Browsed by
Author: De

Rumah Air Bogor

Rumah Air Bogor

Wiken kemarin kami menerima undangan perpisahan dari kang Luigi Pralangga yang akhir minggu ini akan memboyong istri dan anak2nya untuk hidup bersama di Kuwait. Acara tersebut dilaksanakan di Rumah Air Bogor. Wah baru pertama kali dengar namanya nih.

Dikasih petunjuk cuma “dekat The Jungle

Padahal kita sendiri belum pernah pergi ke The Jungle yang terkenal itu hihihi.

Akhirnya dipandu sama Ei yang penduduk Bogor:

Keluar tol Bogor, kalo ke kanan terminal Baranangsiang … elo ambil belok kiri arah Tajur. Di bunderan elo belok kanan. Ikutin jalan aja. Pertigaan belok kanan lagi ikutin jalan Batu Tulis, abis itu jalan Pahlawan. Udah ikutin jalan nanti ada plang ke The Jungle gede banget belok kiri. Masuk ke perumahan Nirwana Residence, cari arah The Jungle

Sampai didalam perumahan kami bertanya ke petugas security, ternyata Rumah Air persis disebelah The Jungle.

Tempatnya enak banget deh!

Lapangan parkirnya luas, pemandangannya bagus, lokasinya bersih, lengkap ada mushola dan tempat bermain anak juga.

Rumah makan ini luas banget, berbentuk danau besar yang dikelilingi saung mengapung. Ditengahnya terdapat bangunan utama yang bisa digunakan untuk acara seminar, ulang tahun, pernikahan, atau acara besar lain. Kebetulan istri Kang Lui mengadakan acaranya di bangunan besar itu.

Makanannya disajikan dalam bentuk prasmanan. Tapi kalau kita kesana untuk acara pribadi bersama keluarga, kita bisa menempati salah satu saung dan memesan menu aneka masakan sunda. Maaf untuk harga kami tidak tau karena gak lihat daftar menu juga.

Anak-anak udah pada gak betah aja, selesai makan langsung pada minta ke taman bermain di belakang. Ada istana balon, ada perahu kayuh, ada becak2an, ada mobil ATV, ada balon yg bisa dimasukin 2 orang dan mengambang di air, dan banyak lagi.

Setiap permainan anak dikenakan biaya 20rb per orang, kecuali untuk balon dibawah ini dikenakan 35rb karena muat untuk 2 orang.

Walaupun mendung gelap banget, anak-anak tetap bermain. Ya tentu aja mereka gak khawatir kehujanan karena berada di dalam bola. Kami yang sibuk panggil mereka untuk menyudahi permainan nya.

Hanya sekian detik aja Fayra bisa berdiri tegak didalam istana balon seperti foto diatas. Selebihnya? Fayra sibuk loncat-loncat, terguling-guling, berlari-lari. Sampai keringat membasahi seluruh tubuh dan rambutnya.

Kalau setiap anak mencoba semua permainan yang disediakan, orang tua siap-siap aja mengeluarkan uang lebih banyak dari harga makanan. Satu permainan 20-35rb, sementara di Rumah Air ini ada sekitar 5-10 permainan. Silahkan dikali dengan jumlah anak. Hehehehe

Akhirnya kami pamit ke keluarga Pralangga:

Semoga mereka sekeluarga selamat dalam perjalanan ke Kuwait dan bisa menikmati kehidupan baru di negara tsb.

Masuk Tabloid Rumah

Masuk Tabloid Rumah

Duh maaf ya kalo kampungannya keluar, norak mau pamer nih hihihihi.

2 minggu lalu ada seseorang yang menelpon saya, katanya beliau suka baca blog ini dan tau kalo saya baru aja pindah menempati rumah yang sudah selesai direnovasi. Tetapi di blog ini cuma ada foto kamar anak-anak, tanpa ada foto bagian rumah lain. Beliau minta ijin untuk meliput rumah saya dan dimasukkan ke dalam rubrik Renovasi dalam Tabloid Rumah.

Sang jurnalis tsb datang ke rumah saya hari rabu 2 minggu lalu untuk survey dan mengambil beberapa foto, kemudian keesokan harinya diajukan ke rapat redaksi. Dan ternyata rumah saya dinyatakan layak tampil. Beberapa hari kemudian kami membuat janji untuk foto session.

Penata gaya atau stylish tabloid tsb menelpon saya, menanyakan list barang-barang yg dia sebutkan apakah saya punya. Seperti bed cover, karpet, vas bunga, peralatan makan (table set), peralatan masak, buku tebal, dll. Kebetulan saya punya, walo gak tau apakah barang saya termasuk layak atau enggak. Dan mbak ini berpesan “barang yang gak penting diumpet-umpetin dulu yaaa” hehehehe apa yang musti diumpetin, wong belum banyak barang.

Pada hari yang ditentukan, kru dari tabloid datang ke rumah sebanyak 5 orang. Terdiri dari 2 juru foto + 2 penata gaya + 1 penulis (yang menelpon saya). Pertama mereka keliling rumah dulu, sambil memikirkan mau ditata seperti apa dan ngambil foto dari arah mana. Komentarnya “udah rapi kok. Tinggal tambah pernak pernik dikit. yuk kita mulai

Ternyata proses foto memakan waktu hampir 5 jam. Saat stylish menambah ornamen (tata bantal, taruh buku, toples makanan, bunga segar didalam vas, etc), sang juru foto sibuk menempatkan tripod dan pencahayaan tambahan. Sementara itu saya dan masguh diminta menceritakan latar belakang renovasi yang dilakukan, interview dilakukan di teras rumah. Setelah rapi mereka mulai foto seluruh bagian rumah.

Kami diminta menandatangani surat pernyataan bahwa kami bersedia jika foto hari ini dimuat diseluruh produk turunan Tabloid Rumah. Dari mulai buku, edisi khusus, dll. Jadi foto ini kemungkinan akan digunakan tidak hanya sekali (satu edisi) melainkan bisa berbagai macam edisi. Yang menandatangi surat tsb pemilik rumah dan juru foto.

Dari seluruh bagian rumah, mereka suka dengan rak sepatu hitam dipintu masuk, kamar anak dan dapur merah. Foto tsb tidak ditampilkan detil dalam edisi ini, tapi akan digunakan untuk edisi lain dalam rubrik yang membahasnya secara khusus. Edisi dibawah ini hanya fokus membahas tentang renovasi rumah saja. Ruang makan pun gak ditampilkan disini.

klik gambar untuk melihat lebih besar, atau beli tabloidnya kalau mau lebih jelas hehehehe

Yak akhirnya saya mejeng untuk yang ke 11x dalam media cetak. Walau begitu tetap aja norak saat melihat hasil cetakannya hahahaha. Udik tenan!

Eh jangan tanya lagi gimana caranya saya bisa sering masuk majalah yah. Sumpah deh, beneran saya gak kenal sama wartawan. Apalagi kalo dituduh saya membayar mereka untuk bisa tampil. Duh daripada bayar, mending duitnya untuk jalan-jalan aja kali.

Mas jurnalis berpesan, kalau saya punya teman yang rumahnya mau diliput …diminta untuk menghubungi beliau. Ada yang mau saya referensikan supaya rumahnya  bisa disurvey beliau?

Traveling is FUN

Traveling is FUN

Jumat lalu saat saya pacaran ama masguh di Grand Indo, kami nonton film di Blitz. Sebelum masuk ke studio, saya tertarik melihat IconLife Photobooth didalam area Blitz Megaplex. Display nya bagus-bagus dan sangat kreatif!

Kami tertarik dengan frame foto yang menampilkan foto kecil-kecil diatur seperti puzzle 3D. Ada yang berbentuk kotak, persegi panjang dan hati. Masing-masing frame berisi 28-32 foto. Harganya 200-250rb tergantung ukuran.

Saya langsung mikir deh, musti dibikin tema nih. Jadi wiken kemarin asyik milih-milih foto mana yang mau dicetak.

Saya pilih tema: Traveling is FUN. Saya letakan diatas rak sepatu depan pintu masuk, dikelilingi souvenir kecil yang kami bawa dari jalan-jalan.

Frame ini berisi kumpulan 28 foto jalan-jalan kami dari mulai ke Puncak – Bogor,  Tangkuban Perahu – bandung, Borobudur- Jogja, Singapore, Malaysia, Thailand, Hongkong, China, Taiwan sampai Jepang dan Dubai.

Sebenarnya ada 1 foto Masguh di Australia, tapi setelah jadi kok hilang yah. Foto didepan tram Hongkong kok malah 2x kecetaknya. Komplain minta cetak dan tempel ulang 1 foto lagi boleh gak yah? Sayang di struk nya gak ada notelp sih. Nanti kalo kesana lagi mo coba tanya ah. Kalo gak bisa, ya paling cetak 1 foto ukuran kecil trus tempel sendiri deh.

Karena foto Australia gak ada,  insya Allah ini frame pertama … ASIA Edition

Semoga nanti ada lanjutan frame lain edisi eropa, amerika, australia, dan lain-lain. Ini khayalan tingkat tinggi kami. Yah namanya juga ngayal, jangan tanggung-tanggung lah siapa tau beneran kejadian. Di Al-Quran ada ayat NYA: “AKU sebagaimana prasangka hambaKU”. Jadi yakin aja bakal kejadian … hehehe amin.

Suka banget ama quote dari Santo Agustinus ini:

Dunia ini bagaikan buku, dan orang-orang yang tidak pernah berpergian hanya membaca satu halamannya

Kalian sudah baca berapa halaman?

Komposisi Pengeluaran Bulanan

Komposisi Pengeluaran Bulanan

Siang ini saya makan bersama 5 teman wanita dan berdiskusi sangat seru. Dimulai dari salah seorang teman yang masih single, bertanya “eh emang bulan depan idul adha ya? waah gw gak punya uang untuk beli kambing kurban. gw pikir masih lama

Biasa deh gw, naluri emak-emaknya keluar … bawel “laaahhh kemana aja lo? kalo elo rutin nyisihin 100rb/bulan diniatin utk kurban, harusnya setahun cukup tuh untuk beli kambing

Dilanjut deh “iya yah…duit gw kemana aja ya mbak? harusnya ngatur duit tuh gimana sih? komposisi pengeluarannya harus gimana?

Akhirnya jadi ngomongin financial plan deh. Yah walaupun saya bukan ahli bersertifikat, tapi pengalaman ikut financial planner selama 1 tahun cukup memberi saya wawasan. Bahkan sampai saat ini saya masih menerapkan semua ilmunya untuk mengatur keuangan keluarga.

Yang paling mendasar untuk mengatur keuangan, kita harus mengubah dulu pola pikir bahwa tabungan hanya diambil dari sisa uang yang ada. Yang benar adalah:

Pengeluaran = Pendapatan – Tabungan

Jadi kita harus menyisihkan uang untuk ditabung, dari pertama kita menerima gaji atau pendapatan.

Nah berapa yang harus ditabung?

Kalau bisa sih, minimal tabungan 10% dari pendapatan.

Sementara cicilan hutang maksimal 30% dari pendapatan. Yah gak  munafik lah, untuk keluarga pemula seperti saya, punya rumah dan kendaraan pribadi itu kadang harus memaksakan diri. Gak akan kekejar kalau kita beli rumah secara tunai dari hasil tabungan. Karena harga properti selalu meningkat setiap tahunnya. Sementara bunga tabungan gak pernah lebih dari 10%. Mau gak mau kita mengandalkan KPR dari bank, dengan cicilan 5-20 tahun.

Dengan komposisi tersebut, kita masih punya 60% untuk pengeluaran setiap bulan.

Kalau kita gak punya cicilan hutang, yang ditabung bisa jauh lebih besar lagi.

Untuk yang sudah berkeluarga, apalagi punya anak … sepertinya komposisi pengeluaran seperti ini yang ideal:

  • Tabungan 10% –> dibagi untuk tab dana darurat, tab pendidikan anak, tab pensiun, tab haji, tab rekreasi
  • Cicilan hutang 30% –> dibagi untuk cicilan rumah dan cicilan kendaraan (mobil / motor)
  • Pendidikan anak 20% –> dibagi untuk bayar SPP, antar jemput, les/kursus
  • Pengeluaran rutin 20% –> dibagi untuk belanja bulanan, listrik, telpon, PAM, gas, gaji pembantu, dll
  • Pengeluaran harian 20% –> digunakan untuk tranportasi harian, belanja dapur harian, makan siang dikantor, dll

Trus kapan senang-senangnya?

Nah tinggal diatur deh tuh 40% pengeluaran rutin dan hariannya.

Jangan sampai utak atik tabungan, apalagi mengorbankan kebutuhan pendidikan anak!

Kalau dirasa 40% itu gak cukup juga, maka perkecil lah cicilan hutangnya. Kalau bisa malah gak punya hutang.

Gak cukup juga? Silahkan perbesar pendapatan!

Cuma ada 2 jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang selalu dirasa kurang:

  1. Perkecil pengeluaran (turunin gaya hidup)
  2. Perbesar pendapatan (cari bisnis sampingan atau kerjaan baru yg gajinya lebih besar)

Mau pilih yang mana?

Dicoba yuk komposisi diatas. Lakukan secara rutin dan teratur deh. Rasakan sendiri bedanya. Kita akan sadar nantinya, bahwa ternyata kita bisa. Begitu lihat saldo tabungan … wuiiihh tambah semangat untuk memperbesar presentase tabungan.

Gak percaya? sok atuh dicoba!

Fayra’s sense of art

Fayra’s sense of art

Sepertinya ada yang terlewat oleh perhatian saya. Sampai saya menerima surat dari sekolah yang meminta ijin untuk mengikutsertakan Fayra dalam lomba mewarnai tingkat TK. Ketika saya tanyakan ke Fayra, jawabannya “iya aku berdua temen aku disuruh ikut lomba itu, ma

Saat bertemu walikelas Fayra di sekolah, beliau menjelaskan bahwa kemampuan Fayra dalam mewarnai gambar dinilai menonjol. Dalam satu kelas yang berisi 24 murid, Fayra dianggap sebagai salah satu dari 2 anak yang memiliki kemampuan mewarnai dengan rapih dan berani memadukan warna. Kemudian 2 anak ini dibandingkan lagi dengan anak dari 4 kelas lain. Dan akhirnya Fayra ditunjuk sebagai wakil dari sekolah untuk mengikuti lomba di sekolah lain.

Sungguh ini diluar dugaan saya!

Selama ini saya hanya melihat jiwa seni Rafa, tetapi tidak tahu kalau Fayra diam-diam belajar dari kakaknya.

1 hari sebelum lomba, saya menerima telpon dari sekolah yang mengingatkan untuk mempersiapkan kebutuhan Fayra. Saya minta tolong sekolah untuk membawakan peralatan mewarnai milik Fayra yang disimpan di sekolah. Tetapi papanya punya pemikiran yang beda dan mengingatkan saya “kita gak tau kondisi crayon atau pensil warna Fayra yang disimpan di sekolah, ma. Takutnya crayon atau pensil warna nya patah. Nanti saat lomba Fayra gak bisa pake. Udah deh beliin lagi aja. Fayra mewakili sekolah loh. Dia sudah dipilih 2 dari ratusan anak. Mosok gak dimodalin sih

Akhirnya pulang kerja kami ke toko buku. Sibuk beli pensil warna, crayon, spidol, dan meja gambar kecil. Kata papanya “kita gak tau bahan kertasnya seperti apa. jadi mending dibeli aja deh semua alternatif material nya

heboh deh pokoknya. Semua demi anak!

Sabtu, 23 Oktober 2010 jam 7 pagi kami sudah ditelpon sekolah. Kebetulan kami sudah hampir sampai gerbang sekolah. Dan langsung buru-buru mencari guru yang akan menjadi pendamping anak-anak lomba.

Binus mengirim 10 anak ke acara OktoberFest yang diadakan sekolah Santa Ursula BSD. Fayra ikut dalam Coloring Competition for Kindergarten. Anak-anak diminta menggunakan seragam lengkap, dan masuk kedalam bus sekolah. Cuma 10 murid + 5 guru, tapi pakai bus luar kota yang guuuueeeddeee banget ituh. Dan pengiringnya 10 mobil pribadi masing-masing orang tua murid. Berasa rombongan haji yah? bwahahahaha

Takjub sama kerja anak SMA jaman sekarang. Sekolah SanUr BSD benar2 niat bikin OktoberFest ini. Semua dilaksanakan dengan tertib, rapih, terencana. Mulai dari parkir, papan petunjuk yang sangat jelas, pelaksanaan registrasi, sampai proses penjemputan peserta lomba.

Jadi setelah registrasi ulang di meja panitia, peserta lomba diberikan ID yang menunjukan nomor peserta. Sementara pengantar diberikan kartu nomor peserta untuk menjemput mereka setelah lomba. Setelah itu suster/guru SanUr mengantar peserta lomba ke ruangan yang ditentukan. Sementara pengantar/ortu diminta tunggu diluar. Jadi tidak ada ortu yang sibuk foto-foto anaknya saat mereka menyelesaikan tugasnya. Dari pada anaknya gak konsentrasi karena kilatan lampu kamera.

Dihalaman arah tempat parkir mobil, ada bangku panjang untuk menunggu. Banyak juga stand yang menjual makanan. Anak-anak SMA SanUr juga buka stand menjual makanan, sampai keliling menjajakan minuman. Sponsor acara ini banyak sekali, sebagian besar brand ternama di Indonesia. Keren!

Kami tidak menunggu sampai acara pengumuman. Kebetulan ada acara keluarga di Jakarta Utara, jadi kami harus segera pergi lagi. Guru Fayra mengirimkan SMS menginformasikan bahwa nama Fayra tidak keluar sebagai pemenang. Kami tidak kecewa.

Fayra bilang “aku menang ma, liat deh ini aku dikasih 1 tas isi macem-macem hadiah. Sampai ada majalah juga loh

Hahaha itu goodie bag dibagikan ke seluruh peserta, dari para sponsor acara.

Iya nak, kamu menang!

Fayra sudah menjadi pemenang di hati kami. Terpilih menjadi 2 anak perwakilan sekolah dari hampir seratus murid angkatannya, sudah merupakan pencapaian yang luar biasa. Berani berkompetisi itu sudah merupakan langkah besar bagi Fayra yang baru berusia 4 tahun. Kami bangga padamu, menik!.