lagi Rafa akan masuk SMP dan Fayra masuk SD. Cepat banget rasanya *belum siap mental punya anak remaja*

Semoga perjuangan kami tidak sia-sia. Semoga mereka menjadi individu yang lebih baik dari kami. Semoga Rafa dan Fayra bisa menjadi orang yang sehat, cerdas dan beriman. Amin

Pindahan babak 1

Pindahan babak 1

Tidak seperti 4 pindah rumah sebelumnya (dalam waktu 10 tahun!), pindahan kali ini dibuat bertahap. Alasannya karena rumahnya juga belum siap 100%, anak-anak harus masuk sekolah minggu ke 2 Juli, sementara saya belum boleh cuti atau ijin dikantor baru.

Ngepak-ngepakin barang pun udah dicicil dari bulan April. Lumayan lah 1-2 dus per minggu. Semua dikumpulin di ruang tamu. Jadi 3 bulan terakhir rumah kami udah kaya kapal pecah, berantakan banget deh. Begitu masuk rumah isinya tumpukan barang-barang yang menggunung.


Repotnya kalo Rafa dan Fayra mulai iseng kaya foto diatas. Peralatan baking udah dikardusin, eh malah dibongkar dipake untuk mainan. Tapi kadang mereka juga ikut bantuin beres-beres. Paling enggak mereka milahin mainan yang sekiranya bisa dimasukin kardus untuk dibawa ke rumah baru.
Rafa bikin garage sale mainan yang dia udah gak pake. Awalnya sih mainan-mainan itu dimasukan ke dalam kantong kresek dan dibawa ke sekolah. Dijual dengan harga 1-5rb per piece nya. Eh ternyata laku keras sampai ada guru yang borong juga. Trus Rafa bikin lagi di garasi rumah, lumayan dompet Rafa makin menebal hehehe. Semua itu dilakukan saat mama kerja, jadi pulang kantor udah denger cerita aja pendapatan hari itu berapa. Rafa selalu minta approval mainan mana yang boleh dijual dan berapa perkiraan harga jual yang pantas.


Wiken kemarin kami sudah mulai membawa sebagian barang ke rumah baru. Alhamdulillah 2x jalan pakai mobil sendiri, berhasil mengangkut 80% dari dus-dus yang ada di ruang tamu. Target kami tanggal 3 Juli harus udah mulai menetap disana.

Doakan lancar yah!

Persiapan pindah rumah

Persiapan pindah rumah

Sejak pertama beli rumah tahun 2005, kami sudah membuat rencana bahwa rumah tsb hanya akan kami tempati untuk periode 5 tahun. Jadi kami mencari bentuk bangunan yang pas untuk keluarga pemula, dengan komposisi 2 kamar tidur + 1 kamar mandi + 1 kamar pembantu + 1 kamar mandi pembantu + dapur + ruang serbaguna (ruang makan, ruang tamu, ruang keluarga). Walau bangunan tsb cuma 65 meter persegi dan tanahnya seluas 90 meter persegi.

Waktu itu Rafa tanya “abis ini kita pindah kemana lagi?

Wajar sih, karena sebelumnya kami sudah pindah 4 kali selama menjadi kontraktor (kontrak rumah sana sini). Tapi waktu itu kami bilang “liat nanti ya mas, sementara kita disini dulu”.

Setelah Fayra memasuki usia sekolah Playgroup (3thn), dan Rafa juga makin besar (9thn) … kamar tidur menjadi masalah diantara mereka.

Sering Fayra telpon siang cuma ngeluh “ma, aku gak bisa bobo siang nih. teman kakak dikamar semua gak pulang-pulang dari tadi

Biasa lah cowok-cowok yang udah beranjak remaja, senengnya ngumpul dikamar temannya. Kalo gak dikamar, ya pasti konvoi main sepeda atau main bola di lapangan sport center.

Pertengahan tahun lalu, kami mulai survey harga rumah dengan komposisi 3 kamar tidur. Gak cuma itu, kami pun langsung menghitung dan simulasi biaya yang harus dikeluarkan untuk membeli rumah tsb. Ketika sudah punya cukup rasa ‘percaya diri’, kami putuskan untuk membeli rumah baru.

Pergulatannya lumayan berat.

Kami ambil pinjaman di bank untuk melunasi rumah lama (yg kreditnya masih sisa 5 tahun) + DP rumah baru. Sambil kami mencoba menawarkan rumah lama. Alhamdulillah sebelah rumah bersedia membeli rumah. Dan uang tsb kami gunakan untuk melunasi utang di bank, sesaat sebelum kami memulai KPR rumah baru. Yaaakkkk gali lubang – tutup lubang – gali lubang baru lagi hihihihihi.

Kami berani nekat seperti itu karena hutang mobil sudah habis periodenya di bulan Feb kemarin. Jadi pengeluaran yang biasanya dipakai untuk bayar mobil, dialihkan untuk cicilan rumah baru. Jadi hutang sekarang cuma 1 … RUMAH BARU.

Ketika masalah utang piutang sudah selesai, dan bisa tarik napas lega … kami memulai hidup baru hanya dengan 1 hutang aja.

Untuk pindah sekolah, saya sudah tulis disini gimana repotnya mencari sekolah baru … yang semuanya diluar prediksi kami. Untuk biaya nya, alhamdulillah tabungan pendidikan anak-anak memang dijadwalkan cair bulan Feb 2010. Jadi tepat waktu, hanya tinggal menambah sebagian yang diluar rencana saja.

Ternyata urusan pindah rumah belum berhenti sampai disitu.

Rumah baru kami tidak memiliki kamar tidur dan kamar mandi untuk pembantu. Jadi kami harus menambah sedikit bangunan dibelakang, yang artinya renovasi. Dan untuk membayar DP renovasi kami harus menguras tabungan yang ada. phieewwhhh.

Perintilannya berdatangan dari mulai biaya pembuatan kitchen set, korden, teralis, furniture untuk kamar Rafa, pembuatan taman depan dan belakang, water heater, tambah AC dan lain-lain.

Semakin mendekati kesiapan rumah yang direncanakan akhir Juni selesai renovasi, kepala saya semakin pusing. Kami tau bahwa semua perintilan itu tidak harus dipenuhi dalam waktu singkat. Tapi tetap aja begitu survey dan tau perkiraan biaya … kepala saya langsung nyut-nyutan. hahahaha

Belum lagi urusan packing dan kendaraan angkut barang nanti. Wuiihhh

Kami hanya punya waktu 2 bulan kedepan, karena kami ingin hidup disana saat tahun ajaran baru di sekolah anak-anak mulai. Karena saya dan suami adalah pekerja luar rumah, otomatis hanya punya waktu libur sabtu dan minggu. 2 bulan x 4 akhir pekan …. bukan waktu yang banyak. Belum lagi dipotong antar anak-anak les, ngemal, acara pentas akhir tahun, ambil raport, acara keluarga. hedeeehhh. Jadi wajar kan kalo saya harus mulai packing dari sekarang? Yah cukup mengisi 2 kardus setiap akhir pekan. Supaya nanti tidak panik dan kecapekan.

Ada teman yang bilang “gila lo banyak duit banget de. Abis beli rumah, masukin anak-anak ke sekolah internasional, liburan ke luar negeri, renovasi … kaya nya duit gak berseri gitu tuh

Saya cuma tersenyum dan mengucap alhamdulillah.

Modalnya adalah perencanaan keuangan yang matang (uang liburan udah disiapkan dari tahun lalu, beli tiket – voucher hotel – USD dilakukan sebelum beli rumah baru), nekat (musti ngukur kemampuan dan lihat peluang), rajin survey cek harga lebih murah sana sini.

Orang kan hanya lihat hasil akhirnya aja, gak tau perjuangan jumpalitan selama proses pencapaiannya. Tidak ada hasil yang instant. Semua harus diawali dengan tekad kuat dan dilanjutkan dengan kerja keras juga gak putus berdoa mohon kelancaran. Insya Allah apapun bisa kita wujudkan.

Sementara segitu dulu sharing tentang pindah rumahnya. Nanti dikabarin lagi kalo ada perkembangan lain. Atau ada yang mo bantuin? bantu packing boleh, bantu angkut barang nanti pun boleh, bantu kasih pinjaman lunak lebih boleh banget hehehehe

Dapur

Dapur

Pintu masuk ke dapur ini terletak di sebelah gudang. Dapur kami kecil, hanya berukuran 2×2 meter. Kompor masih standar, oven nya aja masih OTANG (oven tangkring) yang kalo pake harus diganjal 2 batu bata dan beli di cawang 60rb-an. yang penting mah hasil dari oven itu udah bisa dimakan secara layak ama orang serumah hihihihi

Meja dibawah kompor ini udah de beli dari tahun 2001. Karena dulu kami kontraktor (ngontrak rumah sana sini), jadi meja kompor ini bisa buat alas kompor dimanapun rumah kami. Dilapisi stenlis dan lacinya tertutup rapat dengan karet di seluruh tepi pintu. Jadi semut aja gak bisa masuk ke dalam laci.

Saat mau pesan kitchen set, bingung dalam pemilihan tema dan warna. Tapi karena sayang menyingkirkan meja kompor yang penuh sejarah dan selalu setia menemani de di dapur, akhirnya diputuskan untuk menyamakan tema dengan meja kompor ini. Tadinya sih mau warna yang gonjreng, biar semangat waktu masuk dapur. Gak jadi deh

Karena dapurnya kecil sedangkan barang lungsuran dari mama & mami lumayan banyak, de bikin dapur ini penuh dengan lemari penyimpanan. Gak ada satu bagian pun yang terlewat, semua dimanfaatkan untuk laci. Tadinya sang designer gambarin ada tempat untuk pajangan dapur gitu, untuk vas, piring hias atau benda cantik lainnya. Tapi de gak suka barang-barang gituan. De lebih senang lemari tertutup biar kesannya rapih. Hiasan kaca semi transparan boleh juga. Biar keliatan dikit isi lemarinya. Tapi jangan kebanyakan, kalo dalemnya berantakan jadi ketahuan…hahahaha