Browsed by
Author: De

Rafayra ke Bank

Rafayra ke Bank

Hai hai … gimana liburan nya? Semoga menyenangkan yah

Kami ucapkan Selamat Hari Raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir batin untuk pembaca blog ini *kek ada yg baca aja*

Sebelum mudik lebaran ke Surabaya, kami menyempatkan untuk membawa Rafa dan Fayra ke bank dekat rumah. Kebetulan Bank Permata ada program tabungan Permata Bintang untuk anak-anak:

  1. Kartu ATM dan buku tabungannya menggunakan design Pricess & Cars (tokoh kartun anak)
  2. Menggunakan data diri orang tua (cuma menunjukan KTP asli)
  3. Nama di kartu ATM adalah nama anak
  4. Setoran awal cuma 100rb
  5. Setoran selanjutnya minimal 25rb
  6. Tidak ada biaya administrasi (potongan) tiap bulan

Kami gak tanya sih bunga nya berapa. Karena kami gak begitu peduli juga. Tabungan ini semata untuk sarana anak-anak belajar menabung dan mengenal sistem per-bank-an.

Dengan membawa anak ke bank, mereka belajar beberapa hal:

    1. Belajar mengantri

Saat mereka memasuki pintu bank, disapa oleh satpam. Anak-anak diajarkan cara mengambil nomor antrian yang berbeda untuk ke teller dan customer service. Alhamdulillah Bank Permata mempunyai ruang tunggu yang ramah anak-anak. Jadi mereka sibuk bermain selama menunggu nomor antrian dipanggil.

    1. Belajar mengisi form dan mengingat data diri

Walaupun seluruh form diisi dengan data orang tua, tapi anak-anak melihat saya mengisi seluruh informasi pada form pembukaan rekening. Saya jelaskan data apa yang saya tulis seperti nama lengkap, alamat rumah, nomor telepon dan tandatangan. Sehingga Rafa dan Fayra mengerti bawa mereka harus menghafal data tersebut juga harus belajar untuk membuat tandatangan

    1. Belajar fungsi buku tabungan dan kartu ATM

Saya jelaskan ke anak-anak betapa pentingnya menjaga buku tabungan dan kartu ATM. Mereka belajar bahwa buku tabungan dan kartu ATM adalah bukti kepemilikan rekening. Dimana jika salah satunya hilang, kita harus lapor ke polisi dan menyerahkan surat kehilangan dari polisi ke bank. Mereka belajar untuk menghafal nomor PIN kartu ATM dan merahasiakannya.

Anak-anak belajar bahwa mereka bisa melihat lalu lintas angka-angka yang tertulis di buku tabungan. Mereka mengerti konsep tabungan adalah menitipkan uang ke lembaga resmi untuk dikelola. Jadi mereka gak nangis/sedih saat harus menyerahkan uangnya. Dan yang penting mereka sekarang jadi paham bahwa uang yang bisa diambil dari mesin ATM adalah sejumlah yang mereka titipkan. Jadi tidak semata-mata saat butuh uang, mesin ATM bisa mengeluarkan berapa pun yang mereka butuhkan.

Beginilah penampakan buku tabungan dan buku petunjuk untuk Rafa:

Beginilah penampakan buku tabungan dan kartu ATM untuk Fayra:

    1. Belajar menggunakan mesin ATM

Untuk menyingkat waktu, kami memilih kartu ATM instant. Karena jika kita ingin nama anak tercetak pada kartu ATM, kita harus menunggu sekitar 1-2 minggu. Harus kembali datang ke bank untuk mengambil kartu tsb. Sementara anak-anak udah gak sabar pingin liat dan pingin punya hehehe.

Karena PIN dan kartu ATM langsung aktif saat itu juga, keluar dari bank kami langsung menuju mesin ATM. Saya tunjukan cara memasukkan kartu, input nomor PIN, dan jelaskan menu apa saja yang tersedia. Setelah itu Rafa langsung mencoba sendiri untuk cek saldo.

    1. Belajar mengelola keuangan

Kenapa kami menyempatkan buka rekening sebelum libur lebaran? Karena saat lebaran anak-anak menerima THR dari saudara-saudaranya. Jadi begitu mereka terima uang, mereka mengerti bahwa akan lebih aman jika uang tsb disimpan di bank daripada disimpan di rumah atau dihabiskan untuk membeli makanan/pakaian/mainan/buku.

Kami bebaskan anak-anak untuk mengatur sendiri uang yang mereka dapat. Yang pasti Rafa dan Fayra paham bahwa mereka harus mengalokasikan berapa yang akan digunakan untuk membeli buku atau mainan, dan berapa yang harus ditabung. Alhamdulillah mereka menyisihkan 70% dari uang yang didapat untuk ditabung dulu, dan sisanya baru digunakan untuk membeli barang yang mereka inginkan.

Semoga kebiasaan menabung ini akan terus dibawa sampai mereka dewasa, apapun bentuk tabungan mereka nanti.

Note: bukan posting berbayar. bukan iklan Bank Permata.

Fayra 5 Tahun

Fayra 5 Tahun

Alhamdulillah tanggal 18 Agustus 2011, Fayra genap berusia 5 tahun.

Karena ulang tahun sebelum-sebelumnya selalu bertepatan dengan mas Rafa sakit, tahun ini Fayra udah ngancem “awas gak boleh sakit loh ya kak!

Lah kaya sakit bisa diatur aja … hehehehe

Mas Rafa dengan santai menjawab “biar aku gak sakit, bulan Agustus kan puasa tuh dek

Tapi kapan lagi Fayra bisa merasakan ulang tahun ala anak-anak lengkap dengan balon dan tiup lilin? Kalau udah masuk SD kan udah gak jaman lagi pake ulang tahun bagi-bagi goodie bag di sekolah.

Akhirnya tanggal 17 Agustus kami mengundang keluarga untuk buka puasa bersama dirumah.

Saya hanya bikin:

  • Es blewah
  • Oreo Lollipop
  • Cupcake (2 resep ini menghasilkan 89 cuppies kecil, tapi yang dihias cuma 50)
  • Banana cake (pakai resep yg sama)

Sementara saya order makanan berat:

  • Nasi tumpeng
  • Bakso malang

Mbak dirumah tanya “boleh hias rumah gak, bu?

Ah segitu sayangnya mereka ke Fayra, akhirnya saya pulang kantor … rumah sudah dihias seperti ini:


Udah 2 tahunan gak pernah hias kue, kok ya megang spuit kemarin gemetaran. Udah olesan buttercream berantakan, tambah di towel untuk dijilat Fayra. Jadilah kue nya blangblentong kaya gini:

Alhamdulillah banyak yang datang, makanan juga ludes, bahkan lollipop nya banyak yang ngebungkus untuk dibawa pulang. Nyesel kan Kiky gak ikutan bawa pulang juga :p

Walau gak ada undangan tertulis resmi dan gak ada syarat dress code … tapi yang datang pada kompak pake baju merah. Apa karena tujuhbelasan yah? hehehe

Alhamdulillah Fayra senang banget. Kumpul-kumpul sederhana ini sudah dianggapnya pesta. Besok paginya kami datang ke sekolah Fayra hanya untuk ngedrop goodie bag untuk dibagikan ke teman-teman sekelas.

Selamat ulang tahun, my princess!

Oreo Lollipop

Oreo Lollipop

Kemarin iseng-iseng bikin lollipop dari Oreo sebagai salah satu cemilan ulang tahun Fayra yang ke 5 tahun. Soalnya saya males cetakin coklat satu-satu.

Oreo yang digunakan adalah yang ‘double stuf’ karena isinya lebih tebal (image diambil dari Google):

Tancapkan stik lollipop atau stik eskrim, kemudian simpan di dalam freezer :

Setelah dingin dan kaku, celupkan ke dalam coklat cair (dark cooking chocolate + butter). Gulingkan ke sprinkle atau ceres warna warni :

Setelah coklat beku, masukan ke dalam plastik mika dan ikat dengan pita atau  kawat:

Kalau mau awet, simpan didalam kulkas sebelum disajikan.

Note:

Jangan gunakan coklat putih atau berwarna lain. Jangan pula gunakan Chocolate Milk batang. Hasil percobaan ternyata lebih gampang leleh. Liat deh coklat rasa strawberry warna merah difoto, agak bleber gitu jadinya.

Trend Gamis

Trend Gamis

Waktu saya ke Dubai tahun lalu, saya terpesona dengan aneka baju gamis yang dipakai para wanita emirati. Walaupun kalo keluar rumah mereka selalu menggunakan warna hitam, tapi saya bisa melihat di toko banyak dijual gamis kaftan dalam aneka warna.

Nah ceritanya tahun ini gamis kaftan lagi booming di Indonesia. Mau tau bentuknya? coba lihat disini yah. Apalagi menjelang Idul Fitri gini, makin banyak aja toko yang menjual busana ini.

Saat di Dubai itu saya pingin banget beli 1 lembar gamis Kaftan. Saya foto dan kirim via bbm ke Masguh. Tau apa komentar beliau?

ah kalo kamu pake baju kaya gitu, nanti kaya layangan ma. Badan kamu tipis ditengah-tengah kaya rangka layangan

Wayyyoooo istri sendiri disamain ama rangka layangan. Hiksssssss

Jelas aja saya jadi males beli baju itu. Batal deh punya kaftan asli timur tengah.

Tapi sekarang semakin banyak orang yang pake disini, saya jadi penasaran. Mosok sih saya akan terlihat seperti layangan?

Trus saya menemukan ada baju setengah gamis (masuk kategori tunik kali yaah), yang panjangnya hanya selutut. Saya beli deh untuk sekedar coba, pantes apa enggak sih. Saya kombinasikan dengan celana jeans supaya terlihat agak lebih berisi, menjadi seperti ini:

Tau apa komentar suami saya?

Nah kalo pake baju yang gitu kamu mirip ama Rama Aipama deh, ma

Eh pada tau siapa Rama Aipama gak sih?

Itu loh penyanyi keroncong jaman 80-90an yang agak rege gitu. Kaya gini penampilan beliau (image diambil dari google):

huaaaa hu hu hu hu hikssss *nangis sesegukan di pojok*

Anak Lebih Dari Satu

Anak Lebih Dari Satu

Waktu awal pernikahan, saya dan masguh berencana untuk punya anak 3 orang. Alasannya simple, biar kalo voting ada yang menang aja. Tapi ketika saya divonis menderita TBC Tulang, dokter melarang saya untuk hamil lagi. Alhamdulillah diluar kehendak manusia, Allah SWT memberi saya kesempatan untuk hamil lagi. Dengan segala konsekuensi saat hamil dan melahirkan, datanglah Fayra dengan jarak 5 tahun dari Rafa. Alhamdulillah sehat sempurna dan jenis kelamin beda dengan Rafa, jadi lengkap deh rasanya.

Kata orang kalo punya anak itu sekalian repot aja. Jarak dekat-dekat, biar repotnya dalam 1 kurun waktu. Udah agak gedean, orang tua tinggal santai nyekolahin aja. Kalo jarak anak nya agak jauh, baru napas eh udah sibuk lagi ngurus bayi. Kaya nya repotnya gak kelar-kelar.

Tapi ini kan bagian dari rejeki. Sengatur-ngaturnya manusia, rencanaNYA tidak bisa dibantah. Mau jaraknya rapet atau longgar jauh, ya kita terima saja.

Waktu hamil anak pertama, kita masih semangat banget. Yang namanya ngidam, belanja kebutuhan bayi, cari nama … semua dilakukan dengan seksama. Maunya sempurna banget deh untuk si jabang bebi. Begitu lahir seluruh perhatian dilimpahkan untuk anak pertama. Ulang tahun pertama agak heboh, yah secara anak juga baru satu dan perkembangan anak setahun pertama kan amazing banget untuk orang tua anyar.

Begitu hamil anak berikutnya, semangat tetap ada … tapi udah paham akan kebutuhan. Barang kebutuhan bayi yang dipersiapkan dan dibeli, benar-benar yang memang kita tau akan kita butuhkan. Bukan sekedar trend, atau sekedar rame dibahas di forum ibu gaul, atau karena kalap di toko bayi hehehe. Ulang tahun pertama juga gak ribet, secara udah tau anaknya belum akan ngerti saat acara itu berlangsung. Pokoknya lebih santai deh.

Eittt tapi jangan salah, secara fisik seorang ibu … saat kelahiran anak kedua atau berikutnya kita akan merasa lebih capek. Pastinya capek karena fisik kita kan lebih tua daripada saat melahirkan anak pertama. Apalagi saya yang saat mengandung Fayra, kondisi fisiknya udah banyak tambalan (5 jahitan) dan ganjelan (2 tulang rusuk + 2 tulang pinggung ditanam di punggung). Karena 2-2nya harus dilahirkan melalui operasi sesar, maka lokasi tempat keluar bayi pun sama. Mikirnya daripada nambah 1 tempat jahitan baru, ya bongkar aja jahitan yang lama. Dan ternyata … amboooyyy cenut-cenutnya lebih berasa hehehe.

Udah gitu mulai agak repot membagi perhatian untuk anak. Biar jaraknya berapa tahun pun, kecemburuan anak pertama tetap kita rasakan. Walaupun saat kehamilan, kita sudah sebisa mungkin mempersiapkan mental sang kakak untuk bisa menerima kehadiran adik barunya. Tapi begitu adiknya lahir dan perhatian ibu akan lebih fokus ke bayi, sang kakak mulai menunjukan kecemburuannya. Dengan mencari perhatian, agak rewel, lebih demanding, atau wujud yang lainnya.

Jadi kebayang kan saat fisik ibu agak lebih lemah, di saat yang sama harus memusatkan pikirannya dalam membagi perhatian. Tentunya kalo gak kuat akan sangat menguras emosi tuh. Bawaannya capek badan dan batin *lebay gak sih, tapi anda akan paham saat merasakannya sendiri*

Kebetulan seminggu setelah Fayra lahir, Masguh dapat panggilan tugas ke Shanghai – China. Gak lama sih, cuma 1 bulan. Walau abis sesar, tapi karena gak ada orang lain … saya tetap mengurus acara aqiqah Fayra sendirian. Dari mulai beli kambing, cari ustadz untuk membantu baca do’a dan pengajian, cari katering, sampai bikin undangan untuk tetangga sekitar rumah. Tukang ojeg menjadi andalan saya untuk mengurus ini semua. Kenapa gak nunggu sampai Masguh pulang? Jatuhnya akan lebih dari 21 hari yang telah di sunahkan Rasulullah SAW (sunah aqiqah dilakukan saat 7 – 14 – 21 hari setelah bayi lahir). Alhamdulillah acaranya berjalan lancar. Foto dan video di share melalui Yahoo sehingga Masguh bisa ikut menikmati dari belahan dunia lain.

Ada orang yang bilang “kalo anak elo kan beda 5 tahun, de. Pasti si kakak lebih bisa ngemong, karena udah gede pasti lebih ngerti“.

Kenyataan nya? gak juga tuh hehehehe

Begitu agak gedean dan masuk sekolah, akan lebih repot lagi kita sebagai ibu untuk membagi perhatian.

Ketika sang kakak ada PR (pekerjaan rumah), tentu aja fokus si ibu membantu kakak dalam mengerjakan PRnya. Disini si adik mulai cari perhatian deh. Kalo saya biasanya langsung memberi komando ke bapaknya untuk mengalihkan perhatian sang adik. Begitu juga kalo lagi ulangan umum, bapaknya akan sibuk menemani sang adik main supaya gak ganggu kakak yang lagi belajar sama mama.

Iri-irian ini berlaku juga saat membacakan bed time story. Kebetulan kamar Rafa dan Fayra beda, walau ada pintu penghubung diantaranya. Akhirnya dibagi dua juga deh. Kalo saya lagi membacakan cerita untuk Fayra, maka papa akan menemani Rafa dikamarnya. Atau kalo saya lagi ngobrol sama Rafa di kamarnya, papa akan menemani Fayra. Cerita yang dibacakan untuk mereka, tidak lagi bisa sama. Karena beda usia, maka akan beda bahasa yang digunakan dan cara penyampaian ceritanya.

Kalo beli sesuatu nih, sang kakak yang sudah tau nilai suatu barang biasanya menuntut “adek dibeliin itu, aku harus dibelikan ini yang nilainya sama ama punya adek

Saat gak ada kerjaan, biasanya si kakak suka ngusilin adeknya. Gak puas rasanya kalo gak bikin adek nangis. Berantem tentu nya juga menjadi hal yang biasa. Gak selamanya adik kakak selalu berantem sih, ada saat sayang-sayangan juga diantara mereka. Saat mereka jauh pun suka kangen-kangenan. Kalo ditempat umum, biasanya si kakak menjadi protective ke adiknya.

Begitu deh pengalaman saya yang kebetulan menerima amanah lebih dari 1 anak. Semakin bertambah jumlah anak, harus makin ditambah juga cadangan rasa sabar kita. Secara fisik pun kita harus siap menambah energi untuk mengimbangi polah mereka *anak-anak kok kayanya gak ada capeknya yah*.

Eh jangan sampai lupa juga menyiapkan dana pendidikan mereka yah. Ini penting banget loh.

Padahal cuma punya anak 2 nih, gimana rasanya mertua adek masguh yang punya anak 11 yah???

Mohon diingat juga, bahwa setiap anak itu unik. Masing-masing berbeda dengan segala perbedaan watak dan perilaku, meski mereka kembar sekalipun. Jadi kita sebagai orang tua tidak bisa pukul rata memperlakukan anak dengan cara yang sama.

Gak bosannya saya menulis: memiliki anak yang sehat – cerdas – beriman itu bukanlah hal yang mudah dan tentunya tidak murah. Tapi bukan tidak mungkin juga. Semoga kita bisa memberikan yang terbaik untuk anak-anak kita yah. Amin